Mengucapkan salam :
Adzan
Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
Membaca syahadat :
Membaca shalawat :
Membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib
amma ba’du
Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa
Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan
muslimat.
Isi Khutbah :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas segala karunia, hidayah
dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita
semua.
Hadirin Rahimakumullah!
Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada
pada ketentuan syariat Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan
diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan
tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus
mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya “Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di
perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”
(Ali Imran: 200).
Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan menambah
ilmu tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita tentang
sifat, anugerah dan janji-janji Allah serta kehidupan dan balasan di akhirat
kelak.
DZIKRIL HAKIIM
Khutbah kedua
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan
dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur’an, dan do’a untuk
ALHAMDULILLAH,
FIIHI
SYARIIKALAHU
AMMA BA’DU
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh
BINAFSIHI
INSIHI
TASLIIMAA
RUSUULIKAA MUHAMMAD
Membaca do’a
MUJIIBUD DA’WAT
ALLAHUMMA INNA….
Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz
harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk
menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)
‘IBAADALLAH
WA AQIIMISH SHALAH