A. Masalah Utama
Harga diri rendah
b. Faktor presipitasi
1) Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi
dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor
yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian
badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur
tindakan dan pengobatan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran.
Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif
berhubungan dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat
menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan
harus dilakukan inidividu dengan menyelesaikan tugas
perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan
stressor bagi konsep diri.
Transisi situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi
situasi merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang
yang berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi
orang tua.
Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke
tahap sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep
diri yaitu gambaran diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri
dapat dicetuskan oleh faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis,
namun yang lebih penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
perilaku.
3. Tanda dan Gejala
Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
Data Subjektif:
Mengkritik diri sendiri atau orang lain
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Perasaan lemah dan takut
Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
Hidup yang berpolarisasi
Ketidakmampuan menentukan tujuan
Mengungkapkan kegagalan pribadi
Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
Produktivitas menurun
Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
Penyalahgunaan zat
Menarik diri dari hubungan social
Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
Tampak mudah tersinggung /mudah marah
4. Rentang Respon
5. Penatalaksanaan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa
ini sudah dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi
bahkan metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang
dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat
sebagai berikut :
Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup
singkat.
Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil.
Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik
untuk gejala positif maupun gejala negative skizofrenia.
Tidak menyebabkan kantuk
Memperbaiki pola tidur
Tidak menyebabkan lemas otot.
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial: menarik diri
↑
Gangguan konsep diri: Harga diri
↑
Koping individu tidak efektif
b. Data Objektif
1) Ekspresi wajah kosong
2) Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
3) Suara pelan dan tidak jelas
F. Diagnosis Keperawatan Jiwa
1. Harga Diri Rendah
2. Koping Tidak efektif
2. Untuk Keluarga
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
2. Untuk Keluarga
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien di rawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
SP 2 p SP 2 k
1. Mengevaluasi jawal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan merawat pasien
kedua yang dipilih klien dengan masalah HDR
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga
memasukan dalam melakukan cara
kegiatan harian merawat pasien
dengan masalah HDR
langsung pada pasien
SP 3 k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planing)
2. Menjelaskan follow
up pasien setelah
pulang
Koping SP 1 p SP 1 k
individu tidak
1. Identifikasi koping 1. Mendiskusikan
efektif
yang selama ini masalah yang
digunakan. dirasakan keluarga
2. Membantu menilai dalam merawat pasien
koping yang biasa 2. Menjelaskan
digunakan. pengertian, tanda dan
3. Mengidentifikasi cita- gejala koping individu
cita atau tujuan yang inefektif yang dialami
realistis pasien beserta proses
4. Melatih koping terjadinya.
berbincang/asertif 3. Menjelaskan cara-cara
5. Membimbing merawat pasien
memasukkan jadwal koping individu
kegiatan inefektif
SP 2 p SP 2 k
1. Validasi masalah dan 1. Melatih keluarga
latihan sebelumnya. mempraktekkan cara
2. Melatih koping: merawat pasien
beraktivitas. koping individu
3. Membimbing inefektif
memasukkan dalam 2. Melatih keluarga
jadwal kegiatan melakukan cara
4. Validasi masalah dan merawat langsung
latihan sebelumnya pasien koping
5. Melatih koping: individu Inefektif
beraktivitas.
6. Membimbing
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
Daftar Pustaka
Keliat, Budi Anna dll. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Stuart dan Sundeen. (1999). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
http://elmoresagala.wordpress.com/2013/12/04/lp-jiwa-gangguan-konsep-diri-harga-
diri-rendah/
http://www.slideshare.net/setiwanlilikbudi/laporan-pendahuluan-isolasi-sosialmd#
http://www.slideshare.net/setiwanlilikbudi/laporan-pendahuluan-perilaku-kekerasan#
( ) ( )