Anda di halaman 1dari 34

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DENGAN SISTEM E-LEARNING

OLEH :

Luh Linda Yani (17101400)


Dewa Ayu Ketut Sri Murtini (17101495)
Ni Komang Ayu Leonita (17141547)
Yulia Elmasari (17101852)
Abdul Azis (17101517)

STMIK STIKOM INDONESIA


Jl. Tukad Pakerisan 97, Denpasar, Bali, Indonesia
Tel. 0361 - 256 995 (Hunting) Faks. 0361 - 246 875
KATA PENGANTAR

Puja-puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan


Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
kemurahanNya saya dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah ini dengan judul “Perkembangan Teknologi
Pendidikan dengan Sistem E-learning” dan dalam bentuk dan
isinya yang sangat sederhana.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dari orang tua beserta guru-guru dan
segala sumber informasi ini saya dapat dari media internet,
sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Tentunya Makalah ini saya akui masih banyak


kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun, baik saran maupun kritikan demi kesempurnaan
Makalah ini.

Denpasar, 04 Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah....................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................... 4
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis ........................................... 4
1.4.2 Manfaat bagi Pembaca ......................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................... 5

2.1 Pengertian E-Learning ............................................... 5


2.2 Fungsi E-Learning ..................................................... 7
2.3 Manfaat E-Learning .................................................. 9
2.4 Komponen E-Learning ............................................ 12
2.5 Kekurangan dan Kelebihan E-Learning .................. 14
2.5.1 Kelebihan E-Learning ....................................... 15
2.5.2 Kekurangan E-Learning.................................... 15

ii
2.6 Metode Penyampaian E-Learning ........................... 17
2.7 Cara Menggunakan E-Learning dalam Pembelajaran
........................................................................................ 19
BAB III PENUTUP .......................................................... 25

3.1 Kesimpulan ............................................................... 25


3.2 Saran ........................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 28

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 .1 Perbedaan E-learning dan Konvensional ........ 5

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.6 .1 Synchronous E-learning ............................ 18


Gambar 2.6. 2 Asynchronous E-learning ........................... 19
Gambar 2.7 .1 Langkah 1 ................................................... 19
Gambar 2.7 .2 Langkah 2 ................................................... 20
Gambar 2.7 .3 Langkah 3 ................................................... 20
Gambar 2.7. 4 Langkah 4 ................................................... 22
Gambar 2.7 .5 Langkah 5 ................................................... 23
Gambar 2.7. 6 Langkah 6 ................................................... 23
Gambar 2.7 .7 Langkah 7 ................................................... 24

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi
kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Pendidikan formal.
Informal, dan non formal dapat menikmati fasilitas teknologi
informasi dari yang sederhana sampai kepada yang canggih.
Teknologi komputer dan internet, mulai dari perangkat lunak
maupun perangkat keras memberikan banyak tawaran dan
pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses
pembelajaran para peserta didik. Keunggulan yang
ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk
mendapatkan informasi, namun juga fasilitas multi media
yang dapat membuat belajar lebih menarik melalui visual
secara interaktif.
Sejalan dengan perkembangan teknologi internet,
banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi ini. Cyber atau electronic learning
(E-Learning) pada hakekatnya belajar, atau pembelajaran
melalui pemanfaatan teknologi komputer atau internet.
Teknologi belajar seperti itu bisa juga disebut sebagai belajar
1
atau pembelajaran berbasis Web (web based instruction). Era
globalisasi atau era informasi merupakan suatu keadaan
dimana terjadi proses perubahan antar negara, antar bangsa,
antar budaya, tanpa mengenal batas dan waktu .
Memasuki abad ke-21 pendidikan harus mampu
mengarahkan peserta didik agar dapat hidup dalam situasi
baru yang muncul dalam diri dan lingkungannya. Dengan
kondisi seperti itu diperlukan kemampuan belajar bagaimana
belajar (learning how to learn), kemampuan tersebut dapat
dicapai dengan empat pilar pendidikan yang diajukan
UNESCO dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari
pendidikan. Pilar tersebut yaitu learning to know, learning to
do, learning to be, learning to live together. Format-format
pendidikan yang mungkin tersedia di abad ke-21 yaitu Cyber
(E-Learning) yang merupakan belajar atau pembelajaran
melalui pemanfaatan teknologi komputer dan atau internet,
open/distance learning yaitu model belajar jarak jauh,
dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu
tempat dan waktu yang sama, serta tidak bertatap muka
secara fisik langsung.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan E-Learning?
2. Apakah fungsi E-Learning?
3. Apa maanfaat E-Learning dalam dunia pendidikan?
4. Apa saja komponen yang menunjang pembentukan
E-Learning?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan yang kita dapat
dari penggunaan E-Learning?
6. Bagaimana metode penyampaian E-Learning?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas Pengantar Teknologi
Informasi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan E-
Learning.
3. Untuk mengetahui fungsi dari E-Learning.
4. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan dari
pembelajaran dengan sistem E-Learning.
5. Agar Mengetahui komponen yang menunjang
pembentukan E-Learning.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari E-
Learning.
7. Agar mengetahui metode penyampaian E-Learning
dalam pembelajaran.
3
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Agar dapat merealisasikan pembelajaran dengan
sistem E-Learning yang sudah dipaparkan dalam
makalah ini.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan
dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan
mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih
matang.
3. Membentuk budaya akademik di pendidikan
perkuliahan baik pada mahasiswa, dosen dan staff
lainnya.

1.4.2 Manfaat bagi Pembaca


1. Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep yang dipaparkan
di dalam makalah ini dimana di era globalisasi ini kita
harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.
2. Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat
mengetahui apa saja hambatan yang terjadi dari ketika
kita memanfaatkan sistem pembelajaran E-Learning.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Learning


E-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang
berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah
jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan
komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk
berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan
komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian E-
Learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.
Sistem E-Learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah
yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih
banyak waktu. (Nugroho, 2007.)

Tabel 2.1 .1 Perbedaan E-learning dan Konvensional

E-Learning Konvensional
Pembelajaran tidak Pembelajaran tergantung
tergantung kepada pengajar kepada kemampuan
pengajar
Sumber belajar banyak Sumber belajar terpusat di
tersedia dan mudah diakses sekolah

5
E-Learning Konvensional
Pengajar hanya sebagai Pengajar sebagai sumber
mediator atau pembimbing ilmu
Belajar dapat dilakukan Belajar terkendalah
kapan dan dimanapun tanpa masalah ekonomi, jarak,
terkendala ruang dan waktu ruang dan waktu
Perlu kesiapan kebijakan, Perlu sarana dan prasarana
infrastruktur dan sdm belajar yang memadai serta
pengguna IT. sdm pengajar yang
memahami benar setiap
ilmu yang diajarkan.

E-Learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik


seperti yang telah dikemukakan oleh Suyanto (2005)
mengemukakan 4 karakteristik E-Learning yang terdiri dari:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana
pengajar dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik,
ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan
jaringan komputer).

6
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan membutuhkannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
2.2 Fungsi E-Learning
Menurut Siahaan (2004) bahwa fungsi pembelajaran
elektronik atau E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran
di dalam kelas (classroom instruction ) memilik tiga fungsi,
yaitu :
a. Suplemen ( tambahan )
E-Learning dikatakan berfungsi sebagai suplemen jika
peserta didik memiliki kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan meteri pembelajaran elektronik atau tidak.
Dalam hal ini tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta
didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan.

7
b. Komplemen ( pelengkap )
e-Learning dikatakan sebagai pelengkap jika meteri
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima peserta didik didalam
kelas. e-Learning sebagai komplemen berarti meteri
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pengayaan atau remedial.
e-Learning dikatakan sebagai pengayaan (enrichment),
jika kepada peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka. Jutuannya untuk
memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran
yang telah diterima di kelas.
e-Learning dikatakan sebagai program remedial, jika
peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan meteri pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar
peserta didik semakin mudah memahami meteri pelajaran
yang disajikan di kelas.

8
c. Substitusi ( pengganti )
e-Learning dapat dikatakan sebagai substitusi jika e-
Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,
misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan
pembelajaran.
Terdapat 3 model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih,
yaitu:
a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).
b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui
internet.
c. Sepenuhnya melalui internet.
2.3 Manfaat E-Learning
Manfaat E-Learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal,
yaitu:
a) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta
didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik
dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan
belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional

9
dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam
diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat
konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab
sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga
cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat
tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan
terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang
malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai
peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi
atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana
dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara
elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik
melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan
interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana
saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu
selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji
untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak
10
terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan
konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris
telah memanfaatkan internet sebagai metode/media
penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka
Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan
pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal,
penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan
tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
(potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta
didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran
elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja,
di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja
yang membutuhkan.

11
d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran
bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan
atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil
penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina
materi pembelajaran itu sendiri.
2.4 Komponen E-Learning
Komponen yang membentuk E-Learning
(Romisatriawahono, 2008) adalah:

a) Infrastruktur E-Learning

Infrastruktur E-Learning merupakan peralatan yang


digunakan dalam E-Learning yang dapat berupa Personal
Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi
(Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari

12
sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router,
atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan
menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005),
internet merupakan singkatan dari Interconnection
Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang
terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004) dan
perlengkapan multimedia (alat-alat media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari
teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi (Febrian, 2004). Termasuk di dalamnya
peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara
beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang
berbeda secara geografis (Febrian, 2004) apabila kita
memberikan layanan synchronous learning yakni proses
pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar
sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui
teleconference.

b) Sistem dan aplikasi E-Learning


Sistem dan aplikasi E-Learning yang sering disebut dengan
Learning Management System (LMS), yang merupakan
sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi,

13
laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa
online, program E-Learning, dan konten pelatihan (Ellis,
2009), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online
yang semuanya terakses dengan internet.
c) Konten E-Learning
Konten E-Learning merupakan konten dan bahan ajar yang
ada pada E-Learning sistem (Learning Management System).
Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya
Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia
interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk
mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten
berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di
wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan
dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat
dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
2.5 Kekurangan dan Kelebihan E-Learning
Setiap konten terutama pastinya mempunyai kekurangan dan
kelebihannya masing – masing, diantaranya:

14
2.5.1 Kelebihan E-Learning
E-Learning memiliki banyak kelebihan diantaranya, yaitu
lebih mudah diserap, efektif dalam biaya, lebih ringkas,
tersedia 24 jam perhari dan 7 hari/minggu (Tjokro, 2009,
hlm.187).
1. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas
multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara,video.
2. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu
insruktur, tidak perlu minimum audiensi, bias dimana
saja, bias kapan saja, murah untuk diperbanyak.
3. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas,
langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai
kebutuhan.
4. Tersedia 24 jam/hari dan 7 hari/minggu, artinya
penguasaan materi tergantung pada semangat dan daya
serap siswa, bias dimonitor, bias diuji dengan e-test.
2.5.2 Kekurangan E-Learning
Berikut ini adalah kekurangan yang biasanya terdapat
pada sistem pembelajaran E-Learning (Efendi, 2008,
hlm.140):

1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau


bahkan anatar pelajar itu sendiri.

15
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau
aspek social dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek
bisnis/komersial.
3) Proses belajar mengajar cenderung kea rah pelatihan
daripada pendidikan.
4) Berubahnya peran pengajar dari semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan
ICT (Information, Communication, and Technology).
5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin
hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik,
telepon, ataupun komputer).
6) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang
menguasai internet.
7) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
8) Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi
masalah tersendiri bagi peserta didik.
9) Peserta didik bias frustasi jika mereka tidak dapat
mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan
yang tidak memadai.
10) Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi
sehingga panduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
11) Peserta didik dapat merasa terisolasi.
16
2.6 Metode Penyampaian E-Learning
Jadi metode penyampaian bahan ajar di E-Learning ada dua:

1. Synchrounous E-Learning

Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama


meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference
ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas Ujung
Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan
professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut
dengan Synchronous E-Learning. Yang pasti perlu
bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum
siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun
tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study
yang matang) mengimplementasikan synchronous E-
Learning ini.

Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur


dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun
6 bulan sekali.

17
Adapun gambaran dari metode ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 .1

2. Asynchronous E-Learning

Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual),


meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah
disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) E-Learning
berupa Learning Management System dan content baik
berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia
dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa
bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan
kapanpun. Tahapan implementasi E-Learning yang umum,
Asynchronous E-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan
kemudian dikembangkan ke Synchronous E-Learning ketika
kebutuhan itu datang.

18
Gambaran dari metode ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6. 2

2.7 Cara Menggunakan E-Learning dalam Pembelajaran


a) Langkah 1
Klik menu “Login”( pojok kanan atas / warna orange )

Gambar 2.7 .1

19
b) Langkah 2

Halaman login akan tampak seperti berikut ,klik "Create


new account " untuk membuat akun baru

Gambar 2.7 .2

c) Langkah 3

Isikan data diri yang diperlukan seperti tampak pada


gambar dibawah.

Gambar 2.7 .3

20
Penting Dibaca :

a. Username menggunakan NIM masing masing


b. Password harus menggunakan kombinasi huruf besar
dan kecil, angka, serta simbol seperti (%,-,_,&,)
dengan panjang minimal 8 karakter.
c. Gunakan email yang masih aktif untuk menerima
notifikasi dari administrator
d. Ulangi masukkan email
e. First Name , nama awal anda
f. Surname , nama akhir
g. Isikan kota asal dan pilihan negara
h. Klik “ Create my New Account “

d) Langkah 4
Setelah mengisi data diri seperti langkah ketiga
sebelumnya, anda akan mendapat pemberitahuan bahwa
proses registrasi akun e-learning anda telah selesai.

21
Selanjutnya anda perlu melihat dan mengkonfirmasi akun
elearning anda melalui email yang telah terkirim.

Gambar 2.7. 4

e) Langkah 5

Notifikasi (email pemberitahuan) dari Admin


Elearning UNARS akan masuk ke inbok email anda yang

22
memberitahukan bahwa anda perlu mengkonfirmasi ulang
pendaftaran e-learning yang telah anda lakukan.

Gambar 2.7 .5

Selanjutnya, klik tautan berwarna biru untuk mengkonfirmasi


keanggotaan Elearning anda.

Gambar 2.7. 6
23
f) Langkah 6

Selamat akun elearning anda telah terkonfimasi. Anda


selanjutnya dapat menggunakan e-learning untuk keperluan
pembelajaran, seperti mengisi kuesioner, perkuliahan online,
membuat tugas, mengikuti kuis,forum diskusi, dsb.

Gambar 2.7 .7

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) E-Learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam
pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti
memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan keunggulan
komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri,
dan memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada
komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses
oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi
2) Menurut Siahaan (2004) bahwa fungsi pembelajaran
elektronik atau E-Learning terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
memilik tiga fungsi, yaitu : Suplemen (tambahan),
komplemen (pelengkap) dan substitusi (pengganti).
3) Manfaat E-Learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4
hal, yaitu: Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran
antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity), memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
25
flexibility), Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang
luas (potential to reach a global audience),
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as
archivable capabilities).
4) Komponen yang membentuk E-Learning
(Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur E-Learning yang dapat berupa Personal
Computer ((PC), yakni komputer, jaringan komputer
(yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa
komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan
lainnya.
b. Sistem dan aplikasi E-Learning yang sering disebut
dengan Learning Management System (LMS)
misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar.
c. Konten E-Learning merupakan konten dan bahan ajar
yang ada pada E-Learning sistem (Learning
Management System).
5) E-Learning memiliki banyak kelebihan diantaranya, yaitu
lebih mudah diserap, efektif dalam biaya, lebih ringkas,
tersedia 24 jam perhari dan 7 hari/minggu, namun disisi
lain banyak juga kekurangan yang terdapat pada sistem E-
26
Learning diantaranya kurang adanya interaksi sosial, tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet, Peserta didik
dapat merasa terisolasi, dll.
6) Jadi metode penyampaian bahan ajar di E-Learning ada
dua yaitu Synchrounous E-Learning dimana guru dan
siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara
tempat berbeda, sedangkan Asynchronous E-Learning
dimana guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas
virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda.

3.2 Saran
Setelah melakukan pembahasan penulis ingin
memberikan masukan yang berupa saran bahwa penulis
mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema “E-
Learning” tidak hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat
di praktekkan didalam kehidupan bermasyarakat sebagai
suatu pemahaman bahwa dalam persaingan yang ketat di era
globalisasi seperti saat ini sangat dibutuhkan suatu konsep
keterampilan guna mendukung kehidupan bermasyarakat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet


teknologi e-learning berbasis PHP dan MySQL. Jakarta:
Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Ellis, Ryann K. (2009), [online] Available FTP:
http://www.astd.org/NR/rdonlyres/12ECDB99-3B91-403E-
9B15- 7E597444645D/23395/LMS_fieldguide_20091.pdf
Smaratungga. (2009). [online] Available FTP:
http://smaratungga.ning.com.
Suyanto. (2005). [online] Available FTP:
http://www.ipi.or.id/elearn.pdf.
Febrian, J. (2004). Kamus komputer dan teknologi informasi.
Jakarta: Penerbit Informatika.
Romisatriawahono. (2008). [online] Available FTP:
http://www. romisatriawahono.net/2008/01/23.
Tafiardi, Drs. (2005). Meningkatkan mutu pendidikan
melalui e-learning. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/
Th.IV.
Nugroho, W. A. (2007). [online] Available FTP:
http://www.ilmukomputer.com

28

Anda mungkin juga menyukai