PENDAHULUAN
penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema dan serum kolesterol yang
Insidens lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Mortalitas dan prognosis
anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan
ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap pengobatan. Sindrom
nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun. Sindrom nefrotik perubahan
minimal ( SNPM ) menacakup 60 – 90 % dari semua kasus sindrom nefrotik pada anak.
Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan majunya
terapi dan pemberian steroid. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah calon
nefrotik?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat
2. Tujuan Khusus
nefrotik.
2
BAB II
MATERI
Sindrom nefrotik dijumpai dihampir seluruh semua gangguan yang sangat merusak
glomerulus yang diikuti dengan bocornya protein ke dalam urine. Kondisi ini dijumpai di
banyak kasus penyakit ginjal dan penyakit sistemik yang menyebabkan kerusakan
glomerulus.
Anatomi
Glomerulus
Sindrom
nefrotik
merupakan
suatu
penyakit
ginjal yang
terbanyak pada anak.Penyakit tersebut ditandai dengan sindrom klinik yang terdiri dari
3
beberapa gejala yaitu proteinuria masif (>40 mg/m2LPB/jam atau rasio protein/kreatinin
pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstick ≥ 2+), hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL, edema,
dan hiperkolesterolemia.
Penyakit ini berlaku secara tiba-tiba justru berlanjut secara progresif dan tersering pada
anak-anak dengan insiden tertinggi ditemukan pada anak berusia 3-4 tahun dengan rasio
lelaki dan perempuan 2:1. Biasanya dijumpai oliguria dengan urin berwarna gelap, atau
urin yang kental akibat proteinuria berat. Kadang -kadang terdapat juga hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal . Sedimen urin bisa juga normal namun bila
didapati hematuria mikroskopik (> 20 eritrosit per lapangan pandang besar) dicurigai
adanya lesi glomerular misalnya sklerosis glomerulus fokal (Suriadi dan Rita Yuliani
2001).
sindrom nefrotik sekunder. Pada sindrom nefrotik primer terjadi kelainan pada
glomerulus itu sendiri di mana faktor etiologinya tidak diketahui. Penyakit ini 90%
ditemukan pada kasus anak. Pasien sindrom nefrotik primer secara klinis dapat dibagi
lagi menjadi tiga kelompok yaitu sindrom nefrotik kongenital, responsif steroid dan
resisten steroid. Sindrom nefrotik primer yang biasanya paling banyak menyerang anak
berupa sindrom nefrotik tipe kelainan minimal dan majoriti dari mereka berumur antara
1-6 tahun dan 95% dari mereka memberi respon yang baik kepada terapi kortikosteroid
2.1.2 Penyebab
4
Penyebab sindrom nefrotik meliputi :
Nefrosis lipid merupakan penyebab utama sindrom nefrotik pada anak-anak usia
2. Glomerulonefritis membranosa
1) Glomerulosklerolisis lokal.
2) Glomerulonefritis membranosa
periarteritis nodosa
5) Penyakit sirkulasi seperti gagal jantung, anemia sel sabit dan trombosit vena
renalis.
6) Reaksi alergi
7) Nefritis herediter
2.1.3 Patofisiologi
cahaya, dan sebagian tubulus renal mengandung endapan lipid yang meningkat
sebagai endapan padat dalam membran basalisis glomerulus dan penebalan yang seragam
5
pada membran basalisis tersebut. Bentuk glomerilonefritis ini pada akhirnya berlanjut
Glomerulosklerosis lokal dapat terjadi spontan pada segala usia, dapat terjadi
sesudah transplantasi ginjal,atau dapat disebabkan oleh penintikan heroin. Sepuluh perses
anak dan hampir 20% dewasa menderita sindrom nefrotik akan mengalami keadaan ini.
Lesi pada mulanya mengenai sebagian glomerulus yang letaknya lebih dalam dengan
biasanya menyebabkan kemunduran fungsi ginjal yang berjalan progresif lambat kendati
subendotel membran basalis. Gnagguan ini dapat terjadi sesudah infeksi, khususnya
infeksi streptokokus dan terutama ditemukan pada anak-anak serta dewasa muda.
albumin lewat urine tetapi juga karena berkurangnya sintesis albumin pengganti di dalam
hati. Peningkatan kepekatan plasma dan berat molekul yang rendah memperberat
penyakit lain yang menyertai turut menimbulkan penurunan kadar albumin plasma.
6
Kehilangan imunoglobulin juga meningkatkan kerentanan pasien pada infeksi.
Proteinuria yang ekstensif (lebih dari 3,5 g/hari) dan kadar albumin serum yang
rendah serta terjadi sekunder karena kehilangan albumin lewat ginjal menyebabkan
tekanan osmotik koloid serum yang rendah dan edema. Kadr albumin serum yang rendah
juga menmbulkan hipovolemia dan retensi garam serta air seabagai kompensasi.
Hipertensi yang diakibatkan dapat meicu gagal jantung pada pasien yang fungsi
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang timbulnya edema pada sindrom
nefrotik. Underfilled theory merupakan teori klasik tentang pembentukan edema. Teori
ini berisi bahwa adanya edema disebabkan oleh menurunnya tekanan onkotik
fungsi vital dari albumin adalah sebagai penentu tekanan onkotik. Maka kondisi
Kelainan glomerulus
Albuminuria
7
Hipoalbuminemia
Volume plasma ↑
Edema
Menurut teori lain yaitu teori overfilled, retensi natrium renal dan air tidak bergantung
pada stimulasi sistemik perifer tetapi pada mekanisme intrarenal primer. Retensi natrium
renal primer mengakibatkan ekspansi volume plasma dan cairan ekstraseluler. Overfilling
Kelainan glomerulus
Volume plasma ↑
Edema
8
2.1.4 Gejala Klinis Sindrom Nefrotik
1. Edema, sembab pada kelopak mata Edema biasanya bervariasi dari bentuk ringan
sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting), dan
Seorang gadis dengan sindrom nefrotik. Terlihat ada pembengkakan wajah (foto kiri),
7. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya
terjadi.
9
8. Urine berbuih pada anak-anak
10. Kulit yang pucatdan mengkilap dengan pembuluh vena yang menonjol
2.1.5 Klasiikasi
berbagai penelitian, respon terhadap pengobatan steroid lebih sering dipakai untuk
tersebut, saat ini klasifikasi SN lebih sering didasarkan pada respon klinik, yaitu :
2.1.6 Batasan
Berikut ini adalah beberapa batasan yang dipakai pada sindrom nefrotik:
1) Remisi
Apabila proteinuri negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2LPB/jam) 3hari berturut-turut
2) Relaps
sewaktu >2 mg/mg) 3 hari berturut-turut dalam satu minggu, maka disebut relaps.
Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis penuh (2mg/kg/hari)
10
4) Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS)
Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis penuh (2mg/kg/hari)
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps < 2 kali dalam 6 bulan sejak
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps ≥ 2 kali dalam 6 bulan sejak respons awal atau
Sindrom nefrotik yang mengalami relaps dalam 14 hari setelah dosis prednison
diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh atau dihentikan dan terjadi 2 kali berturut-turut.
2.1.7 Komplikasi
1. Malnutrisi
2. Infeksi
3. Gangguan pembekuan
11
2.1.8 Pemeriksaan Laboratorium
1. BJ urine meninggi
2. Hipoalbuminemia
5. LED meninggi
1) Terapi inisial
inisial untuk anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa kontraindikasi steroid adalah
dosis terbagi. Terapi inisial diberikan dengan dosis penuh selama 4 minggu. Apabila
dalam empat minggu pertama telah terjadi remisi, dosis prednison diturunkan menjadi 40
mg/m2LPB/hari atau 1,5 mg/kgBB/hari, diberikan selang satu hari, dan diberikan satu
hari sekali setelah makan pagi. Apabila setelah dilakukan pengobatan dosis penuh tidak
12
2)Pengobatan sindrom nefrotik relaps
Pada pasien sindrom nefrotik relaps diberikan pengobatan prednison dosis penuh
hingga terjadi remisi (maksimal 4 minggu) dan dilanjutkan dengan pemberian dosis
alternating selama 4 minggu. Apabila pasien terjadi remisi tetapi terjadi proteinuria lebih
dari sama dengan positif 2 dan tanpa edema, terlebih dahulu dicari penyebab timbulnya
proteinuria, yang biasanya disebabkan oleh karena infeksi saluran nafas atas, sebelum
diberikan prednison. Apabila ditemukan infeksi, diberikan antibiotik 5-7 hari, dan bila
kemudian protenuria menghilang maka pengobatan relaps tidak perlu diberikan. Namun,
apabila terjadi proteinuria sejak awal yang disertai dengan edema, diagnosis relaps dapat
b. Pemberian levamisol
terakhir)
Perlu dicari pula adanya fokus infeksi seperti tuberkulosis, infeksi di gigi, radang telinga
tengah atau kecacingan. Penjelasan mengenai empat opsi di atas adalah sebagai berikut :
Untuk pengobatan sindrom nefrotik relaps sering atau dependen steroid pada anak,
setelah remisi dengan prednison dosis penuh, pengobatan dilanjutkan dengan pemberian
13
steroid dosis 1,5 mg/kgBB secara alternating. Dosis lalu diturunkan perlahan atau secara
bertahap 0,2 mg/kgBB setiap 2 minggu hingga dosis terkecil yang tidak menimbulkan
relaps yaitu antara 0,1-0,5 mg/kgBB alternating. Dosis tersebut merupakan dosis
pemberian 6-12 bulan, lalu dicoba untuk dihentikan. Pada anak usia sekolah umumnya
dapat menoleransi prednison dengan dosis 0,5 mg/kgBB dan pada anak usia pra sekolah
Apabila pada prednison dosis 0,1-0,5 mg/kgBB alternating terjadi relaps, terapi
diberikan dengan dosis 1 mg/kgBB dalam dosis terbagi diberikan setiap hari hingga
remisi. Apabila telah remisi dosis prednison diturunkan menjadi 0,8 mg/kgBB secara
alternating. Setiap 2 minggu diturunkan 0,2 mg/kgBB hingga satu tahap (0,2 mg/kgBB)
Apabila pada dosis prednison rumatan > 0,5 mg/kgBB alternating terjadi relaps tetapi
pada dosis < 1,0 mg/kgBB alternating tidak menimbulkan efek samping yang berat maka
dapat diikombinasikan dengan levamisol dengan selang satu hari 2,5 mg/kgBB selama 4-
- dosis rumat < 1 mg/kgBB tetapi disertai efek samping steroid yang berat pernah relaps
b. Levamisol
Peran levamisol sebagai steroid sparing agent terbukti efektif.Dosis yang diberikan
14
yaitu 2,5 mg/kgBB dosis tunggal, dengan selang satu hari dalam waktu 4-12 bulan.
Levamisol mempunyai efek samping antara lain mual, muntah, hepatotoksik, vasculitic
c. Sitostatika
d. Siklosporin (CyA)
Apabila terdapat geajala atau tanda yang menjadi kontraindikasi steroid, seperti
tekanan darah tinggi, peningkatan ureum, dan atau kreatinin, infeksi berat, dapat
diberikan sitostatik CPA oral maupun CPA puls. Pemberian siklofosfamid per oral
diberikan dengan dosis 2-3 mg/kgBB/hari dosis tunggal. Untuk pemberian CPA puls
dosisnya adalah 500-750 mg/m2LPB, yang dilarutkan dalam 250 ml larutan NaCl 0,9%,
diberikan selama 2 jam. CPA puls diberikan dalam 7 dosis dengan interval 1 bulan.
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan SN resisten steroid yang memuaskan.
Sebelum dimulai pengobatan pada SN resisten steroid sebaiknya dilakukan biopsi ginjal
untuk melihat gambaran patologi anatomi. Hal ini karena gambaran patologi anatomi
a. Siklofosfamid (CPA)
b. Siklosporin (CyA)
c. Metilprednisolon puls
15
2.2 Diet Pasien Sindrom Nefrotik ( Diet tinggi protein rendah garam)
4. Mengontrol hipertensi
5. Mengatasi anoreksia
BBI/hari
2. Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BBA, atau 0,8 g/kg BBA ditambah dengan jumlah
protein yang dikeluarkan melalui urine. Utamakan penggunaan protein yang bernilai
biologi tinggi
jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak jenuh ganda adalah : 1: 1:1.
kompleks
6. Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida
darah.
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urine ditambah
16
2.2.3 Jenis dan Indikasi Pemberian
Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet disusun secara individual,
dengan menyatakan banyak protein dan rendah garam atau natrium yang dibutuhkan
didalam diet. Misalnya: Diet Sindroma Nefrotik, Energi: 1750 kkal, Protein: 50 g, Na: 2g.
17
Untuk konsumsinya bisa dipilih dan dibuat menu pilihan agar tidak cepat bosan.
Inilah beberapa buah dan sayuran yang bisa Anda konsumsi : Labu putih, semangka,
kacang hijau, tomat, laminaria japonica, Jamur, seledri serta buah-buahan dan sayuran
lainnya. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan ini dapat meningkatkan urin mereka
untuk menghapus lebih limbah dan kelebihan cairan dari tubuh sehingga memudahkan
pembengkakan mereka
Penderita sindrom nefrotik memiliki ginjal yang rusak, Sehingga asupan protein yang
berlebihan dapat meningkatkan beban pada ginjal. Untuk memenuhi nutrisinya, Anda
bisa gunakan Putih telur, ikan, susu, dan lainnya yang mampu memberikan protein
Ketika protein mengalami kebocoran dari ginjal, Maka banyak kalsium juga akan
melepaskan dari tubuh melalui proteinuria. Oleh karena itu, perhatikan suplemen kalsium
4. Konsumsi vitamin C
Vitamin C adalah Jenis asupan nutrisi yang dapat membantu melindungi fungsi ginjal
yang tersisa dan meningkatkan imunitas Anda. Anda bisa memenuhinya ketika Anda
18
Minum segelas teh herbal seperti daun jelatang, akar dandelion dan salvia mampu
meningkatkan laju ginjal dalam menyaring limbah dan meningkatkan fungsi ginjal Anda
Anda perlu untuk membatasi asupan garam untuk menghindari timbulnya gejala
sindrom nefrotik seperti pembengkakan (edema) dan tekanan darah tinggi. Kelebihan
garam dan kadar fosfor yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan tulang lemah dan
rapuh, Sehingga akan membuat Anda lebih banyak untuk istirahat. Pastikan untuk
membatasi asupan sumber makanan fosfor (misalnya, produk susu, kacang-kacangan, dan
kacang-kacangan).
Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol dianjurkan untuk orang yang mengidap
penyakit ginjal. Diet ini, dikombinasikan dengan mempertahankan berat badan yang
sehat, dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan mengontrol kadar
kolesterol darah Anda. Jika perlu, Anda harus mengkonsumsi obat herbal untuk
menurunkan kolesterol serta lakukan diet sehat agar terhindari dari berbagai penyakit.
JUMLAH
Menu Bahan Makanan
URT Gram
Pagi 06.00
Nasi
Beras giling 1 gls nasi 75
19
Tumis sayuran
Wortel ¼ gls 25
Biskuit
Biskuit kemasan 2 keping 20
Siang 12.00
Nasi
Beras giling 1¼ gls nasi 100
Sate
Daging 1 ptg sdg 40
Selingan 16.00
Susu
Pediasure 3 sdk tkr 40
Roti tawar
Roti 1 ptg 20
Malam 18.00
Nasi
Beras giling 1 gls 100
20
Tahu bacem
Tahu 2 ptg 50
(30%).
1. Periksa protein dengan sering. ( Urine yang mengandung protein tampak berbuih).
2. Ukur tekanan darah sementara pasien dalam posisi terlentang dan duduk ,segera
laporkan kepada dokter jika terjadi penurunan tekanan darah yang melampaui 20
mmHg.
5. Pantau asupan serta haluaran cairan dan memeriksa berat badan pada saat bersamaan
setiap pagi hari yaitu sesudah pasien buang air kecil dan sebelum makanan dan
sementara pasien mengenakan jenis pakaian yang sama. Minta ahli diet untuk
21
merencenakan diet protein sedang rendah natrium.
6. Lakukan perawatan kulit yang baik karena pasien sindrom nefrotik biasanya
mengalami edema.
8. Awasi dan ajarkan pasien serta keluarganya cara mengenali efek samping obat yang
meugikan. Untuk mencegah komplikasi GI, berikan preparat steroid bersama antasid
mereka,khususnya selama fase akut dan ketika terjadi edema yang berat serta
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik dijumpai dihampir seluruh semua gangguan yang sangat merusak
Pelaksanaan diet yang diberikan yaitu berupa tinggi protein rendah garam. Tujuan
22
diberikan tinggi protein yaitu untuk mengganti protein yang banyak hilang sedangkan
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan. Kami berharap agar makalah yang kami
buat ini dapat bermanfaat bagi para dosen, teman-teman dan pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
.2006.Penuntun Diet.Jakarta:Gramedia
kedokteran EGC
https://zulliesikawati.wordpress.com/2011/03/13/mengenal-si-penyakit-unik-sindrom-
https://ifan050285.wordpress.com/2010/02/12/sindroma-nefrotik-pada-anak/(diakses
23
April 2017 jam 09.05)
24