Anda di halaman 1dari 16

PENGUKURAN LANGSUNG KUAT PENERANGAN,

KEBISINGAN DAN TEMPERATUR UDARA, ARAH ANGIN


LOKASI : GEDUNG J LT.3

Disusun oleh :
1. Hidayat 41155030150013
2. Giantara Ilham 41155030150017
3. Nurlaila Auliya 41155030150042
4. Rifqi Febriyansah 41155030150018
5. cesar Cornelius D 411550301500

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
BANDUNG
2016

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Pendahuluan ...................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................... 2
A. Standar Kenyamanan Termal, Visual, dan Audial ....................................................... 2
1. Kecepatan Udara .......................................................................................................... 2
2. Suhu (°C) ........................................................................................................................ 2
3. Kelembapan udara ........................................................................................................ 3
4. Iluminasi ............................................................................................................................. 3
5. Audial .................................................................................................................................. 3
METODE PRAKTIKUM ............................................................................................................... 5
1. Gambar Denah Lokasi Pengukuran ............................................................................... 5
1.1 Site plan .............................................................................................................................. 5
1.2 Denah yang diukur ............................................................................................................ 6
HASIL PRAKTIKUM .................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14
1.1 Kesimpulan................................................................................................................... 14
1.2 Saran .................................................................................................................................. 14

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Suatu perancangan bangunan yang dirancang untuk memecahkan
permasalahan-permasalah yang terdapat di daerah tropis, dimana permasalahan-
permasalahn tersebut ditentukan oleh iklim yang hanya terdapat 2 musim, yaitu musi hujan
dan musim kemarau. Aktifvitas manusia yang bervariasi memerlukan kondidi iklim sekitar
tertentu yang bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas diperlukan ruang dengan
kondidi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup, kondidi termis yang
mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu dan kondisi ausial dengan
itensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan. Karena
cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat ketidaksesuain
kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar
yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat memodifikasi diubah menjadi bangunan yang
lebih sesuai.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan dalam dalam penulisan laporan praktikum
analisa perancangan kerja tentang lingkungan fisik kerja membahas tentang pengaruh
lingkungan fisik kerja terhadap performa kerja manusia. Kami akan mengolah data yang
didapat dari hasil praktikum.
C. Tujuan
Mengukur intensitas cahaya yang cukup, kondidi termis yang mendukung
dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu dan kondisi audial dengan itensitas
gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Standar Kenyamanan Termal, Visual, dan Audial


1. Kecepatan Udara
Standar kenyamanan termal untuk kecepatan udara yang digunakan ada tiga yaitu:
· Lippsmeir (1997:38) menyatakan bahwa patokan untuk kecvepatan angin ialah:
Ø 0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
Ø 0.25 – 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
Ø 1.0 – 1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
Ø Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan.

· Lechner (2001:70) menyatakan ‘’jangkauan yang nyaman untuk kecepatan angin


berkisar antara 20 hingga 60 kaki/menit (fpm) kurang lebih 0.6 mph – 2 mph
· Menurut MENKES NO.261/MENKES/SK/11/1998, laju angin ruangan yaitu 0.15
sampai 0.25 m/s

2. Suhu (°C)
Standar kenyamanan termal untuk suhu yang digunakan ada empat yaitu :

· SNI-14-1993-03 menyatakan daerah kenyamanan termal pada bangunan yang di


kondisikan untuk orang Indonesia yaitu :
Ø Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20.8°C – 22.8°C
Ø Nyaman optimal, ntara suhu efektif 22.8 °C – 25.8°C
Ø Hangat nyaman, antara suhu efektif 25.8°C – 27.1°C

· Basaria(2005) menyatakan suhu nyaman menurut tata cara perencanaan teknis


konservasi energy pada bangunan adalah :
Ø Sejuk nyaman, yaitu 20.5°C – 22.8°C
Ø Nyaman optimal, yaitu 25.8°C – 25.8°C
Ø Hangat nyaman, yaitu 25.8°C – 27.1°C

· MENKES NO.261/MENKES/SK/II/1998 menyatakan “penyehatan suhu ruangan yaitu :

2
18°C - 26°C”.
· Lechner (2001:70) menyatakan “Suhu udara akan menentukan kecepatan panas yang
akan hilang sebagian besar secara konveksi diatas 98°F, aliran udara berbalik dan akan
mendapat panas dari udara, jangkauan kenyamanan untuk sebagian besar orang 89%
bisa mencapai hingga 68°F (20°C) di musim dingin dan 78°F (25.5°C) pada musim
panas.

3. Kelembapan udara
Standar kenyamanan termal untuk kelembapan udara yang digunakan ada tiga yaitu:
· Lippsmeir (1994) menyatakan “kelembapan udara relative yaitu 20 – 50 %
· MENKES (1998) menyatakan kelembapan udara yang sehat itu yaitu 40 % – 60 %
· SNI (1993) menyatakan daerah kenyaman termal padsa bangunan yang dikondisikan
untuk orang Indonesia yaitu 40 % - 70 %

4. Iluminasi
Sesuai dengan SNI 03-6575-2001 menyatatakan bahwa standar iluminasi yaitu
mencapai 200 lux untuk terangnya suatu ruang. Standar ini juga sama yang dikeluarkan
oleh Ernest Neufert juga menyatakan standar iluminasi terangnya ruangan yaitu
mencapai 200 lux.

5. Audial
Sesuai dengan SNI (1993) dalam lingkup kenyamanan visual menyatakan bahwa
kenyamanan suara ditetapkan 40-45 dB. Sedangkan pada kenyamanan yang
dikeluarkan oleh MENKES yaitu menyatakan bahwa untuk audial mempunyai standar
yaitu maksimal 85 dB. Heinz Frick juga mengeluarkan standar yaitu bahwa untuk
ruangan masjid tingkat kenyamanan yaitu 60 – 70 dB.

Yang perlu diperhatikan saat membangun bangunan bagi arsitek yaitu:

a. Penerangan
Nilai pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kepmenkes RI No Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, penerangan adalah jumlah penyinaran
pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara efektif.
Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan di tempat kerja harus

3
diperhatikan yaitu pencahayaan. Untuk mengukur intensitas pencahayaan digunakan
alat yaitu Lux meter. Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
intensitas penerangan dalam satuan lux. Lux adalah satuan penerangan per meter persegi
yang dijatuhi arus cahaya 1 lumen.
Ruang kuliah gedung J di lantai 3 pada kelas j301, j302, j303 Adalah ruang aktiitas utama
baca tulis. Menurut standar nasional Indonesia 03-6197-2000, kuat penerangan minimum
yang diharapkan untuk ruangan kelas adalah 250 lux. Berdasarkan hal tersebut, maka
sangat perlu untuk melakukan penelitian tentang kuat pencahayaan di beberapa ruang
kuliah karena pencahayaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata mahasiswa dan
derajat kelelahan mata serta secara tidak langsung mempengaruhi tingkat konsentrasi
mahasiswa terhadap perkuliahan atau proses belajar mengajar.

b. Temperatur Dan Kelembaban


Kenyamanan merupakan bagian dari salah satu sasaran karya arsitektur, Definisi
kenyamanan adalah interaksi dan reaksi manusia terhadap lingkungan yang bebas dari
rasa negatif dan bersifat subjektif. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan
kenyamanan fisik. Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa aman,tenang,
gembira, dan lain lain) yang terukur secara subyektif (kualitatif). Sedangkan kenyamanan
fisik dapat terukur secara obyektif (kuantitatif) yang meliputi kenyamanan spasial, visual,
auditorial dan termal. Adapun istilah-istilah kenyamanan termal yang bias sampai yang
tidak bias menurut Sugini (2004), adalah mulai dari gerah, nyaman, panas, segar dan
dingin, sejuk pengap.
Faktor–faktor kenyamanan menurut Lippsmeier (1980), dalam ruang tertutup adalah
temperatur udara, kelembaban udara, temperatur radiasi rata–rata dari atap dan dinding,
kecepatan gerak udara, tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada dinding
pandangan. Selain itu terdapat beberapa standar yang menentukan kenyamana termal.
Penelitian mengenai termal di indonesia sudah sejak dari dulu dilakukan oleh para peneliti.
rentang suhu nyaman untuk responden Indonesia adalah antara 24ºC hingga 28ºC suhu
udara dengan kelembaban sekitar 70%. Karyono juga telah melakukan penelitian pada
tahun 1993 di Jakarta melibatkan 596 responden karyawan dan karyawati yang bekerja di
tujuh bangunan kantor menghasilkan suhu nyaman responden, yakni 26,4ºC suhu udara
dengan deviasi sekitar 2ºC. Dari hasil penelitian ini karyono menyimpulkan bahwa standar
suhu nyaman internasional ISO-7730 dan ASHRAE 55-56 terpaut sekitar 1ºC hingga 3ºC
lebih rendah dari suhu nyaman yang dibutukan oleh para responden.

4
c. Kebisingan
Kawasan belajar memerlukan lingkungan yang tenang dan jauh dari kebisingan.
Djunaedi (2003) mengungkapkan ada dua syarat agar mahasiswa / murid dapat
mendengarkan pelajaran/ mata kuliah dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising.
Bising latar belakang ini bisa datang dari lalu lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah,
suara dari kelas sebelah, dan bising dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu
dengung yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat
suara akan menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu
bertahan di dalam ruangan (johar).
Dua kriteria yang digunakan oleh ANSI-SI2.60 (Standar Kualitas Akustik Bangunan
Sekolah) untuk mematok kualitas akustik ruang kelas. Pertama, bising lingkungan tidak
boleh melebihi 35 dBA dan 55 dBC di seluruh bagian ruangan kelas (dBA dan dBC adalah
satuan kekuatan suara yang sudah memperhitungkan kandungan frekuensi sumber suara).
Kedua, waktu dengung yang tidak boleh lebih dari 0,6 detik. Belajar tidak dipengaruhi oleh
faktor internal saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan
sekitarnya. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar,
pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan (Johar).

METODE PRAKTIKUM

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat observasional dan dilihat dari
waktu pelaksanaanya merupakan penelitian cross sectional, serta berdasarkan jenis desain
termasuk penelitian analitik.
Objek penelitian ini adalah ruang kuliah di Jurusan Teknik arsitektur di gedung J lantai
3 universitas langlangbuana. Yang kai teliti adalah ruang kelas, dan koridor. Terdapat 3
kelas yang slah satu kels memiliki jendela di dua bidang sehingga dilakukan beberapa
pengkodisian dengan pencahayaan yang ada.

1. Gambar Denah Lokasi Pengukuran


1.1 Site plan

5
LOKASI

1.2 Denah yang diukur

3.1. Alat

Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara pada pratikum


kesehatan lingkungan ini adalah sebagai berikut.
a. Hygrometer.
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban
relatif pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas
(container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang
terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan
mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.

6
b. Sound level meter.
Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar suara bising. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas
kebisingan antara 30-130 dBA dan dari frekuensi 20Hz-20.000Hz.
c. Pencahayaan

Lux meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas


penerangan dalam satuan lux. Lux adalah satuan penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen.

3.2. Lokasi Praktikum


Lokasi praktikum pengukuran fisik akan dilakukan di gedung baru lantai
3 ruang J301, J302, J303 dan koridor.

3.3. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Pratikum pengujian fisik akan dilaksanakan pada:
a. Hari/tanggal :
 pada pagi hari 10.00 tanggal 08 November 2016
 pada sore hari jam 14.35 tanggal 14 November 2016

7
HASIL PRAKTIKUM

1.1. Hasil Praktikum


A. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan di gedung baru lantai 3 ruang
J301, J302, J303 dan koridor pada Adapun hasil pengukuran suhu dan
kelembaban adalah sebagai berikut:
Cuaca : saat pagi hari jam 10.00 cuaca berawan dan pada sore hari lokasi
ini mendung
Hasil Pengukuran
No Titik
Jam Rata- Jam Rata- keterangan
Ruang Ukur
10.00 rata 14.35 rata
29.5 0C 23.2
TUU 1
0C
pagi hari : berawan
Ruang 29.5 0C 23.1 23.1 sore hari : hangat,
TUS 1 29.4 0C
j301 0C 0C nyaman, terbantu
29.3 0C 23.1 pepohonan.
TUS 2
0C

28.7 0C 23.1
TUU 1
0C
pagi hari : cuaca berawan
Ruang 28.5 0C 23.2 23.1
TUS 1 28.6 0C sore hari : hangat,
j302 0C 0C
nyaman.
28.6 0C 23.0
TUS 2
0C

27.4 0C 26.5
TUU 1 pagi hari : berawan tetapi
0C
terdukung oleh banyknya
27.4 0C 26.3
Ruang TUS 1 27.75 0C
26.2 jendela.
j303 0C 0C sore hari : hangat,
27.6 0C 26.3
TUS 2 nyaman, terbantu
0C
pepohonan.
TUU 2 27.9 0C 26.1

8
0C

28.0 0C 26.1
TUS 3
0C

28.2 0C 26.1
TUS 4
0C

28.0 0C 26.0
TUU 1
0C
pagi hari : cuaca berawan
28.2 0C 26.1 26.0
koridor TUS 1 28.0 0C sore hari : hangat,
0C 0C
nyaman.
28.0 0C 26.0
TUS 2
0C

B. Kelembaban
Hasil Pengukuran
No Titik
Jam Rata Jam Rata keterangan
Ruang Ukur
10.00 -rata 14.35 -rata
52.3 57.8
TUU 1
%RH %RH Pada pagi hari dan sore
Ruang 50.9 52.4 55.9 56 hari di ruang kelas sangat
TUS 1
j301 %RH %RH %RH %RH nyaman dan sehat
54.0 54.3 menurut SNI (1993)
TUS 2
%RH %RH
57.8 50.5 Pada pagi hari dan sore
TUU 1
Ruang %RH 58.1 %RH 57.1 hari di ruang kelas sangat
j302 58.0 %RH 60.6 %RH nyaman dan sehat
TUS 1
%RH %RH menurut SNI (1993)

9
58.5 60.2
TUS 2
%RH %RH
48.6 58.0
TUU 1
%RH %RH
52.8 57.1
TUS 1
%RH %RH
53.0 59.1 Pada pagi hari dan sore
TUS 2
Ruang %RH 52.5 %RH 58.0 hari di ruang kelas sangat
j303 52.8 %RH 58.1 %RH nyaman dan sehat
TUU 2
%RH %RH menurut SNI (1993)
53.4 58.2
TUS 3
%RH %RH
54.6 57.8
TUS 4
%RH %RH
52.8 56.3
TUU 1
%RH %RH Pada pagi hari dan sore
53.0 52.8 58.2 57.1 hari di ruang kelas sangat
koridor TUS 1
%RH %RH %RH %RH nyaman dan sehat
52.8 56.9 menurut SNI (1993)
TUS 2
%RH %RH

C. Pengukuran Kebisingan
Pengukuran kebisingan di gedung baru lantai 3 ruang J301, J302, J303 dan
koridor pada Pengukuran kebisingan dilakukan selama satu menit dan dicatat setiap
lima detik. Kebisingan maksimal suatu ruang kelas yaitu 55 db. Adapun hasil
pengukuran kebisingan adalah sebagai berikut:

10
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kebisingan
Hasil Pengukuran
No Titik
Jam Rata Jam Rata- keterangan
Ruang Ukur
10.00 -rata 14.35 rata
62.4 64.7 db
TUU 1
db
Ruang 60.7 62.2 63.1 db 63.8 pagi hari dan sore hari : lokasi
TUS 1
j301 db db db yang dekat dengan jalan
63.7 63.8 db
TUS 2
db
64.2 57.2 db
TUU 1
db pagi hari: lokasi yang dekat
Ruang 70.1 69.0 58.4 db 58.4 dengan jalan
TUS 1
j302 db db db sore hari : ketika disamping
72.8 59.6 db kelas dosen menerangkan.
TUS 2
db
66.3 55.7 db
TUU 1
db
61.7 58.3 db
TUS 1
db
63.3 54.7 db
TUS 2
Ruang db 63.5 61.2 pagi hari dan sore hari : lokasi
j303 62.3 db 64.4 db db yang dekat dengan jalan
TUU 2
db
63.5 68.6 db
TUS 3
db
64.2 65.5 db
TUS 4
db
72.9 71.9 69.3 db 69.8 pagi hari : mahasiswa sebelah
koridor TUU 1
db db db sedang berdiskusi dan ramai.

11
72.8 70.7 db sore hari : lokasi yang dekat
TUS 1
db dengan jalan serta keadaan
70.1 69.4 db cuaca yang hujan lebat.
TUS 2
db

Kondisi jalanan ramai adalah saat jalanan / jalan raya sedang banyak-banyak
kendaraan bermotor yang melintas di depan gerbang masuk universitas
langlangbuana. Lokasi bangunan gedung ini tepat di depan jalan raya yang sering
dilewati para pengendaraa untuk menuju kota bandung.

D. Pengukuran Arah Angin


Pengukuran arah angin dilakukan di gedung baru lantai 3 ruang J301, J302,
J303 dan koridor.
Hasil Pengukuran
No Titik
Jam Rata- Jam Rata- keterangan
Ruang Ukur
10.00 rata 14.35 rata
0.00
TUU 1 0.00m/s
m/s Karena pengukuran di dalam
Ruang 0.00 0.00 0.00 ruang sehingga angin tidak
TUS 1 0.00m/s
j301 m/s m/s m/s dan memenuhi standar arah
0.00 angin dalam kelas.
TUS 2 0.00m/s
m/s
0.20
TUU 1 0.00m/s
m/s Karena pengukuran di dalam
Ruang 0.00 0.00 0.00 ruang sehingga angin tidak
TUS 1 0.00m/s
j302 m/s m/s m/s dan memenuhi standar arah
0.00 angin dalam kelas.
TUS 2 0.00m/s
m/s
0.00 Karena pengukuran di dalam
Ruang TUU 1 0.00 0.00m/s 0.00
m/s ruang sehingga angin tidak
j303 m/s m/s
TUS 1 0.00 0.00m/s dan memenuhi standar arah

12
m/s angin dalam kelas.
0.00
TUS 2 0.00m/s
m/s
0.00
TUU 2 0.00m/s
m/s
0.00
TUS 3 0.00m/s
m/s
0.00
TUS 4 0.00m/s
m/s
0.00
TUU 1 0.00m/s
m/s Karena pengukuran di dalam
0.20 0.00 0.00 ruang sehingga angin tidak
koridor TUS 1 0.00m/s
m/s m/s m/s dan memenuhi standar arah
0.00 angin dalam kelas.
TUS 2 0.00m/s
m/s

13
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pengukuran fisik kualitas udara meliputi pengukuran suhu dan kelembaban


udara, pengukuran kebisingan, dan pengukuran arah mata angin. Pengukuran
fisik kualitas udara bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan fisik udara
sekitar kita dan bagaimana keadaan udara yang seharusnya. Penetapan standar
kualitas udara telah diatur dalam berbagai peraturan. Berdasarkan hasil
praktikum yang didapatkan, hasil kebisingan menunjukkan hasil di atas standart.
Ini dipengaruhi oleh keadaan bangunan yang dekat dengan jalan raya yang
dapat mengganggu konsentrasi mahasiswa, serta antar ruang satu dan ruang
sebelah hanya di batasi oleh sekat kayu, jika kelas sebelah sedang ramai maka
akan menggangu kelas yang disampingnya.
1.2 Saran
Sebaiknya antar ruang memakai sekat tembok atau memakai alat peredam suara.

14

Anda mungkin juga menyukai