Abstrak. Endotel merupakan jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran
sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah
substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling awal terjadi dalam
patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler yang berbahaya seperti atherosklerosis,
penyakit jantung koroner (PJK), hingga gagal jantung. Melalui penelusuran studi
kepustakaan dan penelitian, didapatkan bahwa latihan fisik yang teratur secara biologi
molekuler meningkatkan ekspresi protein eNOS dan biovailabilitas produknya, Nitrit
Oksida (NO), yang diketahui sebagai vasodilator enzimatik terpenting. Dengan demikian,
latihan fisik teratur akan memperbaiki disfungsi endotel yang terjadi terutama pada pasien
dengan kejadian kardiovaskuler dengan tujuan mencapai prognosis yang lebih baik.
(JKS 2014; 2: 109-118)
Abstract. Endothelial cells inside vessels hold an important role in maintaining vascular
homeostatis by secreting and modifying some vasoactive substances. Endothelial
dysfunction is the prior event which initiates pathogenesis of mostly cardiovascular disease
such as atherosclerosis, Coronary Heart Disease (CHD), and Heart Failure. Through a
comprehensive literatures and researches review, we found that regular physical excercise
through a complex molecular-biology mechanism will increase expression of eNOS protein
and bioavailability of its product, Nitric Oxide (NO), the most important enzymatic
vasodilator. Therefore, regular physic excercise will repair endothelial dysfunction in
patients with cardiovascular event, in order to achieve better outcome.
(JKS 2014; 2: 109-118)
109
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014
Gambar 1 Empat penyebab mayor yang berkaitan dengan kejadian disfungsi endotel dan
hubungannya.7
110
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel
Namun penyakit jantung bukanlah satu- Suwaidi dan kawan-kawan, pada suatu
satunya penyebab disfungsi endotel yang penelitian mengukur fungsi endotel di
terjadi, ada proses lain seperti: adanya pembuluh darah koroner, pengamatan
proses penuaan dapat juga menyebabkan dilakukan terhadap terhadap 157 pasien
gangguan fungsi endotel oleh berbagai dengan moderate nonstenotik PJK
mekanisme.8 Proses Penuaan diyakini (penyakit jantung koroner) rata-rata
berhubungan dengan peningkatan ekspresi pengamatan 28 bulan. Hanya pada pasien
proinflamtory cytokin didalam dinding yang menunjukkan tertile terendah respon
pembuluh darah (seperti IL-1, IL-6 dan pembuluh darah terhadap acetylcholines
TNF-a), dimana hal ini akan menyebakan mengalami kejadian kardiovaskular.10
induksi ROS untuk menghasilkan enzim
seperti NADPH-oksidase, sehingga Schächingerdan kawan-kawan menemukan
bioavibilitas NO akan berkurang secara bahwa gangguan endotel tergantung pada
bertahap dan akan memicu proses fenotipe independensi endotelium vasoreactivity
proatherogenic dan mengakibatkan proses koroner yang berhubungan dengan
disfungsi endotel semakin meningkat. tingginya insiden kejadian kardiovaskular
Proses aterosklerosis akan lebih meningkat selama periode 7,7 tahun.11 Temuan serupa
lagi apabila ditambah dengan adanya oleh Halcox dan kawan-kawan, telah
faktor risiko tambahan seperti: faktor mengidentifikasi adanya epicardial dan
risiko kardiovaskular dan malas endotel mikrovaskuler koroner bergantung
8
beraktifitas. pada adanya fungsi vasodilator sebagai
prediktor independen terhadap kejadian
Disfungsi endotel merupakan salah satu kardiovaskular.12
peristiwa paling awal dalam patogenesis
penyakit kardiovaskular.9 Dengan Selain memiliki dampak prognostik
demikian, pemeliharaan terhadap fungsi terhadap kejadian kardiovaskuler, fungsi
endotel harus menjadi tujuan utama terapi. pembuluh darah perifer dapat juga
Pada beberapa dekade terakhir ini efek berfungsi sebagai marker (pertanda
khusus latihan fisik pada fungsi endotel biologis) prognostik. Dari delapan studi
telah menjadi fokus utama dari sejumlah klinis yang membahas pertanyaan ini,
proyek penelitian. Hal ini diikuti pula menunjukkan bahwa sebagian besar
dengan banyaknya bukti adanya perubahan endotel perifer tergantung pada vasodilasi,
endotel dengan latihan fisik, serta bukti yang diukur sebagai respons terhadap
klinis dan implikasi perubahan biologi pemberian asetilkolin atau adanya aliran
molekuler terhadap latihan fisik dan tergantung pada adanya vasodilatasi, dan
perubahan shear stress yang terjadi.9 memberikan implikasi yang mendalam
terhadap indepedensi prognostik,
Implikasi Prognostik terhadap Fungsi setidaknya pada pasien yang telah
Endotel memiliki penyakit jantung koroner atau
Selama beberapa tahun terakhir ini sudah memiliki faktor risiko penyakit
pentingnya prognostik terhadap kardiovaskular.13
perkembangan fungsi endotel telah
semakin jelas. Beberapa kelompok baru- Perubahan Biologi Molekuler terhadap
baru ini membahas pertanyaan penting, Fungsi Endotel /Disfungsi
apakah endotel bekerja tergantung pada Pada umumnya endothelium normal akan
vasomotor? sehingga hal inimemberikan mengeluarkan beberapa zat vasoaktive
informasi prognostik pada manusia.9 yang akan memodulasi tonus pada otot
polos vaskular. Zat vasoaktive tersebut
diantaranya adalah endothelium – derived
relaxing factors seperti prostasyclin
111
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014
112
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel
113
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014
114
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel
Intervensi latihan fisik telah menjadi Selain perbaikan fungsi endotel, latihan
praktek klinis yang baik pada pasien fisik memiliki pengaruh yang
dengan penyakit jantung iskemik, dengan menguntungkan terhadap perubahan
ditemukannya efek positif pada latihan parameter hemodinamik pada gagal
fisik, ambang batas angina, dan perfusi jantung kronis. Setelah 6 bulan program
miokard, banyak peneliti yang terus pelatihan aerobik biasa, ditemukannya
mengembangkan serta membandingkan perubahn kecil namun cukup signifikan
antara latihan fisik sebagai strategi terjadinya perubahan fraksi ejeksi ventrikel
pengobatan lini pertama dengan intervensi kiri selama pengamatan (0,35 ± 0,09 vs
koroner perkutan (IKP; misalnya, balon 0,30 ± 0,08 pada saat awal, P = 0,003),
angioplasti dan stent implantation) pada diikuti dengan penurunan diameter akhir
pasien dengan penyakit arteri koroner diastolic ventrikel kiri (LVEDD) (-4 ± 6
stabil. Dalam suatu penelitian yang mm pada kelompok latihan versus1 ± 4
diterbitkan baru-baru ini, melibatkan 101 mm pada kelompok kontrol, P <0,001).23
pasien laki-laki dengan PJK stabil,
minimal ada satu penyempitan arteri Apakah pengaruh keuntungan ini terhadap
koroner untuk tindakan IKP, serta tidak fungsi jantung adalah pengaruh latihan?
ada indikasi prognostik untuk pengobatan atau hal itu merupakan perubahan
invasif dilibatkan pada penelitian ini. sekunder terhadap perubahan denyut
jantung atau perubahan resistensi perifer?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada kenyataannya, denyut jantung
latihan fisik berhubungan dengan tingginya kelompok latihan saat istirahat menurun
angka free survival dan meningkatkan rata-rata 8 kali permenit. Total Periperal
pengambilan oksigen maksimal sekitar Resistens (TPR) dan resistensi paru
16.21 Penelitian ini telah menunjukkan menurun pada pasien dengan latihan,
adanya tambahan bukti rasional yang sedangkan pada mereka dalam kelompok
penting terhadap latihan fisik pada pasien kontrol, TPR dan resistensi parunya
dengan PJK stabil, latihan fisik sebagai meningkat. Perubahan TPR berbanding
suatu intervensi gaya hidup dan dapat pula terbalik dengan stroke volume pada saat
menjadi suatu pendekatan alternatifterapi istirahat dan ketika puncak latihan, hal ini
yang dapat di pilih untuk pasien dengan mengindikasikan bahwa peningkatan
PJK stabil. fungsi jantung mungkin diakibatkan oleh
pengaruh sekunder terhadap penurunan
Pengaruh Latihan Fisik terhadap Pasien afterload yang diakibatkan oleh
dengan Gagal Jantung Kronik perubahan endotelium–dependent
Latihan fisik juga memiliki dampak yang peripheral vasodilatation.
mendalam terhadap disfungsi endotel
perifer pada pasien dengan gagal jantung Pengaruh latihan fisik terhadap penurunan
kronis. Dalam beberapa studi telah afterload dengan memperbaiki fungsi
menunjukkan bahwa latihan fisik dapat endotel dapat dibandingkan dengan efek
mempengaruhi perubahan endothelium – terapi farmakologis yang sudah dikenal
dependentperipheral dilatation. Korelasi (misalnya, ACE inhibitor). Jadi tidaklah
kuat antara peningkatan endothelium- mengherankan bahwa studi jangka panjang
dependent dilatationdan perubahan pelatihan pada pasien dengan gagal
puncak ambilan oksigen (O2max) (r = jantung kronis memiliki pengaruh yang
0,64; P <0,005) telah menunjukkan sebuah menguntungkan terhadap kapasitas latihan,
hubungan sebab akibat antara koreksi kualitas hidup, dan kematian.23
perifer disfungsi endothelial dan
22
peningkatan kapasitas kerja fungsional.
115
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014
116
Adi Purnawarman dan Nurkhalis, Pengaruh Latihan Fisik terhadap Fungsi Endotel
jelas apakah pasien PAP dengan terjadi. Efek ini didapat karena perbaikan
intermitten klaudikasio dapat melakukan disfungsi endotel akibat peningkatan
latihan yang cukup untuk menunjukkan bioavibilitas NO, penurunan degradasi NO,
terjadinya perubahan fungsi endotel meningkatkan waktu paruh NO. Sehingga
dengan porsi latihan yang kurang. Pada fungsi endotel ini sudah menjadi target
suatu penelitian yang dilakukan oleh David terapi utama terutama pada pasien dengan
C dan kawan-kawan, menilai peningkatan kejadian kardiovaskuler. Banyak penelitian
vasoreaktifitas endotel pada pasien PAP yang mendukung pengaruh latihan fisik
yang dibatasi pergerakannya oleh teratur akan memperbaiki disfungsi endotel
klaudikasio intermitten dengan program yang terjadi terutama pada pasien dengan
pelatihan rehabilitasi arobik. Mereka kejadian kardiovaskuler, sehingga latihan
menilai efek 6 bulan pelatihan aerobic fisik dapat dipilih sebagai suatu terapi
pada fungsi endotel arteri brakialis, dalam memperbaiki disfungsi endotel yang
penilaian dilakukan dengan menggunakan terjadi terutama pada pasien dengan
USG frekuensi tinggi, dan aliran darah kejadian kardiovaskuler maupun pada
betis pada 19 orang pasien PAP (umur 69 ± mereka yang sudah memiliki faktor risiko
1 tahun, means ± SEM) dengan kardiovaskuler, selain murah juga mudah
klaudikasio intermiten (Indeks pergelangan untuk dilakukan.
kaki ke arteri brakialis 0,73 ± 0,04).
Daftar Pustaka
Setelah latihan, waktu terhadap onset nyeri 1. American Heart Association. Heart
klaudikasio meningkat sebesar 94%, dari disease and stroke statistics; 2005 update.
271 ± 49 menjadi 525 ± 80 detik (p <0,01), Dallas, TX: American Heart Association.
dan waktu untuk maksimal nyeri 2. Kusmana D and Team: Jakarta
klaudikasio meningkat sebesar 43%, dari Cardiovasculer Study; The city that
promotes Indonesia Healthy Heart, Report
623±77 menjadi 889 ± 75 detik(p<0,05).
I; 2006.
Latihan rehabilitasi meningkatkan 3. Kusmana D: Pengaruh tidak/stop
diameter flow mediated arteri brakialis merokok disertai olah raga teratur
sekitar 61%, dari 0,18±0,03 menjadi 0,29 ± dan/atau pengaruh kerja fisik terhadap
0,04mm (p<0,005), serta perubahan daya survival penduduk di Jakarta;
relative diameter arteri brakialis pada penelitian kohort selama 13 tahun.
keadaan istirahat sekitar 60%, dari 4,81 ± Disertasi, program studi Ilmu kedokteran
0,82% menjadi 7,97 ± 1,03% (p <0,005). S3 FK UI, Jakarta, 2002.
Maksimal aliran darah betis (14,2±1,0vs 4. Martinson BC, O'Connor PJ and Pronk
19,2 ±2,0 ml/100 ml/menit; P=0,04), dan NP. Physical inactivity and short-term all-
aliran darah postocclusive hyperemicre cause mortality in adults with chronic
disease. Arch Intern Med 2001;161:1173-
aktif (9,8 ± 0,8vs 11,3 ± 0,7
1180.
ml/100ml/menit; p=0,1) meningkat sekitar 5. Furchgott RF, Zawadzki IV and
35% dan 15%, pada penelitian ini Jothiiananda D. The Obligatatory role of
menunjukkan adanya perbaikan fungsi Endothelial cells in the relaxation smooth
ambulatory, endothelial dependent by acetylcholine. Nature 1980; 288: 373 -
dilatation serta perbaikan aliran darah betis 6.
pada pasien PAP terutama pada pasien usia 6. Zeiher AM, Drexler H, Saurbier B and
tua dengan nyeri claudikasiointermitten.25 Just H. Endothelium-mediated coronary
blood flow modulation in humans: effects
Kesimpulan of age, atherosclerosis,
Latihan fisik secara teratur tidak hanya hypercholesterolemia, and hypertension. J
Clin Invest 1993;92:652-62.
memperbaiki gejala klinis pasien dengan
7. Ludmer, P.L., A.P. Selwyn, T.L. Shook,
penyakit kardiovaskuler, namun dapat R.R. Wayne, G.H. Mudge, R.W.
memperbaiki proses aterosklerosis yang Alexander, P. Ganz. Paradoxical
117
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 14 Nomor 2 Agustus 2014
118