Anda di halaman 1dari 5

Andika Christy / 702012095 Rabu (17-19) Pendidikan Agama Kristen: ID100B

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan kepada
kita semua, terutama kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dengan menggunakan pendekatan belajar sambil mencoba, makalah ini disusun untuk
memberikan sedikit pengetahuan tentang iman dan pendidikan karakter. Saya berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan masukan kepada para pembacanya untuk dapat
mengetahui pentingnya dasar-dasar iman dalam pendidikan karakter.

Saya mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Ibu Pdt. Ester H. Tulung, selaku
Dosen Pendidikan Agama Kristen yang telah membimbing saya. Akhir kata saya menerima
segala saran dan kritik yang membangun. Atas perhatian dan kesempatannya, saya
mengucapkan terima kasih.

I. PENDAHULUAN
Iman adalah sebuah dasar untuk membentuk suatu karakter yang baik, yang dapat
membawa kita kedalam tindakan-tindakan seturut dengan kehendak Allah. Seringkali kita
terpacu terhadap karakter yang tidak baik karena kurang memahami sebuah pendidikan karakter
yang seharusnya dibentuk untuk mencapai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya iman
dalam pembentukan karakter yang baik. Dalam makalah ini dijelaskan tentang dasar-dasar
keimanan serta pendidikan karakter dan hubungan dari agama , teori pendidikan dan psikologi.

II. IMAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER


1. Dasar-Dasar Keimanan

Sebagai orang percaya, iman kita dibangun di atas fondasi keberadaaan Allah, dan
perlakuanNya terhadap orang yang mencariNya berbeda dengan perlakuanNya terhadap orang
yang tidak mencariNya. Segera setelah benar-benar mempercayai kedua hal itu, kita mulai
menyenangkan Allah, karena kita segera mencariNya. Makna dari mencari Allah adalah (1)
mempelajari kehendakNya, (2) menaatiNya, dan (3) percaya janji-janjiNya. Ketiga makna itu
hendaknya menjadi komponen perjalanan kita sehari-hari.
Bab ini berfokus pada perjalanan iman kita. Tetapi, banyak orang hanya mengutamakan
iman pada titik ekstrim yang tidak Alkitabiah, terutama mengutamakan pendidikan karakter yang
tidak mengutamakan kebaikan tetapi suatu pendidikan karakter yang menuju kemakmuran

1
Andika Christy / 702012095 Rabu (17-19) Pendidikan Agama Kristen: ID100B

materi. Karena itulah, sebagian orang ingin sekali melakukan pendekatan kepada pokok masalah
itu. Hanya karena beberapa orang tenggelam di sungai bukanlah alasan kita untuk berhenti
minum air. Kita bisa tetap bersikap seimbang dan mengutamakan Alkitab. Alkitab memiliki
banyak hal untuk diajarkan mengenai pokok persoalan di atas, dan Allah ingin kita untuk
menguji iman kita dalam banyak janjiNya.

2. Pendidikan Karakter Psikologis

Istilah karakter baru dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan pada akhir abad ke-
18. Pencetusnya adalah FW.Foerster.Terminologi ini mengacu pada sebuah pendekatan idealis-
spiritualis dalam pendidikan, yang juga dikenal dengan teori pendidikan nirmatif. Karakter
merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan yang benar
akan menyesatkan, dan keteramilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan
membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang bermartabat.secara harfiah,
karakter artinya adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasinya.

Dalam kamus psikologi, diyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik
tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-
sifat yang relative tetap. Hermawan kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah cirri khas
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada
kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana
seseorang bertindak , bersikap, berujar, dan merespons sesuatu. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat
dari keputusan yang ia buat. Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Pasal I UU SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian,
dan akhlak mulia .

Amanah UU SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya
membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter.
Sehingga, lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernapas nilai-
nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insane cerdas dan

2
Andika Christy / 702012095 Rabu (17-19) Pendidikan Agama Kristen: ID100B

berkarakter kuat itu juga pernah ditegaskan oleh Martin Luther King, dalam bukunya yang
berjudul “Intelligence plus character, that is the goal of true education” (kecerdasan yang
berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak muliasecara utuh, terpadu dan seimbang. Pada
umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan dan
pembiasaan melalui tugas keilmuan dan kegiatatan kondusif. Dengan demikian apa yang dilihat,
didengar, dirasakan dan dikerjakan dapat membentuk sebuah karakter.

3. Hubungan Agama, Pendidikan Karakter dan Psikologi

Wynne (1991) mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti
“to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur,
curang, kejam dan rakus dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan orang
yang berperilaku baik, jujur, dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter
baik/mulia. Dalam pembahasan ini agama memiliki peran penting untuk membangun seseorang
dapat berperilaku baik. Dengan dasar iman kita dapat menuju kepada pembentukan karakter
yang baik/mulia.

Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan berkarakter dikenal dengan


istilah operan conditioning, mengajarkan untuk membiasakan perilaku terpuji,disiplin, bekerja
keras, ikhlas, jujur dan bertanggung jawab. Tanpa memiliki dasar-dasar keimanan kita sulit
untuk membiasakan diri untuk mengerjakan hal-hal tersebut. Jika kita memiliki iman yang kuat,
kita akan terpacu untuk menuju kedalam perilaku yang baik sehingga dapat memiliki sebuah
karakter yang baik.

Lebih lanjut Lickona (1992) menekankan tiga komponen karakter yang baik (components
of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau
perasaan tentang moral, dan moral action atau tindakan moral. Ketiga komponen tersebut perlu
diperhatikan dalam pendidikan karakter, agar dapat menyadari, memahami, merasakan dan dapat
mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai kebijakan itu secara utuh dan
menyeluruh (kaffah).

3
Andika Christy / 702012095 Rabu (17-19) Pendidikan Agama Kristen: ID100B

Melengkapi uraian diatas, megawangi, pencetus pendidikan karakter di Indonesia, telah


menyusun 9 pilar karakter mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter. 9
pilar tersebut erat hubunganya dengan keagamaan yang menekankan kepada iman dan
kepercayaan. Yaitu sebagai berikut :

“Cinta Allah dan kebenaran”. “tanggung jawab, disiplin dan mandiri”. “amanah”. “hormat dan
santun”. “kasih sayang, peduli dan kerjasama”. “percaya diri, kreatif dan pantang menyerah”.
“adil dan berjiwa kepemimpinan”. “baik dan rendah hati”. “toleran dan cinta damai”.

III. KESIMPULAN

Iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa membangun kita kepada sebuah karakter yang
baik. Dengan pendalaman terhadap keimanan kita dapat menuju kedalam komitmen untuk
menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari. tiga komponen karakter yang baik
(components of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral
feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau tindakan moral. Erat hubunganya
dengan ajaran-ajaran keagamaan yang mengajarkan kita terhadap suatu hal yang baik. Tanpa
memiliki dasar-dasar keimanan kita sulit untuk membiasakan diri untuk mengerjakan hal-hal
tersebut. Jika kita memiliki iman yang kuat, kita akan terpacu untuk menuju kedalam perilaku
yang baik sehingga dapat memiliki sebuah karakter yang baik.

IV. TANGGAPAN

Dijaman yang semakin modern ini sangat sulit kita membentuk sebuah karakter yang
berpedoman oleh iman. Teknologi yang semakin modern ini seringkali dapat memudahkan kita
melakukan hal-hal yang tidak baik karena tergiur oleh kesenangan-kesenangan duniawi yang
kini mudah didapatkan terutama memperkaya diri dengan menggunakan teknologi yang
disalahgunakan. Pendidikan karakter yang berpedoman terhadap iman sangatlah penting
dilakukan, walau kini sangat sulit tetapi perlu diterapkan pendidikan karakter yang memliki
nilai-nilai positif terhadap setiap individu, agar memilliki karakter berdasarkan iman yang kuat
sehingga dapat membentuk suatu bangsa dan Negara yang takut akan Tuhan, peminpin-

4
Andika Christy / 702012095 Rabu (17-19) Pendidikan Agama Kristen: ID100B

pemimpin yang jujur dan adil, saling menghormati dan memiliki rasa bertanggung jawab
terhadap keputusan yang telah diambil.

V. SARAN

Pendidikan karakter perlu diterapkan sejak dini agar kita terbiasa melakukan hal-hal yang
baik sebelum terpengaruh oleh suatu karakter yang bersifat negative. Agar dapat menuju dalam
sebuah pencapaian karakter yang baik, agama memiliki peran yang penting, karena iman dalam
sebuah kepercayaan dapat menuntun kita kepada perilaku yang bermoral. Dasar-dasar iman perlu
dipahami kemudian dilakukan dalam pembentukan karakter untuk mencapai karakter yang
memiliki nilai-nilai positif terhadap Bangsa, Negara dan Agama.

DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr. H. E. Mulyasa, M.pd. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter(Jakarta:Bumi
Aksara).

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter(Jakarta:Grasindo).

D.Yahya Khan. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri (Yogyakarta:Pelangi


Publising).

Anda mungkin juga menyukai