Anda di halaman 1dari 24

A.

BANTALAN

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranancukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros
agarporos dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan haruscukup
kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja denganbaik.
prinsip Kerja Bantalan
Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya salingbergeseran
maka akan timbul gesekan , panas dan keausan .Untuk itu pada kedua benda diberi suatu
lapisan yang dapat mengurangi gesekan ,panas dan keausan serta untuk memperbaiki
kinerjanya, ditambahkan pelumasansehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat
dihindarai.

Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :


a. Bantalan Luncur
b. Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karenapermukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. Berdasarkan
konstruksinya bantalan luncur dibedakan menjadi:a) Bantalan Luncur Radial Bantalan ini
untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.Konstruksinya terbagi / terbelah
menjadi dua agar dapat dipasang pada poros.

Berdasarkan konstruksinya, bantalan luncur terbagi menjadi 3 Jenis, yaitu:


1. Bantalan luncur radial (Jurnal bearing)
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol
2. Bantalan luncur aksial (Thrust bearing)
Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada
saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. Konstruksi
bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal bagian
paling tengah.
3. Bantalan khusus
Yaitu kombinasi antara bantalan radial dan aksial

Bahan Bantalan luncur

Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut:


· Mempunyai kekuatan yang cukup (tahan beban dan kelelahan)
· Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besaratau
terhadap perubahan bentuk yang kecil
· Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadikontak
dan gesekan antara logam dan logam
· Sangat tahan karat
· Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil
· Murah harganya
· Tidak terlalu terpengaruh oleh temperature

Berdasar bahannya batalan luncur dibedakan menjadi:


a) Bantalan satu bahan
Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan sajaseperti besi tuang kelabu atau perunggu.
Jenis ini hanyadigunakan pada motor dengan beban ringan.

b) Bantalan dua bahan


Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung danuntuk bagian luncurnya.Untuk
bagian pendukungnyaterbuatdari Cuprum ( Cu) , Plumbum ( Pb), Sn ataupaduan alumunium ,
sedanng bagian luncurnya biasanyaterbuat dari : Pb atau Sn. Jenis ini mempunyai sifat
luncuryang baik serta daya dukungnya lebih besar
Keuntungan:
a. Tidak peka terhadap beban kejut dan goncangan, karena bantalan
luncurmemiliki bidang penopang dan bidangpelumasan yang lebar.
b. Bantalan luncur tidak terlalu peka terhadap debu / kotoran, maka dari itukurang
membutuhkan seal.
c. Tinggi angka putaran tidak terbatas karena tidak ada gesekan langsung
antaralogam dengan logam, tetapi yangada berupa gesekan antara logam
denganpelumas.
d. Bantalan luncur konstruksi belahan memungkinkan pembongkaran
danpemasangan kembali dari poros dapatdilakukan dengan mudah.
e. Bantalan luncur yang dapat diatur kembali kelonggarannya
memungkinkandicapainya karakter putaran yang presisi.
1. Single row groove ball bearings
Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur, maka
jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan
aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros,
sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.
2. Double row self aligning ball bearings
Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai alur sendiri-sendiri
pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya.
Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah
kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang sebaris.
3. Single row angular contact ball bearings
Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini biasanya
dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun bertolak
belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial.
4. Double row angular contact ball bearings
Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini jgua dapat menahan beban aksial dalam
dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi. Jenis ini juga
digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia tidak
mencukupi.
5. Double row barrel roller bearings
Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur
berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang besar
sehingga ideal untuk menahan beban kejut.
6. Single row cylindrical bearings
Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Eek dari
pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini
merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan bentuk
karena temperatur, maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya. Jenis ini
mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan
tinggi.
7. Tapered roller bearings
Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini
dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin
luarnya terpisah.
8. Single direction thrust ball bearings
Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksila dalam satu arah saja.
Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif
terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya.
9. Double direction thrust ball bearings
Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksila dalam satu arah saja.
Elemenya dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat sensitif
terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya.
10. Ball and socket bearings
Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola, yang bisa membuat elemennya
berdiri sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap beban aksial. Selain itu juga dapat
menahan beban radial secara simultan dan cocok untuk kecepatan yang tinggi.

Sedangkan Untuk Fungsi Bearing (Bantalan) tersebut Adalah :


 Untuk mengurangi koefisien gesekan antara as dan rumahnya.
 Menjadikan as dan rumahnya tidak aus karena tidak bergesekan langsung tapi melalui
bearing.

 Mempermudah maintenance peralatan yang berputar.

 Memper murah biaya pembuatan as ( as tidak perlu dibuat dari baja kwalitas tinggi)

 Menjadikan alat yang berputar heavy duty dan mengurangi waktu perawatan.
B. ULIR GERAK

Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam tiap gang
(pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat dari standar yang
digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik dan sebagainya.

1. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir

Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri dan ulir
kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir kanan dilihat
arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar pasangan dari
komponen-komponen yang berulir misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur
dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata
murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.

Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam)
ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir
kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur harus diputar ke kiri.
Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke
kanan. Yang paling banyak digunakan adalah ulir kanan.

2. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)

Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan menjadi ulir
tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang
satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir
dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya,
misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar 4.1 menunjukkan bagan
dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda
dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
Gambar Ulir tunggal dan ulir ganda.

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir

Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir segi tiga, segi
empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya dengan
standar yang digunakan. Berikut ini berapa contoh dari bentuk ulir.
Gambar Ulir Metrik (ISO) dan British Standard Whitworth

Gambar Jenis-jenis ulir menurut bentuk sisi ulir

4. Fungsi Ulir

Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan atau


menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini
maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:

a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu


unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulirulir segi tiga baik ulir
yang menggunakan standar ISO, British Standard maupun American Standard.
b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk memindahkan
suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak, sistem ulir
pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin produksi, dan sebagainya.
Dengan adanya sistem ulir ini maka beban yang relatif berat dapat
ditahan/diangkat dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak
digunakan disini.
c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama pada
sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk
penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir Whitworth.
C. BAN

Ban yang sudah selama ini kita ketahui merupakan salah satu komponen dari kendaraan
yang penting mengingat tanpa ban mustahil kendaraan dapat berjalan dengan nyaman,
oleh sebab itu ban sangatlah penting untuk menyerap getaran dari jalan sehingga getaran
tidak sampai ke pengemudi. Ban kendaraan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu ban
bias, radial dan tubeless (tanpa ban dalam).

Ban Bias
Untuk ban bias, ban jenis ini terbuat dari lapisan serat yang dibuat dengan arah yang
miring. Selain itu, ban jenis bias ini memiliki tapak atau juga disebut dengan tread yang
memiliki daya serap terhadap benturan yang baik sehingga akan memberikan kenyamanan
pada pengemudi saat berkendara. Tetapi kelemahan dari ban bias ini untuk ketahanan
terhadap keausan dan guncangan kurang baik dan tidak sebaik ban jenis radial.

Ban Radial
Untuk ban radial, ban jenis ini terbuat dari lapisan serat dan lapisan serat tersebut dibuat
menyilang pada lingkar ban. Selain itu, pada ban jenis radial ini lapisan seratnya ditambah
dengan lapisan sabuk dengan arahnya yang searah lingkar ban.

Untuk ban radial yang sabuknya terbuat dari bahan serat baja, ban ini disebut dengan ban
radial baja. Untuk kelebihan ban radial baja ini adalah untuk ketahanan terhadap
guncangan serta keausan lebih baik dibandingkan dengan tipe bias. Sedangkan kelemahan
ban radial baja ini sendiri adalah untuk tapaknya lebih kaku sehingga kurang nyaman saat
dikendarai pada jalan bergelombang atau tidak rata.
Ban Tubeless
Untuk ban tubeless, ban jenis tubeless ini dirancang agar memungkinkan ban dapat
menahan udara langsung didalamnya tanpa adanya ban dalam didalam ban luarnya.
Ban jenis tubeless ini dibuat dengan lapisan serat dan didalamnya juga dilengkapi dengan
lapisan dalam yang berfungsi berfungsi untuk menghambat tekanan udara yang keluar pada
saat ban tertusuk oleh benda tajam, sehingga ketika ban tertusuk ban tidak langsung
kempes. Ban jenis tubeless ini memiliki tingkat keamanan yang cukup baik.

Cara kerja ban tubeless ini ketika tertusuk benda tajam yaitu saat ban tertusuk benda tajam,
maks tread dan liner akan mencengkeram dengan kuat pada benda tajam yang menusuk
ban. Karena tread dan liner mencengkram rapat benda tajam tersebut sehingga tekanan
udara dalam ban tersebut tidak akan langsung keluar. Oleh sebab itu ban jenis tubeless ini
tidak akan langsung kempes ketika tertusuk benda tajam dengan catatan benda tajam
tersebut tidak dicabut dari ban.

Kelebihan ban jenis tubeless lainnya adalah proses radiasi panas akan lebih baik
dikarenakan udara langsung berhubungan dengan rim karena ban jenis tubeless tidak
memakai ban dalam. Selain itu, dengan tidak memakai ban dalam maka flap dan side ring
pada ban akan menjadi lebih ringan
Kode untuk ukuran ban dan roda
Untuk ukuran ban dan roda biasanya ukurannya berdasarkan lebar ban, kekerasan dari ban
dan ketebalan ban itu sendiri, serta sifat lainnya dari ban.

Tabel. Kode untuk ukuran ban dan roda

Membaca Kode Ban


Ban bias atau ban dengan ban dalam, kodenya 10.0 – R – 20 – 14PR
Keterangan :
10.0 artinya lebar ban (inchi)
R artinya konstruksi radial
20 artinya diameter rim (inchi)
14PR artinya kekuatan ban (PR)

Ban tubeless, kodenya 11 – R – 22.5 – 14PR


Keterangan :
11 artinya lebar ban (inchi)
R artinya konstruksi radial
22.5 artinya diameter Rim (Inchi)
14PR artinya kekuatan ban (PR)
D. PENGELASAN

Pengertian Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.

Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal
bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan
harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan
kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak


masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam
penngetahuan.

Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara
lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan
sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan,
bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian
bangunan atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih
dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua
logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.

Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat
penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya
sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper
tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.

Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah
banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab
yang lain.

KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam
bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara
konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan,
yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-
lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti
las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.

Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut
diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.

Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak
digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara
kerja.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan
cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian
ditekan hingga menjadi satu.
3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk
tidak turut mencair.

Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas
mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah
pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan
busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas
secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu
pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya
juga dilakukan secara terpisah.

Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :


a) Pengelasan cair

Ø Las gas
Ø Las listrik terak
Ø Las listrik gas
Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron
Ø Las busur plasma
b) Pengelasan tekan

Ø Las resistensi listrik


Ø Las titik
Ø Las penampang
Ø Las busur tekan
Ø Las tekan
Ø Las tumpul tekan
Ø Las tekan gas
Ø Las tempa
Ø Las gesek
Ø Las ledakan
Ø Las induksi
Ø Las ultrasonic
c) Las busur

Ø Elektroda terumpan
d) Las busur gas

Ø Las m16
Ø Las busur CO2
e) Las busur gas dan fluks

Ø Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks


Ø Las busur fluks
ü Las elektroda berisi fluks
ü Las busur fluks
o Las elektroda tertutup
o Las busur dengan elektroda berisi fluks
o Las busur terendam
ü Las busur tanpa pelindung
o Elektroda tanpa terumpan
ü Las TIG atau las wolfram gas

1. LAS BUSUR LISTRIK

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan
logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las
listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.

Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair
bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.

Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair,
setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.

Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.


Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :

1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :


aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.

Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung
elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan
mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan
fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.

1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :


1. Las listrik dengan elektroda berselaput,
2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
3. Las listrik submerged.

a. Las listrik dengan elektroda berselaput

Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh
udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung
elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.
a. Las Listrik TIG

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram
yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda
wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
busur listrik.

Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.

Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke
busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.

Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.

Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

1) Penyedia arus

2) Pengembali air pendingin,

3) Penyedia air pendingin,

4) Penyedia gas argon,

5) Lubang gas argon ke luar,

6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,

8) Elektroda tungsten,

9) Semburan gas pelindung.

c. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi
serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan
bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya
pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las.
Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-
terak las.

Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh
pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai
dengan kebutuhan pengelasan.

d. Las Listrik MIG

Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur
listrik antara dua electron dan bahan dasar.

Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh pasangan
roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan keperluan.
Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas melalui slang gas.

Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran
argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG
ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan
secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya dilaksanakan secara
otomatik.

Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung.

B. Arus Listrik

1. Arus Searah ( DC = Direct Current )

Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.

2. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current )

Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada
interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus
gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus
bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus
(rectifier/adaftor).
E. PEGAS

Macam-macam pegas yang di bahas.


1. Pegas Daun
2. Pegas Koil
3. Pegas Batang Torsi (Puntir)
4. Pegas Spiral
5. Pegas pada klep
Pembahasan pegas

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan
pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan.
Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh: ban pegas suspensi dan pegas tempat duduk.

Massa tak terpegas (A), meliputi:Roda, rem, aksel dan pegas bagian bawah.Massa terpegas
(B), meliputi: Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi, penumpang barang dan
pegas bagian atas.
Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan

1. Pegas Daun

Pegas daun adalah komponen yang berfungsi untuk meredam kejutan yangditimbulkan permukaan
jalan. Pegas jenis ini mampu menerima beban yang lebih besar bila dibandingkan dengan pegas lainnya
seperti pegas koil dan pegas torsi. Olehkarena itu, pegas daun banyak digunakan pada sistem suspensi
belakang padakendaraan.Kerjanya : bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan jalan
makaditeruskan ke rumah poros belakang yang mengakibatkan pegas daun terjadipemanjangan atau pegas
berubah bentuk dari elips mendekati lurus (pemegasan pegasdaun) yang konstruksinya dilengkapi dengan
ayunan pegas.Untuk memperhalus proses pemegasan pegas daun yang berlebihan makasuspensi ini
dilengkapi peredam getaran yang dipasangkan di antara penopang pegasdaun dengan frame.Komponen
utama pegas daun dan fungsinya meliputi :
Pemeriksaan pegas daun :
a. Dalam keadaan terlepas dan bersih lembaran pegas tidak retak atau pada ujung – ujungnya
tidak terjadi keausan yang berlebihan.
b. Ujung- ujung pegas daun tidak terjadi keausan yang berlebihan
Sifat – sifat:
· Konstruksi sederhana

· Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas)

· Berfugsi sebagai lengan penyangga (tidak meme

· lukan lengan, memanjang – melintang)

Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda.

Konstruksi Pegas Daun


Pegas daun yang umumnya digunakan pada mobil adalah bentuk semielliptikal
seperti ditunjukkan pada Gambar 2-1. Pegas daun ini terbentuk dari
sejumlah pelat-pelat (berbentuk seperti daun). Daun-daun ini biasanya mempunyai
ciri dilengkungkan sehingga daun-daun itu akan melayani untuk melentur menjadi
lurus oleh karena kerja beban.

Daun-daun itu disatukan bersama oleh sabuk seperti gelang yang disusutkan
melingkarinya pada posisi tengah atau dengan baut yang menembusnya di tengah.
Sabuk tersebut menggunakan efek kuat dan kokoh, oleh karena itu panjang efektif
pegas untuk melentur akan menjadi panjang keseluruhan pada pegas dikurangi lebardari
sabuk. Dalam hal sabuk tengah (centre bolt), dua per tiga jarak di antar pertengahan sabuk-
U (U-bolt) akan dikurangi dari panjang keseluruhan pegas agar
mendapatkan panjang efektif. Pegas ditumpukkan pada rumah poros dengan
menggunakan sabuk-U.Daun yang lebih panjang dikenal sebagai daun utama (main leaf atau
masterleaf) dengan ujung dibentuk menyerupai lubang mata yang mana di pasang denganbaut
untuk mengikat pegas pada tumpuannya. Biasanya pada mata tersebut, pegasdisematkan pada
sengkang (shackle), yang juga diberikan bantalan yang terbuat dari
Gambar2-1 Pegas Daun Semieliptikalbahan anti gesekan seperti perunggu (bronze) atau
karet (rubber). Daun pegas yanglainnya dikenal sebagai graduated leaves. Agar mencegah
terjadinya gesekan ataudesakan pada daun yang berbatasan, ujung-ujung dari graduated
leavesdiatur dalam
bermacam-macam bentuk seperti diperlihatkan oleh Gambar 2-1. Daun utama akan melawan
beban-beban lentur vertikal dan juga beban-beban yang disebabkan bagian samping
kendaraan dan torsi, oleh karena adanya tegangan disebabkan oleh bebanbeban ini, sudah
menjadi kebiasaan memberikan dua daun dengan panjang penuh dan blok bantalan pada daun
tersusun (graduated leaves) seperti ditunjukkan pada
Gambar2-1. Jepitan pantul (rebound clips) diletakkan pada posisi pertengahan panjang pegas,
sehingga susunan daun-daun juga ikut andil menghantarkan tegangan pada daun panjang
penuh (full length leaves) ketika pegas memantul. Tetapi karena kondisi pemebebanan ini
tidak saja pada kondisi statik melainkan juga bekerja pada kondisi beban dinamik, maka
pengecekan kekuatan bahan akibat beban kombinasi diatas harus juga dilakukan dalam
keadaan pembebanan dinamis. Sehingga teori-teori kegagalan material yang dipakai pun juga
memakai standart kemanan static dan aman secara dinamik. Kekuatan Lelah bahan
Dalam kehidupan kita sehari – hari sering kita menjumpai suatu komponen
yang rusak walaupun tanpa menerima beban yang cukup berarti. Namun komponen tersebut
telah dipakai dalam kurun waktu tertentu dengan jam kerja kontinu yang cukup lama.
Akhirtnya walupun secara pembebanan komponen tersebut telah menerima apa yang dikenal
dengan beban lelah. Yang mana kekuatan suatu bahan yang dikenai beban lelah ini akan
menjadi berkurang atau bahkan bisa dibawah harga kekuatan luluhnya. Secara umum
kekuatan lelah suatu bahan dapat dituliskan dalam bentuk Sn = Cs.Cr.Cd.Kf(Syield)

2. Pegas Koil

Komponen ini berfungsi untuk menyerap kejutan/gaya yang diakibatkan dari permukaan jalan
tidak rata, penempatannya diantara lower arm dan upperr arm. Pemeriksaan pegas koil dalam
keadaan terlepas dan bersih pastikan tidak ada bagian yang retak atau aus, ukur tinggi bebas
pegas sesuai dengan buku manual sesuai dengan jenis mobil yang diperiksa .batas limit = 273
mm.

Pengujian pegas koil dalam keadaan pegas koil terlepas ukur tinggi bebas pegas,kemudian
tekan pegas dengan beban tertentu.
Ukur kembali tinggi bebas pegas , bila ukuran kurang dari batas limit spesifikasi sesuai yang
ditentukan maka pegas perlu diganti, dan sebaliknya

Catatan :
a. Bila pegas lemah dapat dirasakan ada kejutan tidak normal saat kendaraan melewati
jalan yang rata.
b. Bila pegas lemah, maka keausan ban menjadi tidak normal
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung
Sifat-sifat:
· Langkah pemegasan panjang

· Tidak dapat meredam getaran sendiri

· Tidak dapat menerima gaya horisontal (perlu lengan-lengan)

· Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun

· Dapat dibuat pegas lembut

Penggunaan Pada suspensi independen dan aksel rigid

3.Pegas Batang Torsi (Puntir)


Pada saat pemegasan, pegas menerima beban puntir

Sifat – sifat:
· Memerlukan sedikit tempat

· Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain

· Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri

· Dapat menyetel tinggi bebas mobil

· Langkah pemegasan panjang

· Mahal

Penggunaan:
Suspensi Independen
4. Pegas Spiral

Pegas spiral itu dibuat dari batang pegas khusus yang dilingkarkan membentuk spiral dengan jalan
memanaskannya. Setelah terbentuk kemudian dipanaskan secara hati- hati untuk disepuh.Ujung yang satu
dibuat sedemikian rupa guna dipasang pada bagian rangka, sedang ujunglainnya untuk dipasang pada sumbu
atau kelengkapan suspensi menurut kebutuhan.
di sini pelapis karet sangat diperlukan untuk menahan getaran yang terjadi, lihat gambar2.15.
Kedua ujungnya duduk pada piring dudukan (Mounting).Pegas spiral sangat praktis untuk
suspensi mobil, karena ringan, murah, tidak memakanbanyak tempat, tidak ada gesekan
dalam. Kekurangannya karena tidak ada kekakuan yanglatent ke arah samping, sehingga
memerlukan batang-batang kontrol, sendi-sendi, untukmengendalikan roda.

5. Pegas pada klep


Pegar klep atau pir katup pada mesin memiliki peranan penting , sebagai penekan klep agar
menutup sehingga kompresi mesin tidak sampai bocor.
Pir klep pada kondisi bebas atau tanpa tekanan memiliki panjang sesuai spesifikasi pabrik,
apabila panjangnya kurang dari spesifikasi pabrik maka pir klep/pegas katup wajib ganti
daripada mesin nanti mengalami kebocoran kompresi.
Cara mengukur panjang pir klep bisa kita lakukan menggunakan jangka
sorong/kaliper/sketmat.
Untuk panjang pir klep mesin 2E (starlet): 4,51mm.

Anda mungkin juga menyukai