Anda di halaman 1dari 17

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERLINDUNGAN PEMERINTAH

TERHADAP TKI YANG MENINGGAL DUNIA DI NEGARA TUJUAN

JURNAL ILMIAH

Oleh :

ANITA WAHYUNINGTYAS
D1A 009 078

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERLINDUNGAN PEMERINTAH
TERHADAP TKI YANG MENINGGAL DUNIA DI NEGARA TUJUAN

ANITA WAHYUNINGTYAS
DIA 009 078

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk perlindungan yang diberikan
Pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta terhadap TKI yang meninggal
dunia di Negara tujuan dan hak-hak TKI yang harus dipenuhi dan dilindungi.
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan perundang-undangan dan
pendekatan konseptual. Bentuk perlindungan yang diberikan berupa mengurus
semua keperluan TKI yang meninggal mulai dari mencari tahu penyebab
kematiannya sampai dengan proses pemulangan jenazah TKI ke daerah asal.
Mengenai hak-hak TKI yang harus dipenuhi dan dilindungi yaitu sisa gaji yang
belum terbayar, semua barang-barang atau harta benda yang dimiliki oleh TKI
selama berada di Negara tujuan, memfasilitasi kepulangan dan pengurusan klaim
asuransi.

Kata kunci : Perlindungan TKI.

JUDICIAL REVIEW OF GOVERNMENT PROTECTION FOR


INDONESIAN WORKERS WHO DIED IN THE COUNTRY OF
DESTINATION

ABSTRACK

The purpose of the study to determine the form of protection provided by


the Government and implementing private placement workers against workers
who died in the State of destination and the rights of workers who must be met
and protected. The method used is a statutory approach and the conceptual
approach. Form of protection provided in the form of taking care of all the needs
of workers who died from finding out the cause of death until the process of
repatriation of the bodies of migrant workers to the area of origin. Regarding the
rights of workers who must be met and protected the remainder of unpaid wages,
all the goods or property owned by the migrant workers are in the country for the
purpose, to facilitate the return and processing of insurance claims.
Keyword : Protection of migrants.
I. PENDAHULUAN

Perlindungan yang diberikan kepada TKI adalah perlindungan mulai

dari pra penempatan, masa penempatan sampai dengan purna penempatan.

Didalam pelaksanaan penempatan TKI di luar negeri masih banyak para TKI

yang belum mendapatkan perlindungan sesuai dengan apa yang di amanatkan

dalam undang-undang dan peraturan-peraturan terkait lainnya, ini ditunjukkan

oleh tingginya kasus-kasus yang dialami oleh para TKI di luar negeri, baik

berupa kasus kekerasan maupun kematian, ini disebabkan karena tidak

memadainya sistem perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah dan

pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) kepada TKI. Berdasarkan

Laporan Data Kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram dapat dilihat jumlah TKI yang meninggal

setiap tahunnya sebagai berikut :

Tahun Jumlah Kasus TKI Jumlah Kasus Jumlah Kasus di

Meninggal Selesai Proses

2010 381 Jiwa 205 Jiwa 176 Jiwa

2011 314 Jiwa 129 Jiwa 185 Jiwa

2012 419 Jiwa 188 Jiwa 231 Jiwa

2103 349 Jiwa 247 Jiwa 102 Jiwa

Sumber : Laporan Data Kantor BP3TKI Mataram


Selain tingginya jumlah TKI yang meninggal dunia, masalah lain yang

dihadapi oleh TKI yang meninggal dunia di Negara tujuan yaitu masalah

biaya pemulangan jenazah TKI yang meninggal dunia tersebut sampai tiba di

daerah asal. Dalam pasal 73 ayat (2) huruf (c) Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di

Luar Negeri sudah jelas disebutkan bahwa dalam hal TKI meninggal dunia di

negara tujuan maka pelaksana penempatan TKI (PPTKI) berkewajiban untuk

memulangkan jenazah TKI ke tempat asal dengan cara yang layak serta

menanggung semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai

dengan tata cara agama TKI yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan

tersebut adapun permasalahan yang kiranya perlu dibahas dalam penelitian ini,

yaitu: Bagaimana bentuk perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah dan

pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) dalam hal adanya TKI yang

meninggal dunia di negara tujuan ? dan Apa saja yang menjadi hak-hak TKI

yang harus dipenuhi dan dilindungi serta berapa besar asuransi/santunan yang

diberikan untuk TKI yang meninggal dunia di negara tujuan tersebut ?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan yang ingin penulis

ketahui dari penelitian ini adalah mengenai bentuk perlindungan yang

diberikan oleh Pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS)

dalam hal adanya TKI yang meninggal dunia di negara tujuan. Dan untuk

mengetahui hak-hak TKI yang harus dipenuhi dan dilindungi serta untuk

mengetahui besar asuransi/santunan yang diberikan untuk keluarga atau ahli

waris dari TKI yang meninggal dunia di negara tujuan tersebut.

Pada penelitian ini metode pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan perundang-undangan yaitu pendekatan yang menelaah dan

mengkaji tentang asas-asas hukum, norma-norma hukum dalam peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dan


pendekatan konseptual yaitu melihat pandangan-pandangan doktrin, pendapat

para ahli yang berasal dari buku-buku, jurnal dan sumber lainnya yang

berkembang di dalam ilmu hukum dan yang ada kaitannya dengan

permasalahan yang akan dikaji guna untuk menyusun argumentasi dalam

memecahkan isu hukum.


II. PEMBAHASAN

Bentuk Perlindungan Yang Diberikan Oleh Pemerintah dan PPTKIS

Dalam Hal Adanya TKI Yang Meninggal Dunia di Negara Tujuan.

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di bidang

ketenagakerjaan adalah tingginya jumlah pengangguran dan keterbatasan

akan lowongan kerja di dalam negeri. Sulitnya untuk mencari dan

mendapatkan pekerjaan di dalam negeri sendiri menyebabkan banyak

warga negara Indonesia mencari pekerjaan ke luar negeri untuk menjadi

tenaga kerja Indonesia atau yang biasa disebut dengan TKI. Dari tahun ke

tahun jumlah mereka yang bekerja di luar negeri semakin meningkat. Akan

tetapi hal ini tidak di imbangi dengan banyaknya perlindungan yang diberikan

kepada para TKI terutama yang diberikan oleh Pemerintah.

Dengan mengacu kepada pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945, maka Undang-Undang Nomor 39 Tahun

2004 pada intinya harus memberi perlindungan kepada warga negara yang

akan menggunakan haknya untuk mendapat pekerjaan, khususnya di luar

negeri, agar mereka dapat memperoleh pelayanan penempatan tenaga kerja

secara cepat dan mudah dengan tetap mengutamakan keselamatan tenaga kerja

baik fisik, moral maupun martabatnya.

Perlindungan yang diberikan kepada TKI adalah perlindungan mulai

dari pra penempatan, masa penempatan sampai dengan purna penempatan.

Dalam hal adanya TKI yang meninggal dunia di Negara tujuan maka dalam

Pasal 73 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 disebutkan bahwa


pelaksana penempatan TKI (PPTKI) berkewajiban : a). Memberitahukan

tentang kematian TKI kepada keluarganya paling lama 3 (tiga) kali 24 (dua

puluh empat) jam sejak diketahuinya kematian tersebut. b). Mencari informasi

tentang sebab-sebab kematian dan memberikannya kepada Pejabat Perwakilan

Republik Indonesia dan anggota keluarga TKI yang bersangkutan. c).

Memulangkan jenazah TKI ke tempat asal dengan cara yang layak serta

menanggung semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai

dengan tata cara agama TKI yang bersangkutan. d). Mengurus pemakaman di

negara tujuan penempatan TKI atas persetujuan pihak keluarga TKI atau

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. e).

Memberikan perlindungan terhadap seluruh harta milik TKI untuk

kepentingan anggota keluarganya; dan f). Mengurus pemenuhan semua hak-

hak TKI yang seharusnya diterima.

Setiap tahun jumlah TKI yang meninggal dunia selalu meningkat

dengan berbagai sebab seperti TKI yang meninggal dunia karena sakit,

kecelakaan kerja, mengalami penganiayaan dan kekerasan oleh majikan,

depresi maupun mereka yang meninggal karena di tembak mati polisi ataupun

karena mendapatkan hukuman mati di negara tujuan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa negara yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah

belum mampu secara maksimal memberikan perlindungan kepada para TKI

yang berada dan bekerja di luar negeri.

Untuk itu, TKI yang bekerja di luar negeri sangat perlu untuk

diberikan perlindungan. Karena TKI yang meninggal dunia termasuk dalam


TKI purna penempatan maka perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah

dilaksanakan dalam bentuk di antaranya pengantaran TKI sampai ke daerah

asal, penanganan dan pemulangan jenazah TKI, fasilitasi pengurusan barang-

barang milik jenazah TKI dan fasilitasi pengurusan klaim asuransi TKI yang

meninggal dunia tersebut.

Sedangkan untuk Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS)


bekerja sama dengan mitra usaha dan Perwakilan luar negeri wajib
mengurus kepulangan TKI sampai tiba di bandara di Indonesia,
dalam hal: a). Perjanjian kerja telah berakhir dan tidak
diperpanjang.b). TKI bermasalah, sakit, atau meninggal dunia selama
masa perjanjian kerja sehingga tidak dapat menyelesaikan perjanjian
kerja. c). PPTKI harus memberitahukan jadwal kepulangan TKI
kepada Perwakilan Republik Indonesia di Negara setempat dan
Direktur Jenderal selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
kepulangannya. d). Dalam mengurus kepulangan TKI, maka PPTKIS
bertanggung jawab membantu menyelesaikan permasalahan TKI,
mengurus dan menanggung kekurangan biaya perawatan TKI yang
sakit atau meninggal dunia. e). Terkait dengan adanya TKI yang
meninggal dunia maka perwakilan PPTKIS di negara tujuan bersama
dengan Pemerintah Perwakilan luar negeri setempat harus mengurus
semua keperluan TKI yang meninggal dunia tersebut mulai dari
mencari tahu penyebab kematian sampai dengan proses pemulangan
jenazah TKI ke daerah asal, serta pengurusan semua hak-hak yang
seharusnya diterima oleh TKI yang meninggal dunia tersebut.1

Untuk menjamin perlindungan dan mempercepat kepulangan TKI

maka diperlukan pelayanan dan tanggung jawab yang terpadu dari Badan

Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) yang merupakan

lembaga pemerintah non-departemen yang bertanggung jawab kepada

1
Yuwono, Ismanto Dwi. Hak dan Kewajiban Hukum Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
di Luar Negeri, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hlm.111-112.
presiden yang berkedudukan di Ibu Kota Negara. Untuk kelancaran

pelaksanaan pelayanan penempatan TKI, BNP2TKI membentuk Balai

Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) di Ibukota Provinsi

dan/atau tempat pemberangkatan TKI yang dianggap perlu. Ini bertujuan

untuk memberikan kemudahan pelayanan pemprosesan seluruh dokumen

penempatan dan kepulangan TKI. Pemberian pelayanan pemprosesan

dokumen dilakukan bersama-sama dengan instansi terkait.

Untuk melaksanakan pemulangan jenazah TKI dari luar negeri

BNP2TKI telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) pemulangan

jenazah CTKI/TKI ke daerah asal. Adanya standar operasional prosedur

(SOP) ini diharapkan masyarakat dan keluarga TKI di tanah air dapat

mengetahui prosedur kepulangan jenazah TKI dari luar negeri, dan dengan

adanya SOP tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan yang

diberikan oleh Pemerintah terutama oleh BNP2TKI.

Standar operasional prosedur (SOP) pemulangan jenazah CTKI/TKI

yang dibuat oleh BNP2TKI berbeda-beda antara Negara yang satu dengan

Negara yang lainnya, ini disebabkan karena peraturan ketenagakerjaan

dimasing-masing Negara penempatan juga berbeda. Jadi SOP yang dibuat

oleh BNP2TKI menyesuaikan dengan keadaan peraturan ketenagakerjaan di

Negara tujuan. Selain itu, materi dari SOP ini lebih mengutamakan dan

mengedepankan kepada peran dan tugas dari para pihak atau masing-masing

instansi terkait untuk melakukan dan melaksanakan pemulangan jenazah

CTKI/TKI ke daerah asal.


Untuk melakukan pemulangan jenazah TKI dari luar negeri
memerlukan beberapa proses yang panjang dan yang harus dijalani
sehingga memerlukan waktu yang tidak singkat. Adapun proses itu
di antaranya adalah di negara penempatan beberapa proses harus
dilalui yaitu meminta izin dari kantor Gubernur di negara
penempatan, pengurusan beberapa surat pengantar dari kepolisian
setempat, pengurusan Exit Permit Only (EPO) khusus jenazah dari
Imigrasi, pengurusan akte kematian dari kantor catatan sipil,
penterjemah akte kematian dari medical report ke dalam Bahasa
Inggris, pengurusan surat clearence dari Bea Cukai, pengurusan surat
cargo di bandara, konfirmasi kesiapan penjemputan (PPTKIS,
BNP2TKI, dan Kemenlu), pengurusan proses pembalseman dan
pemetian jenazah, pengurusan sertifikat pembalseman dari rumah
sakit, pemberitahuan jadwal pemulangan jenazah oleh cargo kepada
pihak penjemput, proses pengeluaran jenazah dan pemindahannya
dari rumah sakit, cargo dan ke Bandara.2

Sedangkan di Indonesia ada beberapa hal yang harus disiapkan untuk

memulangkan jenazah TKI, salah satunya yaitu izin pemakaman yang

ditandatangani oleh ahli waris dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa

setempat tentang apakah jenazah TKI akan dipulangkan atau dimakamkan di

negara tujuan tempat TKI meninggal. Setelah izin ditandatangi baru jenazah

TKI tersebut bisa dilakukan upaya selanjutnya. Jika ahli waris mengizinkan

jenazah TKI tersebut untuk dimakamkan di luar negeri, maka pemakaman

akan dilakukan sesuai dengan tata cara agama TKI yang bersangkutan dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tersebut. untuk pemulangan

jenazah TKI di luar negeri ke daerah asal, Kemenlu dan Perwakilan RI di

luar negeri mengupayakan dana dari PPTKIS, Pemerintah baik pusat

ataupun daerah asal TKI, atau dari instansi terkait lainnya sebagaimana telah
2
www.infopublik.org diakses pada tanggal 5 Januari 2014.
diatur bahwa PPTKI berkewajiban untuk memulangkan jenazah TKI ke

tempat asal dengan cara yang layak serta menanggung semua biaya yang

diperlukan. Dengan adanya berbagai peraturan-peraturan dan kebijakan-

kebijakan yang telah dibuat tersebut maka diharapkan akan lebih bisa

melindungi para TKI baik pada saat pra penempatan, selama penempatan

dan purna penempatan, terutama bagi para TKI yang meninggal di negara

tujuan.

Hak-hak TKI Yang Harus Dipenuhi dan Dilindungi Serta Besar

Asuransi/santunan Yang diterima TKI.

TKI merupakan manusia, yang pada dasarnya memiliki hak-hak


asasi yang sama dengan manusia yang lainnya sebagaimana prinsip-
prinsip hak asasi manusia yang juga telah diterima secara umum oleh
negara-negara dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi di
seluruh dunia. Hak asasi manusia sebagai hak dasar yang melekat
pada manusia semenjak manusia dilahirkan ke dunia ini, dia
merupakan titik tolak dalam menjalankan keberlangsungan
kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap manusia
memiliki kebebasan dalam memutuskan sendiri perilaku dan
perbuatannya, kebebasan ini disertai dengan kemampuan untuk
bertanggung jawab. Oleh karena itu, kebebasan setiap orang dibatasi
oleh hak asasi orang lain. Sehingga setiap orang diwajibkan untuk
mengakui dan menghormati hak asasi orang lain, termasuk dalam hal
ini adalah organisasi apapun dalam tataran apapun tidak terkecuali
Negara dan Pemerintah.3
Ada banyak hak-hak yang dimiliki oleh TKI, baik hak-hak secara

hukum nasional maupun secara hukum internasional. Akan tetapi dalam hal

adanya TKI yang meninggal dunia di Negara tujuan maka hak TKI yang

harus dipenuhi dan dilindungi adalah berupa sisa gaji TKI yang belum

3
Rahman, Fathor, Menghakimi TKI: Mengurai Benang Kusut Perlindungan TKI,
Penerbit Pensil-324, Jakarta, 2011, hlm.129-130.
terbayar, perlindungan dan pengamanan terhadap semua barang-barang atau

harta benda yang dimiliki oleh TKI selama berada di Negara tujuan, fasilitas

untuk kepulangan TKI, fasilitas untuk pengurusan klaim asuransi bagi TKI

yang meninggal.

Selain hak-hak tersebut dalam melidungi warga negaranya yang

bekerja di luar negeri Pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta

melidungi TKI melalui asuransi. Asuransi bagi TKI sangat diperlukan untuk

menjamin terlindunginya TKI jika sewaktu-waktu TKI mengalami suatu hal

yang tidak diinginkan yang menimpa TKI dan suatu hal tersebut berkaitan

dengan keselamatan TKI dan/atau merugikan TKI. Oleh karena itu, setiap

TKI yang ditempatkan di luar negeri wajib mengikuti program asuransi

perlindungan yang preminya dibayar oleh pengguna jasa TKI atau lembaga

pelaksana penempatan. Besar premi yang harus dibayar untuk dapat

mengikuti asuransi TKI yaitu sebesar Rp 400.000,00 (empat ratus ribu

rupiah) yang terdiri dari: a). Premi asuransi TKI pra penempatan sebesar Rp

50.000,00 (lima puluh ribu rupiah), b), Premi asuransi TKI masa

penempatan sebesara Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), dan c). Premi

asuransi TKI purna penempatan sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu

rupiah). Dalam hal adanya TKI yang meninggal dunia di Negara tujuan

maka TKI tersebut berhak mendapatkan uang asuransi sebesar Rp.

75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah). Uang asuransi dapat diterima

setelah keluarga atau ahli waris yang sah dari TKI yang meninggal dunia

tersebut melengkapi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan,


dan persyaratan tersebut diajukan kepada perusahaan konsorsium asuransi

dimana TKI telah ikut untuk menjadi peserta asuransi TKI.


III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut : 1). Perlindungan yang diberikan untuk TKI yang meninggal dunia

di negara tujuan adalah Pemerintah baik di luar negeri maupun di dalam

negeri dan bersama-sama dengan PPTKIS mengurus semua keperluan TKI

yang meninggal dunia di luar negeri tersebut mulai dari mencari tahu

penyebab kematian sampai dengan proses pemulangan jenazah TKI ke

daerah asal, serta mengurus semua hak-hak yang seharusnya diterima oleh

TKI yang meninggal dunia tersebut. 2). Hak-hak TKI yang harus dipenuhi

dan dilindungi bagi TKI yang meninggal dunia di negara tujuan yaitu seperti

sisa gaji yang belum terbayar, semua barang-barang atau harta benda yang

dimiliki oleh TKI selama berada di negara tujuan, memfasilitasi kepulangan

TKI, memberikan santunan kepada ahli waris, dan memfasilitasi pengurusan

klaim asuransi bagi TKI yang meninggal dunia di negara tujuan tersebut.

SARAN

Dari pemaparan hasil pembahasan adapun saran penulis adalah

sebagai berikut: 1). Pemerintah harus meningkatkan upaya perlindungan

untuk para TKI yang menghadapi masalah di luar negeri, pihak-pihak terkait

yang menangani permasalahan TKI di luar negeri khususnya bagi TKI yang

meninggal dunia haruslah orang-orang yang berkompeten serta paham akan

hukum-hukum yang berlaku baik hukum di Indonesia maupun hukum di

luar negeri dan hukum internasional. 2). Hak-hak yang dimiliki oleh TKI
pada dasarnya sama dengan hak yang dimiliki oleh setiap orang. Untuk TKI

yang meninggal dunia di negara tujuan maka perlu dilakukan koordinasi

yang cepat dan tepat antar instansi-instansi Pemerintah terkait untuk

membantu pemanduan kepulangan jenazah TKI sampai ke daerah asal,

pengamanan pemulangan jenazah TKI, membantu pengajuan klaim asuransi

oleh pihak keluarga atau ahli waris TKI yang sah dan untuk PPTKIS agar

tidak melepas tanggung jawab hanya sekedar membantu pengurusan jenazah

TKI tetapi juga harus membantu memfasilitasi pengurusan klaim asuransi

sampai klaim asuransi itu diterima oleh keluarga atau ahli waris TKI.
Daftar Pustaka

A. Buku

Rahman, Fathor, Menghakimi TKI: Mengurai Benang Kusut Perlindungan


TKI, Cet. Pertama, Penerbit Pensil-324, Jakarta, 2011.
Yuwono, Ismanto Dwi. Hak dan Kewajiban Hukum Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) di Luar Negeri. Cet. ke , Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011.

B. Peraturan Perundang – Undangan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan


Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

C. Internet
http://www.infopublik.org

Anda mungkin juga menyukai