Anda di halaman 1dari 2

Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja akhir-akhir ini disebabkan kurangnya

pengetahuan mereka tentang pendidikan seks yang jelas dan benar. Penjelasan dari orang tua

yang kurang lengkap, kemajuan teknologi yang semakin canggih, film- film porno tayangan

televisi yang dengan bebasnya menampilkan adegan porno, membuat remaja semakin

mencaritahu informasi seks bebas dengan caranya sendiri (Manijah. 2010)

Terbatasnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi seperti seks bebas

seringkali mengarah pada tindakan seks pranikah. Kesehatan reproduksi harus dimengerti oleh

remaja agar tidak menimbulkan masalah-masalah kesehatan reproduksi misalnya kehamilan

remaja akibat hubungan seksual pra-nikah, penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan Human

Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

(Sarwono.2011)

Referensi

Manijah. 2010. Hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan pengetahuan seks pada

remaja di SMU Islam Sudirman Bruno Purworejo. KTI, Universitas Respati Yogyakarta

Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada

Pengetahuan remaja tentang penyalah gunaan NAPZA dapat dipengaruhi oleh faktor

internal daneksternal yang berakibat kurangnya pengetahuan dan berdampak pada keinginan

untuk memakai NAPZA. Penanggulangan secara preventif penting bagi remaja yang beresiko

tinggi. Upaya yang dipandang paling efektif untuk menanggulangi penyalagunaan NAPZA
dikalangan remaja adalah melalui pendidikan kesehatan mengenai bahaya NAPZA dan

mencegah sebelum terjadi. Upaya preventif juga lebih perlu memperhatikan gateway (jalan

masuk) seperti rokok dan alkohol yang terlebih dahulu digaunakan sebelum menggunakan zat

lain yang lebih berat perlu dicegah (Hidayat, 2007).

REFERENNSI

Hidayat, Azil Alimul. (2003). Riset Keperawatan danTeknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

ECG.

Ketidak tahuan remaja terhadap HIV/AIDS menjadi salah satu penyebab remaja selalu

menempati urutan pertama sebagai kelompok terbesar tertular HIV/AIDS dibandingkan dengan

kelompok usia lain. Pada kenyataannya tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS menunjukkan,

pada kelompok umur 15-24 tahun di Indonesia sebesar 82,1 persen laki-laki dan 87,7 persen

perempuan yang mengetahui istilah HIV/AIDS, tapi hanya10,7 persen laki-laki dan 9,9 persen

perempuan yang tahu bagaimana mencegah penularannya. Data ini sangat berkorelasi dengan

percepatan kasus HIV/AIDS di mana kurangnya informasi berpengaruh pada perilakuyang

beresiko (Lestari,2007).

Lestari.(2007). Ketidaktahuan Remaja Penyebab Utama HIV/AIDS.

http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=4495. Diakses pada tanggal 20 juni 2011

Anda mungkin juga menyukai