DAFTAR ISI 1
BAB 1 PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
1.5 Batasan Masalah 3
BAB 2 DASAR TEORI 4
2.1 Diagram Tegangan – Regangan 4
2.2 Hukum Hooke 5
2.3 Batas Endurance Teoritis 6
2.4 Spesimen Uji 7
2.4.2 Uji Komposisi 7
2.4.3 Uji Lentur 7
2.4.4 Uji Puntir 8
BAB III METODELOGI PENELITIAN 9
3.1 Sumber data 9
3.2 Variabel Penelitian 9
3.3 Diagram Alir Penelitian 9
DAFTAR PUSTAKA 10
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dapat dirumuskan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menganalisa kekuatan baja ST 60 dari hasil pengujian material dengan standar
ASME.
2. Menguji baja ST 60 hasil dari uji tarik dan uji komposisi apakah memenuhi
standar BKI sebagai bahan poros baling-baling kapal.
2
1.4 Manfaat
1. Mengetahui seberapa kekuatan bahan yang di ijinkan untuk penggunaan bahan poros
propeller.
2. Mengetahui bahan poros propeller yang layak digunankan.
3
BAB 2 DASAR TEORI
Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini
sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia,
misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik
suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi
terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat
eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan
yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah antara lain
adalah Shimadzu, Instron dan Dartec.
4
2.2 Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya
Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
di mana
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan
antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang
bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva
pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut:
Selanjutnya kita dapatkan Gbr.2, yang merupakan kurva standar ketika
melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana
perbandingan tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus
Elastisitas” atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan
antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat kurva SS (SS curve).
5
Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan
dimensi seperti pada Gbr.3 berikut.
6
2.4 Spesimen Uji
7
Tabel 2 Dimensi spesimen uji tarik standar tanpa takik
R R Lg
Dg
Lo
Gambar 8 Spesimen uji puntir standar ASTM E-143 (tanpa takik)
8
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Mulai
Menyiapkan specimen
uji
Pengambian data
Telah sesuai
Selesai
9
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Anton dan Bambang P, 1999, “Elemen Mesin Jilid I Disain dan Kalkulasi dari Sambungan,
Bantalan dan Poros”, Erlangga, Ciracas, Jakarta.
10