Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada 5
isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan
pasien atau petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan
hidup rumah sakit. Ke 5 aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra
perumahsakitan. Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian nyaris cedera (Near
miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”
yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka menigkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia telah mengambil inisiatif membnetuk Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium
program keselamatan pasien rumah sakit.

B. Tujuan
Untuk memberikan informasi dan acuan bagi pusat, propinsi dan rumah sakit dalam
melaksanakan program kesehatan pasien rumah sakit. Kemudian, sebagai acuan
penyusunan instrumen akreditasi rumah sakit. Lalu terlaksananya pencatatan insiden
di rumah sakit dan pelaporanya.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sitem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: asessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindakan lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut di
harapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

B. Tujuan
Tujuan dari keselamatan pasien (patient safety):
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak di harapkan

C. Standar Keselamatan Pasien


Terdapat 7 standar keselamatan pasien:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan keseimbangan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

2
D. Uraian Tujuh Standar Keselamatan Pasien
1. Standar I (Hak Pasien)
Standar
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tidak di
harapkan
Kriteria
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk terjadinya
kejadian tidak diharapkan

2. Standar II (Mendidik pasien dan keluarga)


Standar
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria
Keselamatan dalam pemberiaan pelayanan dapat di tingkatkan dengan
keterlibatkan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu,
di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan
pendidikan tersebut di harapkan pasien dan keluarga dapat:
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak di mengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3
3. Standar III (Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan)
Standar
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan,
rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transaksi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif

4. Standar IV (Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi


dan program peningkatan keselamatan pasien)
Standar
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
mengacu pada visi, misi dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan
faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan ‘tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit’
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,
mutu pelayanan, keungan

4
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
kejadian tidak diharapkan dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses
kasus risiko tinggi
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis
untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan agar kinerja dan
keselamatan pasien terjamin.

5. Standar V (Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien)


Standar
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara integrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi kejadian tidak
diharapkan
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan kordinasi antar unit
dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien
d. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

Kriteria

a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien


b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera sampai dengan “Kejadian
Tidak Diharapkan”
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
e. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas termasuk rencana tindak lanjut.

5
6. Standar VI (Mendidik staf tentang keselamatan pasien)
Standar
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan danperalihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriteria
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik keselematan pasien sesuai dengan tugasnya
masing-masing
b. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerja sama
kelompok guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien

7. Standar VII (Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai


keselamatan pasien)
Standar
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuh kebutuhan informasi internal dan
eksternal
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat

Kriteria

a. Perlu di sediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses


manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada

6
E. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di rumah sakit merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
harus dilaksaksanakan oleh setiap rumah sakit. Dalam pelaksanaan tersebut haruslah
secara berurutan, pilihlah langkah yang strategis dan yang paling mudah untuk
dilakukan di rumah sakit.
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
Dengan menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah
penerapan:
a. Bagi rumah sakit:
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang
harus dilakukan staff segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus
diberikan kepada staff, pasien dan keluarga
2) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bilamana ada insiden
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien
b. Bagi Unit/Tim
1) Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai
keperdulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden
2) Demostrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakai di rumah
sakit anda untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan
terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat

2. Pimpinan dan dukung staff anda


Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di
rumah sakit anda. Langkah penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Pastikan ada anggota direksi atau pimpinan yang bertanggung jawab atas
keselamatan pasien

7
2) Identifikasi di setiap bagian rumah sakit, orang-orang yang tepat di
andalkan untuk menjadi penggerak dalam gerakan keselamatan pasien
3) Priorotaskan keselamatan pasien dalam agenda rapat direksi/pimpinan
maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit.

b. Untuk unit/tim:
1) Nominasikan penggerak dalam tim anda sendiri untuk memimpin Gerakan
Keselamatan Pasien
2) Jelaskan kepada tim anda mengenai pentingnya Gerakan Keselamatan
pasien
3) Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden

3. Intergrasikan aktivitas pengelolaan risiko


Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan
asesmen hal yang potensial bermasalah. Langkah penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Telah kembali struktrur dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan non klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi
dengan keselamatan pasien dan staff
2) Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
yang dapat di monitor oleh direksi/pimpinan rumah sakit
3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang di peroleh dari sistem
pelaporan insiden dan asessmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepeduliaan pasien.

b. Untuk Unit/tim:
1) Bentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isu-isu
keselamatan pasien
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen
risiko rumah sakit
3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur untuk menentukan
akseptabilitas setiap risiki dan ambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperkecil risiko tersebut

8
4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampikan sebagai masukan ke proses
asessmen dan pencatatan risiko rumah sakit

4. Kembangkan sistem pelaporan


Pastikan staff anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta
rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. Langkah penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam
maupun ke luar, yang harus dilaporkan ke KPPRS-PERSI
b. Untuk Unit/tim:
1) Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif
melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah di cegah
tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien


Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. Langkah
penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas menjabarkan
cara-cara komunikasi terbuka tentang insiden dengan para pasien dan
keluarganya
2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar dan
jelas bilamana terjadi insiden
3) Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staff agar
selalu terbuka kepada pasien dan keluarga
b. Untuk Unit/tim:
1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden
2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi
insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar
secara tepat
3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepda pasien
dan keluarganya

9
6. Belajar dan berbagi pengelaman tentang keselamatan pasien
Dorong staff anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. Langkah penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Pastikan staff yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi penyebab
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah atau Failure Modes and Effects
Analysis atau metoda analisis lain, yang harus mencakup semua insiden
yang telah terjadi dan minimum satu kali per tahun untuk proses risiko
tinggi
b. Untuk Unit/tim:
1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden
2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa
depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan


Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan. Langkah penerapan:
a. Untuk rumah sakit:
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, assmen risiko, kajian insiden dan audit serta analisis untuk
menetukan solusi setempat
2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian
pelatihan staf dan kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang
menjamin keselamatan pasien
3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan
4) Beri umpan balik kepada staff tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan
5) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI

10
b. Untuk Unit/tim:
1) Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman
2) Telah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim anda dan pastikan
pelaksanaannya
3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan.

F. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Di rumah sakit
a. Rumah sakit agar membentuk tim keselamatan pasien di rumah sakit, dengan
susunan organisasi sebagai berikut: ketua: dokter, anggota : dokter, dokter
spesialis, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya
b. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden
c. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke komite kesehatan pasien
rumah sakit secara rahasia
d. Rumah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit
e. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis,
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan
standar yang baru dikembangkan

2. Di propinsi/kabupaten kota
a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit
di wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersediannya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

3. Di pusat
a. Membentuk komite keselamatan pasien rumah sakit di bawah perhimpunan
rumah sakit seluruh indonesia
b. Menyusun panduaan nasional tentang keselamatan pasien rumah sakit

11
c. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke dinas
kesehatan provinsi/kabupaten/kota, PERSI daerah dan rumah sakit pendidikan
dengan jejaring pendidikan
d. Mengembangkan laboraturium uji coba program keselamatan pasien

G. Pencatatan dan pelaporan


1. Di rumah sakit
a. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien pada formulir yang sudah di sediakan oleh rumah sakit
b. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien kepada tim keselamatan pasien rumah sakit yang sudah
disediakan oleh rumah sakit
c. Tim keselamatan pasien rumah sakit meganalisis akar penyebab semua
masalah kejadiaan yang di laporkan oleh unit kerja
d. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke komite
keselamatan pasien rumah sakit setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia

2. Di propinsi
Dinas kesehatan propinsi dan PERSI daerah menerima produk-produk dari komite
keselamatan rumah sakit

3. Di pusat
a. KKPRS merekapitulasi laporan dari rumah sakit dan menjaga kerahasiannya
b. KKPRS melakukan analisis dari hasil analisis dari rumah sakit
c. KKPRS melakukan analisis bersama rumah sakit dan rumah sakit ditunjuk
sebagai laboraturium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
d. KKPRS melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke Dinas
Kesehatan Propinsi dan PERSI daerah

12
H. Monitoring dan evaluasi
1. Di rumah sakit
Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada kerja-unit di
rumah sakit, terkait dengan pelaksanaan kelesamatan pasien di unit kerja
2. Di propinsi
Dinas kesehatan propinsi dan PERSI daerah melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit di wilayah kerjanya
3. Di pusat
a. Komite keselamatan pasien rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit
b. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun sekali

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terjadap pelayanan di rumah
sakit maka pelaksanaan kegiatan pasien rumah sakit sangatlah penting. Melalui
kegiatan kegiatan pelayanan kesehatan diharapkan terjadi penenkanan atau penurunan
insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah
sakit di Indonesia. Program Keselamatan Pasien merupakan never ending process,
karena itu di perlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia
melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan
berkelenajutan

B. Saran
Kami dari kelompok 1 sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
mengenai isi makalah kami. Dimana dengan kritikan dan saran para pembaca dapat
membantu kami lebih baik lagi dalam proses pembuatan makalah dan bagaimana
memperbaiki kelengkapan isi dari makalah kami. Kami meminta maaf apabila ada
kesalahan yang kami lakukan baik secara langsung ataupun tidak. Dan semoga isi dari
makalah kami dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai