Abstrak
Telah dilakukan serangkaian pengukuran magnetik dan non-magnetik terhadap sepuluh sampel pasir besi dari
pantai Sunur, Pariaman, Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sifat dan karakter mineral
magnetik penyusun pasir besi. Beberapa metoda magnetik yang dilakukan adalah pengukuran suseptibilitas
magnetik, pemberian dan peluruhan ARM, pemberian saturasi IRM, serta pengukuran suseptibilitas magnetik
sebagai fungsi dari temperatur rendah. Selain pengukuran magnetik, dilakukan pula difraksi sinar X dan analisa
photomineralogy untuk melihat komposisi mineral pasir besi. Hasil-hasil pengukuran menunjukkan bahwa
mineral utama penyusun pasir besi adalah magnetit (Fe3O4), sebagaimana ditunjukkan tidak saja melalui
suseptibilitas magnetik yang tinggi (hingga 2,58 × 10-4 m3/kg) tetapi juga dari medan saturasi IRM yang relatif
rendah. Pengukuran-pengukuran lain menunjukkan bahwa selain magnetit, terdapat pula mineral-mineral
magnetik lain seperti hematit (α-Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3). Tingginya kandungan mineral magnetik dari pasir
besi Pantai Sunur memberikan harapan untuk pemanfaatan pasir besi ini secara lebih ekonomis, selektif dan
ramah lingkungan. Untuk itu diperlukan kajian-kajian yang lebih rinci.
Abstract
Magnetic as well as non-magnetic measurements had been done on ten iron sand samples from Sunur Beach,
Pariaman, West Sumatra. This research is intended to seek the properties of magnetic minerals in the iron sand.
Magnetic methods include magnetic susceptibility measurement, ARM decay, IRM saturation, and measurement
of low temperature magnetic susceptibility. Apart from magnetic methods, an X-ray diffraction and
photomineralogy analyses were also carried out to observe the mineral composition of iron sand. Results show
that the main magnetic mineral in iron sand is magnetite (Fe3O4), as indicated by not only high magnetic
susceptibility (up to 2.58 × 10-4 m3/kg) but also by the low field requited to saturate the IRM. Other
measurements and analyses show that apart from magnetite there are also other magnetic minerals notably
hematite (α-Fe2O3) dan ilmenite (FeTiO3). The high magnetic mineral content of iron sand from Sunur Beach
provides hope that this deposit of iron sand can be exploited not only in more economical and selective fashions,
but also environmentaly friendlier. More analytical works are to be done.
2
JURNAL GEOFISIKA 2006/1
3
JURNAL GEOFISIKA 2006/1
Gambar 2
Kurva saturasi IRM untuk PSNR 10. Gambar 3.
Kurva suseptibilitas magnetik sebagai fungsi
Sementara itu, hasil pengukuran suseptibilitas temperature rendah (PSNR 10).
sebagai fungsi temperatur rendah menunjukkan
bahwa terdapat adanya transisi fasa pada temperatur
sekitar –100ºC (Gambar 3). Transisi ini tidak
sepenuhnya identik dengan transisi Verwey untuk
magnetit yang seharusnya terjadi pada temperatur
sekitar 120K atau –153ºC (Dunlop dan Ozdemir,
1997). Perbedaan ini sangat mungkin disebabkan
akibat adanya ketidakmurnian pada pasir besi. Ini
berarti bahwa selain magnetit, juga terdapat mineral-
mineral magnetik lainnya.
Gambar 4 memperlihatkan kurva peluruhan ARM
pada sampel pasir besi. Terlihat bahwa, ARM
meluruh dengan cukup cepat pada medan magnetik
yang relatif rendah. Pada medan demagnetisasi
sebesar 12,5 mT, intensitas ARM sudah meluruh
hingga kurang dari 20% intensitas mula-mula. Hal
ini menunjukkan bahwa pasir besi yang mayoritas
Gambar 4.
berupa magnetit mempunyai bulir-bulir magnetik
(magnetic grains) berukuran besar dan bersifat Kurva peluruhan ARM untuk PSNR 10.
domain jamak atau multidomain (MD) (Moskowitz,
1991).
4
JURNAL GEOFISIKA 2006/1
Daftar Pustaka
Bijaksana, S, (2002), Kajian Sifat Magnetik Pada
Endapan Pasir Besi di Wilayah Cilacap dan
Upaya Pemanfaatannya untuk Bahan Industri,
Laporan Penelitian Hibah Bersaing, ITB.
Dunlop, D., Ö. Özdemir, (1997), Rock Magnetism,
Cambridge University Press, Cambridge.
Hunt, C. P., B. Moskowitz, S. K. Banerjee, (1995),
Magnetic properties of rocks and minerals, in
Gambar 6. T. J. Ahrens, ed., Rock Physics & Phase
Relation, A Handbook of Physical Constants,
Kurva analisa difraksi sinar-X (PSNR 10). American Geophyical Union, Washington, pp.
189-204.
4. Kesimpulan Moskowitz, B.M, (1991), Hitchhiker’s guide to
magnetism in Enviromental Magnetism
Pada penelitian ini telah ditunjukkan bahwa pasir Workshop, University of Minnesota, 5-8 June
besi dari Pantai Sunur, Pariaman, Sumatera Barat 1991.
mempunyai kandungan mineral magnetik berupa
magnetit dan hematit yang cukup tinggi. Yulianto,A, S. Bijaksana, W. Loeksmato, (2002),
Karakteristik magnetik dari pasir besi ini mendekati Karakterisasi Magnetik dari Pasir Besi
karakteristik pasir besi yang telah ditambang secara Cilacap, Jurnal Fisika Himpunan Fisika
besar-besaran di Cilacap, Jawa Tengah. Seperti juga Indonesia vol A5 no 0527,.
mineral magnetik dari pasir besi di Cilacap, mineral
magnetik dari pasie besi Pantai Sunur juga
memperlihatkan ukuran bulir magnetik yang cukup
besar serta moda perumbuhan mineral yang