PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
No Sampel Gambar Hasil
1 Lipstik A Negatif
2 Lipstik B Positif
3 Lipstik C Negatif
4 Lipstik D Negatif
14
IV.2 Pembahasan
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir,
gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono, 2007).
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu
diramu dari bahan-bahan alami yang tedapat disekitarnya. Sekarang
kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan
buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Salah satu jenis kosmetik yang sering digunakan adalah lipstik, tetapi
di era moderen lipstik sudah sering menggunakan zat-zat berbahaya seperti
rhondamin B. Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa
digunakan pada industri tekstil dan kertas, zat ini ditetapkan sebagai zat
yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan
(Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85.
Namun penggunaan Rhondamin dalam makanan masih terdapat di
lapangan. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai
bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini
digunakan untuk kegiatan histologi, kegiatan histologi disini yaitu
mempelajari struktur jaringan tubuh menggunakan mikroskop. Namun
sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan
sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari (Hamdani, 2013).
Pada praktikum kali ini yaitu menganalisis rhondamine B pada
sediaan kosmetik khususnya lipstik, lipstik yang akan di uji adalah 4 buah
lipstik yang sering beredar di pasaran dengan menggunakan
Spektrofotometri UV/VIS Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh
suatu molekul yang dapat menyebabkan eksitasi electron dalam orbital
15
molekul tersebut dari tingkat energy dasar ke tingkat energi yang lebih
tinggi (Khopkar, S. M., 1990).
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibersihkan
alat dengan menggunakan alkohol 70 %. Menurut Farmakope Indonesia
edisi ke-3, penggunaan alohol 7% untuk menghindari alat yan igunakan
terkontaminasi dari mikroba. Menimbang masing-masing sampel lipstik
sebanyak 0,3 gram, kemudian di ukur pelarut methanol dan etil asetat
sebanyak 4 mL tujuan penggunaan pelarut methanol dan etil asetat karena
pelarut methanol polar dan etil asetat bersifat semi polar.
Kemudian dicampurkan setiap sampel dengan pelarut, setelah itu di
uji menggunakan spektrofotometri UV/VIS 366, tujuan penggunaan
spektrofotometri 366 karena pada lampu UV 366 nm warna noda yang
tampak adalah terang atau tampak jelas karena lempengnya tidak
berflouresensi tetapi sampelnya, sedangkan UV 254 banyak digunakan
untuk senyawa organik yang dapat berflouresensi jika disinari UV 254 nm.
Pada lampu UV 254 nm noda yang tampak berwarna gelap (ungu) karena
yang berflouresensi adalah lempengnya yang mengandung indikator
sedangkan sampelnya tidak (Ditjen POM, 1987).
Didapatkan hasil dari ke empat sampel lipstik terdapat satu sampel
lipstik positif mengandung rhodamine B karena pada saat melakukan
spektrofotometri UV/VIS sampel tersebut berwarna kuning. Terjadinya
perubahan warna karena sampel tersebut mengandung rhodamin B, sampel
berwarna merah terang dapat berfluorensi pada konsentrasi rendah.
Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan
senyawa anorganik yang reaktif dan berbahaya. Senyawa ini akan berusaha
mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam
tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh (Depkes, 1999).
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan
konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan
Rhodamin B bewarna merah, (wilson, 2000).
16
Jadi Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa
atom Klorin yang ada pada Rhodamin B adalah senyawa yang berbahaya
yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh
manusia.
17
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta yang menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan dan bila digunakan dapat menyebabkan
terjadinya kanker dan kerusakan hati dalam tubuh. Penggunaan Rhodamin
B pada waktu yang lama, akan terjadi bahaya akut jika tertelan dan
mengakibatkan muntah yang menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan
dan menimbulkan gejala keracunan.
Dari praktikum ini dapat disimpulkan dari ke empat sampel lipstik di
pasaran terdapat satu sampel yang mengandung rhondamine B dengan
dilihatnya perubahan warna menjadi kuning pada spektrofotometri
UV/Vis.
V.2 Saran
V.2.1 Jurusan
Diharapkan agar jurusan lebih meningkatkan lagi praktikum-
praktikum selanjutnya, dan lebih meningkatkan lagi kualitas laboratorium.
V.2.2 Laboratorium
Diharapkan pada praktikum-praktikum selanjutnya ketersediaan alat
lebih ditingkatkan alat dan bahan yang ada di laboratorium.
V.2.3 Praktikan
Diharapkan agar praktikan lebih teliti dan berhati-hati saat
melakukan praktikum, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
18
19
20