Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan nasional. Karena pada
dasarnya proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan nasional itu sendiri.
Pembangunan nasional yang dilakukan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan Sumber Daya
Manusia agar berkualitas. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu upaya yang harus
dilakukan untuk mengembangkan SDM. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal yang
akan mengantarkan generasi bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global yang tentunya harus
di dukung oleh semua pihak baik pemerintah, lembaga sekolah dan masyarakat.
Didalam proses pendidikan tentunya suatu lembaga sekolah melakukan rancangan-rancangan baik
sistem maupun tatanan dalam suatu lembaga. Proses pendidikan akan berhasil dipengaruhi oleh guru, murid,
dan lembaga terkait. Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru adalah merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan penilaian. Wujud nyata dari kompetensi
tersebut adalah kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian
mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran adalah salah
satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pengembangan, program, perangkat dan pembelajaran?
2. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan program pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis perangkat pembelajaran serta bagaimana cara mengembangkannya?
4. Bagaimana pentingnya perangkat pembelajaran bagi seorang guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi pengembangan, program, perangkat dan pembelajaran
2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan program pembelajaran
3. Untuk mengetahui jenis-jenis perangkat pembelajaran serta bagaimana cara mengembangkannya
4. Untuk mengetahui pentingnya perangkat pembelajaran bagi seorang guru

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan, Program, Perangkat dan Pembelajaran


Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat atau cara merevisi sesuatu
yang telah ada menjadi baik. Selama kegiatan itu dilaksanakan dengan maksud mengadakan penyempurnaan
yang akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup bagus untuk digunakan seterusnya maka berakhirlah
kegiatan pengembangan.
Farida (2000) mengartikan program sebagai segala sesuatu yang dilakukan seseorang dengan
harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Dengan demikian program dapat diartikan sebagai
serangkain kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang. Dalam
pengertian tersebut ada empat unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu:
1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama. Bukan asal rancangan tetapi rancangan
kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat.
2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, dengan
kata lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan kegiatan sesudahnya.
3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi
non formal bukan kegiatan individual.
Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam
proses pencapaian kegiatan yang diinginkan. Dan pembelajaran adalah proses kerjasama antara Guru dan
Siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam
diri sisiwa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar
maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya
untuk mencapai tujuan belajar tententu (Wina: 2010)
Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, yang berarti sebuah proses perubahan dalam
kepribadian manusia. Perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya
pikir dan kemampuan yang lain. Dengan demikian, pembelajaran merupakan proses dalam melakukan
perubahan yang dilakukan oleh peubah dan yang akan diubah (Ratnawulan, 2015)
Jadi perangkat pembelajaran adalah serangkaian media atau sarana yang digunakan dan dipersiapkan
oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan Pengembangan perangkat pembelajaran
adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran
berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan.
Pengembangan program dan perangkat pembelajaran adalah rumusan-rumusan tentang apa yang
akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegitan
belajar mengajar yang sesungguhnya dilaksanakan. Mohamad Ali menjelaskan bahwa pengembangan
program ini merupakan suatu sistem yang semua komponen pembelajaran harus saling terkait secara
fungsional untuk pencapaian tujuan. Komponen-komponen pembelajaran yang dimaksudkan adalah, sebagai
berikut:
1. Perumusan tujuan instruksional yang hendak dicapai itu sendiri,
2. Penetapan bahan ajar yang akan dipelajari,
3. Perumusan kegiatan belajar mengajar yang akan ditempuh,
4. Penetapan metode dan media atau alat-alat yang sesuai,
5. Penetapan cara penilaian yang akan dilakukan,
6. Penentuan waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan program pembelajaran tersebut.
B. Langkah-Langkah Mengembangkan Program Pembelajaran
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam mengembangkan program pembelajaran mengenai
satuan-satuan bahasan tertentu secara sistematik sebagai berikut :
1. Mengembangkan Alat Evaluasi
Guru harus menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Misalkan dengan
menggunakan pre-test (tes awal), atau post-test (tes akhir) dengan jenis essay (isian) atau multiple choice
(pilihan ganda), atau juga dilakukan dengan bentuk lisan, tulisan atau perbuatan.
2. Menetapkan Kegiatan Belajar
Penetapan langkah Kegiatan Belajar Mengajar adalah usaha menentukan langkah yang hendak
ditempuh guru dalam mengembangkan interaksinya dengan peserta didik. Kegiatan belajar peserta didik
adalah kegiatan mereka dalam mempelajari bahan pelajaran dan kegiatan mengajar adalah kegiatan guru
dalam menjelaskan atau menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, sekalipun demikian, dengan
menetapkan kegiatan belajar tersebut, guru tidak boleh lupa untuk mempetimbangkan betul karakteristik dan
kemampuan belajar peserta didik usia sekolah dasar.
3. Mengembangkan Program Kegiatan
Langkah pengembangan program kegiatan ini meliputi:
a. Perencanaan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan
b. Pemilihan dan penetapan metode mengajar
c. Penentuan media atau alat dan sumber belajar yang akan digunakan
d. Penetapan alokasi waktu penyajian
4. Melaksanakan Program
Langkah yang ditempuh dalam mengembangkan pengembangan sistem instruksional adalah
melaksanakan program pembelajaran. Di dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mengikuti
langkah yang konsisten dengan rumusan-rumusan yang telah dibuat, baik itu menyangkut tujuan
instruksional yang telah ditetapkan, ssistem evaluasi yang akan ditempuh, kegiatan belajar yang
direncanakan, materi atau alat dan sumber yang akan digunakan dalam kerangka sistem penyampaian
pembelajaran yang dipilih (misalnya bentuk satuan pelajaran).
C. Jenis-Jenis Perangkat Pembelajaran dan Cara Mengembangkannya
Diantara jenis-jenis perangkat pembelajaran yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah :
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok atau pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Khaeruddin, 2007).
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mendefinisikan silabus sebagai ”rencana pembelajaran
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan Kompetensi
Dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian”. (BSNP: 2006)
Menurut Abdul (2005) pada umumnya silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur yaitu:
a. Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan
b. Sasaran-sasaran mata pelajaran
c. Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik
d. Urutan topik-topik yang diajarkan
e. Aktifitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran
f. Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.
Sebagaimana dikemukakan oleh BSNP, pengembangan Silabus dilakukan berdasarkan pada prinsip-
prinsip dan langkah-langkah pengembangan tertentu. Berikut ini dijelaskan langkah-langkah
pengembangannya.
a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: mengurutkan SK dan KD
berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai
dengan urutan yang ada di Standar Isi (SI);
2) menggambarkan adanya keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran;
3) menunjukkan adanya keterkaitan antara SK dan KD antar mata pelajaran.
b. Mengidentifikasi Materi Ajar/Materi Pokok
Dalam mengidentifikasi materi pokok/materi ajar harus dipertimbangkan:
1) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
2) Kebermanfaatan bagi peserta didik
3) Struktur keilmuan
4) Kedalaman dan keluasan materi
5) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
6) Alokasi waktu
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan peserta didik dalam
berinteraksi dengan bahan ajar. Kriteria mengembangkan pengalaman belajar sebagai berikut:
1) Pengalaman belajar disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
2) Pengalaman belajar disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
3) Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
4) Pengalaman belajar berpusat pada peserta didik (student centered). Guru harus selalu berpikir
kegiatan apa yang bisa dilakukan agar peserta didik memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
5) Materi/content pengalaman belajar dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
6) Perumusan pengalaman belajar harus jelas.
7) Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan
prasyarat tertentu.
8) Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral (mudah ke sukar; konkret ke abstrak; dekat
ke jauh) dan juga memerlukan urutan pembelajaran yang terstruktur.
9) Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan
materi.
d. Mengembangkan Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan
atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dirumuskan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun
alat penilaian. Kriteria indikator adalah sebagai berikut:
1) Sesuai tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
2) Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)
4) Menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh (kognitif,8tr5afektif, dan
psikomotor)
5) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
6) Dapat diukur/dapat dikuantifikasi
7) Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional
8) Berisi kata kerja operasional
9) Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu)
e. Pengembangan Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.
Kriteria penilaian meliputi:
1) Penulisan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan
dalam pembuatan soal-soalnya.
2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
3) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
4) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
5) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remidi. Apabila
peserta didik belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi,
sedang bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
6) Peserta didik yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas
untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
7) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan
penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
8) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan menggunakan berbagai model penilaian, formal dan tidak formal secara
berkesinambungan.
9) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip penilaian berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat
dan konsisten.
10) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan
melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta
kemajuan hasil belajar peserta didik.
11) Penilaian berorientasi pada Standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator, dengan demikian
hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
12) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus-menerus) guna
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi oleh peserta
didik, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses
pembelajaran.
13) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka
evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
f. Pengalokasian waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu Kompetensi Dasar, dengan
memperhatikan:
1) Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif.
2) Penentuan Alokasi Waktu Mata Pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar per semester, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
g. Menentukan Sumber/Bahan/Alat
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
1) Sumber belajar adalah rujukan/literatur, objek dan/atau bahan yang digunakan dalam menyusun
silabus dan kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
2) Bahan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses praktikum atau pembelajaran lain yang
menuntut kompetensi membuat suatu produk fisik.
3) Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses praktikum atau pembelajaran lain.
Dalam kaitannya dalam pembuatan silabus, ada beberapa prinsip yang mendasari pengembangan
silabus, yaitu antara lain:
1) Ilmiah artinya Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan artinya Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
3) Sistematis artinya Komponen- komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi
4) Konsisten artinya Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5) Memadai artinya Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan konstektual artinya Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber
belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel artinya Kesuluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh artinya Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompotensi (Kognitif, Afektif
dan Psikomotor).
Dalam pedoman KTSP BSNP (2006) tentang pengembangan silabus dikemukakan delapan
komponen silabus; yaitu (1) SK, (2) KD, (3) materi pokok, (4) kegiatan pembelajaran, (5) indikator, (6)
penilaian, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber/bahan/alat.
1) Standar Kompetensi (SK).
Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu mata pelajaran.
Penempatan SK pada silabus di maksudkan untuk memandu guru dalam menjabarkan kompetensi dasar
menjadi pengalaman belajar sehingga rangkaian pembelajaran tidak menyimpang dari koridor kemampuan
siswa yang ingin dicapai.
2) Kompetensi Dasar (KD).
Merupakan kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan yang harus
dapat di tampilkan atau dilakukan oleh siswa. Penempatan KD dalam silabus sangat penting, karena untuk
meningkatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus di capai. Dalam KD juga
dimuat hasil belajar, yaitu : pernyataan unjuk kerja yang di harapkan setelah peserta didik mengalami
pembelajaran dalam kompetensi pembelajaran tertentu.
3) Indikator.
Merupakan karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan atau respon yang harus dapat dilakukan
atau ditampilkan siswa, untuk menunjukan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
Indikator juga meripakan KD yang lebih spesifik, apabila serangkaian indikator dalam suatu KD sudah
dapat di capai siswa, berarti target KD tersebut sedah terpenuhi.
4) Materi Pokok.
Adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual,
gugus isi atau kontek, proses, bidang ajar dan ketrampilan.
5) Alokasi Waktu.
Untuk merencanakan pembelajaran, lamanya waktu yang diperlukan untuk menguasai KD yang
ingin di capai perlu ditentukan alokasi waktunya. Penentuan alokasi waktu tergantung jumlah minggu efektif
dengan mempertimbangkan jumlah, keluasan dan kedalaman KD serta tingkat kepentingan dengan keadaan
dan kebutuhan setempat.
6) Sumber / Bahan / Alat.
Sumber belajar yang strategis bagi guru adalah buku, brosur, majalah, surat kabar, poster, lembar
informasi lepas, naskah brosur, peta, foto dan lingkungan sekitar. Bahan yang dimaksud adalah bahan-
bahan yang di perlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya, yang harus sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran. Alat Bantu belajar memudahkan terjadinya proses pembelajaran.
7) Penilaian.
Merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar siswa yang dilakikan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dapat berbentuk tertulis, produk, unjuk
kerja, proyek dan porto folio.
2. Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan
(standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar
seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.
Dalam program tahunan inilah disusun program perencanaan penetapan alokasi waktu untuk setiap
kompetensi dasar yang harus dicapai. Penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan
jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan program tahunan adalah:
a. Lihat berapa jam alokasi waktu setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam struktur kurikulum seperti
yang telah ditetapkan pemerintah.
b. Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester, seperti yang telah kita tetapkan dalam gambaran
alokasi efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk
pelaksanaan proses pembelajaran,
Langkah-Langkah Penyusunan Program Tahunan (PROTA)
a. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tingkat
satuan pendidikan.
b. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi: (1) jeda tengah semester, (2) jeda antar semester, (3)
libur akhir tahun pelajaran, (4) hari libur keagamaan, (5) hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan (6) hari libur khusus. Hari-hari libur tersebut dapat mengurangi jumlah minggu efektif
yang tersedia dalam satu tahun pelajaran.
c. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun, dan memasukkan
dalam format matrik yang tersedia.
d. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap KD dan
topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan materi, tingkat kesulitan dan
pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.
3. Program Semester
Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program tahunan disusun
untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, sedangkan program
semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar itu dilakukan (Wina, 2010)
Cara mengembangkan progam semester yaitu :
a. Tentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu
merumuskan SK dan KD, sebab semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi yakni pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal, kecuali kalau kita memang diharuskan
merumuskan SK dan KD, misalnya dalam merumuskan kurikulum muatan lokal.
b. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah jam
pelajaran setiap SK dan KD itu.
c. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan dilaksanakan.
Langkah-langkah Penyusunan Program Semester (PROMES)

a. Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester.
b. Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu
c. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik dengan membubuhkan tanda
(check list) pada kolom minggu dan bulan.
d. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan penjelasan.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran, bahwa tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Selanjutnya dijelaskan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu
materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup beberapa hal yaitu: (1) Data
sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester; (2) Materi Pokok; (3) Alokasi waktu; (4) Tujuan pembelajaran,
KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) Materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) Media, alat
dan sumber belajar; (7) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) Penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit
yang akan ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas. RPP pada hakekatnya merupakan perencanaan
untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan
demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk menkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni:
kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian.
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukan keberhasilan
pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi
dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum
tercapai.
a. Komponen-Komponen RPP
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain
saling berkaitan, dengan demikian maka merencanakan pelaksanaaan pembelajaran adalah merencanakan
setiap komponen yang saling berkaitan.
Adapun komponen RPP adalah sebagai berikut:
1) Kolom Identitas Mata Pelajaran
2) Standar Kompetensi
3) Kompetensi Dasar
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
5) Tujuan Pembelajaran
6) Materi Ajar (Materi Pokok)
7) Materi/Kompetensi Prasyarat
8) Alokasi Waktu
9) Metode Pembelajaran
10) Kegiatan Pembelajaran
11) Penilaian
12) Sumber Belajar
b. Langkah Pengembangan RPP
Berikut adalah langkah- langkah pengembangan RPP :
1) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran
2) Mengembangkan materi standar yaitu isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran, dan pembentukan kompetensi
3) Menentukan metode yaitu dalam setiap pembelajaran dan pembentujkan kompetensi, guru dapat
menggunakan berbagai variasi metode dan berbagai variasi media untuk mencapai tujuan
pembelajaran
4) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan penilaian.
c. Fungsi RPP
Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan
dan fungsi pelaksanaan.
1) Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya
dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembe-lajaran dengan perencanaan yang matang.
Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis
maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya
akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan menurunkan wibawa guru secara keseluruhan.
Komponen-komponen yang harus dipahami guru da-lam pengembangan KTSP antara lain: kompetensi
dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran.
2) Fungsi Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan
kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai
fung-sional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi
yang tepat dan mumpuni.
5. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Menurut Depdiknas (2007), LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa. Tugas yang diperintahkan dalam LKS harus mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai
siswa. Tugas tersebut dapat berupa tugas teoritis dan tugas praktis (Abdul Majid, 2008: 176-177). LKS
digunakan sebagai sarana untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan keterlibatan
peserta didik dalam proses belajar-mengajar.
6. Instrumen Penilaian
Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Dalam
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran
dijelaskan bahwa penilaian dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan, kompetensi
keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil
belajar dari masing-masing domain tersebut.
Ada beberapa teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang kemajuan peserta didik baik berupa tes maupun non-tes antara lain tes tertulis, penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian hasil karya, penilaian portofolio dan penilaian diri.
Mengembangkan instrumen harus memperhatikan indikator yang telah ditetapkan. Tiap kompetensi dasar dapat
dijabarkan menjadi beberapa indikator. Pengembangan indikator dan penentuan soal dapat dilakukan oleh guru.
Indikator tesebut dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah tagihan yang dapat mengukur unjuk kerja siswa. Indikator
juga digunakan untuk mengembangkan instrumen lain seperti tingkah laku siswa. Sebagai contoh adalah tingkah laku siswa
terhadap suatu mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan minat untuk mengikuti dan memiliki catatan yang lengkap dari
mata pelajaran tersebut. Semua bentuk tagihan yang digunakan harus diusahakan agar memberikan informasi yang sahih dan
handal (Dick and Carey, 2015)
Menurut Estina (2012) Berikut disajikan langkah-langkah untuk mengembangkan instrumen tes.
a) Menetapkan tujuan tes.
Langkah awal dalam mengembangkan instrumen tes adalah menetapkannya tujuannya. Tujuan ini
penting ditetapkan sebelum tes dikembangkan karena seperti apa dan bagaimana tes yang akan
dikembangkan sangat bergantung untuk tujuan apa tes tersebut digunakan. Ditinjau dari tujuannya, ada
empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes
diagnostik, (c) tes formatif, dan (d) tes sumatif.
b) Melakukan analisis kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum yang ada
berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan agar dalam proses
pengembangan instrumen tes selalu mengacu pada kurikulum (SKKD/ KIKD) yang sedang digunakan.
Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan indikator pencapaian suatu KD yang terdapat
dalam Standar Isi (SI).
c) Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal (meliputi SK-KD, materi,
indikator, dan bentuk soal) yang akan dibuat. Dalam membuat kisi-kisi ini, kita juga harus menentukan
bentuk tes yang akan kita berikan. Beberapa bentuk tes yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban
singkat, menjodohkan, tes benar-salah, uraian obyektif, atau tes uraian non obyektif.
d) Menulis soal
Pada kegiatan menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang Anda tulis harus berdasarkan
pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi dan dituangkan dalam spesifikasi butir soal. Bentuk
butir soal mengacu pada deskripsi umum dan deskripsi khusus yang sudah dirancang dalam spesifikasi
butir soal.
e) Melakukan telaah instrumen secara teoritis
Telaah instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk melihat kebenaran instrumen
dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara
meminta bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan
telaah ini kemudian dapat diketahui apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak.
f) Melakukan ujicoba dan analisis hasil ujicoba tes
Sebelum tes digunakan perlu dilakukan terlebih dahulu uji coba tes. Langkah ini diperlukan
untuk memperoleh data empiris terhadap kualitas tes yang telah disusun. Ujicoba ini dapat dilakukan ke
sebagian siswa, sehingga dari hasil ujicoba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis
tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda, dan
lain-lain. Jika perangkat tes yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan, berdasarkan hasil
ujicoba tersebut maka kemudian dilakukan revisi instrumen tes.
g) Merevisi soal
Berdasarkan hasil analisis butir soal hasil ujicoba kemudian dilakukan perbaikan. Berbagai bagian
tes yang masih kurang memenuhi standar kualitas yang diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh
perangkat tes yang lebih baik. Untuk soal yang sudah baik tidak perlu lagi dibenahi, tetapi soal yang
masuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas. Setelah tersusun
butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut disusun kembali untuk menjadi perangkat instrumen
tes, sehingga instrumen tes siap digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat dimasukkan ke
dalam bank soal sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.
Sementara untuk instrumen non tes, Menurut Estina (2012) ada sembilan langkah dalam
mengembangkan instrumen nya, antara lain yaitu:
a) Menentukan spesifikasi instrument
Penentuan spesifikasi instrumen dimulai dengan menentukan kejelasan tujuan. Setelah menetapkan
tujuan, kegiatan berikutnya menyusun kisi-kisi instrumen. Membuat kisikisi diawali dengan menentukan
definisi konseptual, yaitu definisi aspek yang akan diukur menurut hasil kajian teoritik berbagai
ahli/referensi. Selanjutnya merumuskan definisi operasional, yaitu definisi yang Anda buat tentang aspek
yang akan diukur setelah mencermati definisi konseptual. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan
menjadi indikator dan ditulisan dalam kisi-kisi. Selanjutnya Anda perlu menentukan bentuk instrumen
dan panjang instrumen.
b) Menentukan skala penilaian
Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian antara lain adalah: Skala Thurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
c) Menulis butir instrumen
Pada tahap ini Anda merumuskan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi. Pernyataan dapat
berupa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif merupakan pernyataan yang mengadung makna
selaras dengan indikator, sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang berisi kontra kondisi
dengan indikator.
d) Menentukan penyekoran
Sistem penyekoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran yang digunakan. Pada
skala Thurstone, skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1. Pada skala Likert, awal skor tertinggi
tiap butir 5 dan terendah 1, karena sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban katergori
tengah, maka dimodifikasi hanya menggunakan empat pilihan.
e) Menelaah instrumen
Kegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/ pernyataan sesuai
dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata bahasa yang benar, c)
butir pertanyaan/pernyataan tidak bias, d) format instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman
menjawab atau mengisi instrumen jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/
pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk dibaca/dijawab. Hasil telaah instrumen
digunakan untuk memperbaiki instrumen.
f) Menyusun instrumen
Langkah ini merupakan tahap menyusun butir-butir instrumen setelah dilakukan penelaahan
menjadi seperangkat instrumen yang siap untuk diujicobakan. Format instrumen harus dibuat menarik
dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk membaca dan mengisinya.
g) Melakukan ujicoba instrumen
Setelah instrumen tersusun dengan utuh, kemudian melakukan ujicoba instrumen. Untuk itu
dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi. Ujicoba dilakukan untuk memperoleh informasi
empirik tentang kualitas instrumen yang dikembangkan.
h) Menganalisis hasil ujicoba
Analisis hasil ujicoba dilakukan untuk menganalisis kualitas instrumen berdasarkan data ujicoba.
Dari analisis ini diharapkan diketahui mana yang sudah baik, mana yang kurang baik dan perlu
diperbaiki, dan mana yang tidak bisa digunakan. Selain itu, analisis hasil ujicoba ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang validitas dan reliabilitas instrumen.
i) Memperbaiki instrumen
Perbaikan dilakukan berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen baik,
namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-saran dari responden
ujicoba

7. Program Modul (Pokok Bahasan)


Program modul atau pokok bahasan pada umumnya dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok
bahasan yang akan disampaikan. Program ini merupakan penjabaran dari program semester. Pada umumnya
modul berisikan tentang lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban, dan
kunci jawaban. Dengan demikian, peserta didik bisa belajar mandiri, tidak harus didampingi oleh guru,
kegiatan guru cukup menyiapkan modul, dan membantu peserta yang menghadapi kesulitan belajar.
8. Program Mingguan dan Harian
Program Mingguan dan harian adalah rancangan kegiatan selama satu minggu atau satu hari. Untuk
membantu kemajuan belajar peserta didik, di samping modul perlu dikembangkan program mingguan dan
harian. Program ini merupakan penjabaran dari program semester dan program modul. Melalui program ini
dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui
program ini juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik, modul yang dikerjakan, dan peserta
didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata kelas. Bagi peserta didik yang cepat bisa diberikan
pengayaan, sedangkan bagi yang lambat dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum
dicapai dengan menggunakan waktu cadangan.
9. Program Pengayaan dan Remedial
Program remedial pengayaan adalah rancangan kegiatan dalam rangka memberikan tambahan materi
kepada siswa yang kemampuannya sudah mencapai Standar Kelulusan Minimal. Sedangkan program
remedial adalah rancangan kegiatan yang dilakukan dalam rangka perbaikkan nilai bagi siswa yang belum
mencapai Standar Kelulusan Minimal.
Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Berdasarkan
hasil analisis terhadap kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas modul, hasil test, dan ulangan dapat
diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik. Hasil analisis ini dipadukan dengan catatan-
catatan yang ada pada program mingguan dan harian, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasikan modul yang perlu diulang,
peserta didik yang wajib mengikuti remedial, dan yang mengikuti program pengayaan.
10. Program Bimbingan dan Konseling
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang menyangkut
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria
pelayanan bimbingan dan karier diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing. Oleh karena
itu, guru mata pelajaran senantiasa berdiskudi dan berkordinasi dengan guru bimbingan dan konseling secara
rutin dan berkesinambungan.
11. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan biasanya memuat tanggal-tanggal yang sudah direncakan untuk waktu
pembelajaran, baik tanggal ujian tengah semester, tanggal ujian akhir semester maupun hari libur semester.
Kalender pendidikan ini juga dapat menjadi panutan untuk memulai maupun mengakhiri pembelajaran
dalam satu semester.
12. Buku (Bahan Ajar)
Buku sebagai rangkaian dari perangkat pembelajaran tentunya haru memberikan manfaat bagi guru
khususnya siswa. Depdiknas (2008a:12) menjelaskan bahwa “Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.” Lebih lanjut dijelaskan dari sumber yang sama
(Depdiknas, 2008a:12), bahwa: Buku sebagai bahan tertulis merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Sedangkan buku yang baik adalah
buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik
dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang
sesuai dengan ide penulisnya.
Menurut Prastowo (2013) Langkah-langkah penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kurikulum Menjadi Program-Program Pembelajaran
Menjabatkan ikatan-ikatan kompetensi dan mengoperasionalkannya kedalam bentuk tujuan-
tujuan pembelajaran. Mengingat sesuatu kompetensi/sub kompetensi, terutama kompetensi teknis (
bukan kompetensi produktif atau manipulatif ) diharapakan bersifat standar, maka tujuan-tujuan
pembelajaran pada suatu program studi secara nasional sama. Ikatan-ikatan kompetensi dan tujuan-
tujuan pembelajaran selanjutnya akan menjadi acuan bagi pengembangan/ penyusunan bahan ajar.
2. Penyusunan Bahan Ajar
a) Tim penyusun mempelajari secara seksama tentang penjabaran pada ikatan-ikatan kompetensi seperti
yang telah dikembangkan oleh tim nasional. Perlu dicermati setiap tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
b) Tim penyusunan mengembangkan setiap ikatan kompetensi menjadi satu\paket pembelajaran (
kelompok bahan pelajaran utuh ) yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa bahan pelajaran.
Penjabaran tersebut harus mempertimbangkan hirarki/keruntutan substansi, proses
pembelajaran,saran dan prasarana yang tersedia.
c) Tim penyusunan mempelajari secara seksama tentang substansi yang akan disusun dalam bahan
ajar. Dalam hal ini perlu dipelajari berbagaisumber acuan yang relevan, terutama buku-buku
pegangan yang ada. Apabila substansi yang diperolah belum memadai, maka tim penyusun perlu
melakukan percobaan demonstrasi unjuk kerja tentang substansi kompetensi yan akan disusun.
Misalnya, secara langsung melaksanakan atau mengamati seseorang yang sedang melakukan
pekerjaan pengelasan logam ( kompetensi tertentu ). Dengan melakukan hal tersebut, maka tim akan
memperoleh bahan yang lengkap tentang substansi pokok apa saja yang perlu disusun, bagaimana
prosedurnya, pengetahuan pendukung apa yang diperlukan, alat dan bahan yang diperlukan, dan lain
sebagainya.
d) Tim penyusun bahan ajar seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu: Tujuan
pembelajaran/pelatihan, Lembar evaluasi, Kedudukan dan fungsi bahan ajar dalam kesatuan
program yang lebih luas, Lembaran kerja siswa (yang berisi substansi yang disusunnya),kompetensi
yang akan dipelajari/diajarkan, Lembaran kerja siswa, Kunci lembar kerja, Pedoman bagi guru.
e) Bahan ajar yang telah disusun perlu divalidasi, dimintakan masukan kepada pihak- pihak yang
berkompeten terutama para ahli dan praktisi serta akademisi yang menguasai bidang keahlian
tersebut. Satu hal yang juga perlu dilakukan adalah meminta masukan kepada ahli kurikulum dan
desain instruksional, kaitannya dengan kelayakan dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan
masukan-masukan tersebut, tim memperbaiki rancangan bahan ajar yang disusunnya.
f) Bahan yang telah disusun kemudian diuji cobakan pada kondisi proses pembelajaran yang
sebenarnya dikelas/bengkel/lab. Dalam uji coba tersebut perlu diamati kendala kendala yang
dihadapi dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan yang ada pada modul
g) Berdasarkan temuan-temuan pada uji coba pembelajaran pada kondisi sebenarnya, maka tim perlu
memperbaiki dan menyempurnakan bahan ajar yang disusunnya.

D. Pentingnya Perangkat Pembelajaran Bagi Seorang Guru


Berikut ini akan dijelaskan pentingnya perangkat pembelajaran yang perlu dipersiapkan oleh seorang
guru, antara lain :
1. Perangkat pembelajaran sebagai panduan
Perangkat pembelajaran adalah sebagai panduan atau pemberi arah bagi seorang guru. Hal tersebut
penting karena proses pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan terpola. Masih banyak guru yang
hilang arah atau bingung ditengah-tengah proses pembelajaran hanya karena tidak memiliki perangkat
pembelajaran. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran memberi panduan apa yang harus dilakukan seorang
guru di dalam kelas. Selain itu, perangkat pembelajaran memberi panduan dalam mengembangkan teknik
mengajar dan memberi panduan untuk merancang perangkat yang lebih baik.
2. Perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur
Seorang guru yang profesional tentu mengevaluasi setiap hasil mengajarnya. Begitu pula dengan
perangkat pembelajaran. Guru dapat mengevaluasi diri nya sendiri sejauh mana perangkat pembelajaran
yang telah dirancang teraplikasi di dalam kelas. Evaluasi tersebut penting untuk terus meningkatkan
profesionalime seorang guru. Kegiatan evaluasi bisa dimulai dengan membandingkan dari berbagai aktivitas
di kelas, strategi, metode atau bahkan langkah pembelajaran dengan data yang ada di perangkat
pembelajaran.
3. Perangkat pembelajaran sebagai peningkatan profesionalisme
Profesionalisme seorang guru dapat ditingkatkan dengan perangkat pembelajaran. Dengan kata lain,
bahwa perangkat pembelajaran tidak hanya sebagai kelengkapan administrasi. tetapi juga sebagai media
peningkatan profesionalisme. Seorang guru harus menggunakan dan mengembangkan perangkat
pembelajarannya semaksimal mungkin. Memperbaiki segala yang terkait dengan proses pembelajaran lewat
perangkatnya. Jika tidak demikian, maka kemampuan sang guru tidak akan berkembang bahkan mungkin
menurun.
4. Mempermudah
Perangkat pembelajaran mempermudah seorang guru dalam membantu proses fasilitasi
pembelajaran. Dengan perangkat pembelajaran, seorang guru mudah menyampaikan materi hanya dengan
melihat perangkatnya tanpa harus banyak berpikir dan mengingat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan makahal ini sebagai berikut:
1. Pengembangan program dan perangkat pembelajaran adalah rumusan-rumusan tentang apa yang
akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, sebelum
kegitan belajar mengajar yang sesungguhnya dilaksanakan.
2. Langkah-langkah mengembangkan program pembelajaran yaitu; mengembangkan alat evaluasi,
menetapkan kegiatan belajar, mengembangkan program kegiatan, melaksanakan program.
3. Jenis-Jenis Perangkat Pembelajaran antara lain yaitu silabus, RPP, Program tahuan, program
semester, kalender akademik, buku, program bimbingan dan konseling, instrument penilaian, dan
lembar kegiatan siswa.
Pentingnya Perangkat Pembelajaran Bagi Seorang Guru: Perangkat pembelajaran sebagai panduan,
Perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur, Perangkat pembelajaran sebagai peningkatan profesionalisme,
dan mempermudah.

Anda mungkin juga menyukai