Anda di halaman 1dari 8

8.

Fasilitas Akses
a. Pengertian
Fasilitas AKSes adalah fasilitas yang diberikan kepada investor untuk dapat
langsung melihat portofolio yang dimilikinya ke dalam sistem KSEI. Fasilitas AKSes
adalah sarana informasi yang disediakan untuk para investor di website KSEI, yang
memberikan akses langsung bagi investor untuk melihat dan memantau posisi dan
mutasi portofolio Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI. Fasilitas ini
dapat diakses melalui website http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar
keamanan yang ketat. AKSes diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009. Dimana
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas
kepemilikan portofolio Efek nasabah (investor).
Ketentuan Pendukung
1) Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3
• Pembukaan Rekening Efek di LPP untuk nasabah
• Pelaporan data rekening dana ke LPP
2) Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.4
Kewajiban Perusahaan Efek untuk memberikan akses informasi data di LPP
kepada nasabah.

b. Manfaat
Bagi Industri Pasar Modal
1. Meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
2. Memberikan transparansi kepada investor untuk membangun lingkungan
berinvestasi yang nyaman dan aman.
3. Mendukung dan memperkuat fungsi dan mekanisme pengawasan oleh otoritas
pasar modal terhadap pelaku pasar dengan memungkinkan investor secara
langsung memonitor kepemilikan Efeknya.
4. Menjadi sistem pencegahan dan sistem peringatan dini terjadinya pelanggaran di
Pasar Modal Indonesia.
5. Sebagai fondasi pengembangan Straight Through Processing Pasar Modal
Indonesia

Bagi Perusahaan Efek/Bank Kustodian


1. Meningkatkan relasi PE/BK dengan nasabah:
 Membantu PE/BK memonitor kesesuaian catatan Efek di KSEI.
 Menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah kepada PE/BK.
2. Efisiensi pelaporan PE/BK:
 PE dan BK dapat menyampaikan informasi dan laporan rutin secara cepat
dan akurat.
 Mengurangi biaya komunikasi, biaya cetak dan biaya pengiriman laporan

Bagi Investor:
1. Investor dapat mengakses secara real time data kepemilikan Efek serta mutasinya
dalam Sub Rekening Efek yang disimpan di sistem C-BEST.
2. Memberikan kemudahan untuk melakukan konsolidasi laporan portofolio yang
tersebar di beberapa Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
3. Portofolio investasi dapat dimonitor secara langsung oleh investor itu sendiri.

c. Atribut Kartu AKSes


• Kartu AKSes
• Buku Panduan Kartu AKSes
• Pin Mailer

9. Penyelesaian Transaksi Efek


a. Penyelesaian Transaksi Bursa
Pemindahbukuan yang dilakukan untuk menyelesaikan transaksi Bursa.
Penyelesaian transaksi di Pasar Reguler dilakukan pada T+3 (3 hari bursa setelah
transaksi dilakukan di Bursa Efek).
Perdagangan transaksi bursa terbagi menjadi 4 pasar
 Pasar Reguler yang penyelesaiannya dilakukan pada T+3
 Pasar Segera yang penyelesaiannya dilakukan pada T+1
 Pasar Tunai yang penyeleasaiannya dilakukan pada T+0
 Pasar Negosiasi yang penyelesaiannya dilakukan berdasarkan kesepakatan.
Transaksi Efek yang sudah terjadi di Bursa bersifat ‘locked-in’, dengan
pengertian bahwa transaksi tersebut wajib diselesaikan pada T+4/T+1/T+0 (sesuai
dengan jenis pasarnya). Setiap akhir hari, data perdagangan yang terjadi di bursa
dikirim ke KPEI untuk dilakukan proses netting. Perdagangan tersebut juga akan
dijamin oleh KPEI. Sedangkan perdagangan pada Pasar Negosiasi diselesaikan secara
per transaksi dan tidak dijamin oleh KPEI.
Pada tanggal penyelesaian, KSEI akan memproses transaksi perdagangan Pasar
Reguler, Pasar Segera dan Pasar Tunai yang telah mengalami proses netting di KPEI
serta transaksi perdagangan Pasar Negosiasi yang diselesaikan secara per transaksi
Sedangkan untuk penyelesaian dana untuk transaksi bursa akan diproses
melalui Bank Pembayaran yang telah ditunjuk.

b. Penyelesaian Transaksi di Luar Bursa


Transaksi di Luar Bursa adalah transaksi antar Perusahaan Efek, atau antara
Perusahaan Efek dengan pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi
antar pihak yang bukan Perusahaan Efek. Penyelesaian Transaksi di luar bursa dapat
dilakukan dengan pembayaran (Delivery Versus Payment/DVP atau Receive Versus
Payment) atau tanpa pembayaran (Delivery Free of Payment/DFOP atau Receive Free
of Payment/RFOP).
Penyelesaian transaksi di luar bursa dilakukan dengan cara pemindahbukuan
rekening Efek dan dana di KSEI. Penyelesaian transaksi ini dapat terdiri dari transaksi
yang melibatkan dana dan transaksi yang tidak melibatkan dana.
Dalam melakukan transaksi di luar bursa instruksi yang diberikan baik oleh
pembeli maupun penjual harus matching seperti tanggal penyelesaian transaksi, kode
Efek, Jumlah Efek, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis instruksi yang dapat digunakan oleh Pemegang Rekening
dalam C-BEST:
o Delivery Versus Payment (DVP): fungsi ini digunakan oleh Pemegang
Rekening untuk melakukan instruksi serah Efek dimana pihak pengirim Efek
akan menerima pembayaran dari pihak penerima Efek.
o Receive Versus Payment (RVP): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening
untuk melakukkan instruksi terima Efek dimana pihak penerima Efek harus
menyerahkan ke pihak pengirim Efek.
o Delivery Free of Payment (DFOP): fungsi ini digunakan oleh Pemegang
Rekeing untuk melakukan instruksi serah Efek tanpa disertai pembayaran dari
pihak penerima Efek.
o Receive Free of Payment (RFOP): fungsi ini digunakan oleh Pemegang
Rekening untuk melakukan instruksi terima Efek tanpa disertai pembayaran
kepada pihak pengirim Efek.
o Securities Transfer (SECTRS): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening
untuk melakukan instruksi pindah buku Efek dari Rekening Depositori ke
rekening lain yang berada dalam Pemegang Rekening yang sama.
o Securities Deposit (SECD): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening
untuk melakukan konversi Efek dari bentuk fisik menjadi bentuk elektronik ke
dalam Rekening Efek milik Pemegang Rekening.
o Securities Withdrawal (SECW): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening
untuk menarik Efek eletronik dari Rekening Efek menjadi bentuk sertifikat
fisik.
o Book Transfer (BTS): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening untuk
melakukan instruksi pindah buku dana dari Rekening Depositori ke rekening
lain yang berada dalam Pemegang Rekening yang sama.
o Wire Transfer (WT): fungsi ini digunakan oleh Pemegang Rekening untuk
melakukan instruksi penarikan dana keluar dari Rekening C-BEST ke Rekening
Giro umum di Bank Pembayaran.
o Collateral Deposit (COLDS): fungsi ini dapat digunakan oleh Pemegang
Rekening untuk melakukan deposit sejumlah Efek atau dana sebagai jaminan
yang digunakan oleh Pemegang Rekening untuk menaikkan trading limit.

c. Sistem Kustodian Sentral (C-BEST)


Dalam menjalankan fungsi sebagai LPP, KSEI didukung oleh The Central
Depository-Book Entry Settlement System (C-BEST), melakukan pencatatan dan
pemindahbukuan Efek secara elektronik.
Tentang C-BEST
1. C-BEST terhubung dengan terminal komputer Pemegang Rekening, Emiten/BAE,
Bank Pembayaran, KPEI, dll.
2. Instruksi, konfirmasi, laporan-laporan mengenai Rekening Efek disampaikan
secara elektronik.
3. C-BEST memiliki sistem cadangan Disaster Recovery Center (DRC) yang
berfungsi untuk mengamankan penyediaan layanan Kustodian sentral saat terjadi
gangguan pada sistem utama.Sistem DRC memiliki kapasitas dan proses kerja
yang identik dengan sistem utama. Pelaksanaan DRC Live Test setiap enam bulan
sekali.
4. Sejak tahun 2013, KSEI tengah mengembangan C-BEST menjadi C-BEST Next-
G.
Sesuai fungsinya, KSEI memberikan layanan jasa penyimpanan dan
penyelesaian transaksi Efek, meliputi: penyimpanan Efek dalam bentuk elektronik,
penyelesaian transaksi Efek, administrasi Rekening Efek, distribusi hasil Corporate
Action, dan jasa-jasa terkait lainnya.
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para investor dalam melakukan
transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI dioperasikan melalui sistem
penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek secara pemindahbukuan, yang
dinamakan The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST).
Sistem ini merupakanplatform elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian
transaksi Efek secara pemindahbukuan di pasar modal Indonesia. Sejak bulan Juni
2002, KSEI menuntaskan program konversi seluruh Saham yang tercatat di Bursa Efek
dari warkat menjadi scripless.
Sebagian besar kegiatan operasional KSEI mengandalkan C-BEST. Untuk itu,
demi menjaga keberlangsungan kegiatan operasional, sejak 13 September 2001, KSEI
memiliki pusat penanggulangan bencana atau Disaster Recovery Center (DRC) yang
terletak di lokasi yang berbeda dari sistem utama. Sistem di DRC berfungsi sebagai
cadangan dan mampu melanjutkan pemrosesan data selambat-lambatnya 2 (dua) jam
sejak terjadinya kerusakan pada sistem utama. Sistem di DRC memiliki kapasitas,
spesifikasi dan arsitektur yang sama dengan sistem utama, sehingga akan dapat
menggantikan fungsi sistem utama bila terjadi gangguan pada sistem utama. Untuk
menjaga agar sistem di DRC tetap berfungsi baik, KSEI selalu melakukan pengujian
DRC Live Test secara periodik setiap tahunnya.

10. Corporate Action


a. Pengertian
Corporate action adalah Tindakan Emiten yang memberikan hak kepada
pemegang Efek, untuk memperoleh dividen, bunga, saham bonus, HMETD, waran,
menghadiri RUPS/RUPO.

b. Tindakan Korporasi Wajib


Tindakan Korporasi Wajib adalah Tindakan korporasi atau Corporate
Action (CA) yang tidak memerlukan Tindakan atau instruksi dari Pemegang Rekening
yang akan mendapatkan hak CA melalui C-BEST. Pemegang Rekening hanya
menerima hak CA dari Emiten yang melakukan kegiatan tersebut.
Jenis CA yang terjadi dalam Tindakan korporasi jenis ini adalah:
1. Pembayaran Bunga Obligasi.
2. Pembayaran Pokok Obligasi.
3. Dividen Tunai.
4. Dividen Saham.
5. Distribusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
6. Saham Bonus.
7. Distribusi Waran.
8. Mandatory Conversion.

c. Tindakan Korporasi Sukarela


Tindakan Korporasi Sukarela memerlukan instruksi/respon dari Pemegang
Rekening/Investor untuk melakukan Tindakan korporasi (Pemenuhan Hak Pemodal).
Kegiatan Voluntary Corporate Action antara lain:
1. Pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan Waran.
2. Proxy Voting.

11. Peraturan LPP Mengenai Perdagangan Efek


a. Peraturan KSEI Selaku LPP
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, yang didirikan di
Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin operasional pada
tanggal 11 November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia, KSEI
merupakan salah satu dari Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek
Indonesia (BEI) serta Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Berdasarkan ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
KSEI menjalankan fungsinya sebagai LPP di pasar modal Indonesia dengan
menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur,
wajar, dan efisien.
KSEI mulai menjalankan kegiatan operasional pada tanggal 9 Januari 1998,
yaitu kegiatan penyelesaian transaksi Efek dengan warkat dengan mengambil alih
fungsi sejenis dari PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) yang sebelumnya
merupakan Lembaga Kliring Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP). Selanjutnya
sejak 17 Juli 2000, KSEI bersama BEI (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) dan KPEI
mengimplementasikan perdagangan dan penyelesaian saham tanpa warkat (scripless
trading) di pasar modal Indonesia. Saham KSEI dimiliki oleh para pemakai jasanya,
yaitu: SRO (BEI dan KPEI), Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Biro Administrasi
Efek (BAE).

b. Peraturan Jasa Kustodian Sentral


a. Ketentuan Umum
b. Pendaftaran Efek di KSEI
c. Penyimpanan Untuk Efek Bersifat Ekuitas
d. Penyimpanan Untuk Efek Bersifat Utang
e. Penyimpanan Unit Penyertaan
f. Penyimpanan Efek Beragun Aset
g. Penyimpanan Untuk Efek Syariah
h. Penyelesaian Transaksi Efek
i. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep- 12/PM/1996
Tanggal: 17 Januari 1996 tentang Peraturan Nomor III.C.1: Perizinan Lembaga
Penyimpanan Dan Penyelesaian.
j. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 14/BL/2009 Tanggal: 30
Januari 2009 Peraturan Nomor III. C.3: Direktur Lembaga Penyimpanan Dan
Penyelesaian.
k. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 15/PM/1996 Tanggal: 17
Januari 1996 Peraturan Nomor III.C.4 : Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan
Rencana Anggaran Dan Penggunaan Laba Lembaga Penyimpanan Dan
Penyelesaian
l. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 16/PM/1996 Tanggal: 17
Januari 1996 Peraturan Nomor III.C.5: Tata Cara Pemberian Persetujuan
Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian.

c. KSEI Sebagai Sub Registry


KSEI sebagai Sub Registry berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
No.8/140/DPM tanggal 19 Mei 2006 perihal Penunjukan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia sebagai Sub Registry. Untuk memperlancar fungsi KSEI sebagai Sub
Registry maka KSEI juga membuka rekening giro di Bank Indonesia – Real Time
Gross Settlement.
Usia pasar modal Indonesia genap 29 tahun pada tanggal 10 Agustus 2006.
Banyak pembenahan yang telah dilakukan institusi di pasar modal Indonesia, tak
terkecuali PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Sebagai Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia, KSEI senantiasa berusaha
memberikan nilai tambah atas layanan jasanya kepada pelaku pasar modal Indonesia.
Setelah sukses dengan terobosan mengembangkan dan mengoperasikan Central
Depository Book-Entry Settlement System (C-BEST) sebagai sistem yang andal
dalam melaksanakan fungsi penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek serta
memberikan nilai tambah kepada pelaku pasar modal, KSEI kembali melakukan
penyempurnaan atas layanan jasanya. Beberapa pengembangan bisnis yang dilakukan
KSEI hingga pertengahan tahun 2006, antara lain: upaya KSEI menjadi Sub Registry
Bank Indonesia (BI) untuk memfasilitasi penyelesaian transaksi instrumen Surat
Utang Negara (SUN), termasuk Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI). Yang
berikutnya, penyediaan jasa penitipan kolektif untuk Reksa Dana, kegiatan rutin
Disaster Recovery Center(DRC) Live Test, Up Grade sistem C-BEST, dan upaya
mempertahankan ISO 9001:2000.
Untuk mendukung pengembangan instrumen SUN, KSEI telah menambahkan
layanan penyimpanan dan penyelesaian transaksi SUN dalam C-BEST. “Terobosan
memfasilitasi perdagangan SUN dilakukan untuk memanfaatkan potensi yang
dimiliki KSEI, yang telah terbukti memiliki sistem yang andal dalam melaksanakan
fungsi penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek. Sehingga penyelesaian
transaksi ORI di pasar sekunder, yang meraih sukses di pasar perdana di awal bulan
Agustus ini, juga dapat dilakukan melalui KSEI,”kata Direktur Utama KSEI,
Bambang Indiarto.
Dengan diperolehnya status Sub Registry BI sejak Mei 2006, sistem C-BEST
milik KSEI dapat terintegrasi dengan BI-SSSS (BI-S4) yang dimiliki BI, sehingga
terbentuk single communication platform yang ideal bagi perdagangan SUN. Pemakai
jasa KSEI dapat bertransaksi SUN melalui C-BEST maupun BI-S4. ”Persiapan dan
koordinasi telah dilaksanakan secara menyeluruh antara KSEI dan BI, termasuk
sosialisasi seputar status KSEI sebagai Sub Registry yang diberikan kepada
Perusahaan Efek, Selling Agent dan Bank Kustodian (non Sub Registry). Sementara
itu, Peraturan KSEI yang menjadi landasan hukum penyelenggaraan layanan jasa juga
telah memperoleh persetujuan Bapepam-LK dan diberlakukan pada tanggal 9 Agustus
2006” ungkap Bambang Indiarto menambahkan.

Anda mungkin juga menyukai