Anda di halaman 1dari 5

JURNAL BELAJAR IV

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN


Dosen Pembina Mata Kuliah
Dr. Ibrohim, M.Si

I. Identitas Waktu dan Tema Perkuliahan

Nama : Baiq Khandra Muliya


NIM : 170341864579
Prodi : S2 Pendidikan Biologi
Kelas : A
Pertemuan : IX
Hari, Tanggal : Selasa, 03 Oktober 2017
Waktu : 10.30-12.10 WIB
Kegiatan : Persentasi dan Diskusi
Topik : Pendekatan Saintifik, Pendekatan Lingkungan (Sets) dan Stem

II. KONSEP PENTING YANG SUDAH DIPAHAMI


Taksonomi Bloom tentang aspek kognitif menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan. Indikator-indikatornya meliputi (1) membangun/
mengkonstruksi (generating); dan (2) merencanakan (planning, menghasilkan/ producing).
Sedangkan dimensi pengetahuan merupakan aspek-aspek dari dimensi pengetahuan yang pada
revisi taksonomi Bloom meliputi (1) pengetahuan faktual (factual knowledge); (2) pengetahuan
konseptual (conceptual knowledge); (3) pengetahuan prosedural (procedural knowledge); dan
(4) pengetahuan metakognitif (metaconitive knowledge).
Implementasi Prinsip Teori Perkembangan Metakognitif Dalam Belajar Dan
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Strategi Metakognitif berkaitan dengan cara untuk
meningkatkan kesadaran tentang proses berpikir dan pembelajaran yang berlangsung. Apabila
kesadaran itu ada, seseorang dapat mengontrol pikirannya. Siswa dapat menggunakan strategi
metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap berikuti, yaitu (1) merancang apa yang
hendak dipelajari; (2) memantau perkembangan diri dalam belajar; dan (3) menilai apa yang
dipelajari. Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi
apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar mengontrol proses
berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa.
Dengan menggunakan strategi metakognitif, siswa akan mampu (1) mengontrol
kelemahan diri dalam belajar dan kemudian memperbaiki kelemahan tersebut; (2) siswa dapat
menentukan cara belajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya sendiri; (3) siswa dapat
menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar baik yang berkaitan dengan soal-soal yang
diberikan oleh guru atau masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan proses pembelajaran;
(4) dan siswa dapat memahami sejauhmana keberhasilan yang telah ia capai dalam belajar.
Strategi metakognitif dapat digunakan siswa dalam proses pemecahan masalah, yaitu (1)
memahami masalah; (2) merencanakan strategi pemecahan; dan (3) menggunakan/menarapkan
strategi yang telah direncanakan dan menilai hasil pekerjaan. Pembelajaran strategi
metakognitif dapat dilakukan secara infusi dalam proses embelajaran sehingga strategi
metakognitif tidak menjadi materi khusus yang diajarkan. Guru dapat meingkatkan
kemampuan strategi metakognitif dalam pembelajaran.
Beberapa kemampuan strategi metakognitif siswa yang dapat dibiasakan yaitu (1)
merancang/mempersiapkan kegiatan belajar sendiri; (2) bertanya pada diri sendiri misalnya
sebelum, ketika dan setelah membacabuku; (3) berfikir terlebih dahulu secara sadar sebelum
melakukan sesuatu; (4) menilai dua jenis kegiatan untuk menentukan mana yang terbaik; (5)
mengetahui tingkah laku yang terbaik karena melalui pujian guru atau temannya; (6)
menghindari mengatakan “saya tidak bisa”; (7) menggunakan strategi metakognitif dalam
belajar dengan bantuan guru melalui pengarahan dalam bentuk pertanyaan; (8) siswa semangat
dalam belajar dan dalam melakukan suatu kegiatan melalui pujian guru; (9) berbicara dengan
baik dan benar dimana guru menjelaskan tentang pernyataan mana yang benar atau yang salah
serta bagaimana implikasinya; (10) bermain peran dalam belajar untuk melatih siswa berfikir
dan berindak sesuai dengan perannya; (11) mencatat jurnal tentang kegiatan sendiri; dan (12)
berprilaku yang baik dan bertindak benar melalui teladan dari guru. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa teori perkembangan metakognitif dapat diimplementasikan pada hampir
semua jenjang pendidikan di Indonesia.
Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang
memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian yakni (1) faktor biologis, yang
berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti
keadaan genetik; (2) faktor sosial, seorang anak akan lebih mudah dalam melakukan sebuah
interaksi yang nantinya dapat membangun beberapa sifat kepribadian dalam proses
pembentukan watak ataupun karakter; (3) faktor kebudayaan; (4) faktor lingkungan alam
(natural environment) meliputi iklim, topografi, dan sumber daya alam; (5) faktor kelompok
manusia (group experiences); dan (6) faktor pengalaman unik (unique experience).
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran
dan pembentukan kompetensi karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
iprogramkan. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai
hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan
pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru
sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui praktik yang
intensif.
Proses pendidikan karakter terjadi karena didesain secara sadar, bukan suatu kebetulan.
Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum
nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembangkan rencana
pembelajaran. Di samping silabus, pemerintah juga sudah membuat buku panduan, baik
panduan guru maupun panduan peserta didik, yang pelaksanaannya juga nanti akan dilakukan
pendampingan. Tidak perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan RPP
adalah program guru mengajar.
Pada umumnya, kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan,
kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup
(Mulyasa, 2013).
a. Kegiatan Awal Atau Pembukaan
Kegiatan awal atau pembukaan pembelajaran berbasis kompetensi dalam
menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 mencakup pembinaan keakraban dan pre-test.
Pembinaan keakraban perlu dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
bagi pembentukan kompetensin peserta didik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis
antara guru sebagai fasilitator dan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.
b. Kegiatan Inti atau Pembentukan Kompetensi dan Karakter
Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi, membahas
materi standar untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar
pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang
dihadapi bersama. Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru dalam melibatkan diri
untuk membentuk kompetensi dan karakter, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan
pembelajaran.
c. Kegiatan akhir atau penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kegiatan akhir
pembelajaran atau penutup dapat dilakukan dengan memberikan tugas, dan post test. Tugas ini
bisa merupakan pengayaan dan remidial terhadap kegiatan inti pembelajaran atau pembentukan
kompetensi.
Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri
peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Karakter yang dinilai seperti (1)
bertanggung jawab; (2) percaya diri; (3) saling menghargai; (4) bersikap santun; (5) kompetitif;
dan (6) jujur (Mulyasa, 2013). Contoh model pembelajaran berkarakter adalah:
 Pembiasaan
 Keteladanan
 Pembinaan Disiplin Peserta Didik
 Prinsip Teori Perkembangan Sosial dan Moral
 Prinsip Teori Perkembangan Sosial Albert Bandura
 Prinsip Teori Perkembangan Sosial Hurlock
Menurut Hurlock (1995), Perkembangan Sosial berarti “Perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat
(sozialized) memerlukan tiga proses. Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat
diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan perkembangan sifat
sosial. Hurlock juga menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan standar, kebiasaan, dan adat istiadat atau aturan. Menurutny peran
kognitif, biologis (remaja yang sudah seperti orang dewasa dan tidak senang jika dianggap
seperti anak kecil) dan emosi (adanya rasa ingin tahu yang mendorong remaja banyak
melakukan eksperimen) sangat menonjol.
III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI

IV. Pertanyaan yang Muncul


1. Cara mengukur daya pikir high order thinking bagaimana?
2. Dalam pembuatan jurnal kegiatan poin-poin apa saja yang harus diisi siswa?
V. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN
Lebih membaca lagi artikel-artikel hasil penelititan tentang kogitif dan metakognitif siswa
sehingga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatkan keterampilan kognitif
dan metakognitif siswa yang real yang terjadi di lapangan selama penelitian.

Anda mungkin juga menyukai