Anda di halaman 1dari 55

PAPER

DISASTER VICTIM
IDENTIFICATION
Anastasia Melani (16360144)
Cita Pakarti Dharma K (16360155)
Denie Tresna Sanubari (16360159)
Lia Maulidayanti (16360201)

Pembimbing :
dr. Surjit Singh, MBBS, SpF, DFM
dr. Rahmawati, SpF
GEOGRAPHY & DEMOGRAPHY

•Negara Kepulauan 18.306 pulau.


•Luas 2. 027. 087 km2.
•129 gunung berapi.
•Pertemuan 3 plat tektonik utama (Eurasia, Indo- Australia and
Mediterranean)
•Demografi terdiri dari MULTI etnik, agama, latar belakang sosial
budaya
•  HIGH RISKS Gempa Bumi, Tsunami, Longsor, Banjir, Kecelakaan
( darat, laut, udara), dsb. ------’supermarket’ bencana ?
PETA RAWAN GEMPA
PETA RAWAN TSUNAMI
PETA SEBARAN GUNUNG BERAPI
BENCANA MASAL

Suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau


ulah manusia, dpt terjadi secara tiba-tiba atau
berlahan, yang menyebabkan hilangnya
jiwamanusia, kerusakan harta benda dan
lingkungan, serta melampaui dan sumberdaya
masyarakat untuk menanggulanginya
BENCANA
UU No. 24/2007

• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
• Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
• Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
• Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
BENCANA
INTERPOL GUIDELINE

Natural Disaster (Bencana alam)


Un Natural Disaster(Bencana ulah manusia)
Kelalaian manusia (Human Negligence disaster))
Dibuat manusia(Man Made disaster)

Close disaster(bencana tertutup)


Open disaster(bencana terbuka)
NATURAL DISASTER
UNNATURAL DISASTER
CLOSE DISASTER
OPEN DISASTER
DVI

Sebuah prosedur untuk mengidentifikasi korban


mati akibat bencana massal secara ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan dan mengacu
kepada standar baku interpol
SIAPA YANG BERTANGGUNG
JAWAB TERHADAP
PROSES DVI ?
DVI COMMANDER
( INTERPOL QUALITY MANAGEMENT GUIDELINE FOR DVI 2004 )

Seorang perwira polisi senior dg


kualifikasi & pengalaman secara
keilmuan dan manejemen
kegawatdaruratan, juga memiliki
pengalaman dalam hal memimpin
timnya, mengkontrol dan
mengkoordinasikan dg berbagai unsur
yg terlibat di dalamnya.
BENCANA

KORBAN KORBAN
MATERI MANUSIA

HIDUP MATI
- Pertolongan Pertama - Pencarian
- Pengobatan - Evakuasi
- Evakuasi - Identifikasi
- Bantuan Pangan dll - Serahkan keluarga
- Kubur
DVI diperlukan ?
1. MENEGAKKAN HAM
2. BAGIAN PROSES PENYIDIKAN
3. IDENTIFIKASI VISUAL DIRAGUKAN
4. KEPENTINGAN HUKUM
a. ASURANSI
b. WARISAN
c. STATUS PERKAWINAN
6. DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
THE PRIMARY
METHODS OF
IDENTIFICATION

FINGER PRINT DENTAL RECORD DNA ANALYSIS


THE SECONDARY
METHODS OF
IDENTIFICATION

MEDICAL DATA PHOTOGRAPHY PROPERTY


KETENTUAN IDENTIFIKASI POSITIF

a. MINIMAL SATU PRIMARY ID, dengan


atau tanpa secondary ID
b. MINIMAL DUA SECONDARY ID, bila
tidak ada primary ID
PROSEDUR DVI

• Mengacu terhadap standar DVI Interpol


• Menggunakan formulir DVI
• Bisa disesuaikan dengan situasi di
wilayah TKP tersebut
• Mempunyai SOP dan MOU
PRINSIP IDENTIFIKASI

Membandingkan data Antemortem dan Post


Mortem Semakin banyak cocok, semakin baik
TUJUAN DITERAPKAN PROSEDUR DVI
Dalam rangka mencapai identifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum, sempurna dan paripurna dengan
semaksimal mungkin sebagai wujud dari kebutuhan dasar hak asasi
manusia, dimana seorang mayat pempunyai hak untuk dikenali
Awal penyidikan
Kepentingan civil legal aspect seseorang (asuransi,warisan)
STRUKTUR ORGANISASI

Pusat : Tim Identifikasi Nasional


Tim DVI Nasional
STRUKTUR ORGANISASI
Daerah
 Tim Identifikasi Regional
 Tim Identifikasi Propinsi
Tim ini berkoordinasi dengan Badan Koordinasi
Nasional Penanggulangan Bencana dan
Pengungsi(Bakornas) di tingkat pusat, Satuan
Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana
dan Pengungsi(Satkorlak PBP) di tgkt Propinsi
Tim DVI Propinsi membutuhkan dukungan Tim DVI
Pusat dan Tim DVI Regional
TIM DVI PROPINSI
Ketua: Kabiddokkes Polda, dibantu oleh
Dinkes
Rumah Sakit Pemerintah
Unsur Pemda
Unsur Pendukung lainnya
KAPAN PROSEDUR DVI DITERAPKAN?
Bencana yang menyebakan korban massal, seperti kecelakaan bus dan pesawat, gedung
yang runtuh atau terbakar, kecelakaan kapal laut dan aksi terorisme
Gempa Bumi,Tsunami,Gunung meletus,dll
Juga dapat terapkan terhadap insiden lainnya dalam pencarian korban
IDENTIFIKASI SECARA VISUAL
Identifikasi Visual tidak secara utuh diterima oleh DVI
Tidak ilmiah
Pesan ahli waris lebih banyak
Wajah tidak utuh/rusak
Visual identification
TAHAPAN DVI
Phase I : TKP
Phase II :Post Mortem
Phase III :Ante Mortem
Phase IV :Rekonsiliasi
Phase V :Debriefing
FA S E 1 - T K P

Fungsi
• Menetapkan prosedur DVI
• Mencari, menemukan, mencatat sisa tubuh dan
barang
- Tempat insiden harus dianggap sebagai TKP
- TKP harus diteliti dan membuat catatan
sebelum sisa tubuh dipindahkan
- Kerjasama dengan pihak terkait di TKP
- Form DVI warna pink
AKTIVITAS DAN PENANGANAN
Tergantung besar dan lokasi TKP
Tim pengakses TKP
Tim yang dikerahkan
Dukungan Logistik
Penanganan dini
Registrasi korban bencana
TIM PENGAKSES TKP
Memasuki tempat insiden
Menghubungi pemerintah setempat
Meningkatkan strategi penaganan
Memahami fasilitas yang sesuai untuk Post Mortem (PM), Ante Mortem (AM) dan
kegiatan rekosiliasi
Memprioritaskan penaganan awal terutama olah TKP dan ruang mayat
FA S E 1
Fungsi
• Melakukan pemeriksaan mayat, property dll
• Mencatat hasil pemeriksaan, dokumentasi
• Pengambilan sidik jari
• Pengambilan sampel DNA
• Mencatat hasil dalam form DVI warna pink
PHASE 2 – KAMAR MAYAT
Fungsi:
Menampung dan menyimpan sisa tubuh
Mencatat dan menyimpan properti
Tempat melaksanakan pengujian terhadap sisa tubuh
Tempat kordinasi untuk pemisahan sisa tubuh
PHASE 2 – KAMAR MAYAT

Kordinator Post Mortem DVI

Logistik dan Humas Post Mortem


Kanit Properti Post Mortem Menejer Kamar Mayat

KanitForensic Kanit Forensic Kanit Forensic Kanit Forensic


Kanit Sisa tubuh Kanit Barang
Kanit Sidik Jari Biology Pathologi Anthropology Odontology
Bukti phisik

Ahli Pathologi
Penguji
Teknisi Forensic
Photographer Ahli Biologi
Pencatat Odontologi
Pencatat
Polisi DVI
FORMULIR POST MORTEM
Catatan informasi pada setiap sisa tubuh yang tidak teridentifikasi
Formulir harus dinomori dengan nomor DVI dan diikatkan pada sisa tubuh
Bagian B dari formulir diisi oleh polisi DVI di TKP
Formulir disertakan dalam sisa tubuh
FORMULIR POST MORTEM
Bagian C & D diisi oleh Tim Polisi DVI di Kamar mayat
Bagian E & F diisi oleh Tim DVI disertai saran dari Forensic Pathologi and Odontologi
di kamar mayat
KAMAR MAYAT
Masalah yang dihadapi:
Fasilitas
Penyimpanan
Properti
Sample
Bukti Forensic
Dokumentasi
Stress dan kelelahan
PHASE TIGA – ANTE MORTEM

Kordinator penghubung keluarga Ante Mortem DVI

Menejer Ante Mortem Kanit Konsuler Kanit Penghubung Kanit Properti Ante Mortem
T Keluarga

Ante Mortem Ante Mortem


Bagian Files Pewawancara
Kanit Tim Kanit Tim
FORMULIR ANTE MORTEM
Sama dengan Formulir warna pink Post Mortem
Catatan informasi tentang orang yang hilang
Diisi oleh tim interview untuk mendapatkan informasi orang yang hilang secara detail
dari keluarga atau teman
Fungsi
• Membandingkan data AM dengan PM
• Penetapan suatu identifikasi
• Mengkorfimasi apakah hasil yang dicapai
sudah memuaskan semua pihak (Tim)
PHASE 4 - REKONSILIASI

Kordinator Reconsiliasi DVI

Badan identifikasi DVI

Ahli spesialis Rekonsiliasi Staf bagin fille Rekonsiliasi

Sidik jari Photographi Odontology Properti Pathology Biologi


FASE 5 – DEBRIEFING

Kegunaan
1. Meninjau kembali pelaksanaan DVI
2. Mengenali dampak positive dan negative
operasi DVI
3. Menentukan keefektifan persiapan tim
DVI secara psikologi
4. Melaporkan temuan serta memberikan
masukan untuk meningkatkan operasi
berikutnya
FASE 5 ... (Lanjutan)
Kendala dalam menjalankan prosedur DVI adalah
• Koordinasi ( lintas instansi, multi disiplin ilmu dll )
• Masyarakat/budaya/keluarga korban
• Mass media
• Politik, dll
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai