PENDAHULUAN
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
1
dan penyakit yang akan sangat merugikan pada pertumbuhan dan juga hasil
produksi tanaman.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah satu dari tugas yang di berikan dosen.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh angin pada pertumbuhan tanaman
tembakau.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Tanaman Tembakau
Spesies tembakau yang ada di dunia ini mencapai lima puluh (50) jenis.
Diantara spesies yang dikenal, terdapat tiga spesies yang paling banyak
dibudidayakan yaitu Nicotiana rustica, Nicotiana macrophylla, dan Nicotiana
tabacum. Nicotiana tabacum sendiri merupakan spesies yang paling komersial
hingga saat ini khususnya untuk industri rokok. Di Indonesia, Nicotiana tabacum
banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung,
dan Sulawesi Selatan. Salah satu penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur
adalah Madura dimana saat ini tembakau Madura yang paling banyak
dibudidayakan adalah varietas Prancak 95 (Basuki et al., 1999). Keunggulan
tembakau varietas Prancak 95 tersebut adalah kadar nikotin relatif rendah yaitu
sekitar 0,5%,. Selain itu, varietas ini tahan terhadap penyakit lanas (Suwarso,
2002).
Teknik budidaya tembakau varietas Prancak 95 di Madura pada umumnya
bersifat konvensional dimana tembakau ditanam hampir di setiap pekarangan
rumah penduduk setempat. Akan tetapi, teknik budidaya secara konvensional ini
dapat menimbulkan variasi genetik pada individu-individu keturunannya sehingga
dapat menyebabkan hilangnya sifat unggul dari varietas Prancak 95 yang pada
akhirnya akan mengarah pada kepunahan. Disamping itu, kondisi alam yang tidak
menentu pada saat ini semakin menimbulkan kondisi tidak menguntungkan bagi
suatu budidaya tumbuhan terutama karena kekeringan. Secara umum tanaman
tembakau dapat bertahan pada lahan yang tingkat kekeringannya di bawah
kapasitas lapang yaitu tersedianya air tanah di bawah 41,08% per kilogram media
tanah sehingga membudidayakan tembakau secara in vivo di lahan kering
bukanlah suatu masalah. Bahkan cekaman kekeringan tersebut diindikasikan
mampu meningkatkan konsentrasi alkaloid pada tanaman tembakau (Suwarso,
2002).
Suwarso (2002) mengemukakan bahwa tanaman tembakau madura
(Nicotiana tabacum var. Prancak 95) yang disiram selama tiga hari sekali dapat
menghasilkan daun yang lebih tebal dimana ketebalan daun ini menentukan
konsentrasi kandungan alkaloid pada tembakau. Akan tetapi, untuk mengetahui
sejauh mana ketahanan tembakau terhadap kekeringan dan konsentrasi metabolit
4
sekunder yang dihasilkan perlu dilakukan suatu pengujian. Salah satu teknik
pengujian yang perlu dilakukan adalah pendekatan bioteknologi untuk pemuliaan
tanaman yaitu teknik kultur jaringan tanaman dengan menggunakan senyawa
yang berpotensi menyebabkan kekeringan, salah satunya adalah polyethilene
glicol (PEG) (Krizek, 1985 dalam Husni 2006).
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. Daerah atau tempat dimana massa udara terjadi. Jika berasal dari daerah
yang banyak air maka massa udara udara bersifat lembap, bila berasal dari
daerah kering bersifat kering.
2. Jalan yang dilalui oleh massa udara. Bila melalui daerah yang basah akan
bersifat semakin lembap dikarenakan mengisap air dari daerah yang
dilaluinya.
3. Umur dari massa udara, artinya waktu yang diperlukan mulai dari
terbentuk sampai berubah menjadi bentuk lain. Semakin panjang umur
massa udara maka semakin banyak perubahan yang dialami.
Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Angin juga mempunyai arah dan kecepatan.
6
1. Pada siang hari, daratan akan cepat panas daripada lautan, sehingga
temperature daratan lebih tinggi. Tetapi apabila temperature tinggi maka
panas akan rendah, sedangkan panas lautan akan tinggi, sehingga terjadi
gerakan angin dari lautan ke daratan.
2. Pada malam hari keadaan menjadi sebaliknya sehingga angin bergerak
dari daratan ke lautan.
Prinsip terjadinya angin local(fon), harus ada gunung yang tinggi melebihi
daerah kondensasi(±2.000m). bila ada gerakan massa udara menaiki suatu
pegunungan mula-mula 26˚C, pada waktu mencapai ketinggian 2.000 m massa
udara mengalami kondensasi dan timbul hujan . setiap naik 100m temperature
akan turun 1-0,6˚C, jadi pada ketinggian 2000m akan mengalami penurunan
temperature. Massa udara akan mencapai puncak(misalnya 0), penurunan setiap
100m suhu turun 0,5˚C, kemudian turun dengan cepat mengakibatkan naiknya
temperature setiap 100m suhu naik 1˚C. daerah yang dilalui disebut lee-ward side.
Sifat udara pada daerah leeward side biasanya bersuhu tinggi, kecepatan besar
sedangkan kelembapan kecil, dikenal sebagai daerah baying-bayang hujan. Dilihat
dari sifat ini bagi tanaman dapat dilkatakan tidak begitu baik, karena akan
menyebabkan terjadinya proses evaporasi (dari tanah) dan transpirasi (dari
tanaman) akan lebih besar.
7
Kelas-kelas Kecepatan Angin Menurut Beaufort
Kel Sifat Akibat Kecepatan
as
0 Sunyi Gerakan asap keatas < 1 km/jam
1 Sepoi-sepoi Gerakan angin terlihat pada arah 1-6 km/jam
asap
2 Angin sangat lemah Angin terasa pada muka 13-18 km/jam
3 Angin lemah Daun dan ranting kecil 19-26 km/jam
bergerak-gerak
4 Angin sedang Kertas dapat terbang, ranting 27-35 km/jam
dan cabang kecil bergerak
5 Angin agak kuat Pohon-pohon kecil bergerak 36-44 km/jam
6 Angin kuat Dahan besar bergerak 45-55 km/jam
7 Angin kencang Pohon-pohon seluruhnya 56-66 km/jam
bergerak
8 Angin sangat kuat Ranting-ranting patah 67-77 km/jam
9 Badai Genting dapat terlempar 78-90 km/jam
10 Badai kuat Pohon-pohon dapat tumbang 91-95 km/jam
11 Angin rebut Pohon-pohon tumbang 96-104 km/jam
12 Topan dahsyat Pohon-pohon tumbang, rumah >104
rubuh
8
negative dari pada pengaruh positive. Terlepas dari pentingnya pengaruh angin
terhadap tanaman, ternyata angin lebih banyak berdampak negative terhadap
pertumbuhan tanaman termasuk tembakau. Dalam budidaya tanaman, pengaturan
arah barisan tanaman hams memperhatikan arah angin. Apabila arah barisan tegak
lurus dengan arah datangnya angin, akan terjadi turbulensi udara sehingga pucuk
tanaman terombang-ambing dan akhirnya dapat merusak tanaman. Pengaruh
angin terhadap pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara langsung dan tidak
langsung.
Pengaruh langsung adalah:
1. kerusakan mekanis tanaman seperti daun sobek, jaringan tanaman memar,
akar tanaman terangkat dan terhempas.
2. tanaman rebah misalnya pada tanaman padi, gandum, jagung, tebu,
sehingga akan menurunkan hasil tanaman.
3. mempengaruhi tipe hujan dan kelengasan atmosfer di suatu daerah.
Pengaruh tidak langsung:
1. mempengaruhi kecepatan transpirasi.
2. angin kencang yang panas merusak pembungaan.
3. evaporasi sekresi stigma→ bunga gugur.
4. keseimbangan air dalam tanaman terganggu →pembentukan buah sedikit
Oleh karena pengaruh angin tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, maka
di daerah pertanian yang banyak angin diperlukan penanaman tanaman pematah
angin. Selain pengaruh langsung dan tidak langsung, angin juga berperan dalam:
penyerbukan bunga, penyebaran biji, buah, dan mikroorganisme. Di daerah
temperate atau subtropis, angin yang panas kadang-kadang menguntungkan
karena dapat menghambat penyebaran penyakit karat kuning pada tanaman
gandum.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diproleh adalah
10
DAFTAR PUSTAKA
11