V. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Penerapan proses Keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1. Profesi Keperawatan
Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.
Melalui 5 langkah proses keperawatan
Di Timor – Leste masih adopsi dari standard keperawatan Indonesia dan ANA ( American Nurses
Association ), 1973.
Undang – undang Kesehatan 57
2. Klien
Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga
Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan ke dalam 5
langka proses keperawatan
3. Perawat
Proses Keperawatan akan meninmgkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
perkembangan profesionalisme.
Mningkatkan hubungan antara perawat denga klien dapat di lakukan melalui penerapan proses
keperawatan
PK meningkatkan suatu pengembangan dan kretifitas dalam penjelasan masalah klien
VI. Teori – teori yang mendasari Proses Keperawatan :
1. Teori system, terdiri dari :
Kerangka kerja yang berhubungan dan keseluruhan social, manusia, struktur dan masalah –
masalah organisasi.
Perubahan internal dan lingkungan sekitarnya
Sistem tersebut terdiri dari :
o Tujuan
o Proses
o Isi
1. Tujuan :
sesuatu yang harus dilaksanakan
Arah sistem
1. Proses
Berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak di capai
Isi
Terdiri dari bagian yang membentuk system
Feedback ( umpan balik )
Dapat dievaluasi
Memjelaskan hasil dari tindakan yg telah dilaksanakan
Antara teori system dan Proses keperawatan dapat dijelaskan :
Input à merupakan suatu kumpulan data hasil pengkajian beserta permasalahan àSusun suatu
rencana dan tindakan keperawatan yang tepat.
Output à Untuk menjelaskan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
1. 2. Teori Kebutuhan Dasar Manusia
Berintegrasi satu sama lain (motivasinya)
Memenuhi kebutuhan dasar :
o Fisiologis
o Keamanan
o Kasih sayang
o Harga diri
o Aktualisasi diri
o Kebutuhan dasar manusia à terpenuhinya tingkat kepuasaan agar manusia bisa
mempertahankan hidupnya.
o Peran pereawatn à memenuhi kebutuhan dasar manusia
o Tanggungjawab :
Memberikan dukungan
Menfasilitasi
Berkomunikasi kepada klien sehat dan sakit
1. 3. Teori persepsi
Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia sangat di pengaruhi oleh persepsi
individu.
Interaksi
1. VII. Teori informasi dan Komunikasi
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengindentifikasi masalah Klien ( apakah keadaan
sehat atau sakit ).
Proses Keperawatan sbg salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan.
Proses keperawatan merupakan suatu siklus, karena memerlukan suatu modifikasi penhkajian
ulang, perencanaan ulang, memperbaharui tindakan dan mengevaluasi ulang.
Langka dalam proses keperawatan diperlukan suatu informasi yang akurat apabila perawat
mampu menjalin komunikasi dengan baik :
Umpan balik
DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
1. Pengkajian Keperawatan
Ø data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
Kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap
dirinya sendiri, dan hasil konsultasi media ( terapis ) atau profesi kesehatan lainnya.
Ø Data focus Keperawatan adalah data tentang perubahan – perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal – hal yang mencakup tindakan yang di
lalsanakan kepada klien.
1. Fokus pengkajian Keperawatan
Ø Dalam menyusun pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis.
Ø Pengkajian focus à suatu pemilihan data spesifik yang ditentukan oleh perawat , klien dan
keluarga berdasarkan keadaan klien.
1. 3. Pengumpulan data ( Pulta )
2. Tipe data
Ada 2 tipe data pada pengkajian :
1. Data subyektif
Data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi.
Data subyektif sering didapatkan, dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide
tentang status kesehatannya.
Ex : penjelasan klien tentang nyeri, lemah, Frustasi, mual.
Informasi yang diberikan sumber lain, ex husi familia, konsoleiro, husi team saude seluk
1. Data obyektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur .
Ex; data obyektif : frekuensi pernafasan, Tekanan darah, edema dan berat badan no seluk – seluk tan.
1. 4. Karakteristik data
2. Lengkap
3. Akurat dan nyata
4. Relevan
5. 5. Sumber data
6. Klien à sumber utama data ( primer )
7. Orang terdekat : orang tua, suami, istri, anak atau teman klien
8. Catatan Klien : di tulis oleh anggota tim kesehatan dapat digunakan sumber informasi di dalam
riwayat keperawatan
9. Riwayat penyakit :
Pemeriksaan fisik
Catatan perkembangan
1. Konsultasi :
anggota tim kesehatan spesialis
Menentukan diagnose medis dan keperawatan
Melakukan tindakan medis
1. Hasil pemeriksaan diagnostic
Hasil pemeriksaan Laboratorium
Tes diagnostic
Hasil pemeriksaan diagnostic
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
Para Personil yang berhubungan dengan klien dan memberikan tindakan, mengevaluasi, dan
mencatat hasil pada status klien
Catatan kesehatan terdahulu sebagai informasi
1. Perawat lain
Jika klien di rujuk dari pelayanan kesehatan lain
1. Kepustakaan
Membaca literature yang berhubungan dengan masalah klien
1. 6. Metode pengumpulan data
Ada 3 metode yang digunakan dalam pemgumpulan data pada tahap pengkajian :
1. Komunikasi yang efektif
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
Teknik tersebut sangat bermanfaat bagi perawat dalam pendekatan kepada klien secara rasional,
sistematik dalam mengumpulkan data, merumuskan diagnose keperawatan, merencanakannya.
II. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. a. Pengertian
Diagnose Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia ( status
kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu kelompok diamana perawat secara
akontabilitas dapat mengindentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah ( Carpenito 2000 ).
Gordon, 1976 : DK à masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya.
NANDA à Kepeutusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan actual dan potensial
1. b. Tujuan diagnose Keperawatan
Untuk mengindentifikasi masalah adanya respon kliennterhadap status kesehatan atau penyakit
Faktor – factor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah ( etilologies )
Mengindentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah
1. c. Langkah – langkah menentukan DK :
Klasifikasi dan analisa data
Interpretasi data
Validasi data
Perumusan diagnose Keperawatan
1. d. Merumuskan DK ( Carpeneto, 2000 ) dapat dibedakan :
Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang di temukan :
Syarat : Menegakkan diagnose keperawatan actual harus ada unsure PES.
Misal : data , muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
DK : Kekurangan volume cairan tubuh b/kehilangan cairan secara abnormal
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak di lakukan intervensi.
Syarat : Menegakkan resiko DK adanya unsure PE ( Problem & Etiologi )
Penggunaan istilah “ resiko dan resiko tinggi tergantung dari tinbgkat keparahan/kerentanan terhadap
masalah.
Misal : Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus.
Kemungkinan ( potensial ): Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Syarat : Menegakkan kemungkinan diagnose kep. Adanya unsur respon dan factor yang mungkin dapat
menimbulkan masalah tetapi belum ada.
DK : Kemungkinan g3 konsep diri : rendah diri/teroisolasi b/d diare.
III. PERENCANAAN
1. A. PENGANTAR
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi
masalah – masalah yang diidentifikasi pada diagnose keperawatan . Secara tradsional, rencana
keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan
intervensi.
Jadi Rencana Keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien.
Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik. Sehingga semua
tindakan keperawatan harus di standarisasi, dan standard tindakan tersebut dapat di baca.
1. B. TUJUAN PERENCANAAN
Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat di bagi menjadi :
1. Tujuan Administratif
1. Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau kelompok
2. Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
3. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
4. Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien
5. Tujuan Klinik
1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
2. Mengkomunikasikan dengan staf perawat apa yang diajarkan, apa yang
diobservasi, dan apa yang dilaksanakan
3. Menyediakan kriteria hasil ( outcomes ) sebagai pengulangan dan evaluasi
keperawatan
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, Keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
5. C. LANGKAH – LANGKAH PERENCANAAN
Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa komponen yang perlu
diperhatikan :
1. Menentukan prioritas masalah
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon klien yang actual atau potensial yang
memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu system untuk
menentukan diagnose yangn akan diambil tindakan pertama kali. Salah satu system yang bisa digunakan
adalah hirarki Kebutuhan manusia.
1. Menentukan kriteria hasil ( outcomes )
Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan klien atau ketrampilan perawat.
Tujuan klien :
merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien, keluarga, atau kelompok yang dapat diukur
setelah intervensi keperawatan di berikan.
Tujuan Keperawatan :
Adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan
kewenangan perawat.
Ø Interdependen
Tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegaiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya.
1. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
kejadian dalam proses keperawatan.
V. EVALUASI
a. Pendahuluan
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
Jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan , dan perbandingan yang sistermatik pada status
kesehatan klien, ( Griffith, 1986 ).
Tahap Evaluasi di letakkan pada akhir proses keperawatan, Evaluasi merupakan bagian integral
pada setiap tahap proses keperawatan.
b.Tujuan Evaluasi
¨ Untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan
¨ Mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
Ø Mengakhiri rencana tindakan keperawatan ( klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan
Ø Memodifikasi rencana tindakan keperawatan ( klien mengalami kesulitan untuk mencapai
tujuan ).
Ø Meneruskan rencana tindakan keperawatan ( klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan )
c. Proses Evaluasi terdiri dari :
* Mengukur pencapaian tujuan klien
* Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan