Anda di halaman 1dari 1

Masalah terbesar dalam pemberian Antibiotik pada pasien adalah

memilih golongan, generasi atau jenis antibiotic yang paling tepat untuk keluhan
dan keadaan pasien. Berbagai banyak golongan antibiotic yang mempunyai efek
samping tertentu merupakan masalah lain dari pemberian golongan atau plihan
antibiotic yang paling tepat diberikan. MAsih banyak juga pertimbangan lain
seperti harga, kondisi pasien, etiologi penyakit dan lain lain.
Prinsip dari pemberian dan pemilihan antibiotic salah satunya adalah
bahwa suatu obat atau antibiotic tersebut memberikan keuntungan yang paling
besar dan kerugian atau efek samping yang paling kecil serta harga terjangkau
dibandingkan dengan pilihan obat lainnya. Pembelajaran jenis jenis antibiotika
dan obat-obatan perlu dilakukan di semua bagian ilmu stase atau departemen
termasuk stase THT-KL oleh karena banyak antibiotika atau obat yang dapat
menimbulkan efek samping tertentu yang berhubungan dengan ranah lapangan
THT-KL.
Ototoksisitas atau gangguan pendengaran yang dapat diakibatkan oleh
ototoksisitas merupakan hal yang cukup penting untuk dibahas. Tinnitus,
gangguan pendengaran, dan vertigo merupakan gejala utama ototoksisitas.
Tinnitus yang berhubungan dengan ototoksisitas cirinya merupakan :
1. Tinnitus yang kuat dan muncul pada nada tinggi berkisar antara 4-6 KHz
2. Biasanya pada kerusakan yang menetap, tinnitus lama kelamaan tidak
begitu kuat dan bersifat kontinyu.

Selain antibiotika, berbagai macam obat yang dapat menyebabkan ototoksisitas


antara lain:
1. Loop diuretics  dapat menimbulkan tinnitus yang kuat dalam
beberapa menit setelah penyuntikan intravena, dapat pula
menyebabkan tuli sensorineural pada kasus kasus yang tidak terlalu
berat namun bersifat progresif perlahan lahan dan disertai tinnitus
ringan
2. Pemberian kina dan obat obat antiinfalamasi seperti Salisilat
termasuk aspirin juga dapat menyebabkan tuli sensori neural pada
frekuensi tinggi . Tetapi bila pengobatan dihentikan pendengaran
akan pulih dan tinnitus akan hilang.

Antibiotik yang paling sering menimbulkan ototoksisitas dan tuli yang bersifat
bilateral dan bernada tinggi merupakan antibiotika golongan aminoglikosida
contoh : streptomysin , Neomisin,, Kanamisin, Gentamisin, Tobramisin, Amikacin,
Netilmisin, sisomisin dan lain lain. Ototoksisitas yang ditimbulkan oleh
antibiotika goongan aminoglikosida biasanya muncul perlahan dan bersifat lebih
kea rah permanen. Keluhan gangguan pendengaran biasanya mulai dirasakan 3-
4 hari setelah penggunaan obat antibiotika golongan amino glikosida ini.
Selain obat obatan golongan aminoglikosida, obat obatan antibiotika
golongan macrolide, khususnya eritromisin, vankomisin, viomisin, capreomisin,
dan minosiklin dapat pula menimbulkan efeksamping ototoksisitas. Gejala
pemberian eritromisin intravena adalah kurang pendengaran, subyektif tinnitus
dan kadang disertai vertigo. Biasanya gangguan pendengaran dapat pulih setelah
pengobatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai