A. Muqaddimah
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-
“benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mau berpikir.”
(QS. Al-Jaatsiyah: 13)
“Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan
langit bagaimana ditinggikan? Dan gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi
bagaimana dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya
engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.” (Al Ghasyiah: 17-21).
“Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-
orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-‘Ankabuut: 49)
“Dunia ini terlaknat, terlaknat segala apa yang ada di dalamnya kecuali dzikir
kepada Allah dan segala percabangannya serta orang yang berilmu atau orang-
orang yang belajar.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
B. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dewasa ini semakin maju mengikuti arus perkembangan
teknologi. Perkembangan itu terus bermekaran mengikuti derasnya peradaban dan
kebudayaan dunia. Sehingga kedua indikator ini selalu disandinkan dan menjadi sebuah
akronim yang sangat dekat dengan manusia, yakni IPTEK.
Kemajuan IPTEK sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, dampak
kehadirannya merebak kedalam berbagai aspek perikehidupan. IPTEK yang digunakan
suatu masyarakat menjadi indikasi kemajuan peradaban kehidupan manusia. Tak dapat
dipungkiri bahwa berbagai aspek kehidupan manusia ditangani dan diatas oleh kemajuan
IPTEK.
IPTEK sejak jaman dulu dikenal sebagai ‘yang baru’, yang fungsinya adalah
membentuk pola pikir manusia untuk menjadikan hidupnya lebih mudah, dengan cara-
cara seperti menciptakan suatu inovasi baru, mengadakan penelitian sedemikian rupa
agar memperoleh suatu ilmu sebagai pegangan untuk menciptakan inovasi baru
tersebut. Dalam perkembangannya, IPTEK menjadi penting ketika manusia berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya. Tanpa ilmu pengetahuan yang dimiliki, tidak mungkin
seseorang akan
berhasil memenuhi apa yang ia inginkan dan apa yang ia butuhkan. Perubahan
atau perkembangan IPTEK juga mengakibatkan perubahan zaman, dari zaman satu
kezaman lain. Misalkan, pada zaman batu, IPTEK manusia yang berkembang sebatas
pengetahuan tentang bebatuan, itupun hanya mencapai cara menggunakan alat-alat dari
batu. Tapi, semakin bertambahnya ilmu manusia, akhirnya manusia memasuki zaman
sejarah hingga zaman modern. Dan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak
pula teknologi-teknologi yang dikembangkan.
Memahami perkembangan ilmu dan pengetahuan dan mengembangkannya
melalui upaya-upaya pengembangan IPTEK sendiri sangatlah penting,karena jika
tidak, kita akan mudah tergilas oleh roda zaman. Tapi memahami fungsi utama
manusia sebagai pengatur, pengelola dan pemelihara alam ini justru jauh lebih penting.
Disamping untuk menjaga keberlanjutan kehidupan di alam, juga menunjukan
eksistensi fungsi manusia, karena jika manusia sudah tidak berfungsi karena dikalahkan
teknologi, maka kita akan kehilangan fungsi kita sebagai manusia.
Untuk memahami fungsi utama manusia khususnya dalam menghadapi
teknologi pada globalisasi ini, berarti kita harus tahu juga letak agama sebagai dasar
pengetahuan manusia yang hakiki untuk menjalankan fungsi manusianya di muka
bumi.
Terdapat dua konsep yang berbeda, namun saling terintegrasi dalam
penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Di satu sisi, agama yang dibawa manusia
berperan sebagai system control terhadap kemajuan teknologi dengan aturan-aturan
yang telah jelas tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kemajuan teknologi yang
banyak membawa efek positif dan negative akan dapat ditanggulangi dengan
memerdalam suatu ilmu agama. Dengan kata lain, manusia dengan agama yang kuat
akan sanggup memilah mana konten dari bentuk teknologi seperti internet, televise,
radio, yang mengandung manfaat, bukan mudharat, yang baik untuk diriny sendiri dan
orang lain. Dalam hal ini, konsep ‘Kontribusi Agama terhadap Perkembangan IPTEK
‘dirasa cukup jelas, sebagai control atas informasi-informasi yang muncul karena
perkembangan teknologi. Kontrol diri terhadap informasi-informasi hasil dari teknologi
melalui ilmu agama juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat ketaqwaan
manusia.
Agama selain berfungsi sebagai fungsi control, apabila diterapkan dengan baik,
maka IPTEK sebagai hasil penyeleksian tersebut juga akan mempunyai efek yang besar
terhadap perkembangan suatu agama.
Dalam berislam, seorang manusia terkhusus seorang ilmuwan harus
mengetahui dasar atau pokok yang harus dimiliki, yakni manhaj. Dan betapa banyak
manhaj yang bermunculan saat ini, namun kebenaran hanya dimiliki jika kita
mengikuti apa yang difirmankan oleh Allah Subhana Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an dan
sunnah Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam hadits-haditsnya, yakni manhaj
Ahlusunnah Wal Jama’ah.
hakikat Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang berpegang teguh
dengan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Sunnah para sahabatnya dan
juga orang-orang yang mengikuti mereka dan menempuh jalan mereka dalam
berkeyakinan, berucap dan mengerjakan amalan, demikian pula orang-orang yang
konsisten di atas jalur ittiba’ (mengikuti Sunnah) dan menjauhi jalur ibtida’ (mereka-
reka bid’ah). Mereka senantiasa ada, eksis dan mendapatkan pertolongan (dari Allah)
hingga datangnya hari kiamat. Oleh sebab itu maka mengikuti mereka adalah hidayah
sedangkan menyelisihi mereka adalah kesesatan.
Manhaj dalam berislam sangat dibutuhkan dalam mengarungi lautan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia ibarat kompas yang akan menjadi panduan manusia
untuk mencapai tujuan sesungguhnya, terhindar dari kegemerlapan dunia IPTEK dan
menuju pada sorang manusia yang beradab dan berakhlak.
Maka itulah dunia kampus sebagai cikal bakal ilmuwan dan saintist, sangat
perlu memiliki pemahaman manhaj yang benar agar terwujud negeri yang beradab dan
berakhlak. Wallahu A’lam Bi As-shawab.
C. Nama Kegiatan
Kegiatan ini diberi nama Muktamar XXXV SCMM BEM FMIPA UNM
(Rangkaian Kegiatan Terlampir).
D. Tema Kegiatan
Adapun tema kegiatan ini adalah “Revitalisasi peran lembaga menuju kampus
MIPA bermanhaj ahlussunah waljamaah pada Tahun 2020”.
F. Sasaran Kegiatan
1. Civitas Akademika FMIPA UNM.
2. Siswa
3. Masyarakat umum.
G. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Study Club Maipa Muslim (SCMM) BEM
FMIPA UNM (Susunan Kepanitian Terlampir).
J. Anggaran kegiatan
(Terlampir)
K. Penutup
Demikianlah proposal kegiatan ini dibuat sebagai bahan pertimbangan pihak yang
terkait, besar harapan kami semoga berkenan menjadi sponsorship dari kegiatan ini.
Semoga segala partisipasi dan bantuannya mendapatkan ridho dan ganjaran yang
berlipat ganda dari Allah Azza Wajalla. “Barangsiapa yang menolong agama Allah, maka
Allah akan menolongnya”. Atas perhatian dan bantuannya, kami ucapkan Jazakumullahu
Khairan.
Panitia Pelaksana
MUKTAMAR XXXV SCMM BEM FMIPA UNM
Mengetahui,
Sulham
Ketua Umum
Lampiran 1
Rangkaian Kegiatan
MUKTAMAR XXXIII SCMM BEM FMIPA UNM
1. Pembukaan Muktamar
a. Tema : Revitalisasi peran lembaga menuju kampus mipa bermanhaj ahlussunah
waljamaah pada Tahun 2020
b. Hari/tanggal : Jumat, 8 Desember 2017
c. Waktu : Pukul 08.00 WITA – selesai
d. Tempat : Pelataran Gedung SS FMIPA UNM
3. Baksos
a. Baksos Masyarakat
i. Tema : Indahnya Berbagi dalam bingkai ukhwah
ii. Hari/Waktu : Senin-Jumat, 11-15 Desember 2017 M / Pukul 08.00 WITA - selesai
iii. Tempat : Kota Makassar
Rekapitulasi Anggaran :
1. Administrasi Rp. 1.840.000
2. Acara Rp . 850.000
3. Perlengkapan Rp. 910.000
4. Publikasi, komunikasi, dan dokumentasi Rp. 1.220.000
5. Konsumsi Rp. 8.410.000
6. Transportasi dan Akomodasi Rp. 4.300.000
Terbilang : tujuh belas juta lima ratus tiga puluh ribu rupiah
DAFTAR NAMA DONATUR
MUKTAMAR XXXII SCMM BEM FMIPA UNM
No. Nama Pekerjaan Konstribusi TTD