aya
"LOVE IS LIKE THE WIND, YOU CAN'T
SEE IT BUT YOU CAN FEEL IT "… ^_^
Skip to content
About
Search for:
“Asuhan Keperawatan
Sirosis Hepatis”
October 15, 2013Uncategorized
ASUHAN KEPERAWATAN
SIROSIS HEPATIS
1. TINJAUAN KASUS
1. A. Pengertian
1. B. Etiologi
b) Biliary cirhosis
3) Alkoholisme
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Pada Darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer,
hipokrom mikrositer / hipokrom makrositer, anemia dapat dari akibat
hipersplemisme dengan leukopenia dan trombositopenia, kolesterol
darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik.
2. Kenaikan kadar enzim transaminase – SGOT, SGPT bukan
merupakan petunjuk berat ringannya kerusakan parenkim hati,
kenaikan kadar ini timbul dalam serum akibat kebocoran dari sel
yang rusak, pemeriksaan bilirubin, transaminase dan gamma GT
tidak meningkat pada sirosis inaktif.
3. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yang
berkurang, dan juga globulin yang naik merupakan cerminan daya
tahan sel hati yang kurang dan menghadapi stress.
4. Pemeriksaan CHE (kolinesterase). Ini penting karena bila kadar
CHE turun, kemampuan sel hati turun, tapi bila CHE normal /
tambah turun akan menunjukan prognasis jelek.
5. Kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan
pembatasan garam dalam diet, bila ensefalopati, kadar Na turun
dari 4 meg/L menunjukan kemungkinan telah terjadi sindrom
hepatorenal.
6. Pemanjangan masa protrombin merupakan petunjuk adanya
penurunan fungsi hati. Pemberian vit K baik untuk menilai
kemungkinan perdarahan baik dari varises esophagus, gusi
maupun epistaksis.
7. Peningggian kadar gula darah. Hati tidak mampu membentuk
glikogen, bila terus meninggi prognosis jelek.
8. Pemeriksaan marker serologi seperti virus, HbsAg/HbsAb, HbcAg/
HbcAb, HBV DNA, HCV RNA. Untuk menentukan etiologi sirosis
hati dan pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting dalam
menentukan apakah telah terjadi transpormasi kearah keganasan.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Medis
a) Asites
Asites diterapi dengan tirah baring total dan diawali dengan diet
rendah garam, konsumsi garam sebanyak 5,2 gr atau 90mmol/hari.
Diet rendah garam dikombinasi dengan obat-obatan diuretik.
Awalnya dengan pemberian spironolakton dengan dosis 100-200mg
sekali sehari.
Respons diuretik bisa dimonitor dengan penurunan berat badan 0,5
kg/hari, tanpa adanya edema kaki atau 1 kg/ hari bila edema kaki
ditemukan.
Bila pemberian spironolaktin belum adekuat maka bisa dikombinasi
dengan furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari. Parasintesis
dilakukan jika jumlah asites sangat besar.
b) Encephalophaty
2. Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas penderita:
Pada umumnya sebagian besar penderita sirosis hati berusia
antara 40 dan 70 tahun, rata-rata 50 tahun. Pria pada umumnya
lebih banyak terkena , terutama pada bentuk sirosis alkoholik,
kriptogenik dan hemokromatosis; sedang wanita lebih dominan
pada penyakit Wilson, sirosis bilier dan hepatitis kronik aktif.
2) Keluhan utama:
Penyakit ini dapat berjalan tanpa keluhan dan dapat juga dengan
atau tanpa gejala klinik yang jelas. Mula-mula timbul kelemahan
badan, rasa cepat payah yang makin menghebat, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, badan menguning (ikterus),
demam ringan, sembab tungkai dan pembesaran perut (asites).
Keadaan umum
– Pernapasan :24X/menit
Kepala
– Rambut agak kotor, kulit kepala lembab, tidak ada lesi di
kepala, wajah pucat.
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Ekstremitas
B. Analisa Data
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
c) Ikterus.
d) Spider naevi.
e) Anemia.Air kencing berwarna gelap.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: 1. Stabilitas fisiologis penting untuk
apakah tekanan darah stabil, perhatian terhadap menunjukkan tingkat aktifitas individu.
penggunaan energi.
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
pemecahan masalah.
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
1. Tinggikan kepala tempat tidur 45 sampai 60 derajat 1. Agar pasien mendapat posisi yang nyam
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
1. Eksplorasikan ruangan dan alat-alatnya pada pasien. 1. Pasien mengetahui situasi ruangan deng
pasien.
E. Implementasi
F. Evaluasi
Report this ad
Report this ad
Share this:
Twitter
Facebook
Post navigation
← “Asuhan Keperawatan Pneumonia”“WOC ABSES HEPAR” →
1. youneehitsughaya
Reply
Leave a Reply