Laporan 3D Daus Ini OKooooooooooooo
Laporan 3D Daus Ini OKooooooooooooo
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan perancangan adalah untuk memperoleh desain tangki dan pompa yang
paling optimal dengan perhitungan daya pompa, serta kebutuhan panjang pipa dan
jumlah valve yang akan digunakan. Selain itu, tujuan dari perancangan ini adalah
untuk mengetahui pola aliran serta distribusi kecepatan, temperatur, dan tekanan
fluida pada pompa maupun tangki.
3. Tangki Horizontal
Tangki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan
rendah (low volatility), dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi, diameter dari
2.2 Pompa
Pompa adalah mesin fluida yang digunakan untuk mengalirkaan fluida
inkompresible dari suatu tempat ketempat yang lain, dari suatu tempat yang rendah
ketempat yang lebih tinggi atau dari tekanan yang rendah ke tekanan yang lebih
tinggi. Dalam hal ini pembahasan pompa tidak terlepas dari pembahasan pipa isap
(suction pipe) dan pipa tekan (discharge) yang secara keseluruhan juga tentang
pemompaan (pumping system). Pompa memiliki dua kegunaan utama:
Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari
aquifer bawah tanah ke tangki penyimpan air)
Mensirkulasikan cairan sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas
yang melewati mesin-mesin dan peralatan)
Pompa hadir dalam berbagai ukuran untuk penggunaan yang luas. Secara
umum, pompa-pompa dapat digolongkan menurut prinsip operasi dasarnya, seperti
yang dilihatkan pada Gambar 2.7.
1. Pompa Sentrifugal
Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal
ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel
melalui lintasan lengkung (melingkar). Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal
ialah sebagai berikut:
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar
sehingga kecepatan fluida meningkat
Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head
Selain pompa sentrifugal, industri juga menggunakan pompa tipe positive
displacement. Perbedaan dasar antara pompa sentrifugal dan pompa positive
displacement terletak pada laju alir discharge yang dihasilkan oleh pompa. Laju alir
discharge sebuah pompa sentrifugal bervariasi bergantung pada besarnya head atau
tekanan sedangkan laju alir discharge pompa positive displacement adalah tetap dan
tidak bergantung pada head-nya.
Didalam titik perencanaan dengan petunjuk notasi besarnya daya untuk alat
penggerak adalah:
P yang perlu 1 = V1 . φ .g . HB1 /η
Bagaimanapun dayanya akan naik sebagai akibat pengaturan ini, tempat dari
instalasi tidak berubah dan disini ada tambahan Hv3.
2. Pompa Reciprocating
Jika perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston. Pompa
reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak.
Pompa bolak–balik mempunyai bagian utama berupa torak atau diafragma yang
bergerak bolak–balik didalam selinder untuk dapat mengalirkan fluida. Pompa ini
dilengkai dengan katup–katup, dimana fluida bertekanan rendah di hisap melalui
katup hisap ke ruang selinder, kemudian ditekan oleh torak atau diafragma hingga
tekanan statisnya naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan.
Pompa bolak–balik memiliki langkah–langkah kerja, pada langkah hisap
maka terjadi kevakuman di dalam ruang silinder katup hisap terbuka maka cairan
masuk ke ruang silinder, pada saat langkah tekan katup hisap tertutup dan katup
keluar terbuka, sehingga fluida terdesak dan tekanan menjadi naik, kemudian aliran
keluar melalui saluran keluar. Proses tersebut berlangsung terus–menerus selama
pompa bekerja.
3.1 Pompa
Jenis pompa yang digunakan pada proses produksi triacetin dari gliserol
adalah pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal ini lebih banyak digunakan daripada
jenis displacement karena memiliki kelebihan, seperti: harganya murah, biaya
pemeliharaan relatif murah, membutuhkan lebih sedikit ruang pada saat
pemasangannya, dan aliran yang dihasilkan lebih seragam. Material yang
digunakan untuk konstruksi pompa adalah cast iron karena bahan ini cukup stabil
dan efisien digunakan. Data yang dibutuhkan untuk menentukan pompa yang
dibutuhkan:
1. Densitas Fluida
Densitas campuran fluida apabila fluida yang dipompakan merupakan
campuran dari beberapa fluida, dapat dihitung menggunakan persamaan:
Keterangan:
ρcampuran = densitas campuran fluida (lb/ft3, kg/m3)
X1 = komposisi fluida 1 dalam campuran
ρ1 = densitas fluida 1 (lb/ft3, kg/m3)
X2 = komposisi fluida 2 dalam campuran
ρ2 = densitas fluida 2 (lb/ft3, kg/m3)
2. Viskositas Fluida
Viskositas campuran fluida apabila fluida yang dipompakan merupakan
campuran dari beberapa fluida, dapat dihitung menggunakan persamaan:
3. Kapasitas Pemompaan
Laju alir volumetric dari fluida yang akan dipompa dihitung menggunakan
Persamaan (3.5)
𝐹
𝑄 = 𝜌...................................................................... (3.5)
Keterangan :
Q = Laju alir volumetrik (ft3/h, m3/h)
Keterangan :
V = kecepatan aliran linier, m/s
Q = kapasitas, m3/s
At = flow area per pipe, m2
untuk menentukan jenis aliran fluida (keturbulensian fluida) maka Bilangan
Reynold fluida dihitung menggunakan persamaan 2.5-1 (Geankoplis, 1997).
𝐼𝐷 𝜌 𝑣
𝑁𝑅𝑒 = ................................................... (3.10)
𝜇
Keterangan :
ID = inside diameter, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
ρ = densitas fluida, lb/ft3
μ = viskositas, lb/ft.s
Pada aliran turbulen, fanning friction factor ditentukan menggunakan Gambar 3.1
Gambar 3.1 Fanning friction factor fluida yang mengalir dalam pipa.
Besarnya Friction loss yang terjadi pada fluida yang mengalir dalam pipa
lurus dihitung menggunakan persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f ........................................ (3.12)
𝐷 2𝑔𝑐
Keterangan:
Ff : Friction loss pada pipa lurus (lbf.ft/lbm)
f : Fanning friction factor
∆L : Panjang pipa lurus (ft)
D : Inside diameter pipa (ft)
v : kecepatan linier fluida (ft/s)
gc : konstanta gravitasi = 32,174 lbm.ft/lbf.s2
Keterangan :
hex : Friction loss (ft. lbf/lbm)
A1 : Luas area aliran 1 (ft2)
A2 : Luas area aliran 2 (ft2)
Kex : Koefisien expansion loss
𝛼 : Pada aliran laminar = 0,5 dan pada aliran turbulen = 1
Keterangan :
hc : Friction loss (ft. lbf/lbm)
Kc : Koefisien contraction loss
Keterangan :
hf : Friction loss (ft. lbf/lbm)
Kf : loss factor pada fitting dan valve
Keterangan:
v = Kecepatan alir fluida (m/s, ft/s)
z = Jarak tempuh fluida secara vertical (m, ft)
P = Tekanan (N/m2, atm)
ΣF = Friction loss ( J/kg, ft.lbf/lbm)
Ws = kerja yang diberikan pompa terhadap fluida ( J/kg, ft.lbf/lbm)
g = Percepatan gravitasi (m/s2, ft/s2)
Keterangan:
Brake hp = Daya actual pompa (kW,hp)
Wp = Shaft work yang diterima pompa (J/kg, ft.lbf/lbm)
m = laju alir massa (kg/s, lbm/s)
𝐹
VL = 𝜌 x t ......................................................(3.12)
𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
Keterangan :
VL = volume liquid, m3
F = laju alir massa, kg/h
4𝑉
HL = ᴨ𝐷𝐿2 ...................................................(3.14)
Keterangan :
D = inside diameter, m
b. Tekanan hidrostatik (Ph)
Ph = ρ × g × L .........................................(3.15)
c. Tekanan desain ( Pd)
Pd = Ph + Poperasi .........................................(3.16)
Keterangan :
ts = Tebal shell (in)
ρ = Densitas (lbf/ft3)
f = Tegangan yang diizinkan (psi)
𝞰 = % Efisiensi sambungan
C = Faktor korosi (0,125 in)
Asumsikan nilai th
Hitung nilai θ
Kemudian dilakukan pengujian kelayakan tebal tutup dengan menggunakan
persamaan:
keterangan:
fallowable = compressive stress yang diizinkan, psi
th = tebal head, in
r = jari jari lekukan, in
6𝐷
r = 𝑠𝑖𝑛 θ ................................................ (3.21)
Berdasarkan Tabel 3.1 Brownell & Young (1959), untuk material carbon steel SA-
283 Grade C diperoleh yield point sebesar 30000 psi, sehingga diperoleh:
Nilai fallowable < 10000
Sehingga asumsi th dapat dipakai.
Tinggi total = tinggi silinder + tinggi head + tebal shell ..................... (3.23)
Data Perhitungan
Tekanan, P : 1 atm = 101,32 kPa
Temperature, T : 300C = 303,15 K
Laju alir massa, F : 489,17 kg/jam = 1078.63 lbm/jam
Waktu penyimpanan : 1 bulan = 720 jam
Densitas Gliserol : 1263,6 kg/m3 = 78,85 lbm/ft3
Dari Appendix E Brownell & Young (1959), dipilih tangki dengan kapasitas 2010
bbl, dimensi tangki tersebut:
Tinggi tangki, H = 36 ft = 10,98 m
Diameter tangki, D = 20 ft = 6,1 m
Jumlah Course =6
Tinggi liquid dapat dihitung menggunakan persamaan dari Brownell dan Young:
Tinggi liquid, HL = 4 VL /π.D2
= 4 x 10827,66 ft3 /π.362
= 34,483 ft
32.174 ft/𝑠 2
= 78,85 lbm/ft3 x 𝑙𝑏𝑚 .𝑓𝑡 x 34,483 ft
32.174
𝑙𝑏𝑓 .𝑠2
= 2718,937 lbf/ft2
= 18,88 psi = 1,28 atm
= 1,356 in
= 6.34375 ft
ts2 = 1,338 in
Ls2 = 6,34279 ft
ts3 = 1,31996 in
Ls3 = 6,34183 ft
ts4 = 1,30171 in
Ls4 = 6,341 ft
ts5 = 1,28346
Ls5 = 6,33992 ft
ts6 = 1,26521 in
Ls6 = 6,33897 ft
keterangan:
fallowable = compressive stress yang diizinkan, psi
th = tebal head, in
r = jari jari lekukan, in
6𝐷 6 𝑥 240
r = 𝑠𝑖𝑛 θ = 𝑠𝑖𝑛 26,18 = 3263,88 in
Berdasarkan Tabel 3.1 Brownell & Young (1959), untuk material carbon steel SA-
283 Grade C diperoleh yield point sebesar 30000 psi, sehingga diperoleh:
fallowable = 581,46 psi
Nilai fallowable < 10000
Sehingga asumsi th = 1,26521 in dapat dipakai.
Dari Appendix E Brownell & Young, dipilih tangki dengan kapasitas 14690 bbl,
dimensi tangki tersebut:
Diameter tangki, D = 50 ft
Tinggi tangki, H = 42 ft
Course =7
Tinggi liquid dapat dihitung menggunakan persamaan dari Brownell dan Young:
4 VL
Tinggi liquid, HL =
π 𝐷2
4 x 76616,2
=
π 502
= 39,04 ft
32.174 ft/𝑠 2
= 65,396 lbm/ft3 x 𝑙𝑏𝑚 .𝑓𝑡 x 39,04 ft
32.174
𝑙𝑏𝑓 .𝑠2
= 2553,084 lbf/ft2
= 17,73 psi
= 1,55108 in
= 15,78251 ft
ts2 = 1,50702 in
Ls2 = 15,7802 ft
ts3 = 1,46296 in
Ls3 = 15,7779 ft
ts4 = 1,418899 in
Ls4 = 15,7756 ft
ts5 = 1,374838 in
Ls5 = 15,77328 ft
ts6 = 1,330778 in
Ls6 = 15,77097 ft
ts7 = 1,286717 in
Ls7 = 15,76866 ft
Karena tangki flat bottom, maka tb = ts1
tb = 1,55108 in
keterangan:
fallowable = compressive stress yang diizinkan, psi
th = tebal head, in
r = jari jari lekukan, in
6𝐷 6 𝑥 240
r = 𝑠𝑖𝑛 θ = 𝑠𝑖𝑛 26,73 = 8003,794 in
Berdasarkan Tabel 3.1 Brownell & Young (1959), untuk material carbon steel SA-
283 Grade C diperoleh yield point sebesar 30000 psi, sehingga diperoleh:
fallowable = 580,97 psi
Nilai fallowable < 10000
Sehingga asumsi th = 3,1 in dapat dipakai.
Data Perhitungan
Tekanan, P : 1 atm = 101,32 kPa
Temperature, T : 300C = 303,15 K
Laju alir massa, F : 1646,07 kg/jam = 3629,584 lbm/jam
Waktu penyimpanan : 30 hari = 720 jam
Densitas propil asetat : 888 kg/m3 = 55,41 lbm/ft3
Dari Appendix E Brownell & Young, dipilih tangki dengan kapasitas 9250 bbl,
dimensi tangki tersebut:
Diameter tangki, D = 35 ft
Tinggi tangki, H = 54 ft
Course =9
Tinggi liquid dapat dihitung menggunakan persamaan dari Brownell dan Young:
4 VT
Tinggi liquid, HL =
π 𝐷2
4 x 51846,534
=
π 352
= 53,915543 ft
2. Perhitungan Tekanan Design
Poperasi = 1 atm = 14,7 psi
g
Phidrostatis = ρ 𝑥 𝑔 𝑥 HL
𝑐
32.174 ft/𝑠 2
= 55,411 lbm/ft3 x 𝑙𝑏𝑚 .𝑓𝑡 x 53,915543 ft
32.174
𝑙𝑏𝑓 .𝑠2
= 2987,5249 lbf/ft2
= 20,7454 psi
= 1,547786 in
= 11,068054 ft
ts2 = 1,514074 in
Ls2 = 11,066288 ft
ts4 = 1,4466512 in
Ls4 = 11,06276 ft
ts5 = 1,4129396 in
Ls5 = 11,06099 ft
ts6 = 1,3792279 in
Ls6 = 11,059224 ft
ts7 = 1,3455163 in
Ls7 = 11,057459 ft
ts8 = 1,3118047 in
Ls8 = 11,055693 ft
ts9 = 1,278093 in
Ls9 = 11,053927 ft
Karena tangki flat bottom, maka tb = ts1
tb = 1,547786 in
keterangan:
fallowable = compressive stress yang diizinkan, psi
th = tebal head, in
r = jari jari lekukan, in
6𝐷 6 𝑥 420
r = 𝑠𝑖𝑛 θ = 𝑠𝑖𝑛 22,46 = 5576,9245 in
Berdasarkan Tabel 3.1 Brownell & Young (1959), untuk material carbon steel SA-
283 Grade C diperoleh yield point sebesar 30000 psi, sehingga diperoleh:
fallowable = 369,88803 psi
Nilai fallowable < 10000
Sehingga asumsi th = 2,5561861 in dapat dipakai.
Data Perhitungan
Tekanan, P : 1 atm = 101,32 kPa
Temperature, T : 300C = 303,15 K
Laju alir massa, F : 3360,21505 kg/jam = 7409,274 lbm/jam
Waktu penyimpanan : 7 hari = 168 jam
Densitas triacetin : 1160 kg/m3 = 72,384 lbm/ft3
Dari Appendix E Brownell & Young, dipilih tangki dengan kapasitas 15300 bbl,
dimensi tangki tersebut:
Diameter tangki, D = 45 ft
Tinggi tangki, H = 54 ft
Course =9
Tinggi liquid dapat dihitung menggunakan persamaan dari Brownell dan Young:
4 VL
Tinggi liquid, HL =
π 𝐷2
4 x 81020,2 𝑓𝑡 3
=
π 452
= 50,97 ft
32.174 ft/𝑠 2
= 72,384 lbm/ft3 x 𝑙𝑏𝑚 .𝑓𝑡 x 50,97 ft
32.174
𝑙𝑏𝑓 .𝑠2
= 3689,28 lbf/ft2
= 25,62 psi
= 1,6855 in
= 14,2181 ft
ts2 = 1,6362 in
Ls2 = 14,2155 ft
ts4 = 1,5376 in
Ls4 = 14,2104 ft
ts5 = 1,48829 in
Ls5 = 14,2078 ft
ts6 = 1,43899 in
Ls6 = 14,2052 ft
ts7 = 1,38969 in
Ls7 = 14,2026 ft
ts8 = 1,34039 in
Ls8 = 14,2 ft
ts9 = 1,38969 in
Ls9 = 14,1975 ft
keterangan:
fallowable = compressive stress yang diizinkan, psi
th = tebal head, in
r = jari jari lekukan, in
6𝐷 6 𝑥 240
r = 𝑠𝑖𝑛 θ = 𝑠𝑖𝑛 21,87 = 8697,94 in
Berdasarkan Tabel 3.1 Brownell & Young (1959), untuk material carbon steel SA-
283 Grade C diperoleh yield point sebesar 30000 psi, sehingga diperoleh:
fallowable = 581,344 psi
Nilai fallowable < 10000
Sehingga asumsi th = 3,371 in dapat dipakai.
5m
2m
10 m
E-84
R-101
T-101
P-101
7m 10 m
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Gliserol 1 489,17
Total 1 489,17
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 300C = 303,15 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 489,17 kg/jam = 1078,42 lbm/jam = 0,3 lbm/s
Overdesign : 10%
Densitas gliserol, ρ : 1263,6 kg/m3 = 78,89 lbm/ft3
Viskositas gliserol, μ : 610 cP = 0,41 lbm/ft.s
= 1,32 in
Berdasarkan Appendix A.5 Geankoplis (1993), dipilih commercial steel pipe dengan
nominal pipe size 1,5 in, sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
Outside diameter, OD = 1,9 in = 48,26 x 10-3 m = 0,1583 ft
Inside diameter, ID = 1,610 in = 40,89 x 10-3 m = 0,1342 ft
Inside cross-sectional area, At = 2,037 in2 = 13,13 x 10-4 m2 = 0,0205 ft2
= 2,097
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
111,55 0,29562
= 4 x 2,097 x
0,1342 2(32,174)
= 9,47 lbf.ft/lbm
0,29562
=134 x
2 x (32,174)
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc
2 𝛼 𝑔𝑐
0,29562
= 0,55 x
2 x 0,5 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
0,29562
=1x
2 x 0,5 x (32,174)
1 g P2 −P1
Ws = - (2.g (v22 − v12 ) + (z2 − z1 ) + + ΣF)
c .α gc ρ
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 2
= -(32,174 (32,081) + (1,2636) + 9,652)
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 1,875 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 24%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
180,48 x 0,33
=
550
= 0,108 hp = 81 watt
5m
2m
10 m
E-60
R-101
T-102
P-102
7m 10 m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Asam Asetat 0,98 2813,40
Air 0,02 57,42
Total 1 2870,82
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 300C = 303,15 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 2870,81932 kg/jam = 1,758 lbm/s
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,46 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,4 lbm/ft3
1. Perhitungan Densitas dan Viskositas Campuran
B
Log 10 μ1 = A + + CT + DT2
T
784,82
= (-3,8937) + ( ) + (0,0067 x 303,15) + (-7,5606x 10-6 x 303,152)
303,15
= 0,031469837
μ1 = 1,075152 cP
B
Log 10 μ2 = A + + CT + DT2
T
1792,5
= (-10,2158)+( )+(0,01773 x 303,15) + (-0,000012631 x 303,15)
303,15
= -0,08882402
μ2 = 0,815034 cP
μcampuran = exp (x1. ln μ1 + x2. ln μ2)
= exp (0,98x ln (1,075152 ) + 0,02x ln (0,815034))
= 1,069212334 cP = 0,000718478 lbm/ft.s
= 0,000760911 m3/s
Pompa dirancang dengan overdesign 10%, sehingga kapasitas pemompaan:
f = 0,0075
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
111,55 2,0912
= 4 x 0,0075 x
0,1342 2 x (32,174)
= 1.7 lbf.ft/lbm
2,0912
=5,25 x
2 x (32,174)
= 0,357 bf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc
2 𝛼 𝑔𝑐
2,0912
= 0,55 x
2 x 0,5 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
2,0912
=1x
2 x 0,5 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1,7 + 0,357 + 0,0374 + 0,06797
= 2,1577 lbf. ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 2
= -(32,174 (32,808) + (1,04802) + 2,1577)
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 13,24 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 40%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
92,19 x 1,93
=
550
= 0,324 hp = 241 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,24 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P =
η
5m
2m
E-109 10 m
E-111
R-101
1m
P-103
5m 10 m
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Gliserol 0,039153 320,2043
Asam Asetat 0,510725 2723,638
Air 0,0528809 84,4172
Monoacetin 0.024489 291,7072
Total 1 3419,966
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 2000C = 473,15 K
Tekanan, P : 4,06 atm
Laju alir massa, F : 3419,97 kg/jam = 7539,66 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,46 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,4 lbm/ft3
Densitas gliserol, ρ3 : 1263,6 kg/m3 = 78,852 lbm/ft3
Densitas monoacetin, ρ4 : 1210 kg/m3 = 75.54 lbm/ft3
0,000966439 m3 /s
=
13,13 x 10−4 m3
= 0,0736 m/s = 2,415 ft/s
Nilai bilangan Reynolds aliran fluida
ρDv
NRe =
μ
f = 0,0055
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
108,266 2,4152
= 4 x 0,0055 x
0,134 2 x (32,174)
= 1,609 lbf.ft/lbm
2,4152
=5 x
2 x (32,174)
= 0,453 lbf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
2,4152
= 0,55 x
2 x 1 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
2,4152
=1x
2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1,609 + 0,453 + 0,05 + 0,091
= 2,202 lbf. ft/lbm
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 15,32 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 46%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
61,85 x 2,304
=
550
= 0,259 hp = 193 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,259 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P =
η
0,259
=
0,8
5m
2m
E-108 10 m
E-100
R-102
1m
P-104
5m 10 m
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 2000C = 473,15 K
Tekanan, P : 4,06 atm
Laju alir massa, F : 3360,16 kg/jam = 7407,81 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,46 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,4 lbm/ft3
Densitas gliserol, ρ3 : 1263,6 kg/m3 = 78,852 lbm/ft3
Densitas diacetin, ρ4 : 1187,5 kg/m3 = 74,14 lbm/ft3
Berdasarkan Appendix A.5 Geankoplis (1993), dipilih commercial steel pipe dengan
nominal pipe size 1,5 in, sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
Outside diameter, OD = 1,9 in = 48,26 x 10-3 m = 0,1583 ft
Inside diameter, ID = 1,61 in = 40,89 x 10-3 m = 0,1342 ft
Inside cross-sectional area, At = 2,04 in2 = 13,13 x 10-4 m2 = 0,0205 ft2
Kecepatan linear aliran fluida dalam pompa:
Q
v =
At
0,0009474 m3 /s
=
13,13 x 10−4 m3
= 0,072 m/s = 2,37 ft/s
Nilai bilangan Reynolds aliran fluida
ρDv
NRe =
μ
f = 0,0055
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
108,27 2,372
= 4 x 0,0055 x
0,134 2 x (32,174)
= 1,5460 lbf.ft/lbm
2,372
=5x
2 x (32,174)
= 0,4354 lbf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
2,372
= 0,55 x
2 x 1 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
2,372
=1x
2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1,546 + 0,435 + 0,0479 + 0,0871
= 2,116 lbf. ft/lbm
5. Perhitungan Daya pompa
v1 = v2 = 2,37 ft/s
P1 = 4,06 atm
P2 = 4,06 atm
∆P = 0 atm
z2 – z1 = 10 m
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 15,02 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 46%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
75.92 x 2,26
=
550
= 0,312 hp = 233 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,312 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P =
η
0,312
=
0,8
2m
MD-101
E-64
R-103
8m
1m
P-105
5m 15 m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Asam Asetat 0,5540 1861,2479
Air 0,02 342,825
Gliserol 0,1020 2,4459
Triacetin 0,3433 1153,315
Total 1 3359,834
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 2000C = 473,15 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 3359,834 kg/jam = 7407,09 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,46 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,4 lbm/ft3
Densitas gliserol, ρ3 : 1263,6 kg/m3 = 78,852 lbm/ft3
Viskositas campuran fluida yang akan dipompakan dapat dihitung sebagai berikut:
μ
Komponen A B C D Log 10 μ
(cP)
H2O -10.2158 1792.500 0.01773 -0.000012631 -0.866 0.136
CH3COOH -3.8937 7.85E+02 0.0067 -7.56E-06 -0.757 0.175
C3H8O3 -18.215 4.23E+03 0.0287 -1.86E-05 0.132 1.355
C9H16O4 -16.276 2.78E+03 0.0321 -2.34E-05 -0.452 0.353
f = 0,0055
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
101,71 2,372
= 4 x 0,0055 x
0,134 2 x (32,174)
= 1,456 lbf.ft/lbm
= 0,371 bf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc
2 𝛼 𝑔𝑐
2,372
= 0,55 x
2 x 1 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
2,372
=1x
2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1,456 + 0,371 + 0,048 + 0,087
= 1,962 lbf. ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 7,2
= -(32,174 (26,25) + (1,082) + 1,962)
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 15,04 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 48%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
72,628 x 2,263
=
550
= 0,299 hp = 223 watt
0,299
=
0,8
MD 102
CD-101
5m
12 m 2m
P-106a
3m 10 m 2m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Asam Asetat 0,844 1861,04
Air 0,154 343,16
Total 1 2204,2
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 102,7490C = 375,749 K
Tekanan, P : 10,2 atm
Laju alir massa, F : 2204,2041 kg/jam = 4859,39 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,46 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,4 lbm/ft3
Berdasarkan Appendix A.5 Geankoplis (1993), dipilih commercial steel pipe dengan
nominal pipe size 1,5 in, sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
Outside diameter, OD = 1,9 in = 48,26 x 10-3 m = 0,1583 ft
Inside diameter, ID = 1,610 in = 40,89 x 10-3 m = 0,1342 ft
Inside cross-sectional area, At = 2,037 in2 = 13,13 x 10-4 m2 = 0,0205 ft2
f = 0,007
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
104,99 1,622
= 4 x 0,007 x
0,1342 2 x (32,174)
= 0,889 lbf.ft/lbm
𝑣2
hf = Kf
2𝑔𝑐
1,622
=4,25 x
2 x (32,174)
= 0,173 bf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc
2 𝛼 𝑔𝑐
1,622
= 0,55 x
2 x 1 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf. ft/lbm
𝑣2
hex = Kex
2 𝛼 𝑔𝑐
1,62
=1x
2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 0,889 + 0,173 + 0,022 + 0,04
= 1,125 lbf. ft/lbm
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 10,25 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 34%.
Daya pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
119,10 x 1,475
=
550
= 0,322 hp = 240 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,322 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P =
η
0,322
=
0,8
8m
1m
T-104
6m
RB-101
P-106b
3m 10 m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Triacetin 0,998 1153,185
Gliserol 0,002 2,446
Total 1 1155,63
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 176,4230C = 449,423 K
Tekanan, P : 10,2 atm
Laju alir massa, F : 1155,63 kg/jam = 2547,702 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas triasetin, ρ1 : 1160 kg/m3 = 72.387 lbm/ft3
Densitas gliserol, ρ2 : 1263,6 kg/m3 = 78,852 lbm/ft3
Berdasarkan Appendix A.5 Geankoplis (1993), dipilih commercial steel pipe dengan
nominal pipe size 1 in, sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
Outside diameter, OD = 1,315 in = 33,40 x 10-3 m = 0,1096 ft
Inside diameter, ID = 1,049 in = 26,64 x 10-3 m = 0,0874 ft
Inside cross-sectional area, At = 0,864 in2 = 5,574 x 10-4 m2 = 0,0104 ft2
f = 0,0072
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f
𝐷 2𝑔𝑐
95,14 1,792
= 4 x 0,0072 x
0,0874 2 x (32,174)
= 1,563 lbf.ft/lbm
1,792
=5 x
2 x (32,174)
= 0,249 bf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc
2 𝛼 𝑔𝑐
1,792
= 0,55 x
2 x 1 x (32,174)
1,79142
=1x
2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1,563 + 0,249 + 0,0274 + 0,0499
= 1,889 lbf. ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 9,2
= -(32,174 (19,68) + (1,16022) + 1,889)
η merupakan efisiensi pompa yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.17 (Peters,
2003) dengan kapasitas, Q = 4,82 gpm, diperoleh efisiensi pompa sebesar 32%. Daya
pompa, Brake horse power (BHP) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Wp x m
Brake hp = 550
92,2 x 0,7785
=
550
= 0,130 hp = 97,31 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,130 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P =
η
0,06
=
0,8
MD-102
8m
T-103
P-107
7m 10 m 2m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Propyl acetate 0,921 3135,450
Air 0,079 267,965
Total 1 3403,415
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 104,910C = 377,91 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 3403,42 kg/jam = 7503,17 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas profil asetat, ρ1 : 888 kg/ m3 = 55,44 lbm/ft3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3 = 62,43 lbm/ft3
μ =10 log 10 μ
sehingga diperoleh viskositas masing masing komponen pada suhu 2000C yaitu:
μ1 = 0,265 cP
μ2 = 0,227 cP
Berdasarkan Appendix A,5 Geankoplis (1999), dipilih nominal pipe size 2 in,
sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
Outside diameter, OD = 2,375 in = 60,30 x 10-3 m = 0,1979 ft
Inside diameter, ID = 2,067 in = 52,50 x 10-3 m = 0,1722 ft
Inside cross-sectional area, At = 3,36 in2 = 22x 10-4 m2 = 0,0233 ft2
Kecepatan linear aliran fluida dalam pompa:
Q
v = At
0,0012 m3 /s
= 22 x 10−4 m3
f = 0,0057
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f 𝐷 2𝑔𝑐
88,582 1,7572
= 4 x 0,0057 x 0,1722 2 x (32,174)
= 0,563 lbf,ft/lbm
𝑣2
hf = Kf 2𝑔𝑐
1,7572
=1,5 x 2 x (32,174)
= 0,2159 bf,ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf, ft/lbm
𝑣2
hc = Kc 2 𝛼 𝑔
𝑐
1,7572
= 0,55 x 2 x 0,5 x (32,174)
1,7572
= 1 x 2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 0,5626 + 0,2159 + 0,0264 + 0,0480
= 0,853 lbf, ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 0
= -(32,174 (26,25) + (896,82) + 0,853)
RB-102
11 m
4m
2m
4m
P-108
15 m
30 m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Asam Asetat 1 1861,248
Total 1 1861,248
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 102,33 0C = 375,33 K
Tekanan, P : 1 atm
Laju alir massa, F : 1861,25 kg/jam = 4103,31 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas asam asetat, ρ1 : 1049 kg/m3 = 65,49 lbm/ft3
Viskositas asam asetat, μ: : 0,444 cP = 0,00030 lbm/ft,s
e = 4,6 x 10-5 m
ID = 0,035 m
e 4,6 𝑥 10−5 𝑚
= = 0,001
D 0,035 𝑚
f = 0,0065
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f 𝐷 2𝑔𝑐
203,410 1,8442
= 4 x 0,0065 x 0,035 2 x (32,174)
= 2,429 lbf,ft/lbm
𝑣2
hf = Kf
2𝑔𝑐
1,8442
=5,42 x 2 x (32,174)
= 0,286 bf,ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf, ft/lbm
𝑣2
hc = Kc 2 𝛼 𝑔
𝑐
1,8442
= 0,55 x 2 x (32,174)
= (1-0)2
= 1 lbf, ft/lbm
𝑣2
hex = Kex 2 𝛼 𝑔𝑐
1,8442
= 1 x 2 x 1 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 2,429 + 0,286 + 0,029 + 0,053
= 2,797 lbf, ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 0
= -(32,174 (0) + (1049) + 2,797)
= 0,020 hp = 15 watt
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12,18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,020 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%, Daya motor
sebesar:
Bhp
P = η
0,020
= 0,8
= 0,025 hp = 19 watt
CD-102
DE-101
12 m
3m
3m
P-109
5m 2m
Neraca Massa
Laju Alir Massa
Komponen Komposisi
(kg/jam)
Propil Asetat 0,729 1646,068
Air 0,271 611,236
Total 1 2257,305
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 91,16 0C = 364,16 K
Laju alir massa, F : 2257,30 kg/jam = 4976,45 lbm/jam
Overdesign :10%
Densitas profil asetat, ρ1 : 888 kg/m3
Densitas air, ρ2 : 1000 kg/m3
μ1 = 0,308 cP
μ2 = 0,257 cP
μcampuran = exp (x1, ln μ1 + x2, ln μ2)
= exp (0,271 x ln (0,308) + 0,729 x ln (0,257))
= 0,270 cP = 0,00018 lbm/ft,s
= 1,29 in
Berdasarkan Appendix A,5 Geankoplis (1993), dipilih nominal pipe size 1,5 in,
sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
Schedule number = 40
f = 0,0062
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f 𝐷 2𝑔𝑐
82,020 1,8772
= 4 x 0,0062 x 0,041 2 x (32,174)
= 0,830 lbf,ft/lbm
𝑣2
hf = Kf 2𝑔𝑐
1,8772
=4,25 x 2 x (32,174)
= 0,233 bf,ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf, ft/lbm
𝑣2
hc = Kc 2 𝛼 𝑔
𝑐
1,8772
= 0,55 x 2 x (32,174)
1,8772
= 1 x 2 x (32,174)
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 2
= -(32,174 (39,370) + (57,33) + 1,147)
7m
3m
3m
DE-101
1m
10 m P-110 4m
Neraca Massa
Komponen Komposisi Laju Alir Massa (kg/jam)
Profil Asetat 1 1489.380
Total 1 1489.380
Data Perancangan:
Temperatur fluida, T : 30 0C = 303.000 K
Laju alir massa, F : 1489.3800 kg/jam = 3283.487 lbm/jam
Overdesign : 10%
Densitas profil asetat, ρ1 : 888 kg/m3 = 55.438 lb/ft3
= 1.081 in = 0.027 m
Berdasarkan Appendix A.5-1 Geankoplis (1999), dipilih nominal pipe size 1,25 in,
sehingga diperoleh spesifikasi pipa:
f = 0.0065
sehingga friction loss yang terjadi pada pipa lurus dapat dihitung menggunakan
persamaan:
∆𝐿 𝑣 2
Ff = 4f 𝐷 2𝑔𝑐
= 1.505 lbf.ft/lbm
𝑣2
hf = Kf 2𝑔𝑐
1.7432
= 6.75 x 2 x (32,174)
= 0.319 bf.ft/lbm
= 0,55 x (1-0)
= 0,55 lbf. ft/lbm
𝑣2
hc = Kc 2 𝛼 𝑔
𝑐
1.7432
= 0,55 x 2 x (32,174)
1.7432
= 1 x 2 x (32,174)
∑F = Ff +hf + hc + hex
= 1.505 + 0.319 + 0.026 + 0.047
= 1.897 lbf. ft/lbm
g P2 − P1
Ws = - (gc (z2 − z1 ) + ( ) + ∑F)
ρ
32,174 0
= -(32,174 (0) + (55.483) + 1.897)
ηm merupakan efisiensi motor yang nilainya diperoleh dari Gambar 12.18 (Peter,
2003) dengan BHP = 0,33 hp, diperoleh efisiensi motor sebesar 80%. Daya motor
sebesar:
Bhp
P = η
0,33
= 0,8