Anda di halaman 1dari 13

POLA GEJALA OBSESIF KOMPULSIF

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN BIPOLAR-I

Abstrak

Latar Belakang: Para klinisi telah mengamati terjadinya gejala obsesif dan/atau
kompulsif dalam perjalanan gangguan bipolar. Namun pola kemunculannya masih belum
jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pola ini.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian cross-sectional. Penilaian pada
semua pasien dilakukan dengan menggunakan Structured Clinical Interview for DSM-IV
(SCID I) untuk mendiagnosis gangguan bipolar (BD) dan gejala komorbid obsesif
kompulsif (OC). Tingkat keparahan gejala dinilai menggunakan Young Mania Rating Scale
(YMRS), Beck Depression Inventory II (BDI-II), Yale-Brown Obsession and Compulsion
Scale (Y-BOCS).
Hasil: Sebanyak enam puluh dua pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok:
BD komorbid dengan gejala OC (BD-OC) dan BD tanpa komorbiditas (BD). Terdapat
tingkat gejala OC yang tinggi pada pasien BD (38,7%) dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi pada kelompok BDOC, dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi terlihat di
antara pasien kelompok BD-OC. Perokok lebih banyak terdapat pada kelompok BD dari
pada kelompok BD-OC. Kriteria yang paling umum terdapat di antara subyek BD-OC
adalah kontaminasi, obsesi religius dan agresif, keinginan untuk membersihkan atau
mencuci, dan penghitungan kompulsif.
Keterbatasan: Tingkat prevalensi tidak digeneralisasikan karena ukuran sampel
yang kecil. Sebagian besar riwayat didapatkan dari pasien dan keluarga mereka dan sangat
tergantung pada ingatan mereka. Desain penelitian yang lebih eksperimental tentang
keefektifan berbagai jenis strategi manajemen akan bermanfaat bagi pasien.
Kesimpulan: Pasien Bipolar dengan gejala komorbid Obsesif dan/atau kompulsif
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pengangguran, gangguan fungsi lebih berat,
dan tidak banyak yang merokok. Obsesi yang paling umum adalah kontaminasi, obsesi
religius dan agresif, keinginan untuk membersihkan atau mencuci, dan penghitungan
kompulsif.

Kata kunci: Gangguan afektif; Gangguan obsesif- kompulsif; Komorbiditas

1
Pendahuluan

Hubungan antara gangguan bipolar (BD) dan gangguan obsesif kompulsif (OCD)
telah ditekankan oleh psikiater Prancis pada abad ke-19 dan telah ditunjukkan oleh berbagai
kelompok peneliti dalam beberapa tahun terakhir [1]. OCD memiliki hubungan yang
kompleks dengan gangguan bipolar. Dokter mungkin melihat pasien yang mulai terlihat
seperti mereka memiliki OCD klasik akhirnya terlihat seperti mereka memiliki kelainan
bipolar yang pasti tanpa OCD. Gangguan obsesif-kompulsif adalah gangguan kecemasan
komorbid yang paling sering ditemukan pada pasien bipolar. Beberapa variasi genetik,
neurotransmitter terutama sistem serotonergik, dan sistem second messenger dianggap
menjadi etiologi untuk gangguan ini [2].
Analisis data epidemiologi ECA (Epidemiologic Catchment Area) menunjukkan
prevalensi OCD pada pasien gangguan bipolar, pasien gangguan depresi unipolar, dan
populasi umum di Amerika Serikat (1995) adalah masing -masing 21%, 12,2%, dan 2,5%
[3]. Sekitar sepertiga pasien BP-I dan II memenuhi kriteria gangguan kecemasan, dengan
kecemasan sosial merupakan gangguan kecemasan yang paling umum (22,0% seumur
hidup; 12,7% saat ini), diikuti oleh kelainan panik dengan atau tanpa agoraphobia (17,3%;
8,0%), dan gangguan obsesif-kompulsif [OCD] (9,9%; 5,7%) [4].
Selain itu, sebuah penelitian pada sampel klinis menemukan frekuensi OCD pada
pasien depresi bipolar dan unipolar adalah masing-masing sebesar 21,1% dan 14,3% [5]. Di
sisi lain, menilai keadaan terbalik ke kondisi yang disebutkan di atas telah menghasilkan
frekuensi signifikan individu dengan gangguan bipolar di antara kasus dengan OCD [6-8].
Hubungan gangguan OCD dan bipolar telah dibahas menyangkut berbagai aspek; misalnya
induksi (hipo) mania setelah pemberian obat antidepresan pada pasien dengan OCD, tingkat
kekambuhan episode mood yang lebih tinggi, percobaan bunuh diri, dan rawat inap, begitu
juga riwayat episodik OCD pada pasien gangguan bipolar [1.9,10] dan khasiat mood
stabilizer untuk mengobati OCD pada pasien gangguan bipolar [11].
Dalam sebuah studi oleh Angst et al. [12], dari sampel dengan OCD, 53% memiliki
gejala hipomanik dan 30% didiagnosis sebagai Bipolar II [12]. Penelitian lain juga
menyetujui adanya peningkatan prevalensi OCD dengan Bipolar II di atas Bipolar [13].
Sebuah studi yang menganalisis data dari sampel nasional yang besar menemukan bahwa
untuk mereka yang memiliki Bipolar I atau II (walaupun kebanyakan memiliki Bipolar II),
21% memiliki komorbiditas OCD [14]. Pasien dengan OCD komorbid dan gangguan
afektif, terutama mewakili kelompok yang secara klinis lebih berat dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki komorbiditas [15]. Karakter yang saling tumpang tindih antara
kedua kelainan tersebut ditemukan pada beberapa varian genetik yang umum (misalnya
serotonin transporter gene (SLC6A4), dan brain-derived neurotrophic factor yang
diturunkan dari otak) [16,17].
Dari segi presentasi gangguan, Masi dkk. [13] menemukan bahwa jenis kompulsi
berbeda antara mereka dengan bipolar komorbid OCD dan mereka yang hanya dengan
OCD. Mereka yang memiliki OCD murni memiliki lebih banyak pengecekan kompulsif

2
sementara mereka yang memiliki komorbiditas menunjukkan lebih banyak obsesi yang
diklasifikasikan sebagai "orang lain" yang mereka gambarkan sebagai "eksistensial,
filosofis, dan/atau takhayul". Secara umum mereka menemukan bahwa meskipun jumlah
obsesi sama baik secara komorbid atau tidak, mereka yang juga memiliki kelainan bipolar
sebenarnya memiliki kompulsi yang lebih sedikit [13].
Mereka yang memiliki gangguan bipolar komorbid dan gangguan obsesif-kompulsif
biasanya mengalami perasaan tertekan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya
memiliki satu dari kelainan. Ini tidak khusus untuk gangguan komorbiditas OCD dan
bipolar; Komorbiditas secara umum biasanya tercermin dari meningginya tingkat tekanan
dan peningkatan pengobatan [18]. Bagi mereka dengan gangguan OCD dan bipolar
komorbid, ada juga peningkatan risiko penyalahgunaan alkohol dan obat [19].
Sekelompok peneliti telah melihat bagaimana hubungan OCD dan bipolar. Mereka
menemukan bahwa walaupun depresi unipolar bersifat "insidental", yaitu tidak jelas terkait
dengan OCD (walaupun umum), gangguan bipolar secara kontras sepertinya lebih
berkaitan langsung dengan OCD. Misalnya, orang dengan obsesi religius dan seksual
sebagai bagian dari OCD jika dibandingkan dengan obsesi lainnya, lebih mungkin untuk
memiliki gangguan bipolar. Penulis secara khusus merekomendasikan bahwa gangguan
bipolar diutamakan untuk diberikan penatatalaksanaan terlebih dahulu dari pada OCD [7].

Hipotesa
Pasien dengan gangguan bipolar memiliki gejala obsesif dan/atau kompulsif. Gejala
obsesif dan/atau kompulsif memiliki pola (timing, jenis obsesi, atau kompulsi, kaitannya
dengan perjalanan penyakit, dll.).

Tujuan Penelitian
1. Untuk menilai terjadinya obsesi dan kompulsif pada penderita Bipolar Disorder.
2. Untuk mempelajari jenis obsesi dan kompulsi jika ada, dan waktu terjadinya
selama perjalanan longitudinal gangguan bipolar.

Subjek dan Metode


Situs penelitian
Kasus dipilih dari pasien rawat jalan dan rawat inap di Institute of Psychiatry, Ain
Shams University Hospitals. Institute of Psychiatry, Ain Shams University Hospitals
(ASUIP) terletak di Kairo Barat, melayani daerah perkotaan dan pedesaan, termasuk
Greater Cairo dan juga provinsi lainnya. ASUIP menyediakan layanan untuk pasien
dengan gangguan kejiwaan, menyediakan 80 tempat tidur untuk pengelolaan rawat inap
berbagai gangguan kejiwaan dan 17 tempat tidur untuk pengelolaan rawat inap
penyalahgunaan zat.

Desain studi
Studi ini merupakan studi observasional cross-sectional.

3
Pemilihan kasus
Sampel dipilih dari pasien rawat jalan dan rawat inap di ASUIP. Semua pasien yang
memenuhi kriteria inklusi (didiagnosis memiliki BD, laki-laki dan perempuan, jangkauan
usia = 18-45 tahun, menandatangani informed consent) ditawarkan untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Sampel dikumpulkan selama periode Februari sampai Desember 2010.
Usia pasien berkisar antara 18-65 tahun (populasi orang dewasa). Pasien yang memiliki
riwayat gangguan medis, neurologis, diagnosis kelainan penyalahgunaan zat terlantar,
disfungsi kognitif yang berat (misalnya, keterbelakangan mental, demensia), riwayat
gangguan tic (karena hubungan gangguan ini dan gejala OC spesifik) (8), dan Mereka yang
memiliki komorbiditas kejiwaan ketiga selain BD dan OCD tidak disertakan.

Prosedur
Pasien rawat jalan dan rawat inap dari rumah sakit jiwa direkrut dan kelayakan
mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dinilai terlebih dahulu. Semua pasien
terpilih ditawari untuk menandatangani informed consent tertulis sebelum dilibatkan dalam
penelitian ini. Mereka mendapat penjelasan mengenai tujuan penelitian dan prosedurnya.
Para peserta diinformasikan bahwa mereka memiliki hak untuk menarik diri dari studi
kapan saja tanpa justifikasi. Selain itu, mereka diberitahu bahwa penelitian ini dapat
digunakan untuk publikasi ilmiah tanpa pengungkapan identitas pribadi peserta.
Pasien yang setuju untuk berpartisipasi digali riwayat medis dan diperiksa
(pemeriksaan umum dan pemeriksaan neurologis) dan investigasi (jika diperlukan) untuk
memastikan tidak adanya gangguan neurologis atau gangguan medis kronis lainnya.
Wawancara psikiatri klinis dilakukan terhadap semua pasien sesuai lembar psikiatri
ASUIP, yang dirancang untuk mengumpulkan data demografis (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, status perkawinan, dll.), riwayat kejiwaan (usia di onset
BD atau OCD, usia pada saat mencari bantuan profesional kejiwaan pertama kali, riwayat
konsumsi obat atau zat, obat saat ini) dan pemeriksaan kejiwaan.
Subyek dinilai lebih jauh dengan menggunakan Structured Clinical Interview for
DSM-IV (SCID I) untuk mendiagnosa BD dan OCD komorbid, jika ada, dan untuk
mengecualikan diagnosis Axis I lainnya berdasarkan klasifikasi DSM IV. Konfirmasi
diagnosis dan penilaian tingkat keparahan gejala dilakukan dengan menggunakan Young
Mania Rating Scale (YMRS), Beck Depression Inventory-II (BDI-II), Yale-Brown
Obsession and Compulsions Scale (Y-BOCS).

4
Alat
Structured Clinical Interview for DSM-IV (SCID I)
SCID I merupakan wawancara diagnostik semi-terstruktur yang telah diperbarui
untuk DSM-IV. SCID I dimulai dengan bagian informasi demografis dan latar belakang
klinis. Kemudian ada 7 modul diagnostik, yang berfokus pada kelompok diagnostik yang
berbeda: mood, psikotik, penyalahgunaan zat, kegelisahan, somatoform, gangguan makan
dan penyesuaian. SCID I dianggap sebagai wawancara standar untuk memverifikasi
diagnosis dalam uji klinis dan digunakan secara luas dalam bentuk penelitian psikiatris
lainnya.

Young Mania Rating Scale (YMRS)


Young Mania Rating Scale (YMRS) adalah salah satu skala penilaian yang paling
sering digunakan untuk menilai gejala manik. Skala ini memiliki 11 item dan didasarkan
pada laporan subjektif pasien mengenai kondisi klinisnya selama 48 jam sebelum
pemeriksaan. Informasi tambahan didasarkan pada pengamatan klinis yang dilakukan
selama wawancara klinis [21].

Beck Depression Inventory II (BDI-II)


Gejala depresi terdeteksi oleh Beck Depression Inventory II (BDI-II). BDI-II adalah
instrumen laporan pribadi 21 item yang menilai tingkat keparahan simtomatologi depresi
pada orang dewasa. BDI-II merupakan versi revisi dari BDI asli [22], diperbarui agar sesuai
dengan kriteria dari DSM-IV [23]. Masing-masing dari 21 item mengukur kemunculan dan
tingkat keparahan gejala depresi somatik atau kognitif, dinilai pada skala empat poin mulai
dari 0 sampai 3. Peringkat dijumlahkan, menghasilkan skor total yang dapat berkisar dari 0
sampai 63. Skor keparahan ditafsirkan sebagai berikut: 0-9, minimal; 10-16, ringan; 17-29,
sedang; dan 30-63, berat. BDI-II telah divalidasi sebagai alat sensitif, spesifik, dan prediktif
untuk mengukur depresi [24]. Terlepas dari fakta bahwa gejala somatik kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya dapat tumpang tindih dengan gejala somatik pada depresi, penelitian
menunjukkan bahwa item somatik tidak mengganggu kapasitas diskriminatif BDI-II di
rangkaian perawatan primer [25]. BDI-II juga telah terbukti sensitif dan spesifik pada setiap
fase gangguan depresi [26].

Yale-Brown Obsessions and Compulsions Scale (Y-BOCS)


Skala penilaian ini dirancang untuk menilai tingkat berat dan jenis gejala pada
pasien dengan gangguan obsesif dan kompulsif (OCD). Hal ini dimaksudkan untuk
digunakan sebagai wawancara semi terstruktur, pewawancara harus menilai item dalam
daftar yang tercantum dan menggunakan pertanyaan yang diberikan. Penilaian harus
didasarkan terutama pada laporan dan pengamatan yang diperoleh selama wawancara [27].
Seluruh 19 item dinilai, namun hanya item 1-10 (kecualiitem 1b dan 6b) yang
digunakan untuk menentukan skor total. Skor total Y-BOCS adalah jumlah item 1-10
(kecuali item 1b dan 6b), sedangkan sub judul obsesi dan kompulsi adalah jumlah item 1-5

5
(kecuali 1b) dan 6-10 (kecuali 6b). Item 11 (wawasan), dan 12 (penghindaran) dapat
memberikan informasi klinis yang berguna. Item 17 (tingkat keparahan global) dan 18
(perbaikan global) telah disesuaikan dengan Clinical Global Impression Scale [28]. Butir
19, yang memperkirakan keandalan informasi yang dilaporkan oleh pasien, dapat
membantu dalam menafsirkan skor pada item Y-BOCS lainnya dalam beberapa kasus
OCD. Y-BOCS diberikan untuk mengevaluasi tingkat keparahan dan jenis gejala obsesif
dan/atau kompulsif.

Analisis Statistik
Data yang dikumpulkan direvisi, dikodekan, ditabulasikan dan dimasukkan ke PC
dengan menggunakan Statistical package for Social Science (SPSS 20). Data disajikan dan
analisis yang sesuai dilakukan sesuai dengan jenis data yang diperoleh untuk masing-
masing parameter.

Statistik deskriptif
1. Mean, standar deviasi (± SD) dan range untuk data numerik parametrik,
sedangkan median dan Interquartile range (IQR) untuk data numerik non
parametrik.
2. Frekuensi dan persentase data non-numerik.

Statistik analitik
Student T-test digunakan untuk menilai signifikansi statistik dari perbedaan antara
dua kelompok studi.
Uji Mann Whitney (uji U) digunakan untuk menilai signifikansi statistik dari
perbedaan variabel non-parametrik antara dua kelompok studi.
Uji Chi-Square digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kualitatif.
Uji Fisher’s Exact: digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel
kualitatif ketika jumlah yang diharapkan kurang dari 5 di lebih dari 20% sel.

Hasil
Enam puluh dua pasien menyelesaikan SCID I, YMRS, BDI-II serta Y-BOCS.
Menurut ada atau tidaknya gejala gangguan obsesif kompulsif (OCD), pasien
dikelompokkan menjadi dua kelompok: kelainan bipolar morbid dengan OC
Disorder/gejala (kelompok BD-OC) dan gangguan Bipolar (kelompok BD) tanpa
komorbiditas dengan OC Disorder/gejala.
Studi data demografi yang mengungkapkan bahwa pasien laki-laki merupakan 27
pasien terbanyak (71,1%) dari kelompok BD dan 13 pasien (54%) kelompok BD-OC.
Kelompok BD-OC (39,5%) menyatakan memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih dari
kelompok (BD) (10,5%). Usia rata-rata di antara kelompok (BD) dan (BD-OC) masing-
masing adalah 26,5 ± 7,4 dan 23.1± 4.6 tahun (Tabel 1).

6
Tabel 1. Perbandingan Data Demografis

Jumlah pasien yang memiliki gejala OC adalah 34 pasien (38,7%) dari sampel yang
diteliti. 19,4% hanya memiliki obsesi, 17,7% memiliki obsesi dan kompulsi dan hanya
1,6% hanya memiliki kompulsi (Tabel 2).

Tabel 2. Distribusi Kasus Bipolar Terkait Obsesi dan Kompulsi

Gambaran klinis pasien bipolar, deskripsi episode dan waktu obsesi dipelajari dan
diilustrasikan pada (Tabel 3). Dari kelompok BD, 47,4% selama episode depresi mereka,
42,1% mengalami episode manik, 7,9% mengalami episode campuran dan 2,6% mengalami
hipomania. Mengenai kelompok BD-OC, 58,3 %% diperiksa selama episode depresi
mereka, 37,5% memiliki episode manik,dan 4,2% memiliki episode campuran.

7
Tabel 3. Gambaran Klinis Bipolar dan Deskripsi Episode dan Waktu Obsesi

Tingkat keparahan depresi yang dievaluasi oleh BDI-II lebih tinggi pada kelompok
BD-OC, 8,3% mengalami depresi berat, 12,5% memiliki depresi sedang, dan 25% memiliki
gejala ringan, sementara kelompok BD tidak menunjukkan adanya depresi berat, dan 7,9%
mengalami depresi sedang, dan gejala depresi ringan 7,9%. Sementara itu gejala manik
lebih berat pada kelompok BD (36,8%) daripada kelompok BD-OC (8,3%) (Tabel 3).
Ketika mencoba untuk memantau pola komorbiditas aktivitas BD dan gejala OC,
penelitian ini menunjukkan bahwa 20,8% memiliki gejala OC selama episode ini, 12,5%
mengalami gejala OC selama fase euthymic penyakitnya, dan 66,7% memiliki Gejala OC
mereka sepanjang perjalanan BD (Tabel 4).

Tabel 4. Waktu Gejala OC Selama Perjalanan BD

8
Mengenai distribusi obsesi dan kompulsif pada kelompok BD-OC, penelitian
tersebut mengungkapkan jenis yang paling umum adalah kontaminasi, obsesi religius dan
agresif, dan pada tingkat yang lebih rendah obsesi seksual yang tidak terlalu tinggi.
Mengenai kompulsi, kompulsi yang paling umum adalah membersihkan/mencuci dan
menghitung kompulsif namun tidak ada kasus penimbunan/pengumpulan yang terdeteksi
(Tabel 5).

Tabel 5. Distribusi Obsesi dan Kompulsi pada Kelompok BD-OC

Diskusi
Dalam upaya untuk mengklarifikasi pola terjadinya gejala obsesif dan/atau
kompulsif pada BD, literatur direvisi untuk membandingkan hasil penelitian saat ini.

Tingkat prevalensi
Studi ini menunjukkan tingginya tingkat gejala OC komorbid di antara pasien
dengan gangguan bipolar (38,7%). Ini sesuai dengan tinjauan sistematis terhadap 64 artikel
yang mempelajari kisaran komorbiditas seumur hidup. Ini termasuk hasil dari tiga studi
berbasis populasi yang dilakukan di Italia dan Amerika Serikat, melaporkan tingkat
prevalensi OCD komorbid pada pasien BD berkisar antara 11,1% dan 21% [3,29-31]. Studi
lain yang menganalisis data dari sampel nasional yang besar menemukan bahwa untuk
mereka yang memiliki Bipolar I atau II (walaupun kebanyakan memiliki Bipolar II), 21%
memiliki komorbiditas OCD [14].
Hasil ini konsisten dengan beberapa penelitian berbasis rumah sakit dimana
prevalensi OCD komorbid pada pasien BD berkisar antara 1,8% dan 35,1% tergantung
pada fitur populasi penelitian yang diikutsertakan [32,33]. Studi lain menemukan bahwa
21,9% pasien BD memiliki gejala obsesi dan/atau kompulsi [34]. Ketika
mempertimbangkan pasien yang mengalami remisi, tingkat prevalensi komorbiditas adalah

9
35% pasien (OCD-BD) [35]. Studi ini menunjukkan bahwa OCD yang terjadi bersamaan
dengan gangguan bipolar lebih sering dari yang diperkirakan.
Satu studi tidak konsisten dengan hasil ini, dimana studi ini menunjukkan
prevalensi komorbiditas OCD yang rendah pada pasien BD-I episode pertama (satu pasien
(1,8%) memenuhi kriteria DSM-IV untuk OCD, dan dua (3,6%) memenuhi kriteria untuk
sub-ambang batas OCD dan itu menunjukkan bahwa tingkat OCD pada pasien BD-I
episode pertama tidak berbeda secara signifikan dari yang ditemukan pada populasi umum.
Temuan ini mungkin disebabkan oleh ukuran sampel yang kecil dan hanya pasien BD-I
yang diikutsertakan [36].

Data demografis
Data demografi menunjukkan jumlah laki-laki yang lebih besar di kedua kelompok
BD. Tingkat pendidikan kelompok BD-OC lebih tinggi dari pada kelompok BD dengan
perbedaan yang signifikan secara statistik (p-value = 0,01). Mayoritas pasien dengan BD-
OC (91,7%) menganggur, dengan perbedaan yang signifikan secara statistik dari kelompok
BD (p-value = 0,03). Dampak komorbiditas BD-OC mungkin tercermin pada status
pekerjaan dan kinerja fungsional. Hal ini sesuai dengan temuan banyak penelitian yang
menemukan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan gangguan fungsional yang lebih
besar di antara kelompok BD-OC [37,38]. Tingkat gangguan vokasional fungsional yang
dimanifestasikan dengan menganggur mungkin berkorelasi dengan onset yang lebih awal
dan tingkat keparahan penyakit bipolar yang lebih tinggi terlihat pada kelompok BD-OC.
Pengamatan lain yang menarik adalah bahwa pasien kelompok BD-OC lebih muda
dari kelompok BD: usia rata-rata mereka adalah (23,1 ± 4,6), sedangkan usia rata-rata pada
kelompok BD adalah (26,5 ± 7,4) (p-value = 0,031). Dalam sebuah studi oleh Angst et al.
[12], dilaporkan bahwa untuk orang-orang dengan bipolar komorbid dan OCD, usia onset
untuk OCD lebih awal [12]. Ini tidak konsisten dengan penelitian lain yang
mengungkapkan tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara BD-OC dan BD
dalam hal usia, jenis kelamin, pendidikan dan status perkawinan [33].

Merokok
Menariknya, jumlah perokok pada kelompok BD-OC lebih tinggi daripada
kelompok BD yang memiliki perbedaan signifikan secara statistik (p-value<0,001).
Temuan ini konsisten dengan penelitian lain yang menemukan bahwa pasien BD-OC
memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk didiagnosis dengan penyalahgunaan
nikotin, gangguan penggunaan obat-obatan dan gangguan penggunaan alkohol vs. pasien
non-komorbid [15,39]. Ini mungkin juga sesuai dengan temuan studi ECA, yang
mengkonfirmasi tingkat penyalahgunaan zat yang lebih tinggi pada subjek OCD-BD versus
subyek non-komorbid [3].

10
Data klinis
Ketika mencoba untuk memantau pola komorbiditas aktivitas BD dan gejala OC,
penelitian ini menunjukkan bahwa 20,8% memiliki gejala OC selama episode ini, 12,5%
mengalami gejala OC selama fase euthymic penyakitnya, dan 66,7% memiliki Gejala OC
mereka selama perjalanan BD.
Sebagian besar episode saat ini adalah episode depresi pada kedua kelompok. Hasil
YMRS dan BDI-II menunjukkan depresi yang lebih berat pada kelompok BD-OC dengan
perbedaan bermakna secara statistik (p-value = 0,03) dan gejala manik yang lebih berat
pada kelompok BD dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (p-value = 0,01).
Temuan ini konsisten dengan banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa jumlah
episode depresi lebih tinggi pada pasien dengan komorbiditas OCD-BD daripada BD saja
[40,41].
Dalam studi saat ini, komorbiditas gejala OC dengan BD dimanifestasikan lebih
mungkin selama depresi dan episode campuran yang konsisten dengan penelitian lain
[42,43] yang menemukan penurunan gejala OCD selama mania dan flare selama episode
depresi. Zutshi et al. [44] mengungkapkan bahwa kebanyakan pasien BD-OCD (78%)
memiliki OCD terbatas hanya pada episode depresi atau melaporkan perburukan OCD
selama depresi. Perbaikan gejala OC tercatat pada 64% pasien selama episode
manik/hipomanik dan juga beberapa penelitian melaporkan tidak ada kasus OCD selama
mania [34]. Perugiet al. [45] melaporkan adanya gejala obsesif-kompulsif yang menetap
pada episode hipomanik pada 47,8% sampel dengan diagnosis primer OCD. Di antara
subyek bipolar, McElroy et al. [42] menemukan adanya OCD pada pasien manik yang
dirawat di rumah sakit, terutama pada mereka yang memiliki keadaan campuran [42]. Oleh
karena itu, hubungan antara rangkaian kedua kelainan tersebut bervariasi.

Deskripsi gejala OC
Temuan penelitian ini konsisten dengan banyak penelitian yang mengungkapkan
kontaminasi [46], obsesi religius [7] dan agresif [1,46] berhubungan positif dengan
komorbiditas BD-OCD. Namun, temuan ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang
melaporkan obsesi seksual lebih banyak [1,47] dan tingkat obsesi kontaminasi yang lebih
rendah di antara pasien dengan komorbiditas BD-OCD [1,48].
Sementara dorongan yang paling umum adalah membersihkan/mencuci dan
menghitung, temuan penelitian menunjukkan tingkat kompulsi yang lebih rendah daripada
obsesi pada kelompok BD-OC. Temuan ini konsisten dengan banyak penelitian yang
mengungkapkan bahwa pasien dengan komorbiditas dilaporkan memiliki tingkat
pembersihan yang lebih tinggi [46], dan menghitung kompulsif [49].
Namun, mereka tidak konsisten dengan penelitian yang menunjukkan tingkat
kompulsi mencuci yang lebih rendah pada subyek dengan komorbiditas BD-OC [1,44].
Perlu dicatat bahwa beberapa perbedaan transkultural mengenai gejala OC telah dilaporkan
[1].

11
Penelitian ini mengkonfirmasikan tingkat komorbiditas tinggi untuk gejala OC pada
pasien BD (38,7%). Penelitian ini juga menunjukkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
pada kelompok BD-OC daripada BD. Tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan
penurunan fungsional yang lebih besar ditemukan pada pasien kelompok BD-OC. Perokok
lebih umum terdapat pada kelompok BD daripada kelompok BD-OC. Jumlah episode
depresif lebih tinggi terdapat pada pasien kelompok BD-OC daripada kelompok BD.
Obsesi yang paling umum adalah kontaminasi, obsesi religius dan agresif, dan kompulsi
yang paling umum adalah membersihkan/mencuci dan menghitung kompulsif.

12
Keterbatasan
Meskipun penelitian ini mengungkapkan temuan menarik secara klinis, terdapat
beberapa keterbatasan: Tingkat prevalensi tidak digeneralisasi karena ukuran sampel yang
kecil. Informasi lebih lanjut tentang rincian gejala dan waktunya akan lebih baik jika
diamati secara langsung oleh psikiater, namun sebagian besar riwayat diambil dari pasien
dan keluarga mereka dan hal ini tergantung pada ingatan mereka. Analisis dan korelasi
lebih lanjut akan dilakukan, namun mungkin akan mempersempit hasil, mungkin ini akan
dipresentasikan dalam makalah penelitian lainnya. Desain penelitian yang lebih
eksperimental tentang keefektifan berbagai jenis strategi manajemen akan bermanfaat bagi
pasien.

Pengakuan
Penulis berterima kasih atas bantuan Mr. Abdel-Gawad Khalifa, psikolog klinis
yang membantu penilaian pasien, dan Dr. Mostafa El-Shahed yang melakukan analisis
statistik.

Pendanaan
Penulis tidak menerima jenis dukungan keuangan apa pun. Penelitian ini disponsori
oleh penulis sendiri.

13

Anda mungkin juga menyukai