Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TB PARU

TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN


PENYAKIT TB PARU
1
Habibah, 2Arneliwati, 3Ganis Indriati

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
Email: prajagitu@yahoo.com
085265237652

Abstract

The aims of this research is to identify the correlation between the level of the family’s
knowledge about pulmonary TB preventive behavior against pulmonary TB disease
transmission. This design of this research is cross-sectional design. Number of sample are
76 families who are selected by cluster sampling technique in RW 10 distric Tuah Karya.
The statistical results shows p value <alpha (ρ 0.001 < α 0.05), so that there is significant
correlaions between the level of the family’s knowledge about pulmonary TB to the
preventive behavior against Pulmonary TB disease transmission. Research finding
suggested to the families to improve their knowledge of pulmonary TB and healthy living
behavior in preventing pulmonary TB disease transmission

Keywords: Pulmonary TB, family, prevention behaviors, knowledge

PENDAHULUAN
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah lembab dan gelap kuman dapat bertahan
penyakit menular yang disebabkan oleh berhari–hari sampai berbulan–bulan dan
bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang akan menempel pada jalan nafas atau paru–
dapat menyerang semua organ terutama paru (Aditama, 2006).
paru-paru (Depkes RI, 2008). Penyebaran TB Paru menyebabkan kematian di
Bakteri TB Paru di dalam tubuh manusia dunia, terutama di negara berkembang.
lama-kelamaan bisa merusak total paru- Sampai saat ini, belum ada negara yang
paru sehingga membuat oksigen yang dapat berhasil terbebas dari Mycobacterium
terhirup tidak lagi mencukupi kebutuhan Tuberculosis.Berdasarkan data Global
tubuh. Bakteri TB Paru dapat menular Tuberculosis Control Indonesia menempati
melalui udara bila orang yang mempunyai urutan kelima dari 22 negara dengan beban
penyakit TB Paru batuk dan menyebar tinggi TB Paru, dengan jumlah penderita
kuman ke udara dalam bentuk percikan TB Paru 429.730 kasus dan jumlah kasus
dahak (Aditama, 2006). baru dari 183.366 kasus.
Penyakit TB Paru telah dikenal lebih Jumlah kasus pengobatan ulang sebanyak
dari satu abad yang lalu, yakni sejak 6.589 kasus dan (67%) adalah kasus
ditemukannya kuman penyebab kambuh (WHO, 2012).
tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882. Meningkatnya jumlah penderita TB
(Mansjoer, 2008). Partikel infeksi ini dapat Paru di Indonesia disebabkan oleh perilaku
menetap 1 – 2 jam, tergantung pada ada yang tidak sehat. Hasil survei di Indonesia
tidaknya sinar ultra violet, ventilasi yang oleh Ditjen Pemberantas Penyakit Menular
buruk dan kelembaban. Pada suasana yang dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen

1
P2MPL), tingginya angka kejadian TB Paru Perilaku keluarga dalam pencegahan
salah satunya disebabkan oleh kurangnya sangat berperan penting dalam mengurangi
tingkat pengetahuan. Pengetahuan resiko penularan Mycobacterium
masyarakat Indonesia tentang TB Paru Tuberculosis.Dalam upaya penanggulangan
masih rendah. Hanya 8% responden yang penyakit TB Paru peran serta keluarga
menjawab dengan betul cara penularan TB, dalam kegiatan pencegahan merupakan
66% yang mengetahui tanda dan gejala faktor yang sangat penting. Peran serta
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). keluarga dalam penanggulangan TB Paru
Dinas Kesehatan Provinsi Riau harus diimbangi dengan pengetahuan yang
(2011), mengatakan pencapaian target baik. Pengetahuan adalah hal apa yang
pemberantasan penyakit TB Paru di Riau diketahui oleh orang terkait dengan sehat
hanya mencapai 3.154 kasus (35,6%) masih dan sakit atau kesehatan, misal pengertian,
jauh dari target nasional yang ingin dicapai penyebab, cara penularan serta cara
70%. Data dari Kesehatan kota Pekanbaru pencegahan suatu penyakit (Notoatmodjo,
(2012) didapatkan pencapaian penemuan 2010).
kasus TB Paru di kota Pekanbaru (2011) Penelitian Wahyuni (2013) terjadinya
294 kasus (23%) dengan angka TB Paru tuberkulosis paru kambuh di Puskesmas
tertinggi di Puskesmas Sidomulyo 35 kasus Sidomulyo Pekanbaru Tahun 2011 sampai
(21%). 2012 terjadi di usia antara 19-55 tahun,
Faktor resiko penyakit TB Paru di sebagian besar adalah laki-laki dan pada
Puskesmas Sidomulyo menurut pemegang tingkat pendidikan yang rendah. Sebagian
Program TB Paru karena adanya penyakit besar responden bekerja di sektor informal
penyerta seperti diabetes, gagal ginjal, dan tingkat sosial ekonomi rendah.
penyakit jantung dan jenis kelamin laki-laki Sebagian besar responden juga memiliki
cendrung lebih tinggi terkena TB Paru kebiasaan merokok, beberapa responden
karena laki-laki kepala keluarga, sehingga memiliki diabetes mellitus (DM). Sebagian
mereka harus bekerja lebih keras untuk besar responden tidak memiliki riwayat
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. kontak pasien dengan TB lain.
Kegiatan interaksi dan kerja sosial lebih Faktor-faktor yang berhubungan
tinggi dari pada perempuan dapat dengan perilaku pencegahan TB Paru
menyebabkan peningkatan kerentanan diantara migran Myanmar di Distrik Muang
terhadap laki-laki lebih tinggi (Wahyuni, Provinsi Phuket Thailand terdapat
Saad & Suyanto, 2013) hubungan yang signifikan antara sebagian
Hasil wawancara dengan 5 keluarga besar karakterisitik sosiodemografi dan
pada bulan Desember 2012 di Kelurahan perilaku pencegahan. Perilaku pencegahan
Tuah Karya kecamatan Tampan, di meningkat pada usia yang bertambah,
dapatkan data bahwa tidak semua keluarga perempuan memiliki perilaku yang baik
mengenal dan mengetahui penyakit TB dari laki-laki, responden menikah memiliki
Paru. Tiga dari lima keluarga mengatakan perilaku yang baik dan perilaku pencegahan
mengenal dan mengetahui penyakit TB TB Paru tinggi pada responden terdidik
Paru melalui informasi dari tenaga (Twin, 2010).
kesehatan, koran, televisi dan kawan. Dua Penelitian yang dilakukan Wahyuni
dari lima keluarga tidak mengenal dan (2008), dengan judul determinan perilaku
mengetahui penyakit TB Paru. Disamping pencegahan penularan penyakit TB Paru di
itu, tiga dari lima keluarga dengan masyarakat, menunjukkan bahwa
pengetahuan dan perilaku terhadap upaya determinan yang berpengaruh terhadap
pencegahan TB Paru baik, sedangkan dua perilaku pencegahan penularan penyakit TB
keluarga pengetahuan dan perilaku terhadap Paru di masyarakat adalah pengetahuan,
pencegahan TB Paru tidak baik. sikap, tingkat pendidikan, kepadatan hunian

2
rumah, luas ventilasi rumah. Serta TUJUAN PENELITIAN
determinan yang paling besar pengaruhnya Mengidentifikasi tingkat pengetahuan
adalah tingkat pendidikan, kepadatan keluarga tentang TB Paru, mengidentifikasi
hunian rumah dan pengetahuan. perilaku pencegahan penularan penyakit TB
Berdasarkan data yang diperoleh dari Paru oleh keluarga dan mengidentifikasi
keterangan koordinator program TB Paru hubungan tingkat pengetahuan keluarga
Puskesmas Sidomulyo bahwa ditemukan tentang TB Paru terhadap perilaku
penderita dengan kasus penyakit TB Paru pencegahan penularan penyakit TB Paru.
setiap tahun. Pada tahun 2009 ditemukan 5
penderita yang terdiagnosa penyakit TB METODE
paru dan tahun 2010 ditemukan lagi 5 Desain Penelitian: desain penelitian
penderita dengan diagnosa yangsama. merupakan bentuk rancangan yang
Sedangkan pada tahun 2011 ditemukan 3 umumnya digunakan dalam melakukan
penderita yang terdeteksi terkena penyakit prosedur penelitian (Hidayat, 2007).
TB Paru. Hal ini dikarenakan keluarga Penelitian ini merupakan penelitian
berperilaku kurang baik dalam pencegahan kuantitatif dengan menggunakan desain
penularan penyakit TB Paru dan tidak penelitian deskriptif korelasi dengan
memperhatikan kesehatan dirinya tentang pendekatan cross sectional.
tanda dan gejala yang dialami dan Sampel: sampel yang digunakan
menganggap hal tersebut hanya masalah sebanyak 320 responden keluarga di RW 10
biasa sehingga warga tidak peduli dalam Kelurahan Tuah Karya kriteria inklusi Bisa
pencegahan penularan penyakit TB Paru. baca tulis, bersedia menjadi responden,
Selain itu, ada beberapa faktor yang keluarga yang tinggal di RW 10 dan
mempengaruhi terjadinya penyakit TB anggota keluarga yang mendominasi dalam
Paru, salah satunya yaitu pengetahuan keluarga, seperti ibu rumah tangga, ayah
warga tentang penyakit TB Paru di RW 10 yang berperan sebagai orang tua tunggal
kelurahan Tuah Karya masih kurang dan anak tertua yang berada dirumah jika
ditinjau dari kondisi rumah yang tempati. orangtuanya sudah tidak ada.
Hasil pengamatan bahwa masih banyak Instrumen: instrumen yang
rumah warga yang kurang sirkulasi udara digunakan berupa lembar kuesioner.
dimana jendela rumah masih kurang, dan Kuesioner berupa karakteristik responden
jika ada masih terlihat ditutup meskipun yang berupa jenis kelamin, umur, status
pada siang hari. Beberapa rumah warga dalam keluaga, pertanyaan pengetahuan dan
yang masih berdekatan dengan kandang perilaku pencegahan penularan penyakit TB
ternak sehingga bau dari kotoran ternak Paru.
masuk ke dalam rumah warga.
HASIL
Berdasarkan fenomena dan latar Analisa Univariat
belakang diatas, maka peneliti tertarik Tabel 3
untuk meneliti hubungan tingkat Distribusi Frekuensi Responden
pengetahuan keluarga tentang TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan
terhadap perilaku pencegahan penularan Tuah Karya RW 10 (n = 76)
penyakit TB Paru
No. JenisKelamin Jumlah (%)

1. Laki-laki 27 35,5
2. Perempuan 49 64,5
Total 76 100

3
Berdasarkan tabel 3 diketahui Tabel 6
bahwa dari 76 responden yang diteliti, Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
distribusi responden berdasarkan jenis Pengetahuan d RW 10 Kelurahan Tuah
kelamin mayoritas adalah perempuan Karya (n=76)
dengan jumlah 49 orang responden (64,5%) No. Pengetahuan Jumlah (%)
dan laki-laki dengan jumlah 27 orang TB Paru
1. Tinggi 30 39,5
responden (35,5%).
2. Sedang 18 23,7
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut 3 Rendah 28 36,8
Umur di Kelurahan Tuah Karya RW 10 (n= Total 76 100
76)
No. Umur Jumlah (%) Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa
1. Dewasa muda 4 5,2
dari 76 orang responden yang diteliti,
mayoritas responden berpengetahuan tinggi
2. Dewasa 71 93,5 dengan jumlah 30 orang responden
(39,5%), berpengetahuan sedang dengan
3. Lansia 1 1,3
jumlah 18 orang responden (23,7%) dan
Total 76 100 berpengetahuan rendah dengan jumlah 28
orang responden (36,8%).
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
dari 76 orang responden yang diteliti, Tabel 7
distribusi responden menurut umur yang Distribusi Frekuensi Responden
terbanyak adalah dewasa (26-60 tahun) Berdasarkan Status dalam Keluarga di
dengan jumlah 71 orang responden (93,5%), Kelurahan Tuah Karya RW 10 (n = 76)
dewasa muda (19-25 tahun) dengan jumlah 4 No. Perilaku Jumlah (%)
orang responden ( 5.2%) dan lansia (> 60 pencegahan
tahun) dengan jumlah 1 orang responden 1. Baik 39 51,3
(1,3%).
2. Buruk 37 48,7
Tabel 5 Total 76 100
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Status dalam Keluarga di Kelurahan Tuah Berdasarkan tabel 7 diketahui
Karya RW 10 (n = 76). bahwa dari 76 orang responden yang
No. Status dalam Jumlah (%) diteliti, distribusi responden berdasarkan
Keluarga
perilaku pencegahan TB Paru yang
1. Kepala Keluarga 28 36,8
terbanyak berperilaku baik terhadap
2. Istri 48 63,2 pencegahan TB Paru dengan jumlah 39
orang responden (51,3%).
Total 76 100

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa Analisa Bivariat


dari 76 orang responden yang diteliti,
distribusi responden berdasarkan status Tabel 8
dalam keluarga yang terbanyak adalah istri Hubungan tingkat pengetahuan keluarga
dengan jumlah 48 orang responden (63.2%) tentang TB Paru dengan perilaku
dan kepala keluarga dengan jumlah 28 orang pencegahan penularan penyakit TB Paru di
responden (36.8%). RW 10 Kelurahan Tuah Karya (n = 76)

4
terjadinya perubahan pada aspek
Perilaku
pencegahan
fisik dan psikologis (mental). Ada
Penget Total empat perubahan fisik yang terjadi,
Pvalue
ahuan
Baik Buruk yaitu perubahan ukuran, perubahan
N % N % N %
Tinggi 2 76 7 23 30 39,5
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama
3 ,7 ,3 dan timbulnya ciri-ciri baru (Iqbal,
Sedang 6 33 12 66 18 23,7 Chayatin, Rozikin & Supradi,
,3 ,7
Renda 9 32 19 67 28 36,8
0,001 2007).
h ,1 ,9 Notoadmodjo (2003)
Total 3 51 37 48 76 100 mengatakan, usia mempengaruhi
9 ,3 ,7
terhadap daya tangkap dan pola
Hasil uji statistik Chi-square
didapatkan p value = 0,001 <  (0.05), pikir seseorang, semakin
berarti Ho diterima sehingga dapat bertambah usia akan semakin
disimpulkan bahwa ada hubungan antara berkembang pula daya tangkap dan
tingkat pengetahuan keluarga tentang TB pola pikirnya sehingga
Paru terhadap perilaku pencegahan pengetahuan yang diperolehnya
penularan penyakit TB Paru.
semakin membaik. Pada usia
PEMBAHASAN dewasa beberapa kemampuan
1. Karakteristik responden intelektual mengalami kemunduran
a. Jenis Kelamin sementara beberapa lainnya
Penelitian yang telah meningkat. Kecerdasan kristal
dilakukan terhadap 76 orang adalah kumpulan informasi dan
responden menunjukkan bahwa juga kemampuan verbal seseorang
sebagian besar responden yaitu
meningkat pada usia dewasa,
berjenis kelamin perempuan
sebanyak 49 (64,5%). Perempuan sebaliknya kecerdasan cair yaitu
yang berperan sebagai istri/ibu kemampuan seseorang untuk
lebih banyak berada di rumah bernalar secara abstrak mulai
(Kumurur, 2010). Hal ini mengalami penurunan. Usia
disebabkan karena perempuan dewasa adalah waktu pada saat
lebih dominan dalam mengurus seseorang mencapai puncak dari
rumah tangga sedangkan laki-laki
kemampuan intelektualnya (King,
sebagai pencari nafkah utama di
dalam keluarga lebih banyak 2010).
menghabiskan waktu di luar c. Status dalam keluarga
rumah. Karakteristik responden
b. Umur berdasarkan status dalam keluarga
Karakteristik responden terhadap 76 orang responden yang
berdasarkan umur terhadap 76 diteliti diperoleh responden yang
orang responden yang diteliti terbanyak menurut status adalah
diperoleh responden terbanyak istri dengan jumlah 48 orang
adalah usia dewasa (26-60 tahun) responden (63.2%). Hal ini sesuai
dengan jumlah 71 orang responden dengan mayoritas pada keluarga
(93,5%), Bertambahnya umur yang diteliti yang dominan
seseorang akan menyebabkan mengurus rumah tangga dan

5
keluarga yang dominan adalah tinggi terhadap sesuatu menjadikan
istri. Istri/Ibu dipandang sebagai seseorang untuk mencoba dan
pengurus rumah tangga. istri/ibu menekuni suatu hal dan pada akhirnya
diperoleh pengetahuan yang lebih
berperan sebagai penjaga rumah,
mendalam. Pengalaman merupakan
perawat anak, pemimpin kesehatan suatu cara untuk memperoleh
dalam keluarga, masak, sahabat kebenaran pengetahuan. Pengalaman
atau teman bermain (Friedman, dapat diperoleh dari pengalaman diri
Bowden & Jones, 2003). Istri sendiri maupun orang lain.
juga yang berperan sebagai istri Pengalaman yang diperoleh
dan ibu dari anak-anaknya digunakan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi, apabila
berperan untuk mengurus rumah
berhasil maka orang akan
tangga sebagai pengasuh dan pendidik
menggunakan cara tersebut dan bila
anak-anaknya, pelindung, dan salah gagal tidak akan mengulangi cara itu
satu anggota kelompok sosial serta (Iqbal, Chayatin, Rozikin & Supradi,
sebagai anggota masyarakat dan 2007).
lingkungan (Efendi, 2009). Notoadmodjo (2007)
mengatakan, informasi memberikan
2. Gambaran pengetahuan keluarga pengaruh pada pengetahuan seseorang.
tentang TB Paru Meskipun seseorang memiliki
Karakteristik responden pendidikan yang rendah tapi jika
berdasarkan pengetahuan keluarga mendapatkan informasi yang baik dari
tentang TB Paru terhadap 76 orang berbagai media misalnya TV, radio
responden yang diteliti diperoleh atau surat kabar maka hal itu akan
mayoritas responden berpengetahuan dapat meningkatkan pengetahuan
tinggi dengan jumlah 30 orang seseorang. Kemudahan untuk
responden (39,5%). memperoleh suatu informasi dapat
Pengetahuan merupakan hasil membantu mempercepat seseorang
dari tahu dan ini terjadi setelah untuk memperoleh pengetahuan yang
seseorang melakukan penginderaan baru.
terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca 3. Gambaran perilaku keluarga dalam
indera manusia, yakni indera
pencegahan TB Paru
penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Pengetahuan sebagian Karakteristik responden
besar diperoleh melalui mata dan berdasarkan perilaku keluarga dalam
telinga (Fitriani, 2011). Iqbal, pencegahan penyakit TB Paru terhadap
Chayatin, Rozikin dan Supradi (2007) 76 orang responden yang diteliti,
mengatakan, makin tinggi pendidikan mayoritas responden memiliki perilaku
seseorang semakin mudah pula mereka baik dalam mencegah penularan
menerima informasi dan makin banyak
penyakit TB Paru. Pengetahuan yang
pula pengetahuan yang dimilikinya.
Faktor umur, minat dan tinggi akan membuat responden
pengalaman dapat mempengaruhi berperilaku baik dalam mencegah
pengetahuan individu, bertambahnya penularan penyakit TB Paru.
umur seseorang menyebabkan Perilaku adalah suatu kegiatan
terjadinya perubahan pada aspek fisik atau aktivitas organisme yang
dan psikologis. Minat yang merupakan bersangkutan yang dapat diamati
kecenderungan atau keinginan yang
6
secara langsung ataupun tidak keluarga. Pengetahuan bisa
langsung (Sunaryo, 2004).Perilaku didapatkan dari dari penyuluhan,
terbentuk dalam diri seseorang berasal media cetak dan elektronik yang
dari 2 faktor utama yakni faktor berguna untuk mencegah
eksternal dan internal. Faktor eksternal meningkatnya penderita
adalah faktor dari luar diri seseorang Tuberkulosis.
atau faktor lingkungan, baik Hasil penelitian lain yang
lingkungan fisik maupun non fisik sejalan, penelitian Ghea (2011)
dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi mengatakan, memperlihatkan dari
dan sebagainya. Sedangkan faktor lima variabel independen, empat
internal adalah faktor yang datang dari variabel yang mempunyai hubungan
dalam diri seseorang. Faktor internal yang bermakna dengan tindakan
dapat berupa perhatian, pengamatan, pencegahan TB Paru yaitu
persepsi, sugesti dan sebagainya pengetahuan, sikap, ventilasi dan
(Notoatmodjo, 2007). pencahayaan. Rumah dengan syarat
Perilaku keluarga dalam pencegahan ventilasi yang tidak memenuhi
penularan TB Paru di Wilayah Kerja kesehatan akan membawa pengaruh
Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri bagi penghuninya yaitu peningkatan
didapatkan paling banyak responden kelembaban ruang karena terjadinya
keluarga memiliki perilaku baik dan proses penguapan cairan dari kulit
cukup dalam pencegahan penularan dan penyerapan. Kelembaban ruangan
penyakit TB Paru (Nugroho, 2010). yang tinggi akan menjadi media yang
baik untuk tumbuh dan berkembang
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan biaknya bakteri-bakteri patogen
Keluarga tentang TB Paru termasuk kuman tuberculosis
Terhadap Perilaku pencegahan (Nurhidayah, 2007). Cahaya alami
penularan penyakit TB Paru matahari sangat penting karena dapat
Hasil uji statistik Chi-square membunuh kuman bakteri
didapatkan p value = 0,001 yang (Widoyono, 2008).
berarti p value <  (0.05), artinya Ho Hasil penelitiannya yang sejalan
diterima sehingga dapat disimpulkan Sukana (2011) mengatakan,
bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang
pengetahuan keluarga tentang TB Paru pengobatan, pencegahan TB paru
terhadap perilaku pencegahan masih kurang, demikian pada perilaku
penularan penyakit TB Paru. Hal ini mereka, karena penyuluhan tentang
disebabkan karena adanya faktor TB paru belum dilakukan secara
internal dan eksternal yang terjadi maksimal. Sikap masyarakat tentang
pada responden yaitu tingkat penyakit TB paru kurang baik, namun
kecerdasan, jenis kelamin, lingkungan, tidak diikuti dengan perilaku mereka
sosial budaya dan ekonomi dalam melakukan pengobatan dan
(Notoatmodjo,2007). pencegahan TB paru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian lainnya yang
penelitian Hosiem (2010) sejalan menunjukkan bahwa
mengatakan, sebagian responden pengetahuan mereka tentang penyakit
memiliki pengetahuan tinggi tentang TB baik, namun persepsi sebagian
penyakit Tuberkulosis paru. masyarakat bahwa penyakit yang
Pengetahuan merupakan faktor yang dialaminya adalah batuk biasa,
paling dominan dengan tindakan ternyata berpengaruh pada munculnya
pencegahan penularan TB Paru pada sikap kurang peduli dari masyarakat

7
terhadap akibat yang dapat dengan p value = 0,001 yang berarti p
ditimbulkan oleh penyakit TB Paru. value <  (0.05), artinya Ho diterima
Perilaku dan kesadaran sebagian sehingga dapat disimpulkan bahwa
masyarakat untuk memeriksakan ada hubungan antara tingkat
dahak dan menggunakan fasilitas pengetahuan keluarga tentang TB
pelayanan kesehatan masih kurang Paru terhadap perilaku pencegahan
(Media, 2011). penularan penyakit TB Paru.
Notoadmodjo (2002)
mengatakan, dengan adanya Saran
pengetahuan manusia dapat
menjawab permasalahan dan 1. Pelayanan Kesehatan
memecahkan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian ini dapat
Seseorang yang memiliki memberikan informasi serta dapat
pengetahuan yang baik dan tinggi, digunakan sebagai pedoman kepada
maka ia akan mampu untuk berfikir Puskesmas agar terus memberikan
lebih kritis dalam memahami segala promosi kesehatan dan
sesuatu. Seseorang yang meningkatkan program kerja yang
berpengetahuan baik tidak menjamin berkaitan dengan TB Paru yang
akan mempunyai sikap dan perilaku dapat digunakan untuk lebih
yang positif. Karena seseorang dalam meningkatkan pengetahuan dan
menentukan sikap dan perilaku yang kesadaran masyarakat dalam
utuh selain ditentukan oleh mengamalkan perilaku pencegahan
pengetahuan, juga dipengaruhi oleh penularan penyakit TB Paru.
pikiran, keyakinan dan emosi yang 2. Institusi Pendidikan
memegang peranan penting Hasil penelitian ini
(Notoadmodjo, 2010). Kesadaran dan diharapkan dapat dijadikan sebagai
pengetahuan seseorang atau referensi dalam perkembangan ilmu
masyarakat sudah tinggi tentang keperawatan
kesehatan, namun tidak sepenuhnya 3. Masyarakat
mendukung kesadaran keinginan Bagi masyarakat diharapkan
untuk melakukan tindakan kesehatan lebih dapat meningkatkan
(Notoatmodjo, 2003). pengetahuan dalam pencegahan
penularan penyakit TB Paru.
KESIMPULAN 4. Peneliti lain
Hasil penelitian yang telah Bagi peneliti selanjutnya,
dilakukan oleh peneliti tentang hasil penelitian ini dapat dijadikan
hubungan tingkat pengetahuan sebagai data atau informasi dasar
keluarga tentang TB Paru terhadap untuk melaksanakan penelitian lebih
perilaku pencegahan penularan lanjut dan menggunakan teknik
penyakit TB Paru kepada 76 keluarga pengumpulan data yang lebih baik,
yang ada di RW 10 Kelurahan Tuah jumlah sampel yang lebih banyak
Karya dapat disimpulkan bahwa serta tidak hanya menghubungkan
sebagian besar responden memiliki faktor pengetahuan dan perilaku
tingkat berpengetahuan tinggi dengan pencegahan saja tetapi bisa
jumlah 30 orang responden (39,5%), menghubungkan dengan faktor yang
perilaku baik berjumlah 39 orang lainnya seperti sikap, motivasi,
responden (51,3%), serta ada hubungan tingkat sosial ekonomi, kebiasaan
antara tingkat pengetahuan keluarga atau tradisi, pengalaman, dan lain-
tentang TB Paru terhadap perilaku lain.
pencegahan penularan penyakit TB Paru

8
1. Habibah S. Kep. Mahasiswa Program Ghea, R. (2011). Hubungan perilaku
Studi Ilmu Keperawatan Universitas penderita TB Paru dan kondisi rumah
Riau. terhadap tindakan pencegahan potensi
2. Ns. Arneliwati, S.Kep. M.Kep Dosen penularan TB Paru pada keluarga di
Departemen Keperawatan Komunitas wilayah kerja puskesmas Lubuk Buaya
Program Studi Ilmu Keperawatan Padang. Diperoleh pada tanggal 23
Universitas Riau Juni 2013 dari
3. Ganis Indriati, M.Kep, Sp.Kep. An http://www.thedigilib.com/doc/112060
Dosen Departemen Keperawatan Anak
Program Studi Ilmu Keperawatan Green, L. (2005). Health Program
Universitas Riau Planning : An Education and
Ecological Approach. Marshall
DAFTAR PUSTAKA Kreuter. Fourth Edition, Boston.
Aditama. (2006). Tuberkulosis :
Diagnosis, terapi dan masalahnya. Hidayat. (2007). Metode penelitian
Jakarta: Ikadi keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. (2011). Penyakit Tidak
Menular (Ptm) Penyebab Kematian Hosiem, M. (2011). Gambaran
Terbanyak di Indonesia. Diperoleh pengetahuan keluarga tentang penyakit
pada tanggal 5 November 2012 dari tuberculosis paru didesa Lincin
http://depkes.go.id/index.php/berita/pre Bayuwangi. Diperoleh tanggal 23 Juni
ss-release/1637-penyakit-tidak- 2013 dari
menular-ptm penyebab-kematian- http://share.stikesyarsis.ac.id/elib/main/
terbanyak-di-indonesia.html. dok/00624/G

Depkes RI, Ditjen PP & PL. (2008). Iqbal, Chayatin, Rozikin, & Supradi.
Manual Pemberatasan Penyakit (2007). Promosi kesehatan: sebuah
Menular. Diperoleh tanggal 10 pengantar promosi belajar mengajar
November 2012 dari dalam pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu.
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_d
ownload/profil__PP&PL_2008.pdf. Kementrian Kesehatan RI. (2011).
Pedoman nasional penanggulangan
tuberculosis. Direktoral Jendral
Dinkes Kota Pekanbaru. (2012) Laporan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan
Tahunan Tahun 2011.Pekanbaru Lingkungan. Diperoleh tanggal 16
:Dinkes Kota Pekanbaru. November 2013 dari
http://ilmufarmasis.files.wordpress.com
Dinkes Provinsi Riau. (2011). Profil /2011/07/buku-pedoman-nasional
Kesehatan Provinsi Riau tahun 2010. penanggulangan-tbc.pdf
Pekanbaru Dinkes Provinsi Riau.
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Profil
Fitriani, S. (2011). Promosi data kesehatan republik indonesia
kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011. Diperoleh tanggal 1 Januari 2013
dari
Friedman, M. Bowden, V.R, & Jones, E.G. http://www.depkes.go.id/downloads/
(2003). Family nursing : research.

9
King A.L. (2010).Psikologi umum: sebuah Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba keperawatan. Jakarta: EGC.
humanika.
Twin,T.H. (2008). Preventive behaviors of
Kurmurur. (2010). Pengaruh pembangunan tuberculosis among mynamar migrants
kota terhadap beban kerja perempuan at muang district. Universitas
miskin di kota Jakarta. Diperoleh Chulalongkom. Thailand. Di peroleh
tanggal 23 Juni 2013 dari tanggal 1 Januari 2013 dari
http://repo.unsrat.ac.id/58/1/pengaruh_ http://cphs.healthrespiratory.org/bistrea
pembangunan_kota.pdf m/123456789/1443/1/Thesis_Thawda2
008.pdf
Media, Y. (2011). Pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat yang berakitan Wahyuni (2008). Determinan perilaku
dengan penyakit TB Paru di Puskesmas masyarakat dalam pencegahan,
Koto Katik Padang Panjang Sumatera penularan penyakit TBC di wilayah
Barat. Diperoleh pada tanggal 23 Juni kerja puskesmas Bendosari. Diperoleh
2013 dari tanggal Mei 2013 dari
http://balitbangnovda.sumselprov.go.id http://www.jurnal.stikes-
/data/download/20130104230012.pdf aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/
download/2/2
Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Wahyuni, Saad & Suyanto. (2012). Analisa
Cipta. kejadian TB Paru relaps di puskesmas
Sidomulyo Pekanbaru. Diperoleh
Notoatmodjo, S. (2002). Pendidikan dan tanggal April 2013
prilaku kesehatan. Jakarta: Rineka http://repository.unri.ac.id/bitstream/12
Cipta. 3456789/2854/1/yaumil%20wahyuni%
20-%20repository.pdf.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
& ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. World Health Organization. (2012). Global
Tuberculosis Report. Diperoleh tanggal
Nugroho. (2010) Hubungan tingkat 14 Desember 2012 dari
pengetahuan dan sikap dengan http://www.who.int/tb/publications/glo
perilaku pencegahan penularan bal_report/gtbr11_annex2.pdf
tuberculosis paru pada keluarga.
Diperoleh pada tanggal 23 Juni 2013
dari
puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/s
tikes/article/download/.../18259

Nurhidayah, I. (2007). Hubungan antara


karakteristik lingkungan rumah dengan
kejadian tuberculosis (TB) Pada anak
di kecamatanta paneh kabupaten
sumedang.Univeristas Padjadjaran :
Fakultas ilmu keperawatan Bandung.
Di peroleh tanggal 1 Januari 2013 dari
.uap.unnes.ac.id/hubungan_antara_pe
ngetahuan_si_645040522.dbmk

10

Anda mungkin juga menyukai