Bab V
Bab V
5.1 Pendahuluan
Dalam industri proses banyak dilakukan operasi-operasi mempertemukan
(kontak) gas (fasa uap) dengan cairan. Kontak antar fasa ini ditujukan untuk
memindahkan zat dari fasa yang satu ke fasa lainnya.bersama perpindahan zat,
panas juga turut pindah (perubahan fasa melibatkan panas). Contoh-contoh operasi
seperti ini adalah penyerapan (absorbsi), striping (desorbsi), retifikasi, pendinginan
air dalam menara pendingin, humidifikasi,dsb.
Keterangan :
Gbr. V.1 : a.Striping, Zat A dikeluarkan dari larutannya dalam zat B dengan gas
inert C
b.Absorbsi, Zat A diambil dari campuran gas dengan pelarut C (pencuci)
c. Retifikasi, Cairan diperkaya dengan B dan uap diperkaya dengan A
d.Pendinginan Cairan, Sebagian A menguap (pindah ke fasa gas). Suhu
cairan A turun
Gambar-gambar V.2, V.3, V.4 memperlihatkan bagan peralatan operasi
pengkontakkan gas/uap dengan cairan.
Gambar V.2 memperlihatkan penyerapan uap sejenis pelarut A yang terdapat dalam
gas. Penyerapan dilakukan dengan cairan pencuci (washing liquid), C. Larutan zat A
dalam cairan C didistilasi dengan rektifikasi dalam kolom rektifikasi untuk
memisahkan A dan cairan C.
Gambar V.3, memperlihatkan peralatan untuk melakukan humidifikasi (penambahan
kandungan air) atau dehumidifikasi (pengurangan kandungan air) udara.
Gambar V.4, bagan pendinginan air dalam menara pendingin (cooling tower) dengan
cara menguapkan sebagian air.
Penguapan air dipercepat dengan bantuan hembusan udara.
5.1 Peralatan
Alat untuk mengkontakkan gas-cairan ini pada dasarnya adalah alat dimana
diciptakan bidang (permukaan) kontak antar fasa yang luas. Makin luas permukaan
antar fasanya makin baik.
Penciptaan permukaan kontak yang luas dapat dilakukan dengan :
a. Penyebaran (dispersi) cairan dalam gas
b. Penyebaran gas dalam cairan
Pada kolom jenis ini, kontak antara uap dan cairan terjadi di sepanjang
kolom yang diisi. Cairan yang disebarkan di bagian atas akan menyebar turun
membasahi isi (packing) kolom dalam bentuk lapisan yang tipis. Permukaan
benda isi/packing yang besar membentuk lapisan cairan yang besar pula
sehingga kontak gas cairan dapat terjadi dalam daerah yang luas sekali. Gambar
V.8-a memperlihatkan struktur kolom berisi packing. Benda isi (packing) diisikan
dalam kolom secara teratur maupun sembarang. “packing” merupakan benda
padat inert dengan bentuk sembarang atau bentuk tertentu. Gambar
disebelahnya memperlihatkan beberapa bentuk “packing” yang umum dipakai,
terbuat dari keramik, gelas,logam atau benda sintetik (plastik) lainnya dan
tersedia dalam berbagai ukuran. Pada tipe kolom ini gas-cair hanya
bersinggungan, tidak ada gas menembus genangan cairan sehingga
pembentukan busa tidak semudah pada kolom pelat Packing dapat ditumpukkan
secara teratur atau sembarang. Packing dapat berupa palang-palang dari kayu.
Dalam gambar V.9 terlihat bahwa packing bahwa packing basah akan
memberikan kehilangan tekanan yang lebih besar dari packing kering. Makin
besar laju alir cairan makin besar kehilangan tekanan.
Untuk laju alir cairan tertentu, makin besar laju alir gas makin besar
kehilangan tekanan. Untuk laju alir gas yang rendah kehilangan tekanan tidak
banyak dipengaruhi oleh aliran cairan. Perubahan P terlihat linier seperti pada
packing tanpa aliran cairan (garis A dan B).Tetapi setelah melewati suatu harga
laju alir gas tertentu, aliran cairan mulai besar pengaruhnya. Perubahan
kehilangan tekanan makin tajam (mulai titik x pada garis C dan D). Titik x pada
garis C dan D disebut “loading point” dan titik Y disebut “flooding point” (titik
banjir) untuk laju alir cairan yang bersangkutan. Apabila laju alir makin besar, titik
banjir akan tercapai pada laju alir gas yang lebih rendah (harga P tetap).
Bandingkan garis C dan D.
Kolom ini berisi sejumlah pelat mendatar yang disusun sepanjang kolom
dengan spasi tertentu. Kontak antara uap dan cairan yang dialirkan dari atas dan
uap yang bergerak dari bawah ke atas menembus genangan cairan tadi. Operasi
dengan kolom ini merupakan operasi bertahap artinya kontak antara uap dan
cairan yang berakibat perpindahan massa dan panas terjadi secara bertahap.
Tiap pelat merupakan satu tahap. Gambar V.11 merupakan bagan kolom pelat
“bubble cup” (sungkup gelembung) (a), pelat ayak (b) pada kolom pelat dapat
dibedakan beberapa tipe, seperti :
Sieve plate (pelat ayak), merupakan pelat-pelat yang diberi lubang-lubang kecil
yang banyak. Konstruksi alat ini jauh lebih sederhana. Aliran gas yang melalui
lubang-lubang kecil mencegah cairan turun ke bawah. Gas menembus lapisan
cairan di atas pelat (gambar V.11 b). Makin halus lubang, kontak makin baik,
tetapi kehilangan tekanan lebih besar. Lubang dengan ukuran ½ cm biasanya
baik.
Valve tray, Piranti ini merupakan bentuk campuran antara pelat ayak dan bubble
cup. Valve dapat bergerak membesar atau mengecil bergantung kepada besarnya
laju alir gas (gambar V.14).
Uniflux tray (Gbr V.15), Dalam kolom pelat, Cairan turun dari pelat atas ke pelat
di bawahnya dari suatu tempat (melalui down comer) kemudian mengalir
melintas menggenangi pelat dan turun melalui lubang (down comer) di bagian
yang lain. Dari cara aliran melintas pelat, dapat dibagi-bagi atas tipe-tipe berikut
(lihat gambar V.16)
Cross flow
Split flow
Reverse flow
Radial flow
Pada aliran cairan yang melintas menggenangi pelat dengan “cap” tidak boleh
terjadi perbedaan tebal lapisan cairan yang terlalu besar antara tempat masuk
dan keluar cairan. Hal ini terjadi misalnya karena tahanan terhadap aliran pada
pelat yang terlalu besar. Perbedaan tebal lapisan cairan yang terlalu besar dapat
berakibat lapisan di bagian yang tebal tidak menembus cairan (bahkan cairan
bisa turun melalui “riser”) dan di bagian yang tipis gas keluar langsung tanpa
menembus cairan. Lihat gambar V.17, dalam keadaan seperti (gradient vairan
terlalu besar) ini kontak gas-cair menjadi kurang baik. Gradient cairan seperti ini
dapat dihindari dengan mengurangi jumlah baris “cap”. Beda tebal lapisan cairan
di tempat masuk dan keluar sebaiknya sekitar 1.5 cm dan maksimum 2.5 cm.
Untuk kolom dengan diameter besar (lebih dari 1.2 cm) sebaiknya dipakai aliran
radial atau aliran terbagi.
1. Kolom Packing
Lebih murah
Mudah dibuat, tahan korosi
Kehilangan tekanan kecil
Mudah terkotori dan lebih sukar dibersihkan
Pembentukan busa kurang, dibanding dengan kolom pelat. Pada
kolom pelat gas menembus cairan sehingga busa/buih lebih
mudah terbentuk
Baik digunakan untuk diameter kolom yang kecil, sekitar 1 meter
atau kurang
2. Bila diperlukan diameter kolom yang besar, lebih baik digunakan kolom
pelat karena distribusi pada kolom packing akan jadi masalah, selain dari
itu kolom packing akan menjadi lebih berat dan konstruksi mahal.
3. Bila diperlukan pengambilan hasil di tengah, kolom pelat akan lebih
mudah dipergunakan