Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KRISTALISASI

II.1 Fungsi dari crystallizer (alat kristalisasi).

Kristalisasi dari larutan sangat penting dalam industry, karena banyak produk kimia
dalam bentuk Kristal dan kristalisasi merupakan metode yang praktis untuk mendapatkan
bahan-bahan kimia murni dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk pengemasan da
penyimpanan.

Agar kristal-kristal dapat terbentuk dari suatu larutan, maka larutan harus dalam keadaan
lewat jenuh. Konsentrasi bahan yang akan dikristalisasikan dalam larutan harus lebih tinggi dari
pada kelarutannya pada suhu yang bersangkutan. Perbedaan konsentrasi ini dapat dianggap
sebagai gaya pendorong kristalisasi. Dengan kata lain keseimbangan kristalisasi terbentuk jika
larutan induk (mother liquor) dalam keadaan jenuh.

Berikut ini adalah grafik mengenai pembentukan kristalisai :

Grafik 3..1 Grafik pengkirstalisasian (kurva kejenuhan dan


lewat jenuh
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa titik a merupakan larutan yang akan
dikristalisasikan, kemudian larutan tersebut di turunkan suhunya ( hal ini dapat ditunjukan dari
garis putus-putus dari titik a ke b. saat titik b sudah mengalami penurunan suhu tetapi masih
belum terbentuk Kristal pada titik ini, hal ini dikarenakan fase larutan tersebut masih kurang
jenuh. Larutan akan mengalami pengkristalan pada titik c dimana konsentrasi tekah turun dan
larutan dalam keadaan lewat jenuh.

RENDEMEN, NERACA MASSA DAN NERACA PANAS

Ditinjau dari kristalisasi pendingian maka, persamaan untuk rendemen, neraca


massa, dan neraca panas adalah :

Atau jika tersedia data panas pelarutan, maka NP dibayangkan :

KECEPATAN PERTUMBUHAN KRISTAL


Kristal tumbuh secara proses layer by layer dan pertumbuhannya di permukaan Kristal.
Difusi dari badan utama cairan ke permukaan Kristal menurut McCabe (1929) dalam
Hukum delta L :

Keterangan :
G = kecepatan pertumbuhan kristal selama interval waktu ( t ).
L = pertambahan ukuran kristal.
Ukuran : tebal atau panjang karakteristik.
II.2 Klasifikasi alat pemindah zat padat dan cara kerja alat

Berdasarkan metodologi lewat jenuh, klasifikasi peralatan kristalisasi dapat dibagi


menjadi

1. Lewat jenuh dengan pendingin.


2. Lewat jenuh dengan penguapan pelarut.
3. Lewat jenuh dengan penguapan adiabatic. (pendinginan + penguapan)
4. Salting out dengan penambahan senyawa untuk mengurangi kelarutan dari
senyawa.

Klasifikasi tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

1. Lewat jenuh dengan pendinginan :


a. Proses batch :
- Kristalisasi dalam tangki
- Kristalisasi dengan pengaduk secara batch.
b. Proses kontinyu
- Swenson walker
- Proses kontinyu yang lain
2. Lewat jenuh dengan pendingin yang adiabatic
a. Kristalisasi dengan hampa :
- Tanpa external classifying good bed
- Dengan external classifying good bed
3. Lewat jenuh dengan penguapan
a. salting evaporator
b. Kristal evaporator

Kristalisasi dalam tangki


Selama bertahun tahun, cara yang biasa digunakan untuk menghasilkan Kristal adalah
menyiapkan larutan panas yang hampir jenuh dan mengalirkan larutan ini kedalam
tangkisegi-empat terbuka dimana larutan dibiarkan dingin dan mengkristal. Pada kondisi
ini, Kristal terbentuk dengan lambat, dan Kristal yang terbentuk cenderung menjadi
bessar dan bersambungan dalam jumlah yang banyak. Rangkain Kristal ini menyebabkan
mother liquor terhambat jika tangki sudah cukup dingin, biasanya setelah beberapa hari,
mother liquor di keluarkan dari bawah dan Kristal diambil dengan tangan.

Alat kristalisasi Kristalisasi dengan pengaduk secara batch

Pembentukan Kristal dengan metode yang sudah tua ini memerlukan banyak
material, tenaga kerja, ruangan, dan pendinginan.

Gambar 3.2. Crystallixer dengan pengaduk secara


batch
Cara kerja alat ini ialah :Air disirkulasikan melalui koil pendingin dan larutan
diaduk secara propeller pada batang pengaduk yang terletak ditengah-tengah.pengadukan
mempunyai dua fungsi, pertama menaikan perpindahan panas dan menjaga agar suhu
larutan seragam, kedua dengan menjaga Kristal halus dalam suspense, akan memberikan
kesempatan agar Kristal tumbuh seragam.
Gambar 3.3 Crystallixer dengan pengaduk secara
batch
Tidak hanya lebih seragam tetapi juga lebih halus dari Kristal yang dihasilkan, oleh
alat kristalisasi di dalam tangki ini. Kesulitan-kesulitan pada peralatan ini adalah,
pertama peralatan beroprasi secara batch dan kedua kelarutannya paling kecil pada
permukaan coil. Akibatnya pertumbuhan Kristal paling cepat pada titik tersebut sehingga
mengurangi rate perpindahan panas.

Alat kristalisasi Swenson-walker

pada alat ini digunakan untuk mendapatkan kapasitas yang besar dan oprsasi secara
kontinyu. Salah satu alat kristalisasi secara kontinyu yang paling umum digunakan di
USA adalah alat kristalisasi swensen-walker.

Gambar 3.4 Crystallixer pada Swenson-walker

Alat kristalisasi dengan hampa (vacuum)

alat kristalisasi dengan hampa sering dioprasikan


secara kontinyu, tetapi dapat juga pioprasikan secara
batch. Kapasitasnya dapat dibuat sangat besar.

Peralatan dengan steam-jet ejecktor ,dapat


dihasilkan produk pada suhu rendahsehingga diperoleh
Gambar 3.5 Crystallixer
vacum
hasil dalam jumlah besar, sehingga jumlah yang dikembalikan ke proses dalam bentuk
mother liquor menjadi minimum.

Feed masuk pada sembarang tempat dan uap keluar melalui lubang menuju ke
ejecktor atau alat hampa lainnya. Penurunan tekanan yang mendadak mengakibatkan

larutan feed mendidih di dalam alat. Kristalisaisi dan Kristal tetap didalam suspense
sammpai cukup besar untuk jatuh kedalam pipa pengeluaran (D), yang kemudian
dipindahkan dalam pompa (E) dalam bentuk slurry menuju ke sentrifuge atau sentinueus
vacuum filter dengan atau tanpa tangki pengendap untuk mempertebal slurry. Dua buah
propeller (F) sering dipasang untuk menjaga agar liquida di dalam kristalizzer teraduk
dengan sempurna dan untuk menjaga agar larutan feed ketika mencapai pipa pengeluaran
tanpa terjadi flash. Level liquida di dalam alat kristalisasi ditunjukan oleh kaca G.

Alat kristalisasi dengan hampa dan sirkulasi kembali

Alat jenis ini merupakan alat dengan sedikit modifikasi dari alat kristalisasi
dengan hampa. Feed masuk pada pompa secara pump. Pompa ini mensirkulasi Kristal-
kristal yang merupakan susupensi dalam larutan keluar dari tangki body (A), keatas
melalui heater (D), dan kembali ke body. Pompa ini juga mencampur ke feed dengan

Gambar 3.6 Alat kristalisasi dengan hampa dan sirkulasi kembali


sempurna. jika feed cukup panas Sehingga terjadi flashing didalam alat kristalisasi,maka
tidak perlu ditambahkan panas kedalam heater.

Kristal yang terbentuk mula-mula berada di dalam suspense di dalam liquida yang
disirkulasi dan masuk ke bagian E. Kristal-kristal halus juga masuk kedalam kaki E. dari
kaki E suspense Kristal-kristal halus juga masuk kedalam bagian kaki E. dari E suspense
Kristal ini dialirkan oleh pompa G ketempat produk.

KESIMPULAN

1. Fungsi dari kristalisasi adalah untuk mendapatkan bahan-bahan kimia murni


dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk pengemasan dan penyimpanan.

2. alat untuk mengkristalisasi yaitu kristalizer dimana alat tersebut diklasifikasikan


menjadi 4 macam yaitu : lewat jenuh dengan pendingin, lewat jenuh dengan
penguapan pelarut, lewat jenuh dengan penguapan adiabatic
(pendinginan+penguapan), salting out (dengan penambahan senyawa untuk
mengurangi kelarutan dari senyawa).
3. Kecepatan pertumbuhan kristalisasi berdasarkan hukum delta, kecepatan
pertumbuhan kristal selama interval waktu ( t ) berbanding lurus dengan
pertambahan ukuran Kristal dan berbanding terbalik dengan interval waktu.

4. Berdasarkan cara pengoperasian yang berbeda-beda, maka masing-masing alat


mempunyai kelebihan pada bidang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai