Anda di halaman 1dari 5

A.

Hak Asasi Manusia


Apa itu HAM? HAM merupakan singkatan dari hak asasi manusia. Terdapat
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, aktivis maupun pengambil
kebijakan, yang memiliki titik kesamaan dalam menjelaskan arti hak asasi manusia.
Menurut G.J. Wolhoff, hak asasi manusia adalah sejumlah hak yang seakan-akan berakar
dalam tabiat setiap oknum pribadi manusia justru karena kemanusiaannya, yang tak dapat
dicabut oleh siapapun juga, karena bila dicabut hilang juga kemanusiaannya. Mr
Soenarko, merumuskan hak-hak dasar ialah hak-hak manusia yang pokok dan tak dapat
dikurangi oleh siapapun juga dalam negara yang sopan.
Maka dapat disimpulkan, bahwa hak asasi manusia itu merupakan hak yang
melekat dalam diri manusia sejak manusia diciptakan, yang tidak bisa dikurangi atau
dicabut hak-haknya oleh siapapun. HAM merupakan kebutuhan dasar manusia yang
perlu diperjuangkan, dihormati, dan dilindungi oleh setiap manusia. Hak asasi manusia
memiliki prinsip-prinsip utama dan menjadikannya sebagai bagian penting dalam
kehidupan umat manusia. Ada delapan prinsip hak asasi manusia yaitu universalitas,
pemartabatan pada manusia atau hhuman dignity, non-diskriminasi, persamaan atau
equality, indivisibility, interpendency, dan responsibilitas.
Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan Republik Indonesia terdapat dalam
perundang-undangan yang dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan perlindungan
HAM. Empat hukum tertulis yang menyatakan tentang HAM yaitu Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, TAP MPR, UU dan Peraturan
pelaksanaan perundang-undangan seperti Peraturan Pemerintah, Kepres, dan lain-lain.
Undang-undang yang mengatur tentang HAM yaitu UU nomor 39 tahun 1999.

B. Diskriminasi
Istilah demokrasi saat terdengar pertama kali pasti yang terlintas dibayangan yaitu
suatu perbuatan yang tidak adil atau perlakuan yang berbeda dalam suatu kelompok.
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Theodorson &
Theodorson, (1979: 115-116) yaitu diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang
terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal,

1
atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau
keanggotaan kelas-kelas sosial.
Istilah tersebut biasanya akan untuk melukiskan, suatu tindakan dari pihak
mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga
dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak
demokrasi.Terdapat juga pendapat dari PBB yang mendefinisikan diskrimasi sebagai
sesuatu yang mencakup perilaku apa saja, yang berdasarkan perbedaan yang dibuat
berdasarkan alamiah atau pengkategorian masyarakat, yang tidak ada hubungannya
dengan kemampuan individu atau jasanya.
Diskriminasi dianggap illegal atau tidak bergantung pada nilai-nilai yang dianut
masyarakat bersangkutan atau kepangkatan dalam masyarakat dan pelapisan masyarakat
yang berlandaskan pada prinsip diskriminasi. Sebagai contoh, para prajurit di dalam
jajaran ketentaraan secara sah didiskriminasikan berdasarkan kedudukannya yang masih
rendah, walaupun ia telah memiliki kemampuan yang sama, atau bahkan melebihi para
perwira atasan mereka.
Akan tetapi, beberapa komunitas telah mencoba untuk menghapuskan perbedaan-
perbedaan semacam itu, dalam kedudukan kepangkatan, seringkali berdasarkan
keyakinan bahwa semua orang beragama adalah sama di mata Tuhan dan di Amerika
Serikat penyebaran nilai-nilai politik dan agama telah membawa perubahan-perubahan
dalam struktur masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perlawanan terhadap segala
macam diskriminasi yang bersifat agama, ras, bahkan kelas-kelas masyarakat.

C. Contoh Kasus
Pada tahun 2013 silam, terdapat sebuah kasus yaitu seorang pasien yang dibuang
di kota Lampung. Kasus ini berawal dari kegegeran masyarakat di daerah Sukadanaham,
Tanjung Karang Raya , sebuah kecamatan baru hasil pemekaran dari kecamatan Tanjung
karang Barat Bandarlampung. Mereka menemukan seorang kakek tua renta yang dibuang
di sebuah gardu di daerah tersebut. Sang kakek bernama Suparman atau sehari harinya
dipanggil kakek Edi yang berusia 60 tahun. Pada waktu kejadian ada warga yang melihat
langsuung saat sang kakek diturunkan dari sebuah ambulans. Sayangnya, pada
keeseookan harinya sang kakek yang diselamatkan warga itu akhirnya meninggal dunia.

2
Menurut Anggota Komnas Ham bahwa Pasien Kakek Edi masuk rumah sakit
tanggal 17 Februari 2013. Sampai dengan tanggal 20 Februari 2013, kakek Edi dirawat
normal sebagaimana perawatan terhadap pasien lainnya. Akan tetapi, pada tanggal 21
Februari 2013, kakek Edi dibuang ke gardu tersebut. Hal ini sangat disayangkan oleh
banyak pihak. Pasalnya, RSUD menerima sekitar 30 miliar rupiah untuk membantu biaya
pelayanan kesehatan masyarakat yang kurang mampu.
Kasus tersebut kemudian diusut oleh pemerintahan Bandar Lampung dengan
menyertakan KOMNAS HAM. Enam tersangka sudah ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus tersebut, yakni Muhaimin, Andika, Rika, Andi, Adi dan Rudi. Mereka
mengaku disuruh pejabat RSUD ADT Bandar Lampung, yakni Heriyansah Kasubag
Umum dan Humas, dan Kepala Ruangan Rawat Inap E2 Mahendri untuk membuang
pasien yang diketahui mengalami gangguan jiwa itu.

D. Analisa Kasus
Negara dalam hal ini pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan
pemenuhan Hak Asasi Manusia dalam 3 (tiga) bentuk yaitu penghormatan (to respect),
perlindungan (to protect) dan pemenuhan (to fullfil). Sesuai dengan instrumen
hukum HAM, Hak Ekosob yang diratifikasi di Indones ia melalui UU No. 11
tahun 2005 yang mencantumkan bahwa pemerintah Indonesia selain memiliki
kewajiban untuk mengadopsi kovenan kedalam bentuk undang-undang juga memiliki
kewajiban untuk menghormati, melindungi dan memenuhi HAM serta membuat laporan
yang bertalian dengan penyesuaian hukum, langkah, kebijakan dan tindakan yang
dilakukan.
UU HAM No. 39 tahun 1999 yang menyatakan bahwa perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan Hak Asasi Manusia terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah maka pemerintah mempunyai kewajiban untuk memenuhi
kebutuhan HAM, termasuk kebutuhan atas pelayanan kesehatan, dan rakyat
berhak mendapatkan pelayanan kesehatannya.

3
Dari semua acuan dan tanggung jawab pemerintah sudah sangat jelas
bahw seharusnya setiap warga Negara memiliki hak untuk dilindungi. Oleh karena
itu,kasus pembuangan pasien di Lampung merupakan sebuah pelangggaran HAM karena
merupakan salah satu kejahatan kemanusiaan serta perbuatan tersebut melenceng dari apa
yang telah dicantumkan di hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.

E. Solusi Kasus
Kasus pembuangan pasien di lampung telah mendapatkan solusi yang amat baik.
Hal ini dikarenakan kasus tersebut langsung ditangani oleh pihak yang berwajib.
Sehingga keadilan bagi keluarga korban dapat terpenuhi dan tersangka dapat diadili
sesuai dengan perbuatan yang telah ia lakukan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Wiratraman RHP, 2005, Konstitusionalisme dan Hak-Hak Asasi Manusia: Konsepsi Tanggung
Jawab Negara dalam Sistem Ketatanegaraan IndonesiaHuman, Jurnal Ilmu Hukum
YURIDIKA, 20(1):3-5.

Rosdian Y, 2012, Perlindungan Hak Atas Kesehatan Melalui Kebijakan Pengendalian


Tembakau, Jurnal HAM, 8: 111.

Danandjaja J, 2003, Diskriminasi Terhadap Minoritas Masih Merupakan Masalah Aktual di


Indonesia Sehingga Perlu Ditanggulangi Segera: 3.

Budijanto OW, 2016, Penghormatan Hak Asasi Manusia Bagi Penghayat Kepercayaan di Kota
Bandung, Jurnal Hak Asasi Manusia, 7(1):38.

Anda mungkin juga menyukai