Angelina Wijaya
102015186
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondensi : Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email : Angelina.2015fk186 @civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Kemajuan zaman menyebabkan banyak perubahan di dunia termasuk dalam etika. Dalam
ilmu kedokteran ada penerapan empat prinsip Kaidah Dasar Bioetika yang diperhatikan
sebelum seorang dokter melakukan sesuatu. Bioetika sendiri merupakan cabang dari etika
yang menyelidiki masalah-masalah yang ada dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran.
Empat prinsip yang ada dalam Kaidah Dasar Bioetika adalah Beneficence, Non-Maleficience,
Justice, dan Autonomy. Dengan adanya penerapan prinsip ini seorang dokter akan mampu
justice.
Abstract
The progress of time causes many changes in the world including in ethics. In medicine there
is the application of the four principles of the ethical guidelines which is considered before a
doctor do something. Bioethics itself is a branch of ethics that investigates the problems that
exist in the fields of biology and medicine. The four principles of the ethical guidelines is
Beneficence, Non-Maleficence, Justice, and Autonomy. With the application of this principle
a doctor will be able to perform their duties with professional and understand the relation of
those principles.
1
Keywords : bioethics, ethical guidelines, bbeneficence, non-maleficence, autonomy, justice.
PENDAHULUAN
Di abad ke-21 ini kemajuan perkembangan bidang apapun yang di dunia semakin pesat. Hal
ini menyebabkan adanya perkembangan ilmu-ilmu, termasuk ilmu biologi dan ilmu
kedokteran. Dalam ilmu kedokteran, cakupan etika yang sudah ada juga berkembang semakin
luas. Selain etika profesi dan etika medis, ada juga etika yang mengatur hubungan dokter
dengan pasien, keluarga pasien, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.
Dengan bantuan era globalisasi, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi
mengenai kesehatan. Untuk itu, diperlukan sebuah kaidah dasar yang dapat membantu
seorang dokter dalam menangani pasien. Kaidah Dasar Bioetika (KDB) merupakan prinsip
yang harus dipatuhi oleh seorang dokter. Karena dengan begitu, dokter akan mampu
memberikan pengobatan maksimal kepada pasiennya. Kaidah Dasar Bioetika (KDB) juga
harus tetap dilakukan dokter kepada pasiennya sampai pengobatan selesai atau sampai pasien
1.2 TUJUAN
Melalui penulisan makalah ini para pembaca diharapkan menjadi lebih memahami empat
prinsip Kaidah Dasar Bioetika (KDB) yang digunakan dalam ilmu kedokteran dan mampu
menerapkan keempat prinsip etika tersebut. Empat prinsip itu mencakup Beneficence, Non-
2
PEMBAHASAN
Bioetika berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Latin, yaitu bios dan ethos. Bios
berarti kehidupan dan ethos berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Jadi secara harafiah
bioetika merupakan bidang studi dari cabang etika yang menyelidiki berbagai masalah yang
muncul dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran. Dalam etika, bioetika termasuk etika
normatif yang digunakan sebagai dasar untuk mengatur manusia agar bertindak dan
F. Abel mengartikan bioetika sebagai ilmu interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan
oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro maupun makro,
termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa
mendatang.1
Bioetika tidak hanya mengatur hubungan perorangan antara dokter dan pasien melainkan
juga mencakup isu-isu dan masalah yang lebih luas yang ada dalam masyarakat, seperti :
masalah kesehatan, hak pasien, hak pekerja medis, distribusi pengobatan, moralitas
penyembuhan, batasan intervensi dan eksperimen (aborsi, euthanasia, transplanasi organ, alat
pacu jantung, mesin dialisis darah, teknologi fertilisasi in vintro, surrogate mother, operasi
Empat prinsip Kaidah Dasar Bioetik (KDB) yang digunakan sekarang ini, merupakan hasil
pemikiran Childress & Beuchamp yang terus dikembangkan. Dalam kehidupana sehari-hari
3
empat prinsip ini memang harus diterapkan dan sangat penting untuk pegangan pembenaran
moral bagi dokter. Keempat prinsip tersebut adalah Beneficence, Non-Maleficience, Justice,
dan Autonomy.
2.2.1 Beneficence
Beneficence memiliki arti bersikap atau berbuat baik. Berbuat baik disini bukan melakukan
acara amal, atau kampanye untuk berbuat baik, tetapi lebih mengarah pada “kewajiban moral
untuk bertindak yang kepentingan orang lain”.2 Beneficence memiliki dua prinsip, yakni
positive beneficence (dokter harus meningkatkan yang baik) dan balancing of utility (dokter
harus menyeimbangkan keuntungan dan bahaya). Beneficence dipakai dokter ketika pasien
dalam kondisi yang wajar, memiliki tingkat kesadaran yang baik. Beneficence terbagi
General Beneficence
Spesific Beneficence
orang lain)
4
o Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
o Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan yang terbaik untuk pasien
2.2.2 Non-Maleficence
untuk pasien yang dalam keadaan parah, kondisi pasien kehilangan kesadaran, dan pasien
dengan resiko hilangnya sesuatu yang penting. Prinsip dari Non- Maleficence adalah “primum
non nocere: above all do no harm”.3 Disebutkan bahwa dokter memiliki kewajiban untuk
tidak menimbulkan sesuatu yang membahayakan pasien. Sebisa mungkin dokter harus
mengurangi dan menghilangkan bahaya bagi pasien. Tindakan dokter juga harus terbukti
efektif.
5
Prinsip Double Effect adalah prinsip Non-Maleficence yang menyebutkan bahwa tindakan
yang merugikan tidak selalu dianggap sebagai tindakan yang buruk. Dalam prinsip ini
mengakui adanya suatu tindakan secara intrinsik tidak salah atau setidaknya netral.
o Menghindari misrepresentasi
2.2.3 Autonomy
Autonomy memiliki arti kemandirian. Dalam Autonomy dokter harus menghargai hak pasien
untuk menentukan nasibnya sendiri. Ini berlaku bagi pasien yang sudah dewasa (21 tahun ke
atas), sehat jiwanya, dan memiliki tingkat kesadaran yang baik berhak mengambil keputusan
setelah mendapatkan informasi yang jelas dari dokter. Informed Consent (Persetujuan
Tindakan Medis) adalah persetujuan yang diberikan pasien./keluarga kepada dokter setelah
6
diberikan informasi yang selengkap-lengkapnya dan juga merupakan bagian dalam
terhadap hak otonomi perseorangan”.4 Informed Consent sudah terbentuk saat kali pertama
pasien datang untuk mencari pertolongan. Informed Consent harus diberikan pasien/keluarga
harus secara tertulis, karena hal tersebut akan digunakan sebagai “pengukuhan atau
o Berterus terang
o Menghargai privasi
7
o Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
2.2.4 Justice
Justice berarti keadilan. Terdapat dua istilah yang digunakan sebagai prinsip Justice, yaitu
Justice sebagai keadilan, dimana pasien berhak menerima apa yang seharusnya diterima.
Kedua Justice sebagai keadilan distibutif, yang mengacu pada hak-hak dan tanggung jawab
dalam masyarakat termasuk orang-orang yang berhubungan dengan kesehatan. Semua pasien
tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan hal ini sesuai dengan
prinsip Justice yang berbunyi “equals must be treated equally and unequals must be treated
unequally”.5
o Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
o Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status sosial
8
o Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
o Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
o Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat
o Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan
3. PEMBAHASAN KASUS
Seorang pasien perempuan, 21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke unit gawat darurat di
sebuah rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan sakit parah dan membutuhkan perawatan segera
yang intensif. Setibanya di unit gawat darurat dr jaga dan perawat yang menerima pasien terkesan
lamban, dan tidak mengacuhkan. Setelah diperiksa dan diberi penanganan, dr jaga UGD merujuk ke
dokter spesialis bedah. Dokter spesialis bedah baru datang memeriksa pasien setelah satu jam kemudian,
setelah memeriksa pasien dokter mengatakan bahwa pasien harus dioperasi dan dokter memberitahu
kepada keluarga pasien bahwa biaya operasi tidak sedikit. Pelaksanaan operasinya pun tidak bisa segera
dilakukan karena dokter tersebut masih banyak jadwal operasi yang lain.
Dalam kasus di atas, dapat dilihat jika dokter kurang bertanggungjawab dalam menangani
pasien, padahal kondisi pasien sedang dalam keadaan darurat. Dalam kasus ini, ada kaidah-
kaidah dari empat prinsip Kaidah Dasar Bioetika (KDB) yang terpenuhi dan dilanggar.
1. Beneficence
2. Non-Maleficence
9
3. Autonomy
dioperasi).
1. Beneficence
~ Meminimalisasi akibat buruk (dalam kasus ini dokter jaga lamban dan tidak
mengacuhkan).
2. Non-Maleficence
~ Menolong pasien emergensi (dokter jaga lamban, dokter spesialis baru datang
3. Justice
(pasien harus menunggu jadwal operasi, padahal pasien dalam kondisi darurat)
Penutup
10
Penerapan Kaidah Dasar Bioetika sangat diperlukan seorang dokter sebagai tolak ukur dalam
menjalankan profesinya. Bukan hanya untuk kepentingan pasien, Kaidah Dasar Bioetika juga
sangat berguna untuk kepentingan seorang dokter. Keempat prinsipnya, Beneficence, Non-
Maleficence, Autonomy, dan Justice haruslah diterapkan agar terjalin hubungan yang baik
antara pasien dengan dokter, komunikasi pun menjadi lebih lancar, proses pengobatan juga
Setelah membahas dan mempelajari kasus di atas dapat dilihat bahwa dalam satu kasus
terdapat banyak kaidah-kaidah dari prinsip-prinsip Kaidah Dasar Bioetika yang saling terkait.
Kasus diatas memperlihatkan adanya kelalaian dokter dalam menangani pasien. Dalam satu
kasus ada saatnya semua kaidah-kaidah tidak dapat terpenuhi secara sempurna, namun
sebagai seorang dokter kita wajib mengusahakan yang terbaik untuk kebaikan pasien.
11
Daftar Pustaka :
1. Samsi Jacobalis, Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika (Jakarta:
3. Donna Dickenson,, The Cambridge Medical Ethics Workbook (New York : Cambrige
4. M. Jusuf Hanafiah, Amri Amir. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4
12