Anda di halaman 1dari 1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Pendahuluan
Akses terhadap keuangan telah diidentifikasi sebagai kendala dominan yang
dihadapi UKM (Lader, 1996). Dunia Studi bank menemukan bahwa sekitar 90%
usaha kecil yang disurvei menyatakan bahwa kredit merupakan faktor utama
kendala terhadap investasi baru (Parker et al, 1995). Levy (1993) juga menemukan
bahwa, ada akses terbatas sumber daya keuangan tersedia untuk usaha kecil
dibandingkan dengan organisasi yang lebih besar dan konsekuensi tujuan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mereka yang rendah. Ini berawal dari kenyataan
bahwa UKM memiliki keterbatasan akses ke pasar modal sebagian karena persepsi
risiko yang lebih tinggi, hambatan informasi, dan biaya intermediasi yang lebih
tinggi untuk perusahaan kecil. Di Afrika Sub-Sahara, kebanyakan usaha kecil gagal
tahun pertama mereka karena kurangnya dukungan dari pemerintah dan bank
tradisional (Biekpe, 2004).
Negara berkembang seperti Namibia, Nigeria, Graha, ditandai sebagai
berpenghasilan rendah oleh Dunia Bank, nilai usaha kecil dan menengah (UKM)
karena beberapa alasan. Dilihat dalam istilah statis, Argumen utamanya adalah
UKM rata-rata mencapainya tingkat produktivitas yang layak terutama modal dan
faktor-faktor yang disatukan (yaitu produktivitas total faktor) sementara juga
menghasilkan jumlah yang relatif besar pembangunan sosio-ekonomi.
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi, meningkatnya kesenjangan
dalam dukungan finansial yang ditawarkan kepada UKM Ghana. Tingginya suku
bunga, agunan persyaratan dan proses yang tidak praktis sering disebut-sebut
sebagai penghalang utama Akses UKM terhadap pinjaman bank di Ghana.
Pembiayaan pertanian merupakan hambatan utama dalam memperluas
produksi pertanian. Sumber daya keuangan kurang untuk petani kecil dan
menengah. Menurut Cabannes (2012), perencana pertanian sering gagal karena
petani tidak mendapat informasi yang baik, yang juga menjelaskan keengganan
pihak UKM untuk meminta pinjaman.
Lembaga keuangan sering merasa takut memberi pembiayaan kepada UKM
tertutama di bidang pertanian karena risiko terkait dengan ketakutan akan
kegagalan panen, karena pertanian pada dasarnya bergantung pada hujan dan
kekeringan mengakibatkan ketidakpastian bagi lembaga keuangan mengenai
apakah usaha ini dapat memanen.

Anda mungkin juga menyukai