PENDAHULUAN
individu. Hal ini tertuang dalam pasal 28H UUD 1945 yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
kesehatan lainnya. Selain itu, upaya pembangunan kesehatan juga dilakukan guna
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
program yang diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.3,4
1
menjalankan fungsinya secara optimal. Masyarakat menghendaki pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh
bahwa tujuan utama akreditasi bukan hanya sekedar untuk mendapatkan sertifikat
dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak pasien dan
keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai
tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Data indeks kepuasan
pengguna jasa kesehatan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan
2
yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara
Kualitas pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi yaitu dimensi tangible (hal-hal
terbaik).6
Kota Padang yang juga berperan penting dalam sistem kesehatan. Penulis melihat
Pukesmas Pauh seperti belum terbentuknya tim kendali mutu dan SOP (Standard
mengevaluasi SOP setiap program yang telah ada. Puskesmas Pauh juga masih
dalam tahap persiapan menuju akreditasi. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan
3
Puskesmas Pauh menjadi masalah utama yang harus dibenahi agar kualitas
pelayanan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan pasien dapat tercapai.
1.3 Tujuan
4
c. Mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa kesehatan Puskesmas
Pauh.
Pauh.
1.4 Manfaat
Puskesmas Pauh.
masyarakat.
akreditasi.
Pauh.
Pauh.
5
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi
di wilayah kerjanya.7
sektor.7
7
dan memberikan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif,
dari berbagai ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Selain itu, upaya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
perseorangan.7,8
8
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib
Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata,
Upaya Kesehatan Pengembangan dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni sesuai
masyarakat. Pemberdayaan ini merupakan salah satu upaya dalam mencapai dan
masyarakat, yang tumbuh dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk
9
Poskesdes, Dana Sehat, Pos Obat Desa, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Pos
Kesehatan Pesantren.1,3,4,7
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit atau Puskesmas
secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien
sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tapi tetapi juga sesuai dengan standar
dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.10 Mutu layanan kesehatan akan selalu
menyangkut dua aspek yaitu pertama aspek teknis dari penyedia layanan
kesehatan itu sendiri dan kedua, aspek kemanusiaan yang timbul sebagai akibat
hubungan yang terjadi antara pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan
kesehatan.11
efektif dan efisien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
Mutu dalam perawatan kesehatan adalah produksi kerja sama antara pasien
10
pribadi dari penyedia dan pasien, dan faktor-faktor yang berkaitan dengan
secara efektif, karyawan dan proses, serta kolaborasi dan kerja sama antara
penyedia. 13
Indikator adalah karakteristik yang dapat diukur dan dapat dipakai untuk
atas:
Indikator ini merujuk pada tercapai atau tidaknya standar masukan, standar
Yaitu tolak ukur yang berhubungan dengan keluaran dari suatu pelayanan
kesehatan.
pelayanan. Hasil pelayanan adalah tindak lanjut dari keluaran yang ada, sehingga
perlu ada indikator (tolak ukur) tentang hasil pelayanan tersebut. Indikator yang
dimaksud menunjuk pada hasil minimal yang dicapai berdasarkan standar yang
sudah ditentukan.14
11
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan tingkat efisiensi
1. Manajemen puskesmas
kesehatan harus berfokus pada pengguna jasa. Pengalaman pasien dan masyarakat
utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai pengguna jasa dapat dipenuhi oleh
kebutuhan, harapan, dan nilai pengguna jasa perlu ada dalam pengelolaan
masyarakat.15
12
Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam upaya mewujudkan
pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pengguna jasa seperti Total
Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974) telah menggambarkan
konsisten dapat memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan sistem tersebut
management .15,16,17
Merujuk kepada arti kata dari Total Quality management , total berarti
bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian atau
departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu (setiap hari). Sementara
Empat prinsip yang dimiliki oleh TQM akan sangat membantu dalam upaya
13
3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap orang di organisasi
sehingga diperoleh manfaat dari sinergi yang sedang dan telah dibangun,
kepuasan
yaitu fokus kepada konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen dalam
organisasi layanan kesehatan termasuk dokter, karyawan dan seluruh orang yang
komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat hubungan yang terjalin, dan
juga perubahan dalam budaya organisasi atau perusahaan dan perubahan dalam
Oleh karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat
berhasil dan berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim
terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana strategis yang telah disusun
bersama.
b. Layanan Prima
14
2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya
proses pelayanan)
5. Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya sebagai
15
yang berkesinambungan secara konsisten dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan
dalam menyusun pedoman (manual) mutu dan kinerja bersama dengan Pimpinan
Puskesmas yang akan menjadi acuan bagi Pimpinan, Penanggung jawab Upaya
akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat
manajemen mutu.
3. Ada Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja yang disusun bersama oleh
4. Kebijakan mutu dan tata nilai disusun bersama dan dituangkan dalam
16
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, akreditasi adalah
berkala minimal tiga tahun sekali. Akreditasi juga merupakan salah satu
setiap bab akan diuraikan dalam standar penilaian, yang kemudian dalam masing-
masing standar akan diuraikan dalam kriteria-kriteria, dan dalam kriteria akan
diuraikan elemen penilaian untuk dapat menilai pencapaian dari elemen tersebut
17
b. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
yaitu :
Standar, 168 kriteria, dan 776 elemen penilaian yang akan digunakan sebagai
18
Tabel 2.1 Struktur Standar Akreditasi Puskesmas
19
ada pada tiap elemen penilaian (Zakiah, 2015). Setiap pembuktian pada elemen
a. Nilai 0 : jika belum ada sama sekali atau baru sebagian kecil ada (0-≤20%)
a. Tidak Terakreditasi : jika pencapaian nilai Bab I, II < 75%, Bab IV, V, VII
b. Terakreditasi Dasar : jika pencapaian nilai Bab I, II ≥ 75%, Bab IV, V, VII
c. Terakreditasi Madya : jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V ≥ 75%, Bab
d. Terakreditasi Utama : jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V, VI, VII ≥
Hasil penilaian akreditasi oleh tim surveior akreditasi ini kemudian akan
20
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
dilakukan melalui dua tahapan yaitu survei akreditasi dan penetapan akreditasi.
terdiri dari surveior bidang administrasi dan manajemen, bidang upaya kesehatan
21
b. Pelatihan pemahaman standar dan instrumen yang diikuti seluruh
kerja, sesuai dengan pelayanan yang akan dinilai. Agar pelaksanaan self
22
f. Penilaian pra survei oleh tim pendamping dinas kesehatan kabupaten/kota
menuju penilaian akreditasi. Dalam hal keterbatasan sumber daya manusia pada
menjadi dua bagian yaitu dokumen interal dan eksternal. Dokumen tersebut
23
b. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
c. Pedoman/manual mutu
24
b. Pedoman Pelayanan Klinis
Indonesia, 2014).
beberapa hal antara lain masih terdapat kesulitan dalam penyediaan kelengkapan
25
dan kesiapan peralatan medis di puskesmas, komitmen dari dinas kesehatan dalam
kekurangan sumber daya manusia khususnya tenaga dokter dan perawat, dan
peralatan medis serta sumber daya manusia di puskesmas. Salah satu sumber daya
dapat dilihat atau dikaji berdasarkan output yang ada pada sistem pelayanan
26
menurut Donabedian (1980) dalam Alwi (2011) terdapat tiga pendekatan dalam
melakukan penilaian mutu yaitu terdiri dari aspek input, proses, dan output.
Aspek input terdiri dari perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen,
keuangan, dan sumber daya manusia. Aspek proses adalah semua kegiatan yang
pasien, yang meliputi metode atau tata cara pelayanan kesehatan. Sedangkan
aspek output adalah kegiatan dan tindakan dokter, perawat dan tenaga
administrasi yang dapat dirasakan oleh pengguna pelayanan kesehatan yang dapat
Kesiapan adalah hal yang penting dan harus tersedia ketika akan
tidak siap bila ditemukan berbagai hambatan dari segi sumber daya
menganalisis kesiapan RSU Rajawali Citra dengan meninjau dari segi sumber
daya dasar yaitu sumber daya manusia, dokumentasi, serta fasilitas. Hasil dari
penelitian Pawizi dan Rosyidah (2011) menunjukan bahwa dari aspek sumber
27
akreditasi pada bidang pelayanan administrasi dan manajemen di rumah sakit
tersebut, semuanya dalam kondisi siap dan baik. Artinya, tidak ada kendala berarti
yang terkait dengan penyiapan tiga sumber daya mendasar tersebut. Secara
teoritis, hal ini disebabkan karena bidang pelayanan administrasi dan manajemen
merupakan salah satu dari lima bidang pelayanan dalam paket dasar akreditasi
(2015) yang menganalisis tentang persiapan Unit Rekam Medis RSUD dr. R.
sumber daya yang terjadi saat persiapan akreditasi di unit rekam medis pada
RSUD dr. R Soeprapto Cepu yaitu kurangnya sarana dan prasarana seperti
komputer dan printer sehingga unit rekam medis tidak bisa segera mencetak
akreditasi tidak berjalan lancar, dan kurangnya pedoman untuk pembaharuan SPO
dan dokumen lain yang terkait akreditasi. Kerjasama dan komunikasi antara
petugas dengan dinas kesehatan harus lebih ditingkatkan supaya segala hal terkait
persiapan akreditasi bisa cepat selesai. Selain itu perlu diperlukan juga
penambahan sarana prasarana serta sumber daya manusia yang sesuai dengan
28
masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan dalam menghadapi akreditasi
diperlukan input yang baik dan memadai. Input dalam sistem pelayanan kesehatan
terdiri dari berbagai sumber daya organisasi yang merupakan alat untuk mencapai
yang terdiri dari sumber daya manusia (man), biaya (money), metode (method),
peralatan (machine), bahan- bahan (materials), dan pasar (market) (Sofia, 2010).
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur input yang sangat
kualifikasi sesuai dengan pekerjaannya merupakan salah satu hal yang dapat
tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan dapat sesuai dengan pendidikan dan
keterampilan yang mereka miliki (Handayani dkk, 2010). Apabila sumber daya
manusia yang ada tidak mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitas salah
satunya dapat menyebabkan adanya tugas rangkap pada sumber daya manusia
yang ada yang nantinya dapat berdampak pada output yang ingin dicapai.
Menurut Sutarman, dkk (2008), petugas yang dibebani tanggung jawab pekerjaan
yang lebih dari satu kegiatan (tugas rangkap), akan merasa memiliki pekerjaan
yang berat karena tugas rangkap tersebut dapat menambah beban tanggung jawab
mereka.
29
menyebabkan sebagian besar tenaga kesehatan melakukan pekerjaan rangkap
(Handayani dkk, 2010). Menurut Paruntu dkk (2015) dalam penelitiannya yang
dan kualitas sumber daya manusia di puskesmas salah satunya disebabkan oleh
tidak ada kesamaan persepsi antara dinas kesehatan dan puskesmas tentang
terutama untuk menghindari adanya beban kerja yang tinggi pada sumber daya
manusia yang ada, sehingga tidak akan menimbulkan stres yang dapat berakibat
elemen- elemen dalam sub sistem pelayanan kesehatan yang saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lain. Input atau masukan merupakan sub elemen-
sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem, input
juga dapat dikatakan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
merupakan hal yang dihasilkan dari proses. Apabila output yang dihasilkan telah
berjalan selama beberapa waktu maka output akan menghasilkan dampak atau
impact.
30
Gambar 2.1 Elemen dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi
31
jasa adalah salah satu faktor yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan.22
Terdapat lima hal yang mempengaruhi persepsi pelanggan mengenai mutu jasa,
yaitu:23
line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para
pelanggannya.
a. Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
Persepsi pasien terhadap kualitas produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal
32
yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa dan komunikasi perusahaan,
c. Faktor emosional, pasien merasa bangga, puas dan kagum terhadap rumah
d. Biaya, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
kelengkapannya.
di Puskesmas tersebut.
33
yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien untuk datang ke
g. Desain visual, tata ruang dan dekorasi ikut menentukan kenyamanan suatu
fasilitas kesehatan, oleh karena itu desain dan visual harus diikutsertakan
h. Suasana, suasana Puskesmas yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan
Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang
tersebut.
oleh perawat.
berikut :21
a. Survei Berkala
34
Perusahaan dapat menelusuri kepuasan pelanggan secara langsung. Dalam
hal ini para responden dapat diberi pertanyaan tambahan mengukur maksud
b. Ghost Shoping
potensial dan melaporkan tentang hal-hal kuat dan lemah yang dialami
pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang sudah beralih ke pemasok
35
BAB 3
ANALISIS SITUASI
meliputi 9 kelurahan dengan luas ±146,2 Km2. Puskesmas Pauh memiliki batas
(Padang Timur).
Lubuk Kilangan.
yaitu sebanyak 65.515 penduduk dengan 1.234 bayi, 5.966 balita, 1.344 ibu
Gambar 3.1 Peta Batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2015
(Sumber : Profil Puskesmas Pauh Tahun 2015)
36
Keterangan:
Puskesmas pembatu
Puskeskel
tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal
yang penting.
Wilayah Kerja Puskesmas Pauh sangat luas, oleh karena itu untuk
buah Puskesmas pembantu dan 4 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja
mempunyai 1 kendaraan roda empat (Puskel) dan 7 buah kendaraan roda dua.
37
Daftar sarana dan tenaga kesehatan lain yang ada di wilayah kerja
38
3.3 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
39
3.4 Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan
berjumlah 73 orang.4 Enam orang tenaga medis yang terdiri dari tiga orang dokter
umum, tiga orang tenaga medis dokter gigi. Dokter umum memiliki tugas
40
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Pauh
Kepala Puskesmas
dr.Dessy Susanty
KA Tata Usaha
Rheynce Primaria, SKM
41
BAB 4
PEMBAHASAN
menjalankan program, dan analisis laporan tahunan Puskesmas Pauh. Proses ini
dilakukan dengan melihat data sekunder berupa laporan tahunan Puskesmas Pauh
yang memerlukan penyelesaian. Akan tetapi, tidak semua masalah dalam program
42
diselesaikan. Dalam hal menentukan prioritas masalah, metode yang digunakan
adalah Metode Hanlon. Setelah ditetapkan satu masalah yang menjadi prioritas,
Kriteria skoring yang digunakan dalam Metode Hanlon adalah sebagai berikut:
d. Nilai 4 = Penting
2. Kemungkinan intervensi
d. Nilai 4 = Mudah
3. Biaya
b. Nilai 2 = Mahal
d. Nilai 4 = Murah
43
a. Nilai 1 = Sangat rendah
b. Nilai 2 = Rendah
c. Nilai 3 = Sedang
d. Nilai 4 = Tinggi
1 Indikator jamban
sehat tidak 2 2 2 3 11 V
tercapai
2 Angka rujukan ke
klinik sanitasi 4 4 5 4 17 II
rendah
3 Komplikasi ibu
bersalin tinggi 4 2 2 4 12 IV
4 Penemuan suspek
TB rendah 5 2 4 2 13 III
5 Pembentukan
buku kendali mutu
pelayanan dan tim 5 4 4 5 18 I
kendali mutu
pelayanan
Keterangan:
44
Penyakit water born di wilayah kerja puskesmas pauh masih tinggi, tetapi tidak
utama penyakit ini karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. Waktu
jamban yang layak untuk masyarakat guna meningkatkan perilaku hidup sehat.
Hal ini kurang mudah dilakukan karena pengadaan jamban sulit, misalnya dari
segi lahan dan kebiasaan penduduk setempat. Selain itu waktu yang diperlukan
Biaya : 2 (mahal)
peralatan seperti jamban, septic tank, dan semen membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Selain itu tidak adanya anggaran dana untuk pembuatan jamban sehat.
Mutu : 3 (sedang)
puskesmas Pauh. Akan tetapi walaupun sudah tersedia jamban sehat, angka diare
akan tetap ada apabila faktor lain yang mempengaruhi seperti PHBS tidak
diterapkan.
Urgensi : 4 (penting)
45
Edukasi di klinik sanitasi dapat membuka wawasan warga dalam berperilaku
Intervensi : 4 (mudah)
pasien dengan resiko tinggi terkait sanitasi ke klinik sanitasi sebelum mengambil
obat ke apotek.
Mutu : 4 (Tinggi)
kesehatan.
Urgensi : 4 (penting)
postpartum, trauma perineum, rupture uteri, dan lain-lain. Dalam wilayah kerja
Puskesmas Pauh, komplikasi ibu bersalin masih tinggi. Dampak terburuk dari
komplikasi ibu bersalin terkait dengan riwayat ibu dari awal kehamilan. Intervensi
juga terkait dengan kesiapan puskesmas secara sarana dan prasarana serta sumber
46
daya manusia dalam menangani kasus komplikasi pada ibu bersalin. Waktu yang
Biaya : 2 (Mahal)
bersalin yang tinggi mahal karena intervensi yang dilakukan terkait dengan sarana
dan prasarana.
Mutu : 4 (Tinggi)
masyarakat.
proaktif pada penemuan kasus sehingga penderita bisa diobati dan mencegah
memeriksakan diri jika terdapat gejala dantanda terinfeksi TB. Akan tetapi kurang
mudah dilaksanakan karena cakupan wilayah kerja Puskesmas Pauh yang cukup
Biaya : 4 (murah)
47
Mutu : 2 (rendah)
mutu pelayanan
objektif perlu dilakukan agar hasil penilaian lebih konkrit dan dapat dipercaya.
Intervensi: 4 (mudah)
uskesmas untuk dibentuknya tim kendali mutu sebagai tim yang bekerja untuk
Biaya: 4 (murah)
Biaya yang diperlukan untuk melakukan intervensi ini murah, yaitu dengan
dalam melakukan penilaian mutu di Pauh dan sebagai acuan dalam penilaian
48
4.3 Analisis Sebab Masalah
kuesioner kepada pengguna jasa layanan Puskesmas yang dilakukan pada tanggal
4 dan 6 Februari 2017. Sampel diambil dari pasien yang berkunjung hari tersebut
secara acak, dan didapatkan jumlah pasien yang dijadikan sampel sebanyak 48
responden.
49
𝑍∝2 𝑥 𝑝 𝑥 𝑞 (1,96)2 𝑥 0,5 𝑥 0,5
N= = = 43 orang + 10% = 48 orang
𝑑2 (0,15)2
minimal indikator yang digunakan adalah 90%, jika nilai indikator ≥90% maka
Penilaian dari tiap atribut dimensi dilakukan dengan mencari jumlah yang
dengan mengalikan point STS (x1), TS (x2), BB (x3), S (x4) dan SS (x5).
50
Tabel 4.3 Karakteristik Responden
Variabel F %
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 37,5
Perempuan 30 62,5
Umur
≤20 3 6,2
21-40 19 39,6
41-60 19 39,6
>60 7 14,6
Pekerjaan
PNS 2 4,2
Wiraswasta 3 6,3
Swasta 4 8,3
Ibu Rumah Tangga 25 52,1
Pensiunan 4 8,3
Pelajar 6 12,5
Dll 4 8,3
terdiri dari 18 orang laki-laki dan 30 orang perempuan. Usia responden terbanyak
adalah 21-60 tahun dan pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga.
Analisis Kuesioner
Realibility / Kehandalan
Prosedur
penerimaan Kurang
194 236 4,04 4,92 82%
pasien yang puas
1. cepat dan tepat
Pelayananan
pemeriksaan, Kurang
198 236 4,12 4,92 83,7%
pengobatan dan puas
perawatan yang
51
cepat dan tepat
Jadwal
pelayanan Kurang
204 233 4,25 4,86 87,5%
dijalankan puas
dengan tepat
Prosedur
Kurang
pelayanan tidak 213 237 4,44 4,94 89,8%
puas
berbelit-belit
Kemampuan
dokter, perawat
dan petugas
Kurang
untuk cepat 201 237 4,19 4,94 84,7%
puas
tanggap
menyelesaikan
keluhan pasien
2. Petugas
memberikan
informasi yang Kurang
194 238 4,04 4,96 81,4%
jelas dan puas
mudah
dimengerti
Tindakan yang
cepat pada saat Kurang
195 237 4,06 4,94 82,2%
pasien puas
membutuhkan
Pengetahuan
dan
kemampuan
Kurang
3. para dokter 203 234 4,23 4,88 86,7%
puas
menetapkan
diagnosis
penyakit
52
dan petugas puas
lainnya dalam
bekerja
Pelayanan yang
Kurang
sopan dan 205 238 4,27 4,96 86,1 %
puas
ramah
Jaminan
keamanan
pelayanan dan Kurang
193 234 4,02 4,88 82,4 %
kepercayaan puas
terhadap
pelayanan
Emphaty / Empati
Memberikan
perhatian
Kurang
secara khusus 190 237 3,96 4,94 80,1%
puas
kepada setiap
pasien
Perhatian
4. terhadap
Kurang
keluhan pasien 195 234 4,06 4,88 83,2 %
puas
dan
keluarganya
Perhatian
terhadap
Kurang
keluhan pasien 199 238 4,14 4,96 83,6%
puas
dan
keluarganya
Kebersihan,
kerapian dan Kurang
207 239 4,31 4,98 86,6 %
5. kenyamanan puas
ruangan
Penataan Kurang
eksterior dan 195 233 4,66 4,86 83,5%
puas
interior
53
ruangan
Kelengkapan,
kesiapan dan
Kurang
kebersihan alat- 190 236 3,96 4,92 80,2 %
puas
alat yang
dipakai
Kerapian dan
kebersihan
penampilan
Kurang
petugas 202 235 4,21 4,9 88 %
puas
(dokter,
perawat,
karyawan)
kepuasan bernilai < 90%. Nilai <90% menyatakan bahwa pengguna jasa layanan
Puskesmas Pauh masih kurang puas terhadap pelayanan Puskesmas saat ini.
1. Manusia
pelayanan Puskesmas.
54
- Pelayanan yang kurang ramah dan kurangnya perhatian petugas
2. Metode
dan tepat.
3. Material
Puskesmas.
4. Lingkungan
Puskesmas Pauh.
55
Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan dalam diagram Ischikawa (diagram tulang ikan/fishbone)
sebagai berikut:
METODE
MANUSIA Pelayanan yang
kurang ramah Puskesmas belum
Prosedur terakreditasi
dan kurangnya
penerimaan Prosedur
perhatian petugas
pasien yang pelayanan
Puskesmas
kurang cepat dan Jadwal
berbelit-belit yang
terhadap keluhan
tepat.
Pelayanan kurang Belum
yang dirasakan
Kurangnya pemahaman
pemeriksaan, dijalankan terbentuknya
pasien
petugas Puskesmas pengobatan, dan dengan tepat buku
mengenai indikator mutu perawatan yang kurang pedoman
pelayanan Puskesmas. tepat dan cepat kendali mutu
pelayanan dan
tim kendali
mutu di
Belum adanya buku Puskesmas
Kurangnya pedoman mengenai Pauh
kebersihan, kerapian, kendali mutu pelayanan
kenyamanan Puskesmas
lingkungan
LINGKUNGAN MATERIAL
56
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah
4.4.1 Manusia
kesehatan Puskesmas
keluhan pasien
4.4.2 Metode
tepat
57
Waktu : 7-8 Maret 2017
4.4.3 Material
Puskesmas.
pelayanan
4.4.4 Lingkungan
ruangan
58
Rencana : Mengajukan kepada kepala puskesmas agar diadakannya goro
puskesmas meningkat.
59
BAB 5
program yang ada di Puskesmas Pauh pada tanggal 25 Januari - 1 Februari 2017.
diskusi bersama pimpinan puskesmas pada tanggal 1 Februari 2017 dan program
yang memiliki skoring tertinggi dari segi urgensi, intervensi, biaya, dan mutu
adalah pembentukan buku pedoman kendali mutu pelayanan dan tim kendali mutu
awal kepada pasien yang berkunjung mengenai tingkat kepuasan pasien dengan
menggunakan kuisoner.
metode Servqual.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data setelah dilakukan survei awal
dan kemudian dilakukan pengolahan data, sehingga dapat dinilai tingkat kepuasan
pasien.
60
5.2.3 Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas
dari kepuasan pasien yanb belum terpenuhi. Beberapa kegiatan yang akan
Petugas Puskesmas.
Puskesmas.
Puskesmas.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul mengenai
setelah sosialisasi.
solusinya.
61
setelah dilakukan intervensi melalui penyuluhan dan sudah terbentuknya tim
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
1 Penyebaran
Kuisioner
2 Pengumpulan dan
Pengolahan Data
3 Peningkatan Mutu
Pelayanan
Puskesmas Pauh
62
Sosialisasi
kepada Petugas
Puskesmas
Ambacang
Pembentuka
n tim evaluasi
mutu pelayanana
kesehatan
Puskesmas
Ambacang
EVALUASI
1 Penilaian Mutu
Pelayanan
Puskesmas Pauh
RENCANA BERKELANJUTAN
1 Evaluasi terhadap
pengetahuan petugas
puskesmas
mengenai indikator
mutu pelayanan
puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
63
1. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Sekretaris Negara; 2009.
2. International NGO Forum on Indonesian Development. Panduan SDG’s
untuk Pemerintah Daerah (Kota dan Kabupaten) dan Pemangku
Kepentingan Daerah. 2005.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2014.
5. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara; 2000.
6. Pohan, I S. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. 2007. ECG: Jakarta
7. International NGO Forum on Indonesian Development. Panduan SDG’s
untuk Pemerintah Daerah (Kota dan Kabupaten) dan Pemangku
Kepentingan Daerah. 2005.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2004.
9. Satianegara, Fais M, dan Saleha S. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penyelenggaraan
Puskesmas Mampu PONED. Jakarta : Menkes RI; 2014.
11. Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar
Pengertian. Jakarta: Kesaint Blanc; 2006.
12. Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika; 2014.
13. Mosadeghrad, Mohammad A. Factors influencing healthcare service
quaity. 2014; 3(2):77-89.
14. Bustami. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya.
Jakarta: Erlangga; 2011.
15. Koentjoro T. Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta; 2007.
16. Djoko Wiyono. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga
University Press; 2000.
64
17. AA Gede Muninjaya. Manajemen Kesehatan. Ed 2. EGC; 2004
18. Ali Ghufron Mukti. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem
Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada; 2007.
19. Machmud R. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat; 2008.
20. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
21. Kotler P. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jakarta: Prenhallindo;
2006.
22. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal di Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2008.
65
Lampiran
Kuesioner Persepsi dan Harapan
KUESIONER KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PUSKESMAS
PAUH
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang menyangkut Harapan serta Pelayanan
yang Anda terima dalam pelayanan di Unit Pelayanan Puskesmas ini dengan
memberi tanda silang pada kolom yang sesuai
Pada kolom Harapan : SPg : Sangat Penting (=5)
Pg : Penting (=4)
Bb : Biasa biasa (=3)
TPg : Tidak Penting (=2)
STPg : Sangat Tidak Penting (=1)
66
menetapkan diagnosis
penyakit
9. Keterampilan dokter,
perawat dan petugas
lainnya dalam bekerja
10. Pelayanan yang sopan
dan ramah
11. Jaminan keamanan
pelayanan dan
kepercayaan terhadap
pelayanan
12. Memberikan perhatian
secara khusus kepada
setiap pasien
13. Perhatian terhadap
keluhan pasien dan
keluarganya
14. Pelayanan kepada
semua pasien tanpa
memandang status
sosial dan lain-lain
15. Kebersihan, kerapian
dan kenyamanan
ruangan
16. Penataan eksterior dan
interior ruangan
17. Kelengkapan, kesiapan
dan kebersihan alat-alat
yang dipakai
18. Kerapian dan
kebersihan penampilan
petugas (dokter,
perawat, karyawan)
67