Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA NY.

S
DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS CILACAP TENGAH
1

Di Susun Oleh :

Fika Rahma Oktavia (106114033)

Program Studi D III Keperawatan 3 B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )


AL- IRSYAD AL- ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Anemia

Hari/Tanggal : Selasa 18 April 2016

Waktu Pertemuan: 30 menit.

Tempat : Puskesmas.

Sasaran: Pasien, keluarga pasien.

Metode: Ceramah dan Tanya jawab

Presentator

A. TUJUAN

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta


mengetahui tentang penyakit Anemia.

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan klien mampu :

a. Menejelaskan pengertian penyakit Anemia.


b. Menjelaskan penyebab penyakit Anemia.
c. Menjelaskan gejala penyakit Anemia.
d. Menjelaskan kebutuhan nutrisi yang dapat di konsumsi pada pasien dengan
Anemia.

SUB Pokok Pembahasan

1. Pengertian penyakit Anemia.


2. Penyebab penyakit Anemia.
3. Gejala penyakit Anemia.
4. Akibat dan bahaya penyakit Anemia.
5. Pencegahan penyakit Anemia.
6. Perawatan penyakit Anemia selama dirumah.
7. Menjelaskan kebutuhan nutrisi yang dapat di konsumsi dan dihindari pada
pasien dengan Anemia.
8. Manfaat Fasilitas Kesehatan Keluarga yang dapat dilakukan untuk penyakit
Anemia.

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta


1. 5 menit Pembukaan  Menjawab
 Mengucap salam  Mendengar
 Memperkenalkan diri  Mendengardan
 Menjelaskan topic, waktu
memperhatikan
dan tujuan penyuluhan
2. 20 Kegiatan Inti
 Pengertian penyakit  Mendengarkan dan
menit
Anemia. memperhatikan
 Penyebab penyakit  Mendengarkan dan
Anemia. memperhatikan
 Gejala penyakit Anemia.  Mendengarkan dan
 Akibat dan bahaya
memperhatikan
penyakit Anemia.  Mendengarkan dan
 Pencegahan penyakit
memperhatikan
Anemia.  Mendengarkan dan
 Perawatan penyakit
memperhatikan
Anemia selama dirumah.
 Menjelaskan kebutuhan  Mendengarkan dan
nutrisi yang dapat di memperhatikan
konsumsi dan dihindari
pada pasien dengan  Mendengarkan dan
Anemia. memperhatikan
 Memberikan kesempatan
pasien untuk bertanya.  Mendengarkan dan
 Memberikan kesempatan
memperhatikan
pasien lain untuk
menjawab  Mengajukan
 Memberikan pertanyaan
reirforcement
 Mengemukakan
pendapat
 Mendengarkan

3. 10 PENUTUP
 Bersama pasien dan  Bersama-sama
menit
keluarga menyimpulkan menyimpulkan
 Menjawab
atau merangkum kembali
pertanyaan
apa yang telah
disampaikan.
 Mengevaluasi  Menerima lembar
pengetahuan pasien dan balik.
keluarga tentang materi  Memperhatikan

yang telah disampaikan. dan mendengarkan


 Melakukan terminasi  Menjawab salam
 Memberi salam untuk
menutup pertemuan

B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. MEDIA ATAU ALAT BANTU
1. Slide show
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur :
a. Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara.

2. Evaluasi proses :
a. Pasien jumlah 1 orang.
b. Media yang digunakan adalah slide show.
c. Waktu penyuluhan 25 menit.
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari dan sebelum kegiatan
penyuluhan.
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik.

3. Evaluasi hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pasien diharapkan mengerti dan
memahami tentang pengertian penyakit Anemia, penyebab penyakit
thalasemia, tanda dan gejala penyakit Anemia, dan kebutuhan nutrisi yang
dapat di konsumsi dan dihindari pada pasien dengan Anemia.

E. PERAN KELOMPOK

Penyaji Materi : Fika Rahma Oktavia

F. SETTING TEMPAT

Penyaji Materi

Dosen

Pasien

Keluarga pasien

Materi Penyuluhan
A. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003).

b. Penyebab Anemia
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper

Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:


1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.

4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di


saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,
dll).

6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat


menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.

7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,


masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.

8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

c. Tanda dan Gejala Anemia


1. Lemah, letih, lesu dan lelah.
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi.
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada).
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang).
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP.
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare).

d. Akibat dan Bahaya terkena penyakit Anemia

Anemia Ringan :

1. Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar/bekerja – Akibat


kurangnya hemoglobin dalam darah, membuat seseorang menjadi lesu dan
berpengaruh juga terhadap konsentrasi seseorang.

2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak tumbuh secara


optimal.

3. Menurunkan kemampuan fisik olahraga.

4. Mengakibatkan wajah menjadi pucat.

5. Daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah diserang penyakit.

6. Sering merasakan kesemutan pada kaki dan lengan.

Anemia Berat :
a. Infeksi h. Gagal jantung

b. Radang paru – paru i. Kanker

c. Kerusakan mata j. Gondok

d. kecacatan akibat stroke k. Kelainan darah

e. hipertensi arteri paru-paru l. Nyeri sendi


(peningkatan tekanan dalam paru-
m. Radang selaput otak
paru)
n. Gangguan sistem imun
f.Ulcer (borok)
o. Batu empedu
g. Gagal ginjal
p. Mual dan sakit perut kronis

e. Pencegahan dan Penangan Anemia

1. Meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi

2. Mengkonsumsi makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi

3. Membatasi dan mengurangi minuman yang dapat memperlambat penyerapan zat besi.

4. Melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1-3 bulan.

f. Perawatan penyakit Anemia selama dirumah

1. Zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi termasuk daging merah, kacang-
kacangan, sereal yang mengandung zat besi, sayuran hijau (bayam, kangkung) dan buah
kering.

2. Asam folat. Makanan yang mengandung asam folat antara lain buah sitrus (jeruk,
lemon), pisang, sayuran hijau, roti, sereal.

3. Vitamin B12. Vitamin ini secara alami ditemukan di dalam daging dan produk susu
serta sereal dan produk kacang kedelai.
4. Vitamin C. makanan yang mengandung vitamin C seperti buah sitrus (jeruk, lemon),
melon dan beri dapat membantu penyerapan zat besi. Zat besi merupakan salah satu
komponen penting pembentuk sel darah merah.

g. Kebutuhan nutrisi yang dapat di konsumsi dan dihindari pada pasien dengan
Anemia.

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Karbohidrat Nasi, mie, roti, macaroni, -
dan hasil olah tetepung-
tepungan lain, seperti cake,
tarcis, pudding, dan pastry,
dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gula pasir.
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/ santan
seperti keju dan yoghurt kental.
custard dan es krim.
Sumber Protein Nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil minyak atau kelapa/ santan
olahanya, seperti tempe, kental.
tahu.
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan banyak
terutama jenis B, seperti minyak atau kelapa/ santan
bayam merah, buncis, daun kental.
singkong, kacang panjang,
labu siam dan wortel
direbus, dikukus dan
ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar, -
buah kaleng, buah kering
dan jus buah.
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, Santan kental
margarine, salad dressing.
Minuman madu, dan minuman hangat Minuman yang cepat saji
dicampur gula. seperti soft drink,
mengandung cafein (kopi
dan teh).
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti
bawang merah, bawang cabe dan merica.
putih, laos, salam, dan
kecap.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Dewi, A. 2005. Hematologi.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai