2.1 Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih zat
yang terdispersi baik secara molekul, atom, maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pearut) adalah medium dalam mana
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan
menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari sifat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud
dan sifat zatnya. Oleh karena itu, campuran dapat dibagi atas gas-gas, gas-padat, cair-
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan, yaitu pelarut dan zat
yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan dalam pelarut disebut zat
terarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan
dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak
dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlalu sedikit, larutan dinamakan cairan
dengan campuran, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa
padat dan gas karena molekul-molekul dalam campuran gas berbar secara acak,
semua gas adalah larutan. Contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain
air, yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzene,
minyak, asam asetat, akan tetapi bila menggunakan air biasanya tidak disebutkan
larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul
setra ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Menurut Keenan (1989), konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan
beberapa cara, seperti persen berat (w/w), persen volume (v/v), molaritas (M),
molalitas (m), bagian per sejuta (ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N).
gram larutan.
Perhitungannya:
Perhitungannya:
c. Molaritas (M)
Perhitungannya:
d. Molalitas (m)
Perhitungannya:
2.3 Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar
panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan
kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam sulfat pekat,
panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya,
Brady, J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.