ABSTRAK
Prospek dari pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Ulujami
memiliki potesi yang baik karena tingginya permintaan pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui aspek teknis, aspek finansial, serta kelayakan usaha budidaya ikan bandeng di Kecamatan
Ulujami. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara yaitu dengan
menggunakan kuisioner untuk pengambilan data. Metode analisis data diperoleh yaitu Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Hasil dan kesimpulan yang
diperoleh berdasarakan aspek teknis pemilihan lokasi, tempat pemeliharaan, proses pemeliharaan,
pemanenan bandeng dan aspek finansial kelayakan usaha.
ABSTRACT
The prospect of the development of milkfish breeding business in Ulujami District has good
potential due to the high market demand. The purpose of this research is to know the technical aspect,
financial aspect, and business feasibility of milkfish cultivation in Ulujami District. The method used
in this research is interview method and questionnaire distribution method. Data analysis methods
obtained are Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B / C Ratio).
Results and conclusions are obtained based on the technical aspects of site selection, maintenance,
milk harvesting and financial aspects of business feasibility.
Keyword: Business Feasibility Evaluation, Cultivator In Ulujami District
*Corresponding author (rizkyhandayani56@gmail.com)
PENDAHULUAN
Budidaya pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Ulujami memiliki potensi yang baik. Jawa
Tengah merupakan salah satu sentra budidaya bandeng di Indonesia. Data Dinas Kelautan dan
Perikanan Jawa Tengah menyebutkan bahwa lahan yang potensial untuk kegiatan budidaya laut di
Daerah Pantura diperkirakan mencapai 12.726 ha. Dari potensi tersebut yang layak untuk budidaya
bandeng adalah 6.975 ha. Ikan bandeng merupakan jenis ikan laut yang berhasil dibudidaya yang
sebelumnya hanya berasal dari penangkapan. Ikan ini sangat digemari oleh masyarakat.
Berkembangnya teknologi budidaya bandeng di masyarakat, tidak terlepas dari keunggulan
komparatif dan strategisnya karena dapat dibudidayakan di air payau, laut, air tawar. Selain itu,
bandeng digunakan sebagai umpan hidup dalam penangkapan tuna dan cakalang, dan telah pula
menjadi komoditas ekspor (Kordi, 2009).
Kecamatan Ulujami merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Pemalang yang memiliki
kawasan pantai dan laut yang prospektif untuk dikembangkan sebagai sentra industry perikanan
khususnya budidaya tambak. Di desa Pesantren, Desa Mojo, Desa limbangan terdapat beberapa lahan
yang sudah dimanfaatkan sebagai kawasan pertambakan budidaya ikan bandeng. Keunggulan
Bandeng (Chanos-chanos) sebagai komoditas budidaya adalah dapat tumbuh dengan baik, bersifat
herbivora, tahan terhadap serangan penyakit, dapat dipanen dua kali dalam setahun, dapat
dibudidayakan dengan sistem polikultur bersama jenis ikan lain, udang dan rumput laut, harga jualnya
relatif stabil dan produknya dapat segera diserap pasar. Pembudidaya bandeng sering didatangi
pembeli dan transaksi jual beli dilakukan ditambak. Bahkan ada juga pembudidaya yang bekerjasama
dengan pabrik pengolahan ikan (Ahmad, 1998).
Evaluasi kelayakan usaha budidaya ikan bandeng memerlukan studi khusus supaya strategi
yang ditentukan dapat berjalan dengan baik. Selain itu, penentuan strategi yang tepat juga dapat
meningkatkan produksi budidaya ikan bandeng. Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan pada
aspek teknis, aspek ekonomis. Aspek teknis meliputi cara budidaya yang dilakukan oleh petani,
seperti persiapan lahan, penebaran benih, pemberian pakan, pemanenan, pemasaran dan kegiatan
budidaya lainnya yang berkaitan dengan aspek teknis.
METODOLOGI
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan penelitian dimana peneliti mengamati suatu peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok
individu dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah di tentukan (Cresswell, 2008).
Lokasi penilitian ini dilakukan di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Dari 8 desa yang
ada di Kecamatan Ulujami dipilih tiga desa yaitu Desa Pesantren, Desa Mojo dan Desa Limbanga.
Ketiga desa tersebut yang dianggap memenuhi kriteria dengan jumlah luas lahan tertinggi dan
memiliki tingkat pembudiayaan ikan bandeng yang tinggi. Luas lahan tertinggi dijadikan kriteria
pemilihan karena dapat memberikan potensi yang lebih terhadap pembudiayaan ikan. Dipilihnya 3
desa tersebut karena sebagian besar penduduknya masih aktif membudidayakan ikan bandeng dengan
dilihat dari data yang ada. Ketiga responden yang dipilih pada setiap desa yakni petani tambak ikan
bandeng di Desa Pesantren milik bapak Johar, Desa Mojo milik bapak Adil dan Desa Limbangan
milik bapak Cariwan karena mereka memiliki hasil budidaya yang baik dan memiliki keuntungan
yang cukup tinggi.
Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Observasi langsung
Menurut Basuki (2006), observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat, tentang pengalamannya terkait dengan budidaya
pembesaran bandeng di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Maka peneliti akan
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2008)
3. Kuisioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008). Penelitian ini
menggunakan kuisioner, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan
terbuka. Wawancara dilakukan secara langsung dengan petani budidaya pembesaran bandeng dan
aspek ekonominya di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002).
Sumber Data
Dalam penelitian ini responden yang digunakan mencakup 3 desa. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan
langsung terhadap kegiatan produksi dan wawancara menggunakan kuesioner seperti biaya investasi,
biaya operasional, pendapatan dan pemasaran pembudidaya. Data sekunder diperoleh dari beberapa
sumber atau instansi terkait dengan penelitian ini seperti pemerintah setempat, Dinas Kelautan dan
Perikanan dan usaha pembudidaya ikan bandeng serta buku-buku yang dapat dijadikan refrensi yang
relevan terhadap penelitian ini.
Metode Analisis Data
Evaluasi Kelayakan Usaha
Data yang mencakup prospek usaha meliputi:
1. Biaya investasi/modal yang dikeluarkan oleh unit usaha pembesaran ikan bandeng yang
meliputi pembuatan tambak, wadah budidaya, induk, dan sarana produksi lainnya,
2. Biaya tetap ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang produksi. Biaya
tetap seperti mesin, perahu, dan alat-alat lainnya. Sedangkan biaya operasial seperti biaya
perawatan (alat yang digunakan dilapangan), biaya tenaga kerja, biaya transportasi dan biaya
listrik.
3. Penerimaan / pendapatan yaitu nilai produksi dari penjualan hasil budidaya per siklus yang
kemudian dikalikan dengan biaya banyaknya siklus selama satu tahun.
4. Keuntungan yang diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan biaya total yang dihitung
selama satu tahun.
Data mencakup aspek ekonomi meliputi biaya investasi/modal, biaya total,
penerimaan/pendapatan, keuntungan. Kelayakan usaha dalam penelitian ini dihitung Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)-nya
dan kemudian di sesuaikan dengan kriteria kelayakan usaha berdasarkan nilai yang telah ditentukan.
2. Desa Mojo Bapak Adil Rp. 9.700.000 Rp. 42.100.000 Rp. 60.000.000
Bapak Rasdi Rp. 10.000.000 Rp. 54.700.000 Rp. 72.000.000
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Evaluasi Kelayakan Bisnis Budidaya Ikan
Bandeng (Chanos chanos) Secara Semi Intensif Di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang sebagai
berikut :
1.Aspek teknis yang di lakukan di kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang untuk budidaya ikan
bandeng adalah pemilihan lokasi, proses pemeliharaan, tempat pemeliharaan, pemanenan bandeng.
2.Aspek finansial pembesaran ikan bandeng (Chanos-chanos) di Kecamatan Ulujami, Kabupaten
Pemalang yaitu mengetahui biaya investasi, biaya operasional dan pendapatan.
3.Kelayakan usaha budidaya ikan bandeng di Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang dikatakan
layak untuk dijalankan. Dengan nilai NPV 277.903.367 - 699.894.189/m2, tidak menghasilkan IRR,
B/C Ratio 0,21 - 1,66 dan Pyaback Periode 0,27 - 1,08.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Taufik. 1998. Budidaya Bandeng Secara Intensif. Maros: Penebar Swadaya.
Ahmad, T., Ratnawati Erna, and M. Jamil R. Yacob. 2000. Budidaya Bandeng Secara Intensif.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Hadie, W dan S. Jatna. 1986. Teknik Budidaya Bandeng. Bhantara Karya Aksara. Jakarta. 57 hal.
Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Ed. II, UI Press, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Nurmalina, R., Sarianti T., dan Karyadi, A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Agribisnis
FEM IPB, Bogor.
Sutanto, H.A. 2010. Pengelolaan Mangrove Sebagai Pelindung Kawasan Pesisir dengan Pendekatan
Co-Management dan Analysis Hierarchy Process (AHP). MM STIE Bank BPD Jateng. 6 (1) :
101-119. ISSN 1411-1497.