Anda di halaman 1dari 23

Pengendalian Produksi

Oleh:
Kelompok 6
 Kurnia Sari Harahap (5151131027)
 M.Guntur Pratama (5143331010)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat

pada waktunya. Makalah ini membahas Tentang “Pengendalian Produksi”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang

setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Medan, 18 Februari 2018

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1

1.3 TUJUAN .................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3

2.1 KONSEP PRODUKSI ............................................................................................................. 3

2.1.1 Pengertian Produksi .......................................................................................................... 3

2.1.2 Tujuan Produksi ................................................................................................................ 4

2.1.3 Fungsi Produksi ................................................................................................................ 5

2.2 JENIS-JENIS PRODUKSI ....................................................................................................... 6

2.2.1 Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Wujud Proses Produksi ................................. 6

2.2.2 Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus Proses Produksi .................................. 8

2.2.3 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Bidang Produksi ....................................................... 11

2.2.4 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Penggunaan Faktor Produksi .................................... 12

2.2.5 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Sektor Produksi......................................................... 12

2.3 PENENTUAN PROSES PRODUKSI ................................................................................... 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 18

3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 18

3.2 SARAN .................................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini sangat penting untuk memahami tingkah laku konsumen yang sangat

mempengaruhi sifat permintaan para pembeli dipasar. Memproduksi suatu barang harus

mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi

untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah

secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja

yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.

Perlu memperhatikan, memahami, dan mempelajari kegiatan perusahaan dalam

menawarkan dan memproduksi barang yang diproduksinya. Salah satu faktor yang

mempengaruhi penawaran adalah biaya produksi. Dalam ekonomi yang sudah modern,

dimana peranan uang amat penting , maka ukuran efisiensi yang paling baik adalah uang.

Akhirnya bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen

berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan

masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep produksi ?


2. Apa saja jenis-jenis produksi ?
3. Bagaimana penentuan proses produksi ?

1
1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas dari dosen

2. Untuk mengetahui konsep produksi

3. Untuk mengetahui jenis-jenis produksi

4. Untuk mengetahui bagaimana penentuan proses produksi

2
BAB II

PEMBAHASAN

PENGENDALIAN PRODUKSI

2.1 KONSEP PRODUKSI

2.1.1 Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau

jasa (Assauri, 1995). Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah

keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada (Ahyari

2002). Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi

merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa

dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan

dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan yang melakukan

kegiatan produksi dikenal dengan sebutan produsen. Sedangkan barang atau jasa yang

dihasilkan dari melakukan kegiatan produksi disebut dengan produk. Istilah Produksi

berasal dari bahasa inggris to produce yang berarti menghasilkan.

Produksi sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang. Orang hanya akan

membuat barang-barang yang berguna. Maka Produksi dapat juga disebut kegiatan

menambah nilai guna suatu barang. Tetapi tidaklah mudah mengubah bahan baku menjadi

barang siap konsumsi. Karena untuk dapat melakukan kegiatan Produksi, seorang produsen

membutuhkan faktor Produksi. Tanpa faktor-faktor Produksi, pembuatan suatu barang

tidak bisa berjalan. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas

3
sumberdaya alam, tenaga kerja manusia, modal dan kewirausahaan. Dengan kelangsungan

proses Produksi sangat ditentukan oleh keahlian pengusaha atau produsen.

2.1.2 Tujuan Produksi

Suatu kegiatan produksi dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, antara

lain:

a. Menghasilkan barang dan jasa. Produk berupa barang dan jasa ini akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.

b. Meningkatkan keuntungan dan laba. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh

produsen diharapkan dapat memperoleh keuntungan dan laba sebanyak-

banyaknya.

c. Menciptakan lapangan pekerjaan. Proses produksi membutuhkan tenaga kerja

atau sumber daya manusia. Sehingga semakin meningkat kegiatan produksi

maka semakin membutuhkan banyak sumber daya manusia.

d. Menjaga kesinambungan usaha produsen (badan usaha/perusahaan).

Produsen akan memperoleh keuntungan atau pendapatan atau laba dari

penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan

hidup perusahaan atau badan usaha.

e. Meningkatkan jumlah dan mutu produksi. Dengan berproduksi, produsen

dapat bereksperimen untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksinya

agar lebih baik dari hasil produksi sebelumnya.

4
Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan ada beberapa hal yang perlu

dilakukan, yaitu :

a. Melakukan perencanaan. Perencanaannya mencakup produksi, penyimpanan,

pengeluaran dan distribusi.

b. Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.

c. Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.

d. Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen

e. Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.

2.1.3 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum

output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Ferguson dan Gould, 1975).

Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input

dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan

dalam rumus seperti berikut (Sukirno, 1997):

Berdasarkan dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional

atau saling memengaruhi, yaitu :

1. Berapa output yang harus diproduksi; dan

2. Berapa input yang akan dipergunakan.

5
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau

sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai

akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input

produksi dikenal juga dengan factor-faktor produksi, dan ouput produksi dikenal juga

dengan jumlah produksi.

Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan

antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah

output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, … Xn,

secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = f (X1, X2, X3, … Xn)

Q = output

X = input

F = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi

atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi

akan tergantung pada jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada

input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output.

2.2 JENIS-JENIS PRODUKSI

2.2.1 Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Wujud Proses Produksi

Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi.

Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan

6
bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi

(Ahyari, 2002).

a. Proses produksi kimiawi

Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan

kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-

obatan, perusahaan tambang minyak.

b. Proses produksi perubahan bentuk

Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya

menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga

didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya perusahaan

mebel, perusahaan garmen.

c. Proses produksi assembling

Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam

pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-

komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk

yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan

elektronika, perakitan mobil.

d. Proses produksi transportasi

Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan

menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya

pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan

7
mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan

kereta api, perusahaan angkutan.

e. Proses produksi penciptaan jasa administrasi

Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang

memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-

lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan

penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang

memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam

ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan manajemen.

2.2.2 Jenis Proses Produksi Ditinjau Dari Segi Arus Proses Produksi

Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk

akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan

proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).

Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam

perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses

produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang

pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah

(Ahyari, 2002).

a. Proses produksi terus menerus (Continous processes)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau

urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Proses

produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi besar. Contoh

8
industri yang melakukan produksi secara kontinu adalah industri gelas. Gelas dipanaskan

sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak untuk dibentuk.

Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti. Proses

produksi pada umumnya dihentikan berdasarkan keperluan perawatan dan perbaikan.

Secara rutin (bisa sebulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses produksi

dihentikan dan dilakukan perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-

alat proses.

Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang terotomatisasi.

Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau pengontrol otomatis lain,

kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia dapat dikurangi sehingga proses

produksi dapat berlangsung terus menerus dengan kondisi yang stabil atau bahkan

mendekati tunak (semua keadaan konstan dan tidak berubah).

Ciri-ciri proses produksi terus menerus adalah sebagai berikut :

1. Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah

distandarisir.

2. Menggunakan product lay out atau departmentation by product.

3. Mesin bersifat khusus

4. Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.

5. Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi

terhenti.

6. Tenaga kerja sedikit.

7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.

9
8. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman
yang banyak.

b. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang

ada dalam perusahaan tidak selalu sama. Pada umumnya dilakukan

oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau menengah dan

industri manufaktur. Contoh dari industri yang umumnya melakukan proses produksi

secara terputus-putus adalah industri manufaktur seperti industri sepatu dan industri proses

kimia seperti industri farmasi, tinta, cat, dan perekat. Pada proses produksi terputus-putus

tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini berlangsung dengan memproduksi

warna paling muda terlebih dahulu, seperti misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan

warna yang lebih tua, seperti misalnya jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga

mencapai warna hitam dan proses produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini,

pencucian dan rekonfigurasi mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun demikian,

warna putih (yaitu warna opaque, bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang tidak

dapat diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat memengaruhi

warna lain.

Ciri-ciri Proses produksi terputus-putus adalah sebagai berikut :

1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.

2. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.

3. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.

10
4. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah

satu mesin.

5. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.

6. Persediaan bahan mentah tinggi.

7. Membutuhkan tempat yang besar.

2.2.3 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Bidang Produksi

a. Produksi Ekstraktif

Produksi Ekstraktif adalah kegiatan produksi yang kegiatannya mengumpulkan

barang yang telah disediakan oleh alam. Contoh : pertambangan dan perburuan.

b. Produksi Agraris

Produksi Agraris adalah produksi yang kegiatan utamanya mengolah tanah. Contoh :

pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

c. Produksi Industri

Produksi Industri adalah kegiatan produksi yang kegiatannya berusaha mengolah

bahan mentah menjadi barang jadi. Contohnya : industri mobil, industri rokok dan lain

sebagainya.

d. Produksi Perdangan

Produksi Perdangan adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk memindahkan

hak milik dari produsen ke tangan kensumen dengan cara memperjual belikan. Misalnya,

toko, swalayan, importir dan eksportir.

11
e. Produksi Jasa

Produksi Jasa adalah produksi yang bertujuan memberikan pelayanan kepada

konsumen. Misalnya, rumah sakit, potong rambut, rumah makan, transportasi dan lain

sebagainya.

2.2.4 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Penggunaan Faktor Produksi

a. Produksi langsung

Produksi langsung adalah Kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan faktor

produksi asli yaitu alam dan tenaga kerja. Misalnya : pertanian, perikanan dan perkebunan.

b. Produksi tidak langsung

Produksi tidak langsung adalah Kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan

faktor produksi turunan yaitu modal dan kewirausahaan. Misalnya, produksi motor, mobil,

pesawat, sepeda dan lain sebagainya.

2.2.5 Jenis-Jenis Produksi Berdasarkan Sektor Produksi

a. Produksi sektor primer

Produksi sektor primer adalah Kegiatan produksi yang menghasilkan bahan dasar

dan bahan baku yaitu terdiri dari bidang produksi atraktif dan agraris. Sektor produksi ini

akan menciptakan kegunaan dasar.

b. Produksi sektor sekunder

Produksi sektor sekunder adalah Kegiatan produksi yang mengolah bahan mentah

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Produksi sektor ini terdiri dari bidang

industri dan kerajinan, yaitu dengan menciptakan kegunaan bentuk.

12
c. Produksi sektor tersier

Produksi sektor tersier adalah Kegiatan produksi yang mendukung kegiatan bidang

lain dengan cara menyalurkan hasil produksi atau menghubungkan dengan pihak lain.

Produksi sektor ini terdiri dari produksi bidang perdagangan dan jasa, yang menciptakan

kegunaan guna waktu, tempat, pemilikan dan pelayanan.

2.3 PENENTUAN PROSES PRODUKSI

Dalam penentuan proses produksi, ada empat yang dijadikan pertimbangan sebuah

perusahaan. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pencapaian efisiensi biaya, agar biaya

produksi bisa ditekan dan mampu menghasilkan keutungan yang optimal.

Keempat hal yang dijadikan pertimbangan tersebut di antaranya adalah :

a. Kedekatan dengan bahan baku. Jika proses produksi dilakukan di daerah

yang dekat dengan wilayah yang menyediakan bahan baku, akan memberikan

efesiensi pada dua hal. Yang pertama adalah biaya angkut bahan baku dan

kedua biaya penyimpanab bahan baku.

b. Mendekati pasar. Dengan memilih lokasi produksi yang dekat dengann lokasi

yang menjadi sasaran pemasaran produk, diharapkan akan mampu

memenuhi kebutuhan pasar secara cepat. Sehingga pada nantinya tidak terjadi

kekosongan persediaan barang di pasar.

c. Lokasi yang memiliki sumber tenaga kerja murah. Sebagai salah satu faktor

produksi, tenaga kerja harus dipertimbangkan dalam perhitungan biaya

produksi. Dengan memilih wilayah produksi yang sumber daya manusianya

masih murah, akan menekan pengeluaran ongkos produksi. Contohnya ketika

13
sony memilihih Vietnam sebagai pabrik mereka, karena disana gaji pegawai

lebih rendah daripada indonesia.

d. Berada di tengah. Dengan memilih lokasi produksi yang berada di tengah-

tengah antara lokasi bahan baku, pasar dan juga sumber daya manusia akan

diharapkan akan menciptakan juga biaya produksi yang cukup ringan pada

ketiga komponen tersebut.

Menurut British Standart Institute, ada 4 langkah atau teknik untuk proses

perencanaan sebuah produksi. Keempat tahapan atau langkah-langkah dalam perencanaan

dan pengendalian produksi adalah; routing, penjadwalan, despatching, dan, tindak lanjut.

Awal dua langkah yaitu Routing dan Penjadwalan, berhubungan dengan

perencanaan produksi. Dua langkah terakhir yaitu Dispatching dan Tindak Lanjut,

berhubungan dengan pengendalian produksi.

1. Routing

Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan produksi. Routing dapat

didefinisikan sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan urutan operasi. Routing

perbaikan yang digunakan adalah :

a. Kuantitas dan kualitas produk

b. Para manusia, mesin, bahan, dan hal lain yang akan digunakan

c. Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur, dan

d. Tempat produksi

Singkatnya, routing yang menentukan ‘Apa’, ‘Berapa banyak’, ‘Dengan yang’,

‘Bagaimana’ dan ‘Dimana’ untuk menghasilkan. Routing mungkin sama baiknya antara

14
yang sederhana atau kompleks. Hal ini tergantung pada sifat produksi. Dalam produksi

terus menerus lebih baik memakai yang otomatis, memakai routing yang sederhana.

Namun, dalam job order, routing kompleks diperlukan.

Routing dipengaruhi oleh faktor manusia. Oleh karena itu, harus mengenali

kebutuhan manusia, keinginan dan harapan. Hal ini juga dipengaruhi oleh layout,

karakteristik peralatan, dan lain sebagainya. Tujuan utama dari routing untuk menentukan

(fix) terbaik dan termurah urutan operasi dan untuk memastikan bahwa urutan ini dapat

diterapkan di pabrik.

Routing memberikan metode yang sangat sistematis untuk mengubah bahan mentah

menjadi barang jadi . Hal ini membuat halus dan bekerja efisien . Hal ini menyebabkan

pemanfaatan optimal sumber daya , yaitu manuasia, mesin , bahan , dll Hal ini

menyebabkan pembagian kerja . Ini memastikan aliran kontinu bahan tanpa backtracking .

Ini akan menghemat waktu dan ruang . Itu membuat pekerjaan mudah bagi para insinyur

produksi dan mandor . Ia memiliki pengaruh yang besar pada desain bangunan pabrik dan

mesin terpasang.

Jadi, routing merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan kontrol.

Perencanaan produksi dimulai dengan itu. Baca artikel tentang prosedur routing dalam

produksi.

2. Penjadwalan

Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan produksi. Muncul setelah

routing. Penjadwalan berarti memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus dilakukan,

15
mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas, memperbaiki memulai

dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi.

Penjadwalan ini juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dan

lainnya. Elemen waktu yang diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada

berbagai jenis jadwal, yaitu jadwal Guru, jadwal Operasi dan jadwal harian.

Penjadwalan membantu untuk memanfaatkan secara optimal waktu. Ia melihat

bahwa setiap bagian dari pekerjaan dimulai dan selesai pada waktu yang telah ditentukan

sebelumnya. Ini membantu untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan dalam

waktu. Ini membawa waktu koordinasi dalam perencanaan produksi. Semua ini membantu

untuk mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu. Hal ini juga menghilangkan

kapasitas menganggur. Itu membuat tenaga kerja terus menerus digunakan.

Jadi, penjadwalan merupakan langkah penting dalam perencanaan produksi dan

kontrol. Hal ini penting dalam sebuah pabrik, di mana banyak produk yang diproduksi

pada saat yang sama.

3. Dispatching

Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan produksi. Ini adalah tindakan,

melakukan atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan penjadwalan. Dispatching

berarti memulai proses produksi. Ini memberikan kewenangan yang diperlukan untuk

memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada rute. Dispatching meliputi:

a. Perihal bahan, alat, perlengkapan, dan lain sebagainya. Yang diperlukan

untuk produksi yang sebenarnya

b. Perihal perintah, instruksi, gambar, dan lainnya untuk memulai pekerjaan

16
c. Memelihara catatan yang tepat dari awal dan menyelesaikan setiap pekerjaan

tepat waktu

d. Pindah pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya sesuai jadwal

e. Memulai prosedur kontrol

f. Mencatat waktu idle mesin

4. Tindakan lanjutan

Tindak lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi.

Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi hasil. Tindak lanjut

menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan, kemacetan, lubang, dan

lainnya dalam proses produksi. Ini mengukur kinerja aktual dan membandingkannya

dengan kinerja yang diharapkan. Ia memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan

kemacetan. Catatan tersebut digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi.

Tindak lanjut dilakukan oleh ‘Expediters’ atau ‘Stock Chaser‘. Tindak lanjut yang

diperlukan ketika produksi menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan

penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena breakdowns mesin, kegagalan listrik,

kekurangan bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut menghilangkan

kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan/menghasilkan atau menambah

nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau

badan (produsen). Tujuan dari kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan

setiap individu, merelisasikan kemandirian. Fungsi produksi adalah sebagai hubungan

fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab,

dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan outp nut sebagai variabel

tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor produksi, dan ouput produksi

dikenal juga dengan jumlah produksi.

Jenis-jenis produksi terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah jenis proses

produksi di tinjau dari segi wujud proses produksi, jenis proses produksi ditinjau dari segi

arus proses produksi, jenis-jenis produksi berdasarkan bidang produksi, jenis-jenis

produksi berdasarkan penggunaan faktor produksi , jenis-jenis produksi berdasarkan sektor

produksi.

Dalam penentuan proses produksi, ada empat yang dijadikan pertimbangan sebuah

perusahaan, diantaranya adalah kedekatan dengan bahan baku, mendekati pasar, lokasi

yang memiliki, sumber tenaga kerja murah,berada di tengah. Menurut British Standart

Institute, ada 4 langkah atau teknik untuk proses perencanaan sebuah produksi. Keempat

tahapan atau langkah-langkah dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah;

routing, penjadwalan, despatching, dan, tindak lanjut.

18
3.2 SARAN

Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami disini mengharapkan

adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar makalah ini menjadi

makalah yang lebih sempurna.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2002 . Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta. BPFE.

Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi 2. Raja Grafindo Persada :

Jakarta

Assauri, Sofyan. 1995. Manajemen Produksi. Jakarta: FEUI.

Ferguson, C.E, dan Gould, I.P, (1975), Microeconomic Theory and Appli cation, Prentice

Hall International, Inc, London.

Situmorang, Alam. 2008. Ekonomi Jilid I untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: ESIS.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_bisnis/Bab_6.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai