Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air mempunyai peranan yang amat penting bagi kehidupan mahluk hidup.
Air yang diperlukan oleh mahluk hidup terutama manusia adalah air yang
memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan
radioaktif. Air yang tidak tercemar, didefinisikan sebagai air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi ambang batas
yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat dipergunakan secara normal. Air yang
memenuhi syarat, diharapkan dampak negatif penularan penyakit melalui air bisa
diturunkan.
Pemenuhan kebutuhan air minum sangat bergantung pada faktor cakupan
layanan air minum dan kondisi sanitasi pada masyarakat, baik pedesaan atau
perkotaan. Standar kebutuhan air di Indonesia untuk masyarakat pedesaan adalah
sekitar 60 liter/orang/hari, sedangkan untuk masyarakat perkotaan sekitar 150
liter/orang/hari. Sanitasi juga sangat berperan dalam proses pengelolaan,
pendistribusian dan konsumsi air minum pada masyarakat.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah dengan
membangun sebuah instalasi pengolahan air minum (IPAM). Fungsi utama dari
pengolahan air adalah untuk menyediakan air yang aman dan cocok untuk
diminum dengan menjamin kontinuitasnya. Air yang aman adalah air yang bebas
dari kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung racun yang
berbahaya bagi pengguna air, sedangkan air yang cocok untuk dikonsumsi adalah
air yang tidak mengandung parameter-parameter yang tidak diinginkan seperti
warna, kekeruhan, rasa dan bau.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan air baku?
2. Bagaimanakah syarat air baku sebagai air minum?
3. Bagaimanakah pengolahan air baku sebagai air minum (IPAM)?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi air baku
2. Mengetahui syarat air baku sebagai air minum
3. Mengetahui pengolahan air baku sebagai air minum (IPAM)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Air Baku


Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air
minum yang memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air
minum dapat berasal dari:
 Sumber air bawah tanah, yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah
permukaan tanah dangkal atau dalam
 Sumber air permukaan, yaitu sungai, danau, rawa dan mata air
 Air laut
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu
dilakukan peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku harus
mempertimbangkan semua potensi lokal air permukaan dan tanah yang berada di
sekitar wilayah perencanaan.
Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa
hal yaitu:
 Kuantitas dan kualitas sumber air
 Iklim
 Kemudahan dalam konstruksi intake
 Keamanan pengoperasian
 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
 Potensi pencemaran terhadap sumber air
 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang

2.2. Persyaratan Air Baku sebagai Air Minum


Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh suatu air baku sistem
pengolahan air minum, yaitu:
1. Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia
dan biologi yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh

3
masyarakat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air
harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Kualitas air pada sumber air baku sangat mempengaruhi pemilihan unit-
unit yang akan digunakan dalam pengolahan, karena itu harus diambil sampel
yang representatif dan diperiksa menggunakan metode-metode tertentu.
Tabel 2.2. Metode Pemeriksaan Air

Sumber: Standard Method, 1995.

4
Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat
untuk dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan
dengan baku mutu air baku air minum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001.
Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam
air baku, yaitu:
a. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material,
seperti alga atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral
seperti besi dan mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor.
b. Suhu
Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air.
Sebagai contoh, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut
dalam air yang hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga akan
mengendap lebih cepat dalam air hangat.
c. Warna
Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan,
terutama air genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air tersebut
tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik maupun
industri. Warna yang terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat organik seperti
daun-daunan, ranting atau kayu dalam bentuk berbagai tahap dekomposisi. Warna
bisa dibedakan menjadi warna semu dan warna sejati. Warna semu disebabkan
oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air, sedangkan warna sejati disebabkan
oleh zat-zat organik yang larut dalam air.
d. Zat Padat
Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam
dan molekul organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat,
kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui
ukuran atau diameter partikel-partikel tersebut. Analisa zat padat dalam air sangat
penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk
perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum

5
maupun dalam bidang air buangan. Zat padat total adalah semua zat-zat yang
tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut
dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan
zat padat tersuspensi.
e. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang
berukuran 10 nm sampai 10 µm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut antara
lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya.
f. DHL
Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam
air. Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya.
g. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui
konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen (H+). pH dinyatakan dalam angka 0-14. pH 7
menunjukkan air yang netral, pH di bawah 7 menunjukkan bahwa air bersifat
asam dan pH di atas 7 menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran pH yang
normal untuk air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5. Jika pH air lebih kecil dari 7,
air cenderung menyebabkan korosi pada peralatan dan material lain yang kontak
dengan air. Jika pH air lebih besar dari 7, air memiliki kecenderungan untuk
membentuk kerak pada pipa.
h. DO
Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk
menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran secara alamiah (self purification) banyak tergantung
kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut dalam air berasal
dari udara dan dari proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Terlarutnya oksigen
di dalam air tergantung kepada temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar
mineral di dalam air.
i. Nitrat
Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat
oksidasi +5. Nitrat adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah

6
satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi
nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang
yang tak terbatas (bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat terpenuhi),
sehingga air kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian biota air. Nitrat
dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk cat, dan
sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah biasanya rendah, namun dapat menjadi
tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung
nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l. Di dalam usus manusia, nitrat
dapat direduksi menjadi nitrit yang menyebabkan metamoglobinemi, terutama
pada bayi (baby blue disease).
j. Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat
oksidasi +3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan
sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada
instalasi pengolahan air buangan, dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit
yang ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang
dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM. Nitrit dapat
membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
hingga darah tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2
juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan tertentu yang dapat menyebabkan
kanker.
k. Besi
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir
semua tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat:
 Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)
 Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar,
seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.
 Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah
liat)

7
Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l,
tetapi dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi
ini selain dapat membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas dapur.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi berada
sebagai Fe2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan
memungkinkan terjadinya aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit larut
pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH)3 yang merupakan zat padat
dan bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi ada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut
dan Fe3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal.
l. Kesadahan
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+,
juga oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang
kesadahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat
kapur, dimana terkandung Ca2+ dan Mg2+ dalam dosis yang tinggi.
m. Sulfat
Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya
magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang tinggi
dalam air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek “pencuci perut“.
n. Natrium
Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada
dalam garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan
natrium dalam air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang menjalani
diet karena penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi masalah.

8
Air minum yang sesuai bagi kesehatan manusia adalah air minum yang
sesuai dengan baku mutu air minum yang telah ditetapkan. Di Indonesia, baku
mutu air minum mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum. Beberapa parameter yang harus disisihkan, yaitu:
 Kekeruhan
Kekeruhan dapat disisihkan dengan penambahan koagulan pada proses
koagulasi, dilanjutkan dengan flokulasi dan sedimentasi lalu filtrasi.
 Besi dan Mangan
Besi dan mangan dapat disisihkan dengan proses aerasi, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
 Warna
Warna dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi
dan filtrasi.
 Nitrit
Nitrit dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan
filtrasi.
 Zat Organik
Zat organik dapat disisihkan dengan proses koagulasi dan sedimentasi
yang diikuti oleh proses filtrasi saringan pasir cepat dan proses desinfeksi.
 CO2 Agresif
Pada umumnya dalam air permukaan selalu terdapat karbondioksida
terlarut. CO2 dalam air terdiri dari CO2 bebas dan CO2 terikat dalam
bentuk bikarbonat (HCO3-). CO2 bebas terbagi menjadi CO2 yang berada
dalam kesetimbangan dan CO2 agresif. Selama CO2 berada dalam
kesetimbangan, kehadirannya tidak terlalu menimbulkan masalah. Tetapi
jika CO2 dalam air melewati titik kesetimbangan, maka CO2 berlebih
tersebut akan menjadi agresif. CO2 agresif dapat menimbulkan korosi
terhadap peralatan logam, peralatan plumbing dan merusak bangunan
beton dan lapisan semen pada pipa. CO2 agresif juga merupakan indikator
adanya kegiatan biologis dalam air. CO2 dapat diturunkan dengan aerasi

9
atau pembubuhan kapur. Keagresifan air terhadap karbonat dapat dilihat
melalui indeks langelier (LI), yaitu : LI < 0, air bersifat agresif; LI = 0, air
berada dalam keadaan setimbang; LI > 0, terjadi presipitasi.
2. Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup
sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan
akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit
maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20 – 40% dari kapasitas sumber.

2.3. Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM)


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa
adanya air, maka segala kegiatan aktivitas manusia akan terganggu. Sudah banyak
perusahaan air minum yang menggunakan teknologi terkini untuk mengolah air
baku yang berasal dari air tanah atau yang lainnya menjadi air yang layak untuk
diminum. Dibawah ini adalah salah satu bagan proses pengolahan air.

Gambar 2.3. Bagan Proses Pengolahan Air Minum

10
Keterangan setiap nomor (bagian) pada dari Gambar 2.3. adalah:
1. Intake Pipe
Air baku dari danau air permukaan atau reservoir ditarik ke dalam plant
melalui struktur pipa. Puing-puing yang besar dicegah masuk ke dalam
plant.
2. dan 3. Screens
Puing-puing yang lebih kecil seperti ikan, vegetasi dan sampah
dikeluarkan dari air baku dengan bar pelindung dan melalui travelling
water screen sebelum air masuk pompa bertekanan rendah
4. Low Lift Pump Well
Pompa ini memompa air agar mengalir melalui proses pengolahan oleh
gravitasi.
5. Pre-oxidation & Primary Disinfection
Proses ini merupakan proses pre-oksidasi, dimana disinfektan atau
oksidasi lain yang ditambahkan ke disinfeksi atau mengontrol bau dan
rasa. Proses khusus yang digunakan ditentukan oleh karakteristik kimia
dan biologi dari air baku.
6. Coagulation
Proses koagulasi ini adalah pencampuran pembentukan gumpalan dari air
proses dengan bahan kimia koagulasi. Proses ini dilakukan karena dalam
air proses mengandung spended solid dan koloid, dimana dalam suspended
solid tersebut mungkin mengandung mineral seperti pasir, lumpur,
lempung dan lainnya atau bahan organik lain.
7. Flocculation
Flokulasi adalah proses pencampuran antara air proses dan koagulasi yang
mungkin sudah terbentuk gumpalan dengan bahan kimia flocculant , yang
berfungsi untuk pemberat flok.
8. Sedimentation
Air yang sudah di flokulasi di simpan pada tangki bervolume besar dimana
di mana kecepatan arus melambat dan flok padat mengendap. Endapan

11
yang sudah mengendap akan di hilangkan dan diolah sebagai limbah
produksi.
9. Media Gravity Filtration
Aliran air mengalir melalui media filter oleh gravitasi. Media filter terbuat
dari lapisan antrasit atau granula karbon aktif dan pasir, bagan kerikir
(gravel) atau media sintesi lainnya yang mendukung.
10.Clear Well
Air yang telah difilter dalam clear well digunakan untuk backwash
filter dan disimpan dalam penyimpanan untuk memastikan disinfektan
berada dalam kontak dengan air cukup lama untuk menonaktifkan
organisme penyebab penyakit.
11.Secondary Disinfection
Tambahan klorin ditambahkan untuk menjaga konsentrasi desinfeksi saat
air dipompa melalui sistem distribusi. Tujuannya adalah untuk memastikan
tingkat minimum kandungan disinfektan yang tersisa pada titik terjauh dari
sistem.
12.Fluoridation
Sebuah proses dimana senyawa silicofluoride ditambahkan ke air minum
yang telah diolah untuk meningkatkan konsentrasi fluoride dalam kisaran
tertentu, misalnya antara 0,5-0,8 mg / L (ppm).
13.High Lift Pump Well
air minum yang telah diolah dipompa melalui pompa tekanan besar untuk
stasiun pompa lainnya, tangki atau titik pasokan dalam sistem distribusi
lokal.
14a dan 14b. Elevated Water Storage Towers and Ground Level Reservoirs
Air didistribusikan ke menara air dan tangki penyimpanan memastikan
tekanan air yang stabil.
Terakhir, distribution system. Yaitu air yang sudah layak untuk diminum di
distribusikan ke konsumen.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air
minum yang memenuhi baku mutu air baku.
2. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air
bawah tanah, sumber air permukaan, dan air laut.
3. Persyaratan air baku sebagai air minum dapat ditinjau dari segi kualitas
dan segi kuantitas.
4. Diagram alir pengolahan air baku menjadi air minum (IPAM) adalah
sebagai berikut:

13

Anda mungkin juga menyukai