Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/287543696

MATAKULIAH "PROJEK PERANGKAT LUNAK"


UNTUK MENGATASI KESENJANGAN TEORI
DAN PRAKTIK PEMBANGUNA....

Article · July 2003


DOI: 10.12962/j24068535.v2i2.a291

CITATIONS READS

0 272

1 author:

Siti Rochimah
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
50 PUBLICATIONS 38 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Code Smell View project

adaptive assessment system View project

All content following this page was uploaded by Siti Rochimah on 05 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MATAKULIAH ‘PROJEK PERANGKAT LUNAK’
UNTUK MENGATASI KESENJANGAN TEORI DAN
PRAKTIK PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK
Siti Rochimah
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Jl. Raya ITS, Sukolilo – Surabaya 60111, Tel. + 62 31 5939214, Fax. + 62 31 5913804
Email: siti@its-sby.edu

ABSTRAK
Kemajuan teknologi pada dekade kini menunjukkan bahwa pemanfaatan peralatan elektronika seperti
personal komputer, pembangkit kontrol manufaktur, dan peralatan otomatisasi lainnya menjadi semakin penting
dan dominan. Perangkat lunak sebagai komponen inti pada peralatan-peralatan tersebut menjadi semakin
dominan posisinya di dalam mekanisme sistemnya.
Kegiatan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang terstruktur dan terencana dengan baik dalam rangka
membangun suatu sistem perangkat lunak mutlak diperlukan untuk menghasilkan produk perangkat lunak yang
berkualitas tinggi. Kurikulum Nasional untuk Pendidikan Tinggi bidang Informatika telah mencantumkan
matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak sebagai salah satu matakuliah wajib yang harus diambil oleh
mahasiswa tingkat sarjana. Untuk itu, mulai tahun ketiga, mahasiswa telah diperkenalkan secara teoritis
tentang ilmu-ilmu RPL. Akan tetapi sampai saat ini kesenjangan antara teori yang didapatkan dengan
aplikasinya di dunia nyata masih cukup besar.
Untuk memperkecil kesenjangan antara teori dan praktik terhadap ilmu-ilmu RPL tersebut diperlukan satu
tahap pemahaman lagi yaitu pengetahuan praktis untuk membangun suatu perangkat lunak. Tahap pemahaman
tersebut dapat diperoleh melalui pemberian matakuliah ‘Projek Perangkat Lunak’ yang berisi praktik-praktik
pembangunan perangkat lunak dengan kasus nyata yang dihadapi oleh para pelaku di lapangan (baca:
industri). Matakuliah tersebut bertujuan untuk menghilangkan kesenjangan antara teori di kuliah dengan
aplikasinya di lapangan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan modus pengajaran yang baru, yaitu adanya
interaksi antara mahasiswa, pengajar, dan pihak industri secara langsung dalam memecahkan persoalan-
persoalan dari pihak industri.
Disamping itu, diperlukan sarana pokok berupa standard dokumentasi yang baku, mudah, dan cocok
digunakan baik oleh mahasiswa di kuliah, maupun oleh pihak industri yang memerlukannya. Dengan adanya
standard dokumen tersebut, pihak pengembang dapat melaksanakan kegiatan RPL dengan lebih mudah, dan
pada akhirnya budaya untuk menerapkan praktik RPL yang benar dalam pengembangan perangkat lunak akan
terwujud.
Tulisan ini berisi gambaran umum penyelenggaraan kuliah berarah projek (dalam hal ini kuliah Projek
Perangkat Lunak) berdasarkan pengalaman penulis yang pernah terlibat selama empat tahun pertama
penyelenggaraan kuliah ini pada Departemen Teknik Informatika ITB yang mulai diselenggarakan sejak tahun
ajaran 1998.

Kata kunci : Rekayasa Perangkat Lunak, Projek Perangkat Lunak.

1. PENDAHULUAN lunak, termasuk kalangan akademisi informatika


Kemajuan teknologi di seluruh dunia pada yang semestinya menjadi motor penggerak dalam
dekade kini menunjukkan bahwa pemanfaatan mewujudkan praktik penerapan yang benar. Dari sisi
peralatan elektronika seperti personal komputer, industri, masalah itu disebabkan antara lain oleh hal-
pembangkit kontrol manufaktur, dan peralatan hal sebagai berikut.
otomatisasi lainnya menjadi semakin penting dan 1. Minimnya industri pembuat perangkat lunak di
dominan. Perangkat lunak sebagai komponen inti Indonesia dengan karakteristik yang tidak jelas;
menjadi semakin dominan posisinya di dalam 2. Belum dimilikinya Standard Nasional Indonesia
mekanisme sistem semacam itu. (SNI) bagi industri perangkat lunak;
Kegiatan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang 3. Standard internasional yang ada dirasakan terlalu
terstruktur dan terencana dengan baik dalam rangka rumit untuk digunakan dan pada kenyataannya
membangun suatu sistem perangkat lunak mutlak sulit diaplikasikan dalam kondisi di Indonesia;
diperlukan untuk menghasilkan produk perangkat 4. Rendahnya budaya dan kemampuan terhadap
lunak yang berkualitas tinggi. Namun sampai saat ini praktik keperangkatlunakan;
di Indonesia kegiatan tersebut kurang mendapat 5. Industri membutuhkan dukungan RPL yang
perhatian dari kalangan pengembang perangkat memiliki alat-alat ataupun metodologi

91
Volume 2, Nomor 2, Juli 2003 : 91– 97

pengembangan perangkat lunak yang tepat untuk industri (diwakili oleh pimpinan projek dan staf yang
diterapkan; dan terlibat) sebagai pihak klien. Pengajar bertindak
6. Belum adanya jaminan kualitas yang memadai sebagai manajer organisasi, reviewer, dan konsultan.
bagi perangkat lunak Indonesia. Mahasiswa bertindak sebagai manajer projek,
Sementara itu, permasalahan dari pihak software engineer, dan sekaligus pemrogram.
perguruan tinggi adalah sebagai berikut. Sedangkan pihak industri bertindak sebagai klien.
1. Kuliah RPL dengan bobot 3 SKS dianggap Antara pengembang dan klien saling
terlalu sedikit dan singkat, karena bahan kuliah memberikan masukan yang diperlukan. Klien
yang banyak meliputi seluruh tahapan-tahapan memberikan persoalan yang dihadapi kepada
pengembangan perangkat lunak dengan pengembang. Sementara, pengembang memberikan
metodologi waterfall; solusi-solusi dan membuka kemungkinan adanya
2. Pemberian kuliah terlalu bersifat teoritis, ‘transfer’ ilmu kepada klien. Dengan demikian
sehingga penerapan dan praktik bidang ilmu ini diperoleh keuntungan-keuntungan untuk kedua belah
belum dapat dibayangkan dan dimengerti oleh pihak.
peserta didik; Perguruan tinggi bersama dengan pihak industri
3. Manfaat kuliah belum dirasakan optimal oleh mengembangkan proses pembentukan perangkat
peserta didik dalam memberikan gambaran lunak dengan memilih topik yang dibutuhkan oleh
mengenai salah satu bagian ilmu spesifik dari pihak industri. Disamping itu, pengajar memberikan
Teknik Informatika; pengajaran dan peningkatan ketrampilan kepada
4. Tugas yang dikerjakan oleh peserta didik peserta didik dalam menerapkan ilmu RPL sesuai
dirasakan masih terlalu global dan belum proses tahapan pengembangan perangkat lunak yang
mengena pada esensi rinci dari proses sarat dengan aspek yang menunjang terbentuknya
pengembangan perangkat lunak itu sendiri; dan kualitas perangkat lunak yang baik dan mudah
5. Sebaiknya objektif kuliah bukan hanya sekedar dirawat (‘traceability’ dan ‘maintainability’).
pemahaman konsep saja, tetapi diberikan pula Pemilihan topik disesuaikan lingkupnya agar
ketrampilan dalam pengembangan perangkat dapat diselesaikan oleh tim pengembang dalam
lunak kepada peserta didik sehingga pada akhir waktu satu semester. Jika 1 SKS berarti 1 jam tatap
kuliah akan didapat pengertian yang utuh muka, 1 jam kegiatan terbimbing, dan 1 jam kegatan
terhadap matakuliah. mandiri, maka jika kuliah ini berbobot 3 sks, berarti
Kesenjangan ini menimbulkan munculnya dapat dikerjakan oleh tim pengembang sebanyak
beberapa justifikasi permasalahan sebagai berikut. kurang-lebih 9 jam perminggu atau 36 jam perbulan.
1. Perlu dicari langkah awal ke arah pembentukan
SNI untuk RPL; 3. PENDEKATAN PENGAJARAN
2. Perlu dukungan dari perguruan tinggi untuk Metodologi yang digunakan dalam perkuliahan
mendukung tersedianya keilmuan dan sumber ini merupakan kombinasi dari beberapa metodologi
daya manusia yang menguasai permasalahan dasar yang ada, yang satu dengan lainnya dapat
tersebut; dan bersinergi secara baik sehingga memberikan satu
3. Perlu mencari proses belajar mengajar dalam modus belajar mengajar yang optimal. Metodologi
bidang RPL yang lebih terarah dan tepat guna dasar tersebut terbagi atas tiga model yang saling
bagi pihak Industri. menunjang.
Sebenarnya, Kurikulum Nasional untuk
Pendidikan Tinggi bidang Informatika telah 3.1. Metodologi Instructional de Facto
mencantumkan matakuliah Rekayasa Perangkat Metodologi pengajaran ini menekankan interaksi
Lunak sebagai salah satu matakuliah wajib yang aktif antara pengajar, mahasiswa, dan industri dengan
harus diambil oleh mahasiswa tingkat sarjana. Untuk memunculkan fakta pengembangan perangkat lunak
itu, mulai tahun ketiga, mahasiswa telah yang terdapat di industri Indonesia.
diperkenalkan secara teoritis tentang ilmu-ilmu RPL. Untuk dapat melakukan penerapan RPL dengan
Akan tetapi ternyata kesenjangan antara teori yang baik peserta didik perlu diberi arahan terhadap
didapatkan dengan aplikasinya di dunia nyata masih bagaimana sebaiknya kebutuhan atas suatu perangkat
cukup besar. Hal ini disebabkan antara lain oleh lunak dianalisis dan ditetapkan. Selanjutnya, dari
kurangnya mahasiswa berinteraksi dengan pihak kebutuhan yang didapat perlu dirancang aspek yang
industri untuk mempraktikkan teori yang didapatkan berkaitan dengan pembentukan struktur data yang
dengan kondisi nyata. selanjutnya akan diimplementasikan dalam bentuk
pemrograman. Kemudian hasil pemrograman tersebut
2. GAMBARAN UMUM diujicobakan sehingga hasil akhir perangkat lunak
Kegiatan perkuliahan ini melibatkan pihak akan sesuai dengan kebutuhan yang dijabarkan pada
perguruan tinggi (dalam hal ini adalah pengajar dan awal proses rekayasa.
mahasiswa) sebagai pihak pengembang dan pihak

92
Rochimah, Projek Perangkat Lunak Mengatasi Kesenjangan Teori Dan Praktik

Untuk itu proses transfer knowledge antara berarah projek (project oriented), sehingga tidak bisa
pengajar dan peserta didik akan dilakukan dengan dilakukan seperti layaknya kuliah ataupun praktikum
memberikan fakta-fakta yang merupakan fenomena biasa.
RPL dalam bentuk pengajaran instruksional.
4.1. Sumberdaya Manusia
3.2. Metodologi Direct Application Selain mahasiswa sebagai objek pembinaan,
Pada metodologi ini dilakukan penerapan teori kuliah ini membutuhkan sumber daya manusia yang
langsung terhadap lingkungan industri yang memegang berbagai peranan yang berbeda. Dalam
memerlukan dukungan solusi perangkat lunak di konteks projek pembangunan perangkat lunak yang
dunia nyata. dilakukan oleh para mahasiswa, anggota tim yang
Dalam melaksanakan proses RPL diperlukan terkait hanyalah staf pengajar yang bertindak sebagai
topik nyata yang dapat dijadikan masalah. Topik manajer organisasi, reviewer, dan konsultan.
nyata ini dapat pula memberikan lingkungan nyata
yang harus dihadapi seorang pengembang pada saat 4.2. Peralatan
melaksanakan praktik RPL. Contohnya adalah – Peralatan yang digunakan adalah peralatan
misalnya- munculnya tuntutan dari klien terhadap laboratorium komputer yang siap digunakan.
kebutuhan perangkat lunak diluar spesifikasi yang Peralatan komputasi ini harus memadai dalam hal
telah disepakati bersama, ketidakjelasan bahasa klien kapasitas penyimpanan datanya, baik penyimpanan
dalam menyampaikan maksud dan keinginannya data primer (memory komputer) maupun
terhadap kemampuan perangkat lunak yang penyimpanan data sekunder (hard-disk). Oleh karena
dibutuhkannya, dan lain-lain. Dengan demikian, hal itu agar kegiatan perkuliahan dapat berlangsung
yang muncul dalam pelaksanaan proses belajar dengan baik, maka kapasitas server harus cukup
mengajar ini merupakan satu bagian pelaksanaan tinggi.
aplikasi yang secara langsung terjadi sehari-hari di Disamping itu, peralatan yang digunakan harus
lingkungan pengembangan perangkat lunak yang juga dilengkapi dengan perangkat lunak pendukung
nyata. yang lengkap, termasuk CASE Tools yang
Disamping itu, perlu dipersiapkan juga dibutuhkan untuk membuat dokumentasinya.
lingkungan kerja bagi peserta didik dalam Untuk sarana pengkajian ulang (review) selama
melaksanakan proses RPL. Penyediaan ruang diskusi projek berlangsung, pertemuan kelompok dapat
beserta penyediaan sarana laboratorium untuk dilakukan di ruang kelas, ruang rapat, atau di
memenuhi berbagai kebutuhan perangkat lunak dan laboratorium. Sementara untuk pertemuan kelas
perangkat keras bagi peserta didik merupakan bagian dilakukan di ruang kelas yang tersedia. Kesulitan
penting yang menunjang secara langsung serta yang umum dihadapi adalah, bahwa peralatan dan
mempermudah proses pembentukan perangkat ruangan tersebut, juga dipakai oleh kegiatan-kegiatan
lunaknya. akademik lainnya di luar kegiatan ini.
Berhubung sifat kuliah ini adalah projek
3.3. Diskusi perangkat lunak untuk jangka menengah, maka
Agar mendapatkan hasil yang optimal perlu diperlukan adanya area tempat tim pengembang
dilakukan forum yang dapat mengkaji, memantau (dalam hal ini mahasiswa) untuk berkumpul,
serta mengevaluasi pengembangan perkuliahan ini. berdiskusi dan mengkaji ulang projek mereka di luar
Untuk itu perlu dilakukan diskusi secara teratur. jam tatap muka yang disediakan.
Diskusi ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian, Kendala-kendala yang diperkirakan muncul pada
yaitu: saat perkuliahan berlangsung, seperti misalnya
1. Forum diskusi internal keterbatasan unit komputer, ruangan, dan fasilitas
Forum diskusi yang dilakukan antar sesama staf lainnya, penting untuk diatasi karena salah satu
pengajar terkait ataupun antara staf pengajar tujuan dari adanya kuliah ini adalah memperkenalkan
dengan peserta didik. kepada mahasiswa bagaimana layaknya sebuah tim
2. Forum diskusi eksternal pengembangan perangkat lunak yang sesungguhnya
Forum diskusi yang dilakukan antara pihak dilakukan. Oleh karena itu, sebaiknya lingkungan
pengajar, peserta didik, dan pihak industri. pelaksanaan projek pun harus sesuai dengan kondisi
pengembangan perangkat lunak yang sesungguhnya,
4. SARANA YANG DIPERLUKAN antara lain dengan menyediakan tempat berdiskusi
Model perkuliahan ini menuntut interaksi yang yang dapat digunakan setiap saat (bebas untuk
sangat tinggi antara staf pengajar yang dibantu mahasiswa) dalam jumlah yang cukup.
dengan teknisi dan tenaga administrasi, mahasiswa,
dan wakil dari pihak industri. Selain orang-orang 4.3. Bahan Habis
yang terkait tersebut, kuliah ini juga menuntut Selain peralatan, penyediaan bahan habis juga
peralatan yang relatif lebih daripada kuliah-kuliah penting. Hal ini disebabkan dalam rangka mendekati
lain. Ini disebabkan karena karakteristik kuliah yang kondisi pengembangan perangkat lunak

93
Volume 2, Nomor 2, Juli 2003 : 91– 97

sesungguhnya, perlu juga disediakan fasilitas yang 2. kurang dipahaminya kegunaan dari beberapa
memadai bagi tim pengembang untuk menghasilkan bagian dokumen pada saat digunakan;
produk-produknya (dokumentasi dan perangkat 3. kesulitan pemahaman bahasa Inggris; dan
lunaknya itu sendiri). Keperluan akan bahan habis 4. kurangnya contoh penerapan pada kasus nyata.
relatif besar mengingat bahwa kuliah ini terhitung Akibatnya, banyak praktisi perangkat lunak tidak
kuliah dengan metode perkuliahan yang sangat bersedia menggunakan dokumentasi standard
berbeda dibandingkan kuliah lainnya. tersebut yang mengakibatkan banyak perangkat lunak
Oleh karena itu, jurusan perlu menyediakan yang sudah dibuat tidak memiliki standard
fasilitas subsidi bahan habis bagi setiap kelompok dokumentasi yang jelas.
pengembang agar mahasiswa tidak terlalu terbebani Standard dokumentasi pengembangan perangkat
dengan biaya pengadaan bahan habis. Beberapa lunak sangat diperlukan untuk kemudahan dalam
contoh subsidi yang dapat diberikan pihak jurusan analisis, perancangan, pemrograman, pengujian, dan
adalah penyediaan disket dan sejumlah kertas untuk perawatan perangkat lunak. Ketiadaan standard akan
laporan. menyebabkan setiap orang menggunakan standard
yang berbeda-beda. Hal ini akan menyebabkan
5. STANDARD DOKUMENTASI RPL kesulitan awal dalam hal pendefinisian dan analisis
Selain sarana yang harus dipersiapkan sebelum permasalahan. Kesulitan akan berlanjut pada saat
masa perkuliahan berlangsung, seperti telah melakukan proses lanjutan yang meliputi
dituliskan di atas, ada komponen penting yang juga perancangan, pemrograman, pengujian, sampai saat
harus dipersiapkan. Komponen itu adalah standard perangkat lunak dioperasikan dan dirawat.
dokumentasi yang baku, mudah, dan cocok Standard dokumentasi yang dapat digunakan
digunakan baik oleh mahasiswa di kuliah, maupun pada kuliah ini setidaknya meliputi enam jenis
oleh pihak industri yang memerlukannya. Dengan dokumen yaitu dokumen:
adanya standard dokumentasi tersebut, pihak 1. RPPL (Rencana Pengembangan Perangkat
pengembang akan dapat melaksanakan kegiatan RPL Lunak)
dengan lebih mudah, dan pada akhirnya budaya 2. SKPL (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak)
untuk menerapkan RPL dalam pengembangan 3. DPPL (Deskripsi Perancangan Perangkat Lunak)
perangkat lunak dapat terwujud. 4. PDHUPL (Perencanaan, Deskripsi, dan Hasil Uji
Bentuk standard dokumentasi pengembangan Perangkat Lunak)
perangkat lunak untuk setiap tahapan pengembangan 5. SPPL (Spesifikasi Produk Perangkat Lunak)
akan menghasilkan bentuk pelaporan yang seragam 6. PPPL (Petunjuk Pemakaian Perangkat Lunak) /
untuk seluruh perangkat lunak yang dibuat. Untuk User Manual
setiap paket aplikasi yang dibuat terdapat sejumlah Untuk membangun standard dokumentasi yang
dokumentasi yang menyertai perangkat lunak dan akan dipergunakan pada perkuliahan ini, tim staf
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengajar dapat mengacu pada standard dokumentasi
perangkat lunak tersebut. Hal ini dapat yang sudah baku seperti telah disebutkan
mempermudah proses perawatan dan pelacakan sebelumnya.
perangkat lunak tersebut. Hal yang lebih substansial
lagi adalah bahwa praktik pengembangan perangkat 6. TAHAPAN PERKULIAHAN
lunak tetap mengacu pada standard pengembangan Secara umum kegiatan terbagi atas tiga tahap
perangkat lunak yang telah didefinisikan oleh yakni pra-kuliah, kuliah, dan pasca-kuliah atau
organisasi standardisasi pengembangan perangkat evaluasi.
lunak internasional. 6.1. Tahap Pra-Kuliah
Penyiapan standard dokumentasi yang akan Tahap pra-kuliah dilaksanakan sebelum masa
digunakan dalam proses belajar mengajar ini perkuliahan dimulai. Pada tahap ini dilakukan
merupakan tugas dari tim staf pengajar yang terkait. kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Yang paling mudah adalah mengadopsi begitu saja 1. Penjabaran silabus rinci oleh tim staf pengajar.
standard dokumen yang telah dibuat oleh badan lain. 2. Penyesuaian Satuan Ajar Perkuliahan (SAP).
Seperti diketahui, banyak standard dokumentasi telah 3. Penentuan baseline projek perangkat lunak.
diusulkan, misalnya standard yang diterbitkan oleh 4. Diskusi manajemen perkuliahan dengan pihak
IEEE, DoD (Department of Defence) dari Amerika, Industri, terutama dalam hal penentuan ruang
dan Thomson-CSF Guideline dari Perancis. lingkup dan jadwal projek studi kasus yang akan
Namun, pengalaman menunjukkan bahwa dikembangkan oleh peserta kuliah. Industri yang
penerapan 100% standard dokumen tersebut pada terlibat bisa lebih dari satu. Diskusi harus
pengembangan perangkat lunak di Indonesia masih menghasilkan Term of Reference untuk setiap
sulit. Hal itu disebabkan oleh antara lain: kasus yang akan dikembangkan.
1. banyak bagian dokumen yang dirasa terlalu  Penyiapan standard dokumentasi dalam
rumit, bertele-tele, dan sulit diaplikasikan; bentuk document template.

94
Rochimah, Projek Perangkat Lunak Mengatasi Kesenjangan Teori Dan Praktik

 Pembuatan jadwal rinci perkuliahan -  Persiapan prasarana penunjang lainnya,


termasuk modus perkuliahan- yang akan termasuk ruang diskusi, ruang untuk formal
berlaku untuk satu semester. technical review, dan penyiapan bantuan
 Persiapan Laboratorium dengan bahan habis.
mempersiapkan terminal yang dilengkapi  Penyiapan kuisioner untuk tahap evaluasi.
dengan platform dan lingkungan yang Tabel berikut ini adalah contoh jadwal umum
diperlukan, termasuk CASE Tools yang pelaksanaan kegiatan projek yang disusun pada tahap
akan dipakai sebagai alat bantu pra-kuliah. Jadwal rinci perkuliahan harus disusun
pengembangan. berdasarkan jadwal kegiatan keseluruhan tersebut.

Tabel 1. Jadwal Umum Pelaksanaan Kegiatan Projek Antara Pihak Perguruan Tinggi dan Industri
Tahap Kegiatan Pelaku Alokasi Waktu
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra- Penjabaran silabus rinci D
pelaksanaan Diskusi manajemen perkuliahan D,I
Penyesuaian SAP D
Persiapan Laboratorium D,I
Penetapan topik proyek D,I
Pelaksanaan Perkuliahan (teoritis) D,M
Pelaksanaan proyek M
Monitoring proyek D,I
Pasca- Evaluasi Proyek D,M,I
pelaksanaan Diskusi D,M,I
Pelaporan D
Seluruh tahap Kegiatan manajemen D
D: pengajar; M: mahasiswa; I: industri

6.2. Tahap Kuliah Pada saat-saat akhir kuliah, setiap kelompok


Pelaksanaan projek merupakan bagian yang tidak harus mendemonstrasikan perangkat lunak yang
terpisahkan dengan kegiatan perkuliahan. Secara dihasilkan, baik kepada tutor maupun kepada
berkelompok mahasiswa dituntut untuk bekerja pengembang. Perbaikan perangkat lunak dapat
sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam diminimalisasi pada akhir kuliah ini dengan
baseline untuk setiap tahapan. Setiap kelompok penerapan monitoring yang ketat sejak di awal
mahasiswa mempunyai satu tutor yang dapat kuliah.
memberikan pengarahan yang diperlukan. Kegiatan Aktivitas ujian lisan dapat diterapkan untuk
ini dapat mencerminkan kondisi sebenarnya yang mendapatkan nilai individual disamping nilai-nilai
terjadi di dunia nyata, bahwa setiap tahapan rekayasa kelompok yang diperoleh selama masa kuliah.
perangkat lunak akan mempunyai target dan batasan
pemasukan laporan pengembangan produk yang 6.3. Tahap Evaluasi
jelas. Tahap evaluasi dilakukan setelah masa kuliah
Monitoring projek, merupakan kegiatan yang berakhir. Tahap ini berisi aktivitas antara lain:
dilakukan untuk menilai secara parsial terhadap 1. Pengisian kuisioner dari pihak mahasiswa;
setiap tahapan kegiatan yang dilakukan oleh 2. Pengisian kuisioner dari pihak industri;
mahasiswa. Hal ini perlu dilakukan karena antara 3. Evaluasi internal di antara tim staf pengajar; dan
setiap tahapan rekayasa perangkat lunak akan 4. Penentuan nilai akhir berdasarkan butir-butir
berpengaruh pada tahap selanjutnya. Monitoring nilai yang telah diambil pada saat kuliah
dilakukan dalam setiap jam tatap muka yang berlangsung.
dijadwalkan, dan terutama ketika formal technical
review dilaksanakan. 7. MANFAAT
Disamping itu, setiap kelompok mahasiswa Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan di
diharuskan untuk memiliki buku log untuk mencatat setiap akhir perkuliahan, kegiatan proses belajar-
segala peristiwa dan aktivitas selama projek mengajar dengan model projek seperti ini dapat
pengembangan berlangsung. memberikan kemanfaatan bagi banyak pihak, yaitu
Pertemuan dengan user (industri/klien) harus kemanfaatan:
dilakukan berdasarkan jadwal yang telah disepakati. 1. bagi pengembangan kurikulum:
Untuk setiap pertemuan pembahasan kemajuan - terciptanya jalur keahlian RPL yang
pekerjaan, pengembang harus membuat berita acara semakin tegas dan ‘membumi’,
yang berisi hasil pertemuan dan tindak lanjutnya.

95
Volume 2, Nomor 2, Juli 2003 : 91– 97

- terbentuknya kurikulum yang terpadu dan Hal ini akan ‘memakan’ porsi waktu dari kuliah
dapat menyentuh aspek ‘link and match’ , lain. Selain itu mahasiswa mengeluhkan ToR –
dan dari pihak industri- yang kurang rinci dan
- diterapkannya modus pengajaran yang lebih ‘mahal’nya ongkos pengerjaan projek dalam
fleksibel selaras dengan kemajuan teknologi. rangka penyelesaian kuliah. Disamping itu
2. bagi pengembangan kemampuan staf pengajar: peserta masih merasakan kesulitan untuk
- mempraktekkan cara belajar-mengajar yang menerapkan praktik penyusunan dokumen
lebih terarah, sesuai dengan tujuan mata lengkap secara benar dan komplit.
kuliah, dan 2. dari sisi tim pengajar:
- mengorganisasikan tim untuk berkerja sama Koordinasi dan konsolidasi internal di antara tim
dalam menyelesaikan permasalahan. pengajar dirasa masih kurang, yang berakibat
3. bagi pengembangan fasilitas: pada kurangnya waktu konsultasi dan monitoring
- menghasilkan standard dokumen yang dapat untuk mahasiswa. Disamping itu, jumlah tenaga
digunakan baik oleh mahasiswa di kuliah pengajar yang bersedia untuk mencurahkan
maupun oleh industri yang waktu ‘extra’ untuk kegiatan ini masih sedikit.
membutuhkannya, 3. dari sisi substansi ajar:
- meningkatkan suasana ‘kehidupan’ Waktu kuliah yang 14 minggu dan substansi
Laboratorium sebagai pusat eksperimen yang diberikan dengan model baseline terasa
mahasiswa dalam berkarya, dan sangat padat, sehingga efisiensi pemberian
- memungkinkan terbukanya jalur-jalur substansi ajar untuk masa mendatang perlu lebih
alternatif untuk membangun kerjasama yang ditingkatkan lagi.
lebih luas antara kalangan perguruan tinggi
dengan pihak industri dalam jangka panjang. 9. KESIMPULAN
4. bagi pengembangan kemampuan industri: Secara umum, dapat diambil kesimpulan bahwa
- memahami pentingnya aspek RPL dalam model pengembangan perkuliahan seperti ini sangat
pembangunan perangkat lunak; memotivasi pembentukan kerja sama nyata antara
- memahami pentingnya aspek perawatan pihak perguruan tinggi dengan pihak industri
perangkat lunak; dan sehingga dapat menjadi media efektif dalam mencari
- menambah wawasan dan ilmu RPL yang titik temu dalam bidang ilmu spesifik, dalam hal ini
dapat diterapkan untuk mengembangkan bidang ilmu rekayasa perangkat lunak.
perangkat lunak secara lebih mandiri Disamping itu, dari perkuliahan yang telah
(menggunakan tenaga dari industri). dilakukan selama empat tahun (empat kali), telah
5. bagi pengembangan kemampuan mahasiswa: didapatkan model bagi proses belajar mengajar yang
- pemahaman yang lebih baik dalam hal memberikan identifikasi situasi kuliah yang lebih
kesesuaian antara teori dan praktik di dunia dinamis. Artinya proses belajar mengajar dilakukan
nyata tentang kegiatan RPL dalam dalam dua arah dengan mengantisipasi
membangun perangkat lunak; perkembangan di dunia luar. Dengan demikian,
- pengalaman terjun langsung ke dunia kuliah bukan hanya sebagai media belajar mengajar
industri untuk menyelesaikan permasalahan yang biasa dilakukan secara sepihak dalam arti
nyata; dan mahasiswa lebih bersifat pasif, melainkan mahasiswa
- kemampuan untuk bekerja sama secara dan pengajar bersama-sama aktif menyelesaikan
nyata dalam suatu tim sehingga aspek suatu masalah. Model ini dapat disebutkan sebagai
manajemen tim yang baik dapat model belajar mengajar yang interaktif.
diorganisasikan dan dirasakan manfaatnya. Pihak industri berperan dalam memberikan
masukan yang berguna bagi terbentuknya materi
8. EVALUASI kuliah yang antisipatif terhadap kebutuhan pasar.
Disamping manfaat yang dapat dirasakan oleh Mahasiswa dapat mengetahui dan pada akhirnya
banyak pihak, ternyata -berdasarkan hasil kuisioner dapat membandingkan situasi yang diperoleh di
juga- dapat diketahui beberapa kekurangan yang bangku kuliah dengan situasi yang dituntut oleh
semestinya menjadi acuan perbaikan bagi pasar. Hal tersebut dapat memberikan wawasan yang
pelaksanaan perkuliahan dimasa datang. Kekurangan lebih luas dan nyata kepada mahasiswa dalam
tersebut antara lain: melihat perkembangan praktik rekayasa perangkat
1. dari sisi mahasiswa: lunak di dunia luar.
Penentuan topik kadangkala masih terlalu luas Namun, masih terdapat beberapa hal yang masih
untuk waktu pengerjaan yang 36 jam perminggu. belum optimal pelaksanaannya seperti bentuk

96
Rochimah, Projek Perangkat Lunak Mengatasi Kesenjangan Teori Dan Praktik

dokumentasi yang masih dirasa kompleks bagi Engineering in Indonesian Industries”, Asian
sebagian mahasiswa, belum terbentuknya kondisi Development Bank Loan EEDP-DIKTI, 1999.
kerjasama kelompok yang baik, belum dipahaminya 3. “IEEE Standards Collection: Software
aspek kesinambungan proses pengembangan Engineering”, 1999 Edition, Institute of
perangkat lunak oleh mahasiswa, dan belum Electrical and Electronics Engineerings, Inc,
optimalnya pemantauan terhadap hasil kerja 1999.
mahasiswa. 4. Pressman, R.S., “Software Engineering: a
Practitioner’s Approach”, 5th Edition, Mc Graw
10. DAFTAR PUSTAKA Hill, 2001.
1. Behforooz A., Hudson, F. J., “Software 5. Siti Rochimah, Bayu Hendradjaya, “Standard
Engineering Fundamentals”, Oxford University Document Development for Software
Press, 1996. Engineering Stages”, Penelitian DIK-ITB, 1998.
2. Hira Laksmiwati, Siti Rochimah, Widayashanti 6. “Software Development Reference System”,
P, “Application of Effective Software Thomson-CSF, 1998.

97

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai