Anda di halaman 1dari 3

Step 1

1. Gantung: suatu strangulasi berupa tekanan pada leher akibat adanya


jeratan yang menjadi sehat oleh berat badan korban. (Idries, 1997)

Step 2
1. Asfiksia
Asfiksia berawal dari hypoxemia kemudian terjadi hipoksia yang dapat
menyebabkan anoksia. Anoksia akan menyebabkan terjadinya asfiksia.
Berikut mekasnisme terjadinya asfiksia:
Ketika suplai oksigen berkurang maka darah kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen dalam darah membuat tubuh mengkompensasi
dengan mempercepat pernafasan (takipneu). bila tubuh masih
kekurangan oksigen maka tubuh akan memakai otot bantu pernafasan
sehingga terjadi dispneu. Penggunaan otot bantu pernafasan maka
banyak darah ke organ vital (vasodilatasi) dan untuk menyeimbangkan
maka tubuh akan melakukan vasokontriksi pada pembuluh darah
perifer. Vasokontriksi pembuluh darah perifer mengakibatkan
pembuuh darah pecah yang menimbulkan bintik bintik perdarahan.
Selain itu adanya vasokontriksi di perifer menyebabkan penimbunan
carbon dioksida di perifer. Penimbunan carbon dioksida menyebabkan
sianosis perifer sehingga tampak biru di organ perifer.
Bila tubuh masih kekurangan oksigen maka tubuh akan melakukan
metabolism tubuh secara anaerob. Metabolism anaerob terjadi dengan
memecah glikogen yang akan menghasilka asam laktat. Asam laktat
akan menumpuk di sitoplasma yang menyebabkan hiperosmosis
seluler. Bila terjadi penumpukan cairan di otak maka gyrus otak
tampak melebar dan sulkus tampak menyempit karena adanya cairan di
sela-sela. Cairan di otak menyebabkan tekanan otak meningkat dan
terjadi gangguan neurotransmitter. Gangguan neurotransmitter ini
menyebabkan terjadinya kejang kemudian terjadi hipotonik. Hipotonik
pada otot menyebabkan rahang mengigit dan lidah keluar karena
terjadi vasokonstriksi. Adanya vasokontriksi otot otot polos di kelenjar
juga menyebabkan hi[ersekresi sehingga dapat terjadi keluar buih,
urin, feses ataupun cairan mani tergantung dimana letak terjadinya
vaokonstriksi otot polos. Jika masih tidak tercukupi oksigen maka akan
terjadi apneu yang menyebabkan meninggal dunia. (Dahlan, Sofwan,
2007)

Step 7
1. Interpretasi pemeriksaan luar
a) Lebam mayat: di kedua tangan dan kaki warna merah keunguan
dan hilang dengan penekanan ​→​ waktu kematian <6-10 jam.
b) Kaku mayat: di kelopak mata, rahang, anggota gerak atas dan
bawah dapat dilawan ​→​ meninggal 2-12 jam
c) Mata: ada bintik perdarahan di konjungtiva ​→​ adanya ruptur vena
d) Mulut: ada buih halus warna putih di celah mulut ​→​kelenjar
meningkat
e) Leher: jejas melingkar ke atas leher di bawah telinga ​→ gantung
atipikal
f) Pelir: ada cairan mani bening dan kental di lubang pelir ​→ kelenjar
meningkat (Dahlan, Sofwan, 2007)

Daftar pustaka

Idries,A.M., 1997. ​Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik​,


Edisi Kedua, PT. Binarupa Aksara, Jakarta
Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter
dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai