METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menyeleksi dua kelas dengan pertimbangan tertentu. Satu kelas sebagai
kelas eksperimen (treatment) dan satu kelas yang lain sebagai kelas pembanding atau
kontrol dengan jumlah yang relatif sama. Kelas eksperimen diberikan treatment yaitu
pada kelas kontrol tidak diterapkan metode praktikum yang memanfaatkan kolaborasi
2. Desain Penelitian
(the static group comparison design). Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2011:
158) bahwa perbandingan kelompok statis (the static group comparison) adalah
penelitian yang dilakukan dengan cara menyeleksi dua kelas untuk penelitian. Dua
kelas tersebut antara lain adalah satu kelompok kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol yang berjumlah sama. Maka rancangan yang digunakan penelitian ini adalah
X O1
− O2 (Borg & Gall, 2003: 420)
Keterangan:
O1 : Pengukuran variabel terikat setelah fase praktikum berakhir
(pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum)
O2 : Pengukuran variabel terikat setelah fase pembelajaran konvensional
berakhir (menggunakan pembelajaran secara konvensional)
X : Perlakuan
− : Tanpa perlakuan
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat..
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode praktikum (A) yang
diterapkan dalam pembelajaran fisika, dalam hal ini adalah pembelajaran materi
yang dimiliki peserta didik dalam proses pembelajaran setelah diberikan perlakuan
1. Variabel Bebas
dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dituntut untuk
dengan hukum oersted sesuai dengan LKPD yang telah dipersiapkan. Dalam
kesimpulan
b. Konvensional. Dalam penelitian ini, adalah suatu proses belajar mengajar yang
prosedural fisika peserta didik meliputi teknik, keterampilan, metode dan algoritme.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX MTsN 2
Jeneponto tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 6 kelas paralel sebanyak 254
peserta didik. Distribusi peserta didik pada setiap kelas ditampilkan pada tabel 3.1.
IX.1 34
IX.2 34
IX.3 34
IX.4 35
IX.5 35
IX.6 34
Jumlah 206
2. Sampel
random sampling) yaitu dengan mengambil dua kelas secara acak dari populasi yang
ada. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode praktikum
dan satu lagi sebagai kelas kontrol yang diajarkan secara konvesional. Pada teknik ini
menggunakan asumsi bahwa populasi itu adalah homogen karena pada saat pertama
penentuan kelas peserta didik telah diacak sehingga yang dilakukan peneliti adalah
rambang kelas. Penarikan rambang kelas dilakukan agar tidak terlalu banyak
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahap persiapan yang meliputi observasi pada lokasi
3. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan tahap akhir penelitian. Pada tahap ini peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir berupa tes pemahaman prosedural
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Perlakuan
pembelajaran RPP, LKPD, dan materi ajar. Semua instrumen perlakuan ini
kompetensi dan kompetensi dasar Fisika MTsN 2 Jeneponto kelas IX semester genap.
2. Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
tes. Instrumen tes yang berupa lembar tes pemahaman prosedural fisika untuk
prosedural fisika kemudian divalidasi oleh validator ahli, sehingga instrumen tersebut
pemahaman prosedural fisika peserta didik yang diberikan setelah perlakuan. Tes ini
disusun dalam tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan terdiri dari 5 (lima) item
pilihan untuk setiap butir soal, yaitu A, B, C, dan D. Setiap soal hanya memiliki satu
pilihan jawaban yang benar, jika peserta didik menjawab benar akan mendapatkan
3. Pengujian Instrumen
diadakan uji instrumen diantaranya uji validitas isi, validitas empiris, uji reliabilitas,
uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran. Berikut akan dijelaskan secara rinci
Uji validitas isi ini dilakukan terhadap instrumen pengukuran. Validasi isi
terhadap tes pemahaman prosedural fisika, dimaksudkan untuk menilai apakah kisi-
kisi yang dibuat telah menunjukkan klasifikasi kisi-kisi yang telah mewakili isi yang
akan diukur. Validasi isi ini dilakukan oleh dua orang dosen pakar dari Universitas
menggunakan analisis Gregory berupa model kesepakatan antar penilai untuk validitas
isi instrumen. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis Gregory untuk
𝐷
Konsistensi Internal =
(𝐴+𝐵+𝐶+𝐷)
Uji validitas empiris bertujuan untuk menguji validitas butir soal tes
pemahaman prosedural fisika berdasarkan data empiris yang diperoleh melalui uji
coba yang dilakukan di kelas yang setara. Pengujian ini dilakukan di kelas.
fisika peserta didik setelah diberi perlakuan dalam proses pembelajaran yang berupa
soal pilihan ganda (PG). Pengujian validitas setiap item tes pemahaman prosedural
𝑟 ̅̅̅̅̅
𝑋𝑝 − 𝑋̅̅̅̅̅
𝑞
𝑃𝑏𝑖= √(𝑝𝑞)
𝑆𝑥
Keterangan :
Kriteria pengujian : (1) jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir item dikatakan valid
(dipakai) pada taraf signifikansi 5%‚ (2) jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir item dikatakan
tidak valid (dibuang) pada taraf signifikansi 5%. 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ditentukan berdasarkan
c. Uji Reliabilitas
dipercaya sebagai alat pengambil data. Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki
tingkat keajegan dalam mengukur aspek yang diukur. Nilai keajegan ini dimaksudkan
apabila instrumen tersebut diberikan pada subyek yang berbeda akan memberikan
𝑛 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 = (𝑛−1) ( )
𝑆2
Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1- p)
∑ 𝑝𝑞 = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = Banyaknya Item
S = Standar Deviasi dari tes
1. Analisis Deskriptif
setelah perlakuan dari semua variabel dalam penelitian ini. Pada teknik ini penyajian
data berupa skor maksimum, skor minimum, rata-rata skor, standar deviasi, varians,
dan persentase skor hasil pemahaman prosedural fisika. Kemudian dibuat tabel
R = Xt – Xr
𝑟
𝑝=
𝑘
3) Menentukan skor penentu (skor awal dan skor akhir pada tabel)
𝑝 ∗ 𝑘 = (𝑅 + 1) + 𝑋
Keterangan :
𝑅 = rentang
𝑘 = banyak kelas
𝑋 = skor penentu (skor awal dan skor akhir pada tabel)
(Ali, 2012:35)
b. Menentukan skor rata-rata
f i x i
X
f i
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 −(∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2
S=√ 𝑛(𝑛−1)
Keterangan :
S = standar deviasi
𝑥𝑖 = tanda kelas interval
𝑓𝑖 = frekuensi yang sesuai dengan kelas 𝑥𝑖
𝑁 = jumlah responden (n=∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 )
d. Menghitung Varians
2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2
𝑆 =
𝑛(𝑛 − 1)
e. Menentukan taksiran rata-rata
Untuk menentukan skor rata-rata (𝑥) dan standar deviasi/simpangan baku (Sd)
digunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑥𝑖
Rata-rata skor (𝑥) = 𝑛
∑(𝑥𝑖 −𝑥)2
Standar deviasi (Sd) = √ 𝑛
S N n S N n
X tp X tp (Sudjana,2005:203)
n N 1 n N 1
Keterangan:
𝑥 = rerata total skor responden
S = standar deviasi
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
1
tp = nilai t yang diperoleh dari daftar distribusi stundent dengan 𝑝 = 1 (1 + 𝛾) dengan
𝛾 adalah koefisien kepercayaan 𝛾 = (1 − 𝛼)
2. Analisis Inferensial
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal
𝑘
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝜒ℎ2 =∑
𝐸𝑖
𝑖=1
(Sudjana,2005273)
Keterangan:
2
𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = nilai chi-kuadrat hitung
𝑂𝑖 = frekuensi observasi
𝐸𝑖 = frekuensi harapan
𝑘 = banyaknya kelas interval
2 2
Dengan kaidah pengujian, jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data dinyatakan
berdistribusi normal pada taraf signifikan tertentu. Dalam penelitian ini digunakan
2) Nilai sig. < 0,05; H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
yang sama atau homogen. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas dilakukan
Keterangan:
𝐹𝑚𝑎𝑥 : nilai F hitung
2
𝑠𝑚𝑎𝑥 : varians terbesar
2
𝑠𝑚𝑖𝑛 : varians terkecil
Dengan kriteria pengujian, jika nilai Fhitung < Ftabel maka dikatakan homoge n
b. Pengujian Hipotesis
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah menggunakan uji-t dua pihak,
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ2 : skor rata-rata pemahaman prosedural fisika peserta didik yang diajar secara
konvensional
fisika peserta didik yang diajar menggunakan metode praktikum dan yang
peserta didik yang diajar menggunakan metode praktikum dan yang diajar
Uji hipótesis dihitung dengan bantuan program IBM SPSS 22 for Windows.
yang signifikan, perbandingan diteruskan dengan uji-t yang digunakan untuk menguji
signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Uji ini juga digunakan untuk menguji
pengaruh variabel indeoendent terhadap variabel dependent. Uji ini digunakan untuk
̅̅̅1 − 𝑋
𝑋 ̅̅̅2
𝑡=
1 1
𝑆√𝑛 + 𝑛
1 2
Keterangan:
𝑡 : koefisien pasangan yang diuji
̅̅̅1 dan 𝑋
𝑋 ̅̅̅2 : rata-rata sampel satu dan rata-rata sampel dua
𝑆 : nilai varian
𝑛1 dan 𝑛2 : jumlah sampel satu dan jumlah sampel dua
Uji lanjut lainnya jika ukuran sampel tidak sama adalah dengan uji Schefee.
Jika, −𝑡1−1𝛼 <thitung < 𝑡1−1𝛼 , dimana 𝑡1−1𝛼 didapat dari daftar distribusi t
2 2 2