DI SUSUN OLEH :
1. Achmad Aditya Rifani A
2. Arfiana Pristiningrum
3. Ayu setiyawati
4. Dwi Fatmawati
5. Friska Apriliyanti
6. Galih Saputro
7. Lolita
8. Retno
9. Tiya Marttanti
10. Tutut
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh Tani
Pendidikan : SD
Alamat : Banjarharjo , Karanganyar
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
× : Meninggal
C. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
1. Pola persepsi dan pemeliharaaan kesehatan
Klien mengatakan jika dirinya sakit dan keluargaya ada yang sakit hanya
beli obat di warung saja dan jika belum sembuh dirinya periksa ke dokter.
2. Pola aktivitas dan latihan
Sebelumsakit Selamasakit
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Kemampuan melakukan ROM
Kemampuan mobilitas di tempat
Tidur
Kemampuan makan dan minum
Kemampuan toileting
Kemampuan mandi
Kemampuan berpindah
Kemampuan berpakaian
Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
Skore 1 : Dibantu sebagian
Skore 2 : Perlu di bantu orang lain
Skore 3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
Skore 4 : Tergantung atau tidak mampu
5. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama Sakit
Frekuesi 1-2x sehari setiap pagi 1 hari sekali
Konsistensi Berbentuk lunak Lunak
Warna Kuning kecoklatan Kuning pucat
Keluhan Tidakada Tidak ada
b. BAK
Sebelum sakit Selama Sakit
Frekuesi 3-4 x sehari 8x sehari
Jumlah Urin ±200cc sekali BAK ±150cc sekaliBAK
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Keluhan Tidakada Tidak ada
ANALISA KESEIMBANGAN
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak baik, GCS= 15, E4M6V5, kesadaran
composmentis
2. TTV : TD : 180/120 MmHg
RR : 20 x/menit
HR : 78x/menit
S : 36,5oC
3. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala :
Bentuk kepala : Mesochephal, simetris, tidak ada benjolan atau lesi,
Rambut : rambut kering dan kusam
Mata : tidak terdapat edema, konjungtiva anemis, Sklera tidak
ikterik
Hidung : tidak terdapat sekret atau cairan yang keluar
Mulut : bibir pecah-pecah, terdapat Candidasis putih yang
melapisi rongga mulut dan lidah.
Gigi : tampak sedikit kuning
Telinga : simetris, bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar
dari lubang telinga.
c. Dada
Paru-paru :
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
Palpasi : fokal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : suara sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal, bunyi pekak
Auskultasi : BJ I –II REguler, tidak terdapat bising atau murmur
d. Abdomen :`
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak terdapat pelebaran pembuluh darah
Auskultasi : Bising usus 8 kali per menit
Perkusi : timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari / Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Tanggal
Normal Hasil
E. TERAPI MEDIS
Hari/ Jenis terapi Dosis Golongan Dan Fungsi dan farmakologi
kandungan
tanggal
Jumat, Cairan RL 20 Tpm Isotonis Mengganti cairan
3-11-
Catropil 50 mg Penghambat Untuk mengobati
2017
enzim hipertensi dan gagal
pengubah jantung
aniotensi
berkaitan dengan
Tranexsamat perdarahan
pengubah jantung
aniotensi
berkaitan dengan
dalam lambung
Amlodipin
10 mg Antagonis
Untuk mengatasi
kalsium
hipertensi
Minggu, Cairan RL 20 Tpm Isotonis Mengganti cairan
05 11
Catropil 50 mg Penghambat Untuk mengobati
2017
enzim hipertensi dan gagal
pengubah jantung
aniotensi
berkaitan dengan
dalam lambung
2 DS : Intoleransi Kelelahan
Pasien Mengatakan Aktivitas
tidak kuat untuk
berjalan ataupun
beraktivitas lainnya.
Pasien mengatakan
dirinya lemas
DO :
Pasien tampah
terbaring tidur
Pasien tampak pucat
dan lemas
Pasien tidak dapat
duduk atau aktivitas
lainnya
DS :
3 Pasien mengatakan Gangguan Agen
dirinya susah tidur Pola Tidur penyakit
Pasien mengatakan
sering terbangun
dimalam hari
DO :
Pasien tampak pucat
Pasie terlihat lesu
Pasien terlihat
kurang tidur
NIC
2 Gangguan pola Setelah dilakukan Sleep Enhancement
tidur B.d Agen tindakan asuha (1850)
penyakit kperawatan selama 1. Identifikasi
2x24 jam penyebab
diharapakan pola gangguan tidur
tidur normal klien
dengan kriteria 2. Kaji pola tidur
hasil : klien dalam
1. Pola jam waktu 1 hari
tidur dalam 3. Nilai kualitas
nilai normal tidur klien
6 – 8 jam dalam 1 hari
2. Kualitas 4. Kolaborasi
tidur dapat dengan medis
terpenuhi untuk
3. Klien dapat pemberian obat
terasa segar tidur
setelah
bangun
tidur
4. Pasien tidak
merasa
kelelahan
Tanggal Diagnosa
Implementasi Respon Paraf
/waktu Keperawatan
Tanggal Diagnosa
Implementasi Respon Paraf
/waktu Keperawatan
Dx 1 `
27 mei 2016 S. :
klien mengatakan masih sulit menelan
14 : 00 dan bisa makan
klien mengatakan nafsu makan mulai
meningkat
O. :
Bibir pecah-pecah
Terdapat candidiasis diseluruh covum
oral dan berwarna merah keputihan
klien menghabiskan ½ porsi makan
habis,
BB meningkat dari 35 kg menjadi 39
kg dengan TB 150 cm
IMT : 17,33 (kurus tingkat ringan)
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor terhadap nutrisi
2. Melakukan Oral hygine
3. Kolaborasi : Berikan nutrisi sesuai
kebutuhan klien.
Dx 2 S :
Pasien Mengatakan tidak kuat untuk
berjalan ataupun beraktivitas lainnya.
Pasien mengatakan dirinya lemas
O :
Pasien tampah terbaring tidur
Pasien tampak pucat dan lemas
Pasien tidak dapat duduk atau aktivitas
lainnya
Dx 3 S :
Pasien mengatakan dirinya susah tidur
Pasien mengatakan sering terbangun
dimalam hari
O :
Pasien tampak pucat
Pasie terlihat lesu
Pasien terlihat kurang tidur
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor status fisik klien setelah
melakukan aktivitas
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk perencanaan aktivitas klien
3. Batasi aktivitas fisik klien
4. Monitor efek dari pengobatan dan
latihan .
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan teori Hipertensi atau tekanan arah tinggi adalah kondisi kronis dimana
tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini di
kenalsebagai “ pembuluh diam-diam’ karena jarang memiliki gejala yang jelas. Adapun
1. Jenis kelamin : hipertensi lebih banyak terjadi pada pria usia dewasa muda..
2. Umur
3. Keturunan (genetic)
5. Kurang olahraga
6. Kebiasaan merokok
8. Kolesterol
Pada kasus yang kami dapatkan, klien mempunyai kebiasaan memakan gorengan terlalu
banyak dan memakan makanan yang mengandung kolestrol tinggi. Jadi dapat dilihat dari sini
bahwa kemungkinan besar hipertensi yang klien derita sala satu penyebabnya adalah
menumpuk di dalam pelapis pemmbuluh darah ( pada bagian paling dalam darah meningkat
melebihi batas normal, maka kolesterol yang berlebih tersebut akan menempel dan
menyebabkan diameter pembuluh darah semakin menyempit. Aliran darah yang melewati
bagian yang menyempit tersebut akan menjadi lebih deras. Bila itu yang terjadi tentunya
merumakan kabar buruk bagi sirkulasi pada tubuh anda, dan jika kondisi ini dibiarkan dan
tidak segera diobati tentunya akan berakibat fatal bagi kesehatan tubuh dan timblnya
hipertensi.
Bukan hanya etiologi yang dapat kita bandingkan antara teori maupun praktik, namun pada
Dari manifestasi yang berdasarkan teori diatas sama dengan apa yang didapat di lapangan.
Namun bedanya tidak semua manifestasi muncul pada klien. Saat dikaji klien
mengungkapkan alas an masuk RS hanya dikarenakan pusing dan nyeri kepala berarti dapat
dikatakan hanya manifestasi ke tiga yang ada dilapangan. Namun tidak menutupi
kemungkinan saat praktik di waktu lain ataupun klien yang berbeda kita akan mendapatkan 3
manifestasi yang sama dengan teori.
Pathway Kasus
BAB V
PENUTUP
Setelah menguraikan tentang proses keperawatan pada pasien hipertensi yang dirawat
di Rumah Sakit Umum daerah karanganyar, dapat menguraikan kesimpulan dan saran dalam
1. Kesimpulan
- Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan
- Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada orang
- Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada pada
tinjauan kasus
2. Saran
- Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim kesehatan
terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien merasa
diperhatikan
- Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan perawat,
pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang diberikan
tindakan tersebut
- Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga pasien,