PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi air baku
2. Mengetahui syarat air baku sebagai air minum
3. Mengetahui pengolahan air baku sebagai air minum (IPAM)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
masyarakat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air
harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Kualitas air pada sumber air baku sangat mempengaruhi pemilihan unit-
unit yang akan digunakan dalam pengolahan, karena itu harus diambil sampel
yang representatif dan diperiksa menggunakan metode-metode tertentu.
Tabel 2.2. Metode Pemeriksaan Air
4
Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat
untuk dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan
dengan baku mutu air baku air minum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001.
Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam
air baku, yaitu:
a. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material,
seperti alga atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral
seperti besi dan mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor.
b. Suhu
Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air.
Sebagai contoh, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut
dalam air yang hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga akan
mengendap lebih cepat dalam air hangat.
c. Warna
Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan,
terutama air genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air tersebut
tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik maupun
industri. Warna yang terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat organik seperti
daun-daunan, ranting atau kayu dalam bentuk berbagai tahap dekomposisi. Warna
bisa dibedakan menjadi warna semu dan warna sejati. Warna semu disebabkan
oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air, sedangkan warna sejati disebabkan
oleh zat-zat organik yang larut dalam air.
d. Zat Padat
Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam
dan molekul organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat,
kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui
ukuran atau diameter partikel-partikel tersebut. Analisa zat padat dalam air sangat
penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk
perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum
5
maupun dalam bidang air buangan. Zat padat total adalah semua zat-zat yang
tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut
dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan
zat padat tersuspensi.
e. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang
berukuran 10 nm sampai 10 µm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut antara
lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya.
f. DHL
Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam
air. Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya.
g. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui
konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen (H+). pH dinyatakan dalam angka 0-14. pH 7
menunjukkan air yang netral, pH di bawah 7 menunjukkan bahwa air bersifat
asam dan pH di atas 7 menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran pH yang
normal untuk air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5. Jika pH air lebih kecil dari 7,
air cenderung menyebabkan korosi pada peralatan dan material lain yang kontak
dengan air. Jika pH air lebih besar dari 7, air memiliki kecenderungan untuk
membentuk kerak pada pipa.
h. DO
Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk
menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran secara alamiah (self purification) banyak tergantung
kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut dalam air berasal
dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Terlarutnya oksigen
di dalam air tergantung kepada temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar
mineral di dalam air.
i. Nitrat
Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat
oksidasi +5. Nitrat adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah
6
satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi
nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang
yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat terpenuhi),
sehingga air kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian biota air. Nitrat
dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk cat, dan
sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya rendah, namun dapat menjadi
tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung
nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l. Di dalam usus manusia, nitrat
dapat direduksi menjadi nitrit yang menyebabkan metamoglobinemi, terutama
pada bayi (baby blue disease).
j. Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat
oksidasi +3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan
sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada
instalasi pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit
yang ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang
dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM. Nitrit dapat
membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2
juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan tertentu yang dapat menyebabkan
kanker.
k. Besi
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir
semua tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat:
Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)
Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar,
seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.
Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah
liat)
7
Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l,
tetapi dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi
ini selain dapat membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas dapur.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi berada
sebagai Fe2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan
memungkinkan terjadinya aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut
pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH)3 yang merupakan zat padat
dan bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi ada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut
dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal.
l. Kesadahan
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+,
juga oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang
kesadahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat
kapur, dimana terkandung Ca2+ dan Mg2+ dalam dosis yang tinggi.
m. Sulfat
Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya
magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang tinggi
dalam air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek “pencuci perut“.
n. Natrium
Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada
dalam garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan
natrium dalam air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang menjalani
diet karena penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi masalah.
8
Air minum yang sesuai bagi kesehatan manusia adalah air minum yang
sesuai dengan baku mutu air minum yang telah ditetapkan. Di Indonesia, baku
mutu air minum mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum. Beberapa parameter yang harus disisihkan, yaitu:
Kekeruhan
Kekeruhan dapat disisihkan dengan penambahan koagulan pada proses
koagulasi, dilanjutkan dengan flokulasi dan sedimentasi lalu filtrasi.
Besi dan Mangan
Besi dan mangan dapat disisihkan dengan proses aerasi, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
Warna
Warna dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi
dan filtrasi.
Nitrit
Nitrit dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan
filtrasi.
Zat Organik
Zat organik dapat disisihkan dengan proses koagulasi dan sedimentasi
yang diikuti oleh proses filtrasi saringan pasir cepat dan proses desinfeksi.
CO2 Agresif
Pada umumnya dalam air permukaan selalu terdapat karbondioksida
terlarut. CO2 dalam air terdiri dari CO2 bebas dan CO2 terikat dalam
bentuk bikarbonat (HCO3-). CO2 bebas terbagi menjadi CO2 yang berada
dalam kesetimbangan dan CO2 agresif. Selama CO2 berada dalam
kesetimbangan, kehadirannya tidak terlalu menimbulkan masalah. Tetapi
jika CO2 dalam air melewati titik kesetimbangan, maka CO2 berlebih
tersebut akan menjadi agresif. CO2 agresif dapat menimbulkan korosi
terhadap peralatan logam, peralatan plumbing dan merusak bangunan
beton dan lapisan semen pada pipa. CO2 agresif juga merupakan indikator
adanya kegiatan biologis dalam air. CO2 dapat diturunkan dengan aerasi
9
atau pembubuhan kapur. Keagresifan air terhadap karbonat dapat dilihat
melalui indeks langelier (LI), yaitu : LI < 0, air bersifat agresif; LI = 0, air
berada dalam keadaan setimbang; LI > 0, terjadi presipitasi.
2. Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup
sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan
akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit
maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20 – 40% dari kapasitas sumber.
10
Keterangan setiap nomor (bagian) pada dari Gambar 2.3. adalah:
1. Intake Pipe
Air baku dari danau air permukaan atau reservoir ditarik ke dalam plant
melalui struktur pipa. Puing-puing yang besar dicegah masuk ke dalam
plant.
2. dan 3. Screens
Puing-puing yang lebih kecil seperti ikan, vegetasi dan sampah
dikeluarkan dari air baku dengan bar pelindung dan melalui travelling
water screen sebelum air masuk pompa bertekanan rendah
4. Low Lift Pump Well
Pompa ini memompa air agar mengalir melalui proses pengolahan oleh
gravitasi.
5. Pre-oxidation & Primary Disinfection
Proses ini merupakan proses pre-oksidasi, dimana disinfektan atau
oksidasi lain yang ditambahkan ke disinfeksi atau mengontrol bau dan
rasa. Proses khusus yang digunakan ditentukan oleh karakteristik kimia
dan biologi dari air baku.
6. Coagulation
Proses koagulasi ini adalah pencampuran pembentukan gumpalan dari air
proses dengan bahan kimia koagulasi. Proses ini dilakukan karena dalam
air proses mengandung spended solid dan koloid, dimana dalam suspended
solid tersebut mungkin mengandung mineral seperti pasir, lumpur,
lempung dan lainnya atau bahan organik lain.
7. Flocculation
Flokulasi adalah proses pencampuran antara air proses dan koagulasi yang
mungkin sudah terbentuk gumpalan dengan bahan kimia flocculant , yang
berfungsi untuk pemberat flok.
8. Sedimentation
Air yang sudah di flokulasi di simpan pada tangki bervolume besar dimana
di mana kecepatan arus melambat dan flok padat mengendap. Endapan
11
yang sudah mengendap akan di hilangkan dan diolah sebagai limbah
produksi.
9. Media Gravity Filtration
Aliran air mengalir melalui media filter oleh gravitasi. Media filter terbuat
dari lapisan antrasit atau granula karbon aktif dan pasir, bagan kerikir
(gravel) atau media sintesi lainnya yang mendukung.
10.Clear Well
Air yang telah difilter dalam clear well digunakan untuk backwash
filter dan disimpan dalam penyimpanan untuk memastikan disinfektan
berada dalam kontak dengan air cukup lama untuk menonaktifkan
organisme penyebab penyakit.
11.Secondary Disinfection
Tambahan klorin ditambahkan untuk menjaga konsentrasi desinfeksi saat
air dipompa melalui sistem distribusi. Tujuannya adalah untuk memastikan
tingkat minimum kandungan disinfektan yang tersisa pada titik terjauh dari
sistem.
12.Fluoridation
Sebuah proses dimana senyawa silicofluoride ditambahkan ke air minum
yang telah diolah untuk meningkatkan konsentrasi fluoride dalam kisaran
tertentu, misalnya antara 0,5-0,8 mg / L (ppm).
13.High Lift Pump Well
air minum yang telah diolah dipompa melalui pompa tekanan besar untuk
stasiun pompa lainnya, tangki atau titik pasokan dalam sistem distribusi
lokal.
14a dan 14b. Elevated Water Storage Towers and Ground Level Reservoirs
Air didistribusikan ke menara air dan tangki penyimpanan memastikan
tekanan air yang stabil.
Terakhir, distribution system. Yaitu air yang sudah layak untuk diminum di
distribusikan ke konsumen.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air
minum yang memenuhi baku mutu air baku.
2. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air
bawah tanah, sumber air permukaan, dan air laut.
3. Persyaratan air baku sebagai air minum dapat ditinjau dari segi kualitas
dan segi kuantitas.
4. Diagram alir pengolahan air baku menjadi air minum (IPAM) adalah
sebagai berikut:
13