Anda di halaman 1dari 23

Identifikasi Forensik

Maria Novita Apriyani


Tujuan Identifikasi

1) Kebutuhan etis dan kemanusiaan


2) Pemastian kematian seseorang secara resmi dan
yuridis
3) Pencatatan identitas guna keperluan administratif dan
pemakaman
4) Pengurusan klaim
5) Pembuktian klaim asuransi, pensiun, dll
6) Salah satu upaya awal dalam penyelidikan kriminal
(jika ada)
Fungsi Identifikasi Forensik
 Identifikasi jenazah tidak dikenal, busuk, hangus
terbakar, kecelakaan massal, bencana alam atau
huru hara, potongan tubuh manusia atau
kerangka
 Berperan dalam kasus lainnya seperti penculikan
anak, bayi yang tertukar, bayi yang diragukan
orang tuanya, penentuan perkiraan usia, dll
 Mencakup masalah pidana, perdata dan
administratif
Metode Identifikasi
1. Metode Visual
2. Metode Pemeriksaan Dokumen
3. Pemeriksaan Properties (pakaian, perhiasan, dll)
4. Medis pemeriksaan fisik, meliputi : tinggi dan berat
badan, warna tirai mata, adanya luka bekas operasi,
tato, dll
5. Sidik Jari
6. Odontologi
7. DNA
8. Serologi
Identifikasi Primer Vs Sekunder
 Identifikasi primer adalah jenis metode identifikasi
primer dan yang paling dapat diandalkan terdapat 3
yaitu :
1) Sidik jari
2) Odontologi
3) DNA
 Jenis metode identifikasi sekunder meliputi semua
meetode identifikasi selain primer setidaknya
memerlukan dua (2) dan/atau lebih kecocokan
Pola Dermatoglifi Bagian-bagian Sisik Jari
Metode Sederhana Vs Ilmiah

• Cara sederhana : melihat langsung ciri seseorang


dengan memperhatikan perhiasan, pakaian dan kartu
identitas yang ditemukan
• Cara ilmiah : melalui teknik keilmuan tertentu seperti
sidik jari, kedokteran, odontology, DNA, dll
Bencana Massal

Merupakan suatu peristiwa yang disebabkan oleh


alam atau ulah manusia, dapat terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan yang menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan serta
malampaui dan sumberdaya masyarakat untuk
menanggulanginya
Korban Materi Korban Manusia

Hidup Mati
- Pencarian
- Pertolongan Pertama - Evakuasi
- Pengobatan - Identifikasi
- Evakuasi - Serahkan
- Bantuan Pangan dll Keluarga DVI
- Kubur
Kapan DVI diperlukan?
1. Menegakkan HAM
2. Bagian dari proses penyidikan
3. Identifikasi visual diragukan
4. Kepentingan Hukum
a)Asuransi
b)Warisan
c) Status perkawinan
6. Dapat dipertanggungjawabkan
Prosedur DVI

• Mengacu terhadap standar DVI Interpol


• Menggunakan formulir DVI
• Bisa disesuaikan dengan situasi di wilayah TKP
tersebut
• Mempunyai SOP dan MOU
Fase-fase DVI

• Fase 1 - TKP
• Fase 2 - Post Mortem
• Fase 3 - Ante Mortem
• Fase 4 - Rekonsiliasi
Tujuan Prosedur DVI
 Dalam rangka mencapai identifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum,
sempurna dan paripurna dengan semaksimal
mungkin sebagai wujud dari kebutuhan dasar
hak asasi manusia, dimana seorang mayat
mempunyai hak untuk dikenali
 Awal penyidikan
 Kepentingan civil legal aspect seseorang (asuransi,
warisan)
Struktur Organisasi DVI
• Pusat : Tim Identifikasi Nasional
• Tim DVI Nasional
• Daerah
1. Tim Identifikasi Regional
2. Tim Identifikasi Provinsi
• Tim ini berkoordinasi dengan badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Bakornas) di
tingkat pusat, Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan
Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) di tingkat Provinsi
• Tim DVI Provinsi membutuhkan dukungan Tim DVI
Pusat dan Tim DVI Regional
Tim DVI Provinsi

• Ketua : Kabiddokkes Polda dibantu oleh :


• Dinkes
• Rumah Sakit Pemerintah
• Unsur Pemda
• Dan Unsur Pendukung lainnya
Kapan prosedur DVI diterapkan?
• Bencana yang menyebabkan korban
massal, seperti kecelakaan bus dan
pesawat, gedung yang runtuh atau
terbakar, kecelakaan kapal laut dan aksi
terorisme
• Gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
dll
• Juga dapat diterapkan terhadap insiden
lainnya dalam pencarian korban
Fase 1 - TKP
Fungsi
• Menetapkan prosedur DVI
• Mencari, menemukan, mencatat sisa tubuh
dan barang
• Tempat insiden harus dianggap sebagai TKP
• TKP harus diteliti dan membuat catatan
sebelum sisa tubuh dipindahkan
• Kerjasama dengan pihak terkait di TKP
• Form DVI warna pink
Fase 2 - Post Mortem (PM)
Fungsi
 Melakukan pemeriksaan mayat, property,
dll
 Mencatat hasil pemeriksaan, dokumentasi
 Pengambilan sidik jari
 Pengambilan sampel DNA
 Mencatat hasil dalam form DVI warna pink
Kamar Mayat
Fungsi :
 Menampung dan menyimpan sisa tubuh
 Mencatat dan menyimpan property
 Tempat melaksanakn pengujian terhadap
sisa tubuh
 Tempat kordinasi untuk pemisahan sisa
tubuh
Fase 3 - Ante Mortem (AM)
Fungsi
 Mendapatkan, menganalisa serta
mencocokkan data orang hilang
 Mengetahui data orang hilang
 Mendapatkan informasi DNA
 Mendapatkan informasi property dalam
formulir Ante Mortem
Kesulitan Fase Ante Mortem
• Menggali data dari masyarakat/orang awam
yang seringkali bahasa/tingkat pendidikannya
rendah
• Dibutuhkan kehati-hatian dalam
memahamkan mereka
• Dibutuhkan kesabaran dalam menggali
ingatan masyarakat
Fase 4 - Rekonsiliasi
Fungsi
 Membandingkan data Ante Mortem
dengan Post Mortem
 Penetapan suatu identifikasi
 Mengkonfirmasi apakah hasil yang dicapai
sudah memusakan semua pihak (Tim)

Anda mungkin juga menyukai