TORSIO TESTIS
Oleh :
Prima Dira Virawan
(17360003)
Pembimbing :
dr. Ilham Budiono Sp.B
2018
KATA PENGANTAR
Klinik Senior (KKS) SMF Ilmu Kedokteran Bedah Rs. Umum Haji Mina Medan
Sumatera Utara.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini baik secara langsung
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
Halaman
Halaman Judul........................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 26
Kelainan testis yang cukup sering salah satunya adalah torsio testis. Di
mana torsio testis, epididimitis dan torsi dari appendix testis merupakan 3
penyebab tersering nyeri skrotum akut. Torsio testis juga merupakan kegawat
daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki-laki dewasa muda,
dengan angka kejadian 1 diantara 4000 orang dibawah usia 25 tahun dan
paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun). Janin
yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir tidak jarang menderita
torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan kehilangan testis
baik unilateral ataupun bilateral. Torsio testis harus selalu dipertimbangkan
pada pasien-pasien dengan nyeri akut pada skrotum dan kondisi tersebut juga
harus dibedakan dari keluhan-keluhan nyeri pada testis lainnya agar tidak
terjadi kesalahan diagnosis yang dapat berujung pada kesalahan terapi.
A. ANATOMI SCROTUM
Scrotum adalah
sebuah kantong kulit yang
terdiri dari dua lapis: kulit
dan fascia superficialis.
Fascia superficialis tidak
mengandung jaringan lemak,
tetapi pada fascia
superficialis terdapat
selembar otot polos yang
tipis, dikenal sebagai tunica
dartos, yang berkontraksi
sebagai reaksi terhadap
dingin, dan dengan demikian
mempersempit luas
permukaan kulit. Ke arah
ventral fascia superficialis
dilanjutkan menjadi lapis
dalamnya yang berupa selaput pada dinding abdomen ventrolateral, dan ke
arah kaudal dilanjutkan menjadi fascia superficialis perineum.7
Vena scrotales mengiringi arteri-arteri tersebut. Pembuluh limfe ditampung oleh nodi
lymphoidei inguinales superficiales.7
B. ANATOMI TESTIS
Epididimis adalah gulungan pipa yang berbelit-belit dan terletak pada permukaan
kranial dan permukaan dorsolateral testis. Bagian-bagian epididimis yaitu :
1. Bagian cranial yang melebar, yakni caput epididimis terdiri dari lobul-lobul yang
dibentuk oleh gulungan sejumlah ductuli efferentes.
2. Ductuli efferentes membawa spermatozoon dari testis ke epididimis untuk
ditimbun.
3. Corpus epididimis terdiri dari ductus epididimis yang berbelit-belit.
4. Cauda epididimis bersinambung dengan ductus deferens yang mengangkut
spermatozoon dari epididimis ke ductus ejaculatorius untuk dicurahkan ke dalam
pars prostatica urethrae.7
Pada fascia cremasterica terdapat ikal-ikal (loops) musculus cremaster yang secara
refleks mengangkat testis ke atas ke dalam scrotum, terutama sewaktu dingin.
Musculus cremaster, yang berasal dari musculus obliquus internus abdominis,
memperoleh persarafan dari ramus genitalis nervi genitofemoralis (L1,L2).7
A. DEFINISI
Testis dapat terputar dalam kantong skrotum (torsio) akibat perkembangan abnormal
dari tunika vaginalis dan funikulus spermatikus dalam masa perkembangan janin.
Insersi abnormal yang tinggi dari tunika vaginalis pada struktur funikulus akan
mengakibatkan testis dapat bergerak seperti anak genta di dalam genta, sehingga
testis kurang melekat pada tunika vaginalis viseralis. Testis yang demikian mudah
Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal yang menempel pada muskulus dartos
masih belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga testis, epididimis, dan tunika
vaginalis mudah sekali bergerak dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu
funikulus spermatikus. Terpluntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis
ekstravaginal.12
B. EPIDEMIOLOGI
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien, torsio
timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster. Kontraksi
otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum jam dan
C. ETIOLOGI
Trauma dapat menjadi faktor penyebab pada sekitar 50% pasien, torsio
timbul ketika seseorang sedang tidur karena spasme otot kremaster. Kontraksi
otot ini karena testis kiri berputar berlawanan dengan arah jarum jam dan
testis kanan berputar searah dengan jarum jam. Aliran darah terhenti, dan
terbentuk edema. Kedua keadaan tersebut menyebabkan iskemia testis.9
D. PATOFISIOLOGI
Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada axis vertical
sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari gubernakulum
terhadap dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam
scrotum. Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus
testis.6
Testis berotasi
Funiculus
spermaticus
terpeluntir
Aliran darah terhenti
Iskemia testis
Nekrosis
E. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri akut pada daerah testis disebabkan oleh torsio testis, epididimitis
atau orchitis akut atau trauma pada testis. Nyeri ini seringkali dirasakan
hingga ke daerah abdomen sehingga dikacaukan dengan nyeri karena kelainan
organ intraabdominal. Sedangkan nyeri tumpul disekitar testis dapat
disebabkan karena varikokel.10
Gejala lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-
kadang disertai demam ringan. Gejala yang jarang ditemukan pada torsio
testis ialah rasa panas dan terbakar saat berkermih, dan hal ini yang
membedakan dengan orchio-epididimitis.9
F. DIAGNOSA
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat membantu membedakan torsio testis
dengan penyebab akut scrotum lainnya. Testis yang mengalami torsio pada
scrotum akan tampak bengkak dan hiperemis. Eritema dan edema dapat
meluas hingga scrotum sisi kontralateral. Testis yang mengalami torsio juga
akan terasa nyeri pada palpasi. Jika pasien datang pada keadaan dini, dapat
dilihat adanya testis yang terletak transversal atau horisontal. Seluruh testis
akan bengkak dan nyeri serta tampak lebih besar bila dibandingkan dengan
testis kontralateral, oleh karena adanya kongesti vena. Testis juga tampak
lebih tinggi di dalam scotum disebabkan karena pemendekan dari spermatic
cord. Hal tersebut merupakan pemeriksaan yang spesifik dalam menegakkan
dianosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang bila dilakukan elevasi testis
(Prehn sign).11
Pemeriksaan fisik yang paling sensitif pada torsio testis ialah
hilangnya refleks cremaster. Dalam satu literatur disebutkan bahwa
pemeriksaan inimemiliki sensitivitas 99% pada torsio testis.11
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
G. DIAGNOSA BANDING
Torsio testis harus selalu dibedakan dengan kondisi-kondisi lain sebagai penyebab
dari akut scrotum, antara lain :10,12
1. Epididimitis akut.
Penyakit ini secara umum sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri scrotum akut
biasanya disertai dengan kenaikan suhu, keluarnya nanah dari uretra, adanya
riwayat coitus suspectus (dugaan melakukan senggama dengan selain isterinya),
atau pernah menjalani kateterisasi uretra sebelumnya. Pada pemeriksaan,
H. KOMPLIKASI
Torsio testis dan spermatic cord akan berlanjut sebagai salah satu
kegawat daruratan dalam bidang urologi. Nekrosis tubular pada testis yang
terlibat jelas terlihat setelah 2 jam dari torsi. Keterlambatan lebih dari 6-8 jam
antara onset gejala yang timbul dan waktu pembedahan atau detorsi manual
akan menurunkan angka pertolongan terhadap testis hingga 55-85%. Putusnya
suplai darah ke testis dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan atrofi
testis. Atrofi testikular dapat terjadi dalam waktu 8 jam setelah onset iskemia.
Insiden terjadinya atrofi testis meningkat bila torsio telah terjadi 8 jam atau
lebih. Komplikasi klinis dari TT adalah kesuburan yang menurun dan
hilangnya testikular apabila torsi tersebut tidak diperbaiki dengan cukup cepat.
Tingkat yang lebih ekstrim dari torsi testis mempengaruhi tingkat iskemia
testikular dan kemungkinan penyelamatan.5
I. PENATALAKSANAAN
1. Non-operatif
2. Operatif
J. PROGNOSIS
3.1. KESIMPULAN
Pada torsio testis, pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan itu disebut akut
skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah. Gejala
lain yang juga dapat muncul adalah mual dan muntah, kadang-kadang disertai demam
ringan.
3.2. SARAN
1. Perlu ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam rangka penanganan penyakit
torsio testis ini.
2. Kepada tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan penatalaksanaan torsio
testis dengan menghindari keterlambatan dalam mencari pengobatan, kesalahan
dalam diagnosis awal, dan keterlambatan terapi.
3. Kepada masyarakat diharapkan ikut berperan serta aktif dalam penerapan
pencegahan program penyakit torsio testis ini dan lebih khusus memperhatikan
dan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.