Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP FUNGSI ENDOTEL

Adi Purnawarman dan Nurkhalis

Abstrak. Endotel merupakan jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran
sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah
substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling awal terjadi dalam
patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler yang berbahaya seperti atherosklerosis,
penyakit jantung koroner (PJK), hingga gagal jantung. Melalui penelusuran studi
kepustakaan dan penelitian, didapatkan bahwa latihan fisik yang teratur secara biologi
molekuler meningkatkan ekspresi protein eNOS dan biovailabilitas produknya, Nitrit
Oksida (NO), yang diketahui sebagai vasodilator enzimatik terpenting. Dengan demikian,
latihan fisik teratur akan memperbaiki disfungsi endotel yang terjadi terutama pada pasien
dengan kejadian kardiovaskuler dengan tujuan mencapai prognosis yang lebih baik.
(JKS 2014; 2: 109-118)

Kata kunci: Latihan fisik, fungsi endotel

Abstract. Endothelial cells inside vessels hold an important role in maintaining vascular
homeostatis by secreting and modifying some vasoactive substances. Endothelial
dysfunction is the prior event which initiates pathogenesis of mostly cardiovascular disease
such as atherosclerosis, Coronary Heart Disease (CHD), and Heart Failure. Through a
comprehensive literatures and researches review, we found that regular physical excercise
through a complex molecular-biology mechanism will increase expression of eNOS protein
and bioavailability of its product, Nitric Oxide (NO), the most important enzymatic
vasodilator. Therefore, regular physic excercise will repair endothelial dysfunction in
patients with cardiovascular event, in order to achieve better outcome.
(JKS 2014; 2: 109-118)

Key words: Physical excercise, endothelial function

Pendahuluan telah menelan total biaya $327 miliar pada


Hampir 70 juta (sekitar 1 dari 4) orang di tahun 2000.1 Bagaimana penyakit
Amerika Serikat menderita penyakit kardiovaskuler di negara berkembang
kardiovaskular (PK). Dari jumlah tersebut, seperti Indonesia? Penyakit kardiovaskuler
sekitar 65 juta menderita hipertensi, 13 juta di Indonesia sesuai laporan Badan Litbang
menderita penyakit arteri koroner (PAK) Departemen Kesehatan RI menunjukkan
dan sekitar 4,9 juta dari pasien tersebut persentasi kematian akibat penyakit
telah menderita gagal jantung kongestif jantung dari total angka kematian
serta 5,4 juta menderita stroke. Meskipun meningkat dari 5,9% (1975) menjadi 9,1%
penurunan angka kematian dari penyakit (1981), 16,0% (1986), 19,0% (1995) dan
jantung yang diamati sejak tahun 1950, 26,4% (2004) bertolak belakang dengan
namun penyakit kardiovaskuler ini masih negara maju yang mengalami penurunan.2
menyumbangkan penyebab terbesar dari
semua penyebab kematian di Amerika Pada suatu penelitian kohort selama 13
Serikat yakni sekitar 38%.1 Tingginya tahun dari tahun 1988 sampai 2001 di tiga
angka morbiditas dan kecacatan yang kecamatan daerah Jakarta selatan
terjadi akibat penyakit kardiovaskuler ini menunjukkan bahwa presentasi kematian
memiliki implikasi yang luas terutama yang disebabkan penyakit jantungjauh
terhadap sosial ekonomi, dan diperkirakan lebih tinggi di banding data dari Litbang
Depkes, yaitu 42,9%. Penyebab kematian
selanjutnya adalah stroke 25,9%, penyakit
Adi Purnawarman dan Nurkhalis adalah Dosen paru dan asma 12,5%, kanker 5,4% dan
Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin penyakit lainnya 4% yang mirip dengan
Banda Aceh, kondisi kota metropolitan di dunia.3

109
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014

Kurangnya aktivitas fisik merupakan dengan penyakit kardiovaskuler melalui


faktor risiko ditemukannya penyakit peningkatan bioavibilitas NO yang terbukti
kardiovaskuler, dan hal ini berhubungan banyak memperbaiki disfungsi endotel
dengan semua penyebab kematian yang yang terjadi.5,6
tinggi. Sebaliknya, latihan fisik teratur
berhubungan dengan insiden yang lebih Disfungsi Endotel
rendah ditemukannya gejala penyakit Endotelium adalah merupakan suatu
kardiovaskular sehingga akan menurunkan struktur unik yang dibentuk oleh lapisan
pula angka kematian akibat penyakit dalam vaskuler yang menghubungkan
kardiovaskular baik pada orang-orang yang antara sirkulasi darah dan beberapa sistem
tidak memilki gejala maupun pada orang- organ. Hal ini sangat berbeda dengan
orang dengan penyakit kardiovaskuler. konsep endoteliun di masa dahulu.
Terjadinya penyakit kardiovaskuler ini Endotelium bukan hanya suatu lapisan
berhubungan erat dengan terjadinya dalam pembuluh darah yang pasif namun
disfungsi endotel terutama pada proses merupakan suatu jaringan vital dinamik
awal penyakit aterosklerosis.4 yang memiliki beberapa fungsi aktif yang
berbeda, seperti berperan dalam sekresi
Disfungsi endotel yang terjadi pada awal dan memodifikasi substansi vasoaktif atau
proses aterosklerosis adalah merupakan berperan dalam proses kontraksi dan
suatu respon yang terjadi akibat relaksasi otot polos vaskuler.6
ditemukannya faktor-faktor risiko
kardiovaskular. Terjadinya disfungsi Perubahan yang terjadi pada fungsi endotel
endotel terutama akibat penurunan vaskular koroner pertama kali dijelaskan
bioavibility Nitrit Okside (NO). Sehingga pada 1986 oleh Ludmer dan kawan-
hal ini dapat dipakai sebagai prediktor kawan.7 Mereka mengamati segmen
independen kejadian kardiovaskular dan paradoksikal vasokontriksi aterosklerosis
memprediksi prognosis pasien. Oleh setelah menyuntikkan asetilkolin ke arteri
karena itu, fungsi endotel telah koroner kiri pada pasien dengan nyeri dada
diidentifikasi sebagai suatu target atipikal. Kejadian disfungsi endotel ini
intervensi terapi. Saat ini sudah banyak
dapat diamati dalam konteks klinis yang
dikembangkan tehnik-tehnik terapi dalam
memperbaiki fungsi endotel terutama berbeda: 1) Timbulnya faktor-faktor risiko
terhadap pasien yang memiliki faktor koroner, seperti hipertensi,
risiko penyakit kardiovaskuler, salah satu hiperkolesterolnemia, merokok, diabetes
diantaranya adalah latihan fisik teratur. melitus dan obesitas; 2) Adanya
manifestasi penyakit arteri koroner (CAD);
Latihan fisik teratur merupakan suatu 3) Adanya respons Inflamasi secara umum
tindakan non farmakologi yang dapat seperti sepsis, dan 4) adanya gagal jantung
dipilih untuk memperbaiki disfungsi yang kronis,7 hal ini dapat terlihat pada
endotel yang terjadi terutama pada pasien gambar 1.

Gambar 1 Empat penyebab mayor yang berkaitan dengan kejadian disfungsi endotel dan
hubungannya.7

110
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel

Namun penyakit jantung bukanlah satu- Suwaidi dan kawan-kawan, pada suatu
satunya penyebab disfungsi endotel yang penelitian mengukur fungsi endotel di
terjadi, ada proses lain seperti: adanya pembuluh darah koroner, pengamatan
proses penuaan dapat juga menyebabkan dilakukan terhadap terhadap 157 pasien
gangguan fungsi endotel oleh berbagai dengan moderate nonstenotik PJK
mekanisme.8 Proses Penuaan diyakini (penyakit jantung koroner) rata-rata
berhubungan dengan peningkatan ekspresi pengamatan 28 bulan. Hanya pada pasien
proinflamtory cytokin didalam dinding yang menunjukkan tertile terendah respon
pembuluh darah (seperti IL-1, IL-6 dan pembuluh darah terhadap acetylcholines
TNF-a), dimana hal ini akan menyebakan mengalami kejadian kardiovaskular.10
induksi ROS untuk menghasilkan enzim
seperti NADPH-oksidase, sehingga Schächingerdan kawan-kawan menemukan
bioavibilitas NO akan berkurang secara bahwa gangguan endotel tergantung pada
bertahap dan akan memicu proses fenotipe independensi endotelium vasoreactivity
proatherogenic dan mengakibatkan proses koroner yang berhubungan dengan
disfungsi endotel semakin meningkat. tingginya insiden kejadian kardiovaskular
Proses aterosklerosis akan lebih meningkat selama periode 7,7 tahun.11 Temuan serupa
lagi apabila ditambah dengan adanya oleh Halcox dan kawan-kawan, telah
faktor risiko tambahan seperti: faktor mengidentifikasi adanya epicardial dan
risiko kardiovaskular dan malas endotel mikrovaskuler koroner bergantung
8
beraktifitas. pada adanya fungsi vasodilator sebagai
prediktor independen terhadap kejadian
Disfungsi endotel merupakan salah satu kardiovaskular.12
peristiwa paling awal dalam patogenesis
penyakit kardiovaskular.9 Dengan Selain memiliki dampak prognostik
demikian, pemeliharaan terhadap fungsi terhadap kejadian kardiovaskuler, fungsi
endotel harus menjadi tujuan utama terapi. pembuluh darah perifer dapat juga
Pada beberapa dekade terakhir ini efek berfungsi sebagai marker (pertanda
khusus latihan fisik pada fungsi endotel biologis) prognostik. Dari delapan studi
telah menjadi fokus utama dari sejumlah klinis yang membahas pertanyaan ini,
proyek penelitian. Hal ini diikuti pula menunjukkan bahwa sebagian besar
dengan banyaknya bukti adanya perubahan endotel perifer tergantung pada vasodilasi,
endotel dengan latihan fisik, serta bukti yang diukur sebagai respons terhadap
klinis dan implikasi perubahan biologi pemberian asetilkolin atau adanya aliran
molekuler terhadap latihan fisik dan tergantung pada adanya vasodilatasi, dan
perubahan shear stress yang terjadi.9 memberikan implikasi yang mendalam
terhadap indepedensi prognostik,
Implikasi Prognostik terhadap Fungsi setidaknya pada pasien yang telah
Endotel memiliki penyakit jantung koroner atau
Selama beberapa tahun terakhir ini sudah memiliki faktor risiko penyakit
pentingnya prognostik terhadap kardiovaskular.13
perkembangan fungsi endotel telah
semakin jelas. Beberapa kelompok baru- Perubahan Biologi Molekuler terhadap
baru ini membahas pertanyaan penting, Fungsi Endotel /Disfungsi
apakah endotel bekerja tergantung pada Pada umumnya endothelium normal akan
vasomotor? sehingga hal inimemberikan mengeluarkan beberapa zat vasoaktive
informasi prognostik pada manusia.9 yang akan memodulasi tonus pada otot
polos vaskular. Zat vasoaktive tersebut
diantaranya adalah endothelium – derived
relaxing factors seperti prostasyclin

111
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014

(PG1), Nitrit Okside (NO), Endothelium- Regulasi Aktifitas eNOS


Derived Hyperpolarizing Factor (EDHF) Proses sintesis NO oleh eNOS sangat
yang dapat menimbulkan vasodilatasi serta tergantung pada ekspresi eNOS dan
vasokonstriktor seperti endothelin-1 dan aktivitas fungsional enzime eNOS. Pada
angiotensin II. Pada sebagian besar, NO proses aterosklerosis, ekspresi eNOS
bekerja melalui adanya peningkatan siklik secara signifikan akan menurun.
guanosin monofosfat (cGMP) pada otot Kemungkinan penurunannya diakibatkan
polos vaskular, sedangkan prostasyclin oleh faktor penting patogenesis terjadinya
merangsang adenilat siklase. Sementara disfungsi endotel. Pemaparan terhadap
EDHF bekerja dengan melibatkan aktivasi tingginya level TNF-a, oksidasi low
chanel K + (kalium). Banyaknya faktor- density lipoprotein (LDL) dan hipoksia
faktor yang dilepaskan oleh endotelium, telah terbukti menunjukkan penurunan
serta adanya kompleksitas interaksi di ekspresi eNOS dalam sel endotel.7,16
antara faktor-faktor tersebut dengan
mediator nonendothelial yang lain, akan Aktivitas eNOS dapat berubah-ubah, hal
menentukan sejauh mana kontrol ini dimungkinkan akibat mutasi/
vasomotor diberikan secara lokal oleh polimorfisme dalam gen eNOS) atau
endotelium. Namun, adanya L-arginine reversibel akibat modifikasi
dengan jalur nitric okside (NO) masih posttranslational. Regulasi posttranslational
dianggap paling penting sebagai sumber eNOS sangatlah komplek dan tergantung
vasodilator enzimatik. Oleh karena itu, pada target intraseluler enzim ke plasma
bagian ini akan terfokus pada substansi membrane pada ikatannya dengan
vasoaktif NO.14 kalsium/kalmodulin kompleks dan pada
fosforilasinya.
Jumlah NO yang tersedia tergantung pada
beberapa faktor yang terlibat dalam jalur Berbagai polimorfisme genetik dari gen
NO: 1) ketersediaan precursor L-arginin eNOS telah dilaporkan sebagai gen yang
terhadap munculnya molekul NO, 2) rentan terhadap penyakit kardiovaskuler.
aktivitas endothelial nitric oxide synthase Namun, polimorfisme dari eNOS
(eNOS) yang dipengaruhi oleh level mengakibatkan perubahan aktivitas enzim
ekspresi, modifikasi posttranslational, masih controversial.7,16
status enzim fosforilasi dan polimorfisme
genetic dan 3) degradasi NO, yang Penurunan Nitrit Okside (NO)
tergantung pada intrinsikwaktu paruh Disfungsi endotel berhubungan dengan
dengan reactive oksigen spesies (ROS), hal peningkatan degradasi sekresi NO
ini dapat terlihat pada gambar 3 dibawah ekstraselular dimana akan terlihat
ini.7,15 munculnya reactive oxygen spesies (ROS)
yang dibentuk oleh peroxynitrite. Oksidasi
L-Argine NADPH yang terjadi pada tunika
Ketersediaan L-arginin sebagai substrat adventitia akan menghasilkan superoksida
untuk eNOS sangat bergantung pada dalam jumlah yang sangat tinggi sehingga
beberapa faktor: 1) Asupan L-arginin dan akan mempengaruhi fungsi endotel.
sintesis endogen s, 2) penyimpanan
Intraseluler dan degradasi L-arginin, dan 3) Mekanisme ini telah dikonfirmasi pada
adanya asimetris dimetil arginin(ADMA), pasien dengan penyakit pembuluh darah
yang bekerja sebagai penghambat dalam suatu studi intervensi dengan
kompetitif dalam menurunkan aktivitas antioxidants. Namun, mekanisme yang
eNOS.16 mendasarinya sangatlah kompleks. Sel-sel
otot polos vaskular akan menghasilkan dan
melepaskan enzim antioksidatif yang

112
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel

sangat potent, yaitu extracellular kemudian 4 minggu setelah pelatihan. Pada


SuperOxide Dismutase (ecSOD). Telah group pasien latihan fisik ditemukan secara
disepakati bahwa endothelium – derivate signifikan peningkatan fungsi endotel:
NO akan merangsang ekspresi dan peningkatan secara signifikan asetilkolin
pelepasan ecSOD dari sel-sel otot polos pada pembuluh darah LIMA, mean peak
vaskular. Dan hal ini telah dibuktikan velocity dibandingkan dengan nilai
adanya proses aterosklerosis berhubungan dasarnya adalah 56 ± 8%. Seiring dengan
dengan peningkatan kadar ROS. Hal ini peningkatan fungsional ini, menyebabkan
dimungkinkan akibat peningkatan yang peningkatan dua kali lipat ekspresi mRNA,
konstan atau peningkatan sedikit dari SOD, eNOS dan 3,2 kali lipat peningkatan
meningkatnya prevalensi adanya ROS Fosoforilasi eNOS yang diamati. Tidak
dalam proses aterosklerosis menyebabkan ada perubahan signifikan yang diamati
terjadinya ketidakseimbanganantara stres pada group control.18
oksidatif dan kapasitas enzim antioxidative
yang akan mengakibatkan penurunan Oleh karena itu, latihan fisik tampaknya
waktu paruh NO.6,7,17 telah memiliki dampak positif ganda:
meningkatkan ekspresi protein eNOS,
Efek Latihan Fisik terhadap Fungsi yang dapat berlangsung beberapa jam, dan
Endotel–Data Molekuler dapat meningkatkan fosforilasi eNOS
Banyak studi telah meneliti pengaruh dalam beberapa menit aplikasi shear
rangsangan mekanis endotelium oleh shear stress, sehingga mengakibatkan
stress (misalnya, latihan fisik). Data peningkatan produksi NO vaskular,
eksperimental dan penelitian pada hewan memiliki nilai korelasi (r = 0,59, P <0,05)
telah menunjukkan peningkatan yang antara proporsi fosforilsasi eNOS dan
perubahan endothelium tergantung pada
signifikan dalam ekspresi eNOS setelah
aliran pembuluh darah yang di rangsang
terpapar shear stress.
oleh latihan fisik yang dilakukan, hal ini
konsisten dengan hipotesis bahwa
Baru-baru ini, untuk pertama kalinya telah peningkatan ekspresi protein NOS dan
di perkenalkan adanya perubahan fosforilasi berperan penting terhadap
molekuler yang terjadi pada sistem perubahan fungsi endotelium pada pasien
pembuluh darah manusia setelah dengan penyakit pembuluh darah.
18
pelatihan, yang melibatkan pasien
dengan penyakit arteri koroner stabil dan Selain meningkatkan ekspresi eNOS dan
sudah dijadwalkan untuk menjalani operasi fosforilasi, pelatihan fisik juga dapat secara
bedah pintas koroner (BPK). Left Internal positif mempengaruhi waktu paruh NO
Mammarial Artery (LIMA) digunakan dengan menurunkan degradasi NO.5
sebagai target pembuluh darahuntuk Latihan fisik juga terbukti meningkatkan
analisafungsional in vivo dan analisa ex eNOS dan ecSOD pada percobaan tikus
vivo molekuler. Melibatkan 35 pasien laki- wild type. mengakibatkan peningkatan baik
laki yang dipilih secara acak dibagi dalam dalam eNOS dan ecSOD, sedangkan
2 group, 1. Group latihan fisik (17 pasien) ecSOD tetap tidak berubah pada tikus
atau 2. Group yang kurang latihan fisik kurang eNOS, hal ini menunjukkan bahwa
sebagai group kontrol (18 pasien). Pasien dampak pelatihan pada ecSOD di mediasi
dari latihan fisik tinggal di rumah sakit melalui endothelium- derivate NO. Ketika
selama 4 minggu dan dilaksanakan latihan ecSOD berperan penting sebagai
fisikdi bawah pengawasan yang ketat 6 detoksifikasi superoxide, degradasi
ekstraselular NO secara efektif akan
kali setiap hari selama 10 menit dengan
menurun.7,18
sepeda Ergometer. Pengukuran invasif
fungsi endotel terhadap pembuluh darah
LIMA dilakukan pada awal latihan

113
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014

Hubungan Latihan Fisik dan Fungsi toleransi glukosa darah, menurunkan


Endotel-Data Klinis obesitas, memperbaiki profil lemak,
Seiring pesatnya perkembangan ilmu meningkatkan fibrinolisys, menurunkan
pengetahuan mengenai pentingnya fungsi inflamasi proses, memperbaiki fungsi
endotel, saat ini endotelium telah menjadi endotel, meningkatkan tonus autonimik
suatu target utama intervensi terapeutik. parasympatik.
Selain intervensi farmakologis seperti
penggunaan Ace- Inhibitor dan statin Pengaruh Latihan Fisik terhadap Pasien
dalam memperpaiki fungsi endotel, dengan Penyakit Jantung Koroner
ternyata pengaruh latihan fisik telah Dalam sebuah studi klinis prospektif, yang
banyak diyakini dan terus berkembang melihat pengaruh latihan fisik intensif
sebagai suatu pilihan terapi dalam
terhadap vasodilasi endothelium koroner
memperbaiki fungsi endotel.
dan resistensi pembuluh darah telah diteliti
Sejumlah penelitian telah banyak pada pasien PJK.20 Penelitian ini
dilakukan pada hewan dan manusia untuk melibatkan sembilan belas pasien dengan
melihat pengaruh latihan fisik ini terhadap disfungsi endotel koroner, tercatat bahwa
fungsi endotel dalam konteks klinis yang asetilkolin mempengaruhi vasokonstriksi
berbeda, terutama terhadap faktor-faktor koroner. Metodelogi yang digunakan
risiko kardiovaskular yang ada.Adanya adalah prospektif tersamar, dibagi dalam 2
faktor-faktor risiko seperti: hipertensi, kelompok, kelompok latihan fisik (10
diabetes, merokok, dan obesitas ini, pasien) atau kelompok kontrol (9 pasien).
dengan latihan fisik teratur telah
menunjukkan perbaikan disfungsi endotel Pada dasarnya kedua kelompok ini
yang terjadi. Efek serupa juga dapat mempunyai respon kontriktif yang sama
terlihat pada pasien transplantasi jantung terhadap asetilkolin. Setelah 4 minggu
dengan pasca transplantasi vasculopathy. latihan fisik intensif, dilihat pengaruh
Mekanisme spesifik dengan aktivitas fisik asetilkolin terhadap vasokontriksi arteri
akan mengurangi angka kejadian penyakit koroner, didapatkan hasil: secara
kardiovaskuler dan angka kematian akibat signifikan berkurang sekitar 54% dari -
penyakit kardiovaskuler belumlah 0,41 ± 0.05 mm sampai -0,19 ± 0,07 mm
sepenuhnya dapat dijelaskan dengan pasti, (P <0,05). Kecepatan aliran koroner
namun diduga karena multifaktorial. meningkat sebesar 142 ± 28% (P <0,01 vs
kontrol) pada target pembuluh darah
Dalam suatu studi cohort analisa potong selama pemberian infus asetilkolin 7,3 μg /
lintangmelihat populasi pria dan wanita,
menit, hal ini telah menunjukkan adanya
tingginya level fitness berhubungan
peningkatan pelepasanNO endothelial luar
dengan rendahnya level risiko
aterosklerosis yang terjadi baik pada orang biasa yang di pengaruhi oleh asetilkolin.
dengan penyakit kardiovaskuler maupun Cadangan aliran koroner (CAK) sebagai
pada yang tidak memilki risiko penyakit suatu indikator resistensi fungsi pembuluh
kardiovaskuler.7,9,19 Namun, modifikasi darah intramyocardial diukur setelah
faktor risiko tidak sepenuhnya menjelaskan aplikasi adenosin. CAK meningkat sebesar
manfaat yang diamati. Diperkirakan ada 29% setelah empat minggu latihan fisik,
kemungkinan mekanisme lain yang namun pada kelompok kontrol hampir
berperan seperti: pengaruh pada trombosis, tidak ada perubahan (P <0,01).
fungsi endotel, inflamasi dan tonus
otonomik.14 Penelitian ini menunjukkan bahwa pada
group latihan fisik terjadinya penurunan
Aktifitas Fisik dan Penurunan Risiko paradoksikal vasokonstriksi dan perbaikan
Kardiovaskuler: Mekanisme Biologi14 fungsi endotelpadapasien dengan arteri
menurunkan tekanan darah, memperbaiki koroner stabil.20

114
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel

Intervensi latihan fisik telah menjadi Selain perbaikan fungsi endotel, latihan
praktek klinis yang baik pada pasien fisik memiliki pengaruh yang
dengan penyakit jantung iskemik, dengan menguntungkan terhadap perubahan
ditemukannya efek positif pada latihan parameter hemodinamik pada gagal
fisik, ambang batas angina, dan perfusi jantung kronis. Setelah 6 bulan program
miokard, banyak peneliti yang terus pelatihan aerobik biasa, ditemukannya
mengembangkan serta membandingkan perubahn kecil namun cukup signifikan
antara latihan fisik sebagai strategi terjadinya perubahan fraksi ejeksi ventrikel
pengobatan lini pertama dengan intervensi kiri selama pengamatan (0,35 ± 0,09 vs
koroner perkutan (IKP; misalnya, balon 0,30 ± 0,08 pada saat awal, P = 0,003),
angioplasti dan stent implantation) pada diikuti dengan penurunan diameter akhir
pasien dengan penyakit arteri koroner diastolic ventrikel kiri (LVEDD) (-4 ± 6
stabil. Dalam suatu penelitian yang mm pada kelompok latihan versus1 ± 4
diterbitkan baru-baru ini, melibatkan 101 mm pada kelompok kontrol, P <0,001).23
pasien laki-laki dengan PJK stabil,
minimal ada satu penyempitan arteri Apakah pengaruh keuntungan ini terhadap
koroner untuk tindakan IKP, serta tidak fungsi jantung adalah pengaruh latihan?
ada indikasi prognostik untuk pengobatan atau hal itu merupakan perubahan
invasif dilibatkan pada penelitian ini. sekunder terhadap perubahan denyut
jantung atau perubahan resistensi perifer?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada kenyataannya, denyut jantung
latihan fisik berhubungan dengan tingginya kelompok latihan saat istirahat menurun
angka free survival dan meningkatkan rata-rata 8 kali permenit. Total Periperal
pengambilan oksigen maksimal sekitar Resistens (TPR) dan resistensi paru
16.21 Penelitian ini telah menunjukkan menurun pada pasien dengan latihan,
adanya tambahan bukti rasional yang sedangkan pada mereka dalam kelompok
penting terhadap latihan fisik pada pasien kontrol, TPR dan resistensi parunya
dengan PJK stabil, latihan fisik sebagai meningkat. Perubahan TPR berbanding
suatu intervensi gaya hidup dan dapat pula terbalik dengan stroke volume pada saat
menjadi suatu pendekatan alternatifterapi istirahat dan ketika puncak latihan, hal ini
yang dapat di pilih untuk pasien dengan mengindikasikan bahwa peningkatan
PJK stabil. fungsi jantung mungkin diakibatkan oleh
pengaruh sekunder terhadap penurunan
Pengaruh Latihan Fisik terhadap Pasien afterload yang diakibatkan oleh
dengan Gagal Jantung Kronik perubahan endotelium–dependent
Latihan fisik juga memiliki dampak yang peripheral vasodilatation.
mendalam terhadap disfungsi endotel
perifer pada pasien dengan gagal jantung Pengaruh latihan fisik terhadap penurunan
kronis. Dalam beberapa studi telah afterload dengan memperbaiki fungsi
menunjukkan bahwa latihan fisik dapat endotel dapat dibandingkan dengan efek
mempengaruhi perubahan endothelium – terapi farmakologis yang sudah dikenal
dependentperipheral dilatation. Korelasi (misalnya, ACE inhibitor). Jadi tidaklah
kuat antara peningkatan endothelium- mengherankan bahwa studi jangka panjang
dependent dilatationdan perubahan pelatihan pada pasien dengan gagal
puncak ambilan oksigen (O2max) (r = jantung kronis memiliki pengaruh yang
0,64; P <0,005) telah menunjukkan sebuah menguntungkan terhadap kapasitas latihan,
hubungan sebab akibat antara koreksi kualitas hidup, dan kematian.23
perifer disfungsi endothelial dan
22
peningkatan kapasitas kerja fungsional.

115
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014

Latihan Fisik Meningkatkan Fungsi terlibatdalam program latihanbersepeda,


endotel vaskular pada Penderita dan 8 pasien dengan diabetes tipe 1 (33 ±
Diabetes Tipe 1 11 tahun ) sebagai subyek kontrol. Fungsi
Morbiditas dan mortalitas kardiovaskular vaskular pada arteri dinilai dari flow-
pada pasien dengan diabetes tipe 1 mediated dan endothelium-independent
disebabkan oleh komplikasi mikro-dan dilation yang dinilai padaarteri brakialis
makrovaskular, dimana manifestasi klinis dan resistensi pembuluh darah akibat
mulai timbul setelah 15-20 tahun pengaruh dari amplitudo pulsasi fundus
mengalami diabetes.10,11,12,24 Umumnya ocular terhadap intravena infus NG-
endotelium memiliki peran penting dalam monomethyl-L-arginine (L-NMMA),
pemeliharaan fungsi vaskular. setelah 2, 4 bulan latihan, dan 8 bulan
setelah penghentian latihan. Hasilnya
Pada umumnya gangguan fungsi endotel adalah latihan fisik dapat meningkatkan
sering terdeteksi pada pasien dengan ambilan puncak oksigen (peak oksigen
penyakit yang berhubungan dengan uptake) (VO2max) sekitar 13% setelah 2
komplikasi vaskular, seperti bulan dan 27% setelah 4 bulan (p = 0,04).
hiperkolesterolemia, hipertensi atau Flow-mediated dilation (FMD) dari arteri
diabetes, meskipun tidak adanya brakialis meningkat dari 6,5 ± 1,1 menjadi
perubahan makroskopik dari pembuluh 9,8 ± 1,1% (P = 0,04) dengan pelatihan.24
darah yang terjadi. Konsekuensi fungsional
yang penting terhadap disfungsi Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan
endothelial adalah ketidakmampuan untuk fisik aerobik dapat memperbaiki fungsi
melepaskan Nitrit Okside (NO), yang endotel vaskular bed terutama pada pasien
mempengaruhi terjadinya vasodilator pada diabetes tipe 1, yang memiliki risiko tinggi
sel-sel otot polos vascular.20,22,24 terjadinya angiopathy diabetes. Namun,
efek yang menguntungkan pada fungsi
Pada suatu penelitian yang melibatkan vaskular tidak dapat terlihat pada pasien
pasien dengan hipertensi dan yang tidak melakukan latihan fisik.
hiperkolesterolemia atau penyakit jantung
koroner menyarankan bahwa peningkatan
fungsi endotel dapat menjadi sasaran terapi Pengaruh Latihan Fisik terhadap
pengganti intervensi untuk mengurangi Peyakit Arteri Perifer
gejala klinis yang timbul secara reguler. Penyakit arteri perifer (PAP) merupakan
Perubahan gaya hidup seperti latihan fisik salah satu penyebab utama morbiditas dan
secara teratur dapat mempengaruhi fungsi kematian pada populasi tua. Pasien dengan
endotel dan mungkin pada gilirannya akan PAP sering mendapat penyakit jantung
mengurangi profil risiko kardiovaskular.20 koroner dan memiliki faktor risiko
Hal ini menunjukkan bahwa latihan fisik kardiovaskular seperti merokok, hipertensi
secara teratur dapat memperbaiki disfungsi sistemik dan diabetes mellitus (DM).
endotel pada pasien dengan gagal jantung
kronis, hiperkolesterolemia dan sindrom Banyak kondisi komorbidme disini
metabolik serta pada pasien dengan DM berhubungan dengan penurunan fungsi
tipe 1.15,20,23 endotel. Pada suatu penelitian telah
menunjukkan gangguan Endothelial-
Gabrielle dan kawan-kawan pada suatu dependent vasodilatation pada pasien
penelitian menganalisa pasien dengan DM dengan PAP. Perbaikan fungsi endothel
tipe 1. Studi ini melibatkan 26 pasien dengan latihan aerobik terutama pada
dengan diabetes tipe 1 sejak 20 ± 10 tahun pasien gagal jantung kongestif, hipertensi
lamanya dan belum ditemukannya esensial, polymetabolik sindrom, laki-laki
angiopathy : 18 pasien (42 ± 10 tahun) sehat usia muda dan usia tua. Namun, tidak

116
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel

jelas apakah pasien PAP dengan terjadi. Efek ini didapat karena perbaikan
intermitten klaudikasio dapat melakukan disfungsi endotel akibat peningkatan
latihan yang cukup untuk menunjukkan bioavibilitas NO, penurunan degradasi NO,
terjadinya perubahan fungsi endotel meningkatkan waktu paruh NO. Sehingga
dengan porsi latihan yang kurang. Pada fungsi endotel ini sudah menjadi target
suatu penelitian yang dilakukan oleh David terapi utama terutama pada pasien dengan
C dan kawan-kawan, menilai peningkatan kejadian kardiovaskuler. Banyak penelitian
vasoreaktifitas endotel pada pasien PAP yang mendukung pengaruh latihan fisik
yang dibatasi pergerakannya oleh teratur akan memperbaiki disfungsi endotel
klaudikasio intermitten dengan program yang terjadi terutama pada pasien dengan
pelatihan rehabilitasi arobik. Mereka kejadian kardiovaskuler, sehingga latihan
menilai efek 6 bulan pelatihan aerobic fisik dapat dipilih sebagai suatu terapi
pada fungsi endotel arteri brakialis, dalam memperbaiki disfungsi endotel yang
penilaian dilakukan dengan menggunakan terjadi terutama pada pasien dengan
USG frekuensi tinggi, dan aliran darah kejadian kardiovaskuler maupun pada
betis pada 19 orang pasien PAP (umur 69 ± mereka yang sudah memiliki faktor risiko
1 tahun, means ± SEM) dengan kardiovaskuler, selain murah juga mudah
klaudikasio intermiten (Indeks pergelangan untuk dilakukan.
kaki ke arteri brakialis 0,73 ± 0,04).
Daftar Pustaka
Setelah latihan, waktu terhadap onset nyeri 1. American Heart Association. Heart
klaudikasio meningkat sebesar 94%, dari disease and stroke statistics; 2005 update.
271 ± 49 menjadi 525 ± 80 detik (p <0,01), Dallas, TX: American Heart Association.
dan waktu untuk maksimal nyeri 2. Kusmana D and Team: Jakarta
klaudikasio meningkat sebesar 43%, dari Cardiovasculer Study; The city that
promotes Indonesia Healthy Heart, Report
623±77 menjadi 889 ± 75 detik(p<0,05).
I; 2006.
Latihan rehabilitasi meningkatkan 3. Kusmana D: Pengaruh tidak/stop
diameter flow mediated arteri brakialis merokok disertai olah raga teratur
sekitar 61%, dari 0,18±0,03 menjadi 0,29 ± dan/atau pengaruh kerja fisik terhadap
0,04mm (p<0,005), serta perubahan daya survival penduduk di Jakarta;
relative diameter arteri brakialis pada penelitian kohort selama 13 tahun.
keadaan istirahat sekitar 60%, dari 4,81 ± Disertasi, program studi Ilmu kedokteran
0,82% menjadi 7,97 ± 1,03% (p <0,005). S3 FK UI, Jakarta, 2002.
Maksimal aliran darah betis (14,2±1,0vs 4. Martinson BC, O'Connor PJ and Pronk
19,2 ±2,0 ml/100 ml/menit; P=0,04), dan NP. Physical inactivity and short-term all-
aliran darah postocclusive hyperemicre cause mortality in adults with chronic
disease. Arch Intern Med 2001;161:1173-
aktif (9,8 ± 0,8vs 11,3 ± 0,7
1180.
ml/100ml/menit; p=0,1) meningkat sekitar 5. Furchgott RF, Zawadzki IV and
35% dan 15%, pada penelitian ini Jothiiananda D. The Obligatatory role of
menunjukkan adanya perbaikan fungsi Endothelial cells in the relaxation smooth
ambulatory, endothelial dependent by acetylcholine. Nature 1980; 288: 373 -
dilatation serta perbaikan aliran darah betis 6.
pada pasien PAP terutama pada pasien usia 6. Zeiher AM, Drexler H, Saurbier B and
tua dengan nyeri claudikasiointermitten.25 Just H. Endothelium-mediated coronary
blood flow modulation in humans: effects
Kesimpulan of age, atherosclerosis,
Latihan fisik secara teratur tidak hanya hypercholesterolemia, and hypertension. J
Clin Invest 1993;92:652-62.
memperbaiki gejala klinis pasien dengan
7. Ludmer, P.L., A.P. Selwyn, T.L. Shook,
penyakit kardiovaskuler, namun dapat R.R. Wayne, G.H. Mudge, R.W.
memperbaiki proses aterosklerosis yang Alexander, P. Ganz. Paradoxical

117
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014

vasoconstriction induced by acetylcholine 17. Gielen, S., G. Schuler, R. And Hambrecht.


in atherosclerotic coronary arteries. N. Exercise Training in Coronary Artery
Engl. J. Med. 315:1046-1051, 1986. Disease and Coronary Vasomotion.
8. Harrison, D.G. Cellular and molecular Circulation 103:e1-e6, 2007.
mechanisms of endothelial cell 18. Ross, R. The pathogenesis of
dysfunction. J. Clin. Invest. 100:2153-7, atherosclerosis: a perspective for the
1997. 1990s. Nature 362:801-809, 1993.
9. Fukai, T., M.R. Siegfried, M. Ushio- 19. John S, Schmieder RE: Impaired
Fukai, Y. Cheng, G. Kojda, D.G. Harrison. endothelial function in arterial
Regulation of the vascular extracellular hypertension and hypercholesterolemia:
superoxide dismutase by nitric oxide and potential mechanisms and differences. J
exercise training. J. Clin. Invest. Hypertension:18:363–374, 2008
105:1631-1639, 2004. 20. Hambrecht, R., A. Wolf, S. Gielen, A.
10. Suwaidi, J.A., S. Hamasaki, S.T. Higano, Linke, J. Hofer, S. Erbs, N. Schoene, G.
R.A. Nishimura, D.R. Holmes, Jr., A. Schuler. Effect of exercise on coronary
Lerman. Longterm follow-up of patients endothelial function in patients with
with mild coronary artery disease and coronary artery disease. N. Engl. J. Med.
endothelial dysfunction. Circulation 342:454-460, 2008.
101:948-954, 2000. 21. Hambrecht, R., C. Walther, S. Mobius-
11. Schächinger, V., M.B. Britten, A. Zeiher. Winkler, S. Gielen, A. Linke, K. Conradi,
Prognostic impact of coronary vasodilator S. Erbs, R. Kluge, K. Kendziorra, O.
dysfunction on adverse longterm outcome Sabri, P. Sick, G. Schuler. Percutaneous
of coronary artery disease. Circulation coronary angioplasty compaired with
101:1899-1906, 2000. exercise training in patients with stable
12. Halcox, J.P., W.H. Schenke, G. Zalos, R. coronary artery disease: A randomised
Mincemoyer, A. Prasad, M.A.et all. trial. Circulation 109:1371-1378, 2004
Prognostic value of coronary vascular 22. Hambrecht, R., S. Gielen, A. Linke, E.
endothelial dysfunction. Circulation Fiehn, J. Yu, C. Walther, N. Schoene, G.
106:653-658, 2002. Schuler. Effects of exercise training on
13. Mancini, G.B. Vascular structure versus left ventricular function and peripheral
function: is endothelial dysfunction of resistance in patients with chronic heart
independent prognostic importance or failure. A randomized trial. JAMA
not? J. Am. Coll. Cardiol. 43:624-628, 283:3095-3101, 2007
2008. 23. Hambrecht R, Fiehn E, Weigl C, Gielen S,
14. LaMonte MJ, Eisenman PA and Adam Hamann C, Kaiser R, Yu J, Adams V,
TDI; Cardiorespiratory Fitness and Niebauer J, Schuler G: Regular physical
Coronary Heart Disease Risk Factor. The exercise corrects endothelial dysfunction
LDS Hospital Fitness Institute Cohort. and improves exercise capacity in patients
Circulation 2000; 102:1623-1628 with chronic heart failure. Circulation 98:
15. Hambrecht, R., V. Adams, S. Erbs, A. 2709–2715, 2005.
Linke, N. Krankel, Y. Shu, Y. Baither, S. 24. Gabriel Fuchsj Ager-Mayrl,MD, Johannes
Gielen, H. Thiele, J.F. Gummert, F.W. Pleiner MD, G Unther F Wiesinger MD,
Mohr, G. Schuler. Regular physical Anna E Sieder MD, Michael Quittan MD,
activity improves endothelial function in Martin J Nuhr MD et al. Exercise
patients with coronary artery disease by Training Improves Vasculer Endothelial
increasing phosphorylation of endothelial Function In Patinet Type 1 diabetes:
nitric oxide synthase. Circulation Diabetes Care 25:1795–1801, 2002.
107:3152-3158, 2003. 25. David C. Brendle, MS, Lyndon J.O.
16. Posch, K., K. Schmidt, W.F. Graier. Joseph, PhD, Mary C. Corretti, MD,
Selective stimulation of L-arginine uptake Andrew W, et al; Effects of Exercise
contributes to shear stress-induced Rehabilitation on Endothelial Reactivity
formation of nitric oxide. Life Science in Older PatientsWith Peripheral Arterial
64:663-70, 1999. Disease : Am J Cardiol ; 87:324–329,
2001.

118

Anda mungkin juga menyukai