Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : Yang pertama
faktor dalam atau faktor genetik adalah faktor tanaman itu sendiri, yaitu sifat yang
terdapat di dalam bahan tanam/benih yang digunakan dalam budidaya tanaman.
Adapun yang dimaksud dengan bahan tanam/benih menurut Undang-undang RI
No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan
tanaman. Dengan demikian benih tersebut dapat berasal dari biji, batang/cabang,
akar, daun, umbi dan sebagainya. Ditinjau dari asal bahan tanam, tanaman dapat
diperbanyak secara generatif (dengan biji) dan secara vegetatif (selain biji).
Faktor yang kedua, faktor lingkungan adalah faktor yang ada di sekeliling
tanaman. Ada beberapa ilmuwan yang mengelompokkan faktor lingkungan ini
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok abiotik (iklim, tanah) dan kelompok
biotik (makluk hidup) yaitu biotis (tanaman dan hewan) dan anthrofis (manusia).

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti


merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat
komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan
adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembenihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan
salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama

1
dan penyakit yang akan sangat merugikan pada pertumbuhan dan juga hasil
produksi tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu angin?

Apa itu tanaman tembakau ?

Bagaimana pengaruh angin terhadap pertumbuhan tanaman Tembakau ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah satu dari tugas yang di berikan dosen.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh angin pada pertumbuhan tanaman
tembakau.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angin


Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang
dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah dari mana datangnya angin.
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan
angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan
berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu,
misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin
dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya.. Dalam mengukur
kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-
rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi dengan
jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin. Kecepatan angin dapat
diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer
yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok. Kecepatan angin
dapat diukur dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot–
sekitar 0,5 m/s).
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan180°, timur
90°, barat 270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai
dengan arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah
darat, angin laut adalah angin yang datang dari laut. Pada permukaan bumi
terdapat atmosfer yang diakibat perbedaan dalam menerima energi matahari,
maka dalam skala luas/global angin membentuk sirkulasi tertentu. Oleh karena itu
maka angin memiliki laju dan arah. Di samping angin yang bergerak dalam skala
luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu atau disebut angin lokal. Contoh
dari angin lokal adalah angin laut dan angin darat.

3
2.2 Tanaman Tembakau
Spesies tembakau yang ada di dunia ini mencapai lima puluh (50) jenis.
Diantara spesies yang dikenal, terdapat tiga spesies yang paling banyak
dibudidayakan yaitu Nicotiana rustica, Nicotiana macrophylla, dan Nicotiana
tabacum. Nicotiana tabacum sendiri merupakan spesies yang paling komersial
hingga saat ini khususnya untuk industri rokok. Di Indonesia, Nicotiana tabacum
banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung,
dan Sulawesi Selatan. Salah satu penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur
adalah Madura dimana saat ini tembakau Madura yang paling banyak
dibudidayakan adalah varietas Prancak 95 (Basuki et al., 1999). Keunggulan
tembakau varietas Prancak 95 tersebut adalah kadar nikotin relatif rendah yaitu
sekitar 0,5%,. Selain itu, varietas ini tahan terhadap penyakit lanas (Suwarso,
2002).
Teknik budidaya tembakau varietas Prancak 95 di Madura pada umumnya
bersifat konvensional dimana tembakau ditanam hampir di setiap pekarangan
rumah penduduk setempat. Akan tetapi, teknik budidaya secara konvensional ini
dapat menimbulkan variasi genetik pada individu-individu keturunannya sehingga
dapat menyebabkan hilangnya sifat unggul dari varietas Prancak 95 yang pada
akhirnya akan mengarah pada kepunahan. Disamping itu, kondisi alam yang tidak
menentu pada saat ini semakin menimbulkan kondisi tidak menguntungkan bagi
suatu budidaya tumbuhan terutama karena kekeringan. Secara umum tanaman
tembakau dapat bertahan pada lahan yang tingkat kekeringannya di bawah
kapasitas lapang yaitu tersedianya air tanah di bawah 41,08% per kilogram media
tanah sehingga membudidayakan tembakau secara in vivo di lahan kering
bukanlah suatu masalah. Bahkan cekaman kekeringan tersebut diindikasikan
mampu meningkatkan konsentrasi alkaloid pada tanaman tembakau (Suwarso,
2002).
Suwarso (2002) mengemukakan bahwa tanaman tembakau madura
(Nicotiana tabacum var. Prancak 95) yang disiram selama tiga hari sekali dapat
menghasilkan daun yang lebih tebal dimana ketebalan daun ini menentukan
konsentrasi kandungan alkaloid pada tembakau. Akan tetapi, untuk mengetahui
sejauh mana ketahanan tembakau terhadap kekeringan dan konsentrasi metabolit

4
sekunder yang dihasilkan perlu dilakukan suatu pengujian. Salah satu teknik
pengujian yang perlu dilakukan adalah pendekatan bioteknologi untuk pemuliaan
tanaman yaitu teknik kultur jaringan tanaman dengan menggunakan senyawa
yang berpotensi menyebabkan kekeringan, salah satunya adalah polyethilene
glicol (PEG) (Krizek, 1985 dalam Husni 2006).

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Devinisi Angin dan Tembakau


Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang
dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah dari mana datangnya angin.
Nicotiana tabacum sendiri merupakan spesies yang paling komersial hingga
saat ini khususnya untuk industri rokok. Di Indonesia, Nicotiana tabacum banyak
dihasilkan di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan
Sulawesi Selatan.

3.2. Proses Terjadinya Angin


Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energy
panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Angin merupakan gerakan
atau perpindahan massa udara dari suatu tempat ketempat lain secara horizontal.
Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat
fisik(temperature dan kelembapan) yang seragam dalam arah yang horizontal.
Sifat massa udara ditentukan oleh :

1. Daerah atau tempat dimana massa udara terjadi. Jika berasal dari daerah
yang banyak air maka massa udara udara bersifat lembap, bila berasal dari
daerah kering bersifat kering.
2. Jalan yang dilalui oleh massa udara. Bila melalui daerah yang basah akan
bersifat semakin lembap dikarenakan mengisap air dari daerah yang
dilaluinya.
3. Umur dari massa udara, artinya waktu yang diperlukan mulai dari
terbentuk sampai berubah menjadi bentuk lain. Semakin panjang umur
massa udara maka semakin banyak perubahan yang dialami.

Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan kecepatan.

6
1. Pada siang hari, daratan akan cepat panas daripada lautan, sehingga
temperature daratan lebih tinggi. Tetapi apabila temperature tinggi maka
panas akan rendah, sedangkan panas lautan akan tinggi, sehingga terjadi
gerakan angin dari lautan ke daratan.
2. Pada malam hari keadaan menjadi sebaliknya sehingga angin bergerak
dari daratan ke lautan.

Prinsip terjadinya angin local(fon), harus ada gunung yang tinggi melebihi
daerah kondensasi(±2.000m). bila ada gerakan massa udara menaiki suatu
pegunungan mula-mula 26˚C, pada waktu mencapai ketinggian 2.000 m massa
udara mengalami kondensasi dan timbul hujan . setiap naik 100m temperature
akan turun 1-0,6˚C, jadi pada ketinggian 2000m akan mengalami penurunan
temperature. Massa udara akan mencapai puncak(misalnya 0), penurunan setiap
100m suhu turun 0,5˚C, kemudian turun dengan cepat mengakibatkan naiknya
temperature setiap 100m suhu naik 1˚C. daerah yang dilalui disebut lee-ward side.
Sifat udara pada daerah leeward side biasanya bersuhu tinggi, kecepatan besar
sedangkan kelembapan kecil, dikenal sebagai daerah baying-bayang hujan. Dilihat
dari sifat ini bagi tanaman dapat dilkatakan tidak begitu baik, karena akan
menyebabkan terjadinya proses evaporasi (dari tanah) dan transpirasi (dari
tanaman) akan lebih besar.

7
Kelas-kelas Kecepatan Angin Menurut Beaufort
Kel Sifat Akibat Kecepatan
as
0 Sunyi Gerakan asap keatas < 1 km/jam
1 Sepoi-sepoi Gerakan angin terlihat pada arah 1-6 km/jam
asap
2 Angin sangat lemah Angin terasa pada muka 13-18 km/jam
3 Angin lemah Daun dan ranting kecil 19-26 km/jam
bergerak-gerak
4 Angin sedang Kertas dapat terbang, ranting 27-35 km/jam
dan cabang kecil bergerak
5 Angin agak kuat Pohon-pohon kecil bergerak 36-44 km/jam
6 Angin kuat Dahan besar bergerak 45-55 km/jam
7 Angin kencang Pohon-pohon seluruhnya 56-66 km/jam
bergerak
8 Angin sangat kuat Ranting-ranting patah 67-77 km/jam
9 Badai Genting dapat terlempar 78-90 km/jam
10 Badai kuat Pohon-pohon dapat tumbang 91-95 km/jam
11 Angin rebut Pohon-pohon tumbang 96-104 km/jam
12 Topan dahsyat Pohon-pohon tumbang, rumah >104
rubuh

3.3. Pengaruh angin terhadap tembakau


Angin sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, termasuk juga tembakau.
Terutama angin yang tidak terlalu kencang karena angin atau udara yang bergerak
merupakan penyedia gas CO2 yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses
fotosintesis. Kecepatan angin juga sangat berpengaruh terhadap pembukaan
stomata, dengan meningkatnya kecepatan angin akan menyebabkan kehilangan air
pada tanaman tembakau meningkat.
Pengaruh angin terhadap pertumbuhan tanaman tembakau memiliki
pengaruh positive dan negative, tetapi angin lebih banyak memiliki pengaruh

8
negative dari pada pengaruh positive. Terlepas dari pentingnya pengaruh angin
terhadap tanaman, ternyata angin lebih banyak berdampak negative terhadap
pertumbuhan tanaman termasuk tembakau. Dalam budidaya tanaman, pengaturan
arah barisan tanaman hams memperhatikan arah angin. Apabila arah barisan tegak
lurus dengan arah datangnya angin, akan terjadi turbulensi udara sehingga pucuk
tanaman terombang-ambing dan akhirnya dapat merusak tanaman. Pengaruh
angin terhadap pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara langsung dan tidak
langsung.
 Pengaruh langsung adalah:
1. kerusakan mekanis tanaman seperti daun sobek, jaringan tanaman memar,
akar tanaman terangkat dan terhempas.
2. tanaman rebah misalnya pada tanaman padi, gandum, jagung, tebu,
sehingga akan menurunkan hasil tanaman.
3. mempengaruhi tipe hujan dan kelengasan atmosfer di suatu daerah.
 Pengaruh tidak langsung:
1. mempengaruhi kecepatan transpirasi.
2. angin kencang yang panas merusak pembungaan.
3. evaporasi sekresi stigma→ bunga gugur.
4. keseimbangan air dalam tanaman terganggu →pembentukan buah sedikit
Oleh karena pengaruh angin tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, maka
di daerah pertanian yang banyak angin diperlukan penanaman tanaman pematah
angin. Selain pengaruh langsung dan tidak langsung, angin juga berperan dalam:
penyerbukan bunga, penyebaran biji, buah, dan mikroorganisme. Di daerah
temperate atau subtropis, angin yang panas kadang-kadang menguntungkan
karena dapat menghambat penyebaran penyakit karat kuning pada tanaman
gandum.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diproleh adalah

10
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus,Muhammad. 2009. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara


Hasibuan,Malayu. 2008. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Gunung
Agung.
Lesbani, Aldes et al. 2014. Pembinaan industri kecil sari buah nanas dan nutri
jelly sebagai pengolahan alternatif dari buah nanas dengan
kandungan gizi yang tinggi di desa beti inderalaya selatan kab. Ogan
ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. Hal 241-246. Palembang :
Universitas Sriwijaya.
Rian, Abdul. 2007. http://missane.blog.friendster.com/2007/08/home-industri-
dan-koperasi-mutualisme-dua-kegiatan-ekonomi-sebagai-langkah-awal-
untuk-mengentaskan-kemiskinan. (diakses pada hari Jumat, 2 April
2016).

11

Anda mungkin juga menyukai