Anda di halaman 1dari 18

JURNAL ILMU KEPERAWATAN

Volume 5 No. 1, Mei 2017

SUSUNAN REDAKSI
DAFTAR ISI
JURNAL ILMU KEPERAWATAN
PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PERUBAHAN POTENSI
KREATIVITAS ANAK AUTIS USIA 5-6 TAHUN DI KLINIK TERAPI WICARA
FASTABIKUL KHOIROT BEDALI LAWANG
Penanggung Jawab
Ari Damayanti Wahyuningrum..........................................................1-5
Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kep.Kom
PENINGKATAN KENYAMANAN LANSIA DENGAN NYERI RHEUMATOID
Editor Kepala ARTHRITIS MELALUI MODEL Comfort Food For The Soul
Ns. Bintari Ratih K, M.Kep Dhina Widayati, Farida Hayati........................................................6-15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN


Penyunting/Editor RESILIENSI ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL (DOWN SYNDROME)
Ns. Tina Handayani, M.Kep STUDI DI SDLB-C YAYASAN BHAKTI LUHUR KOTA MALANG
Dian Pitaloka Priasmoro, Nunung Ernawati...................................16-24
Desain Grafis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS
Ns. Ahmad Hasyim W., M.Kep, MN
TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI KABUPATEN PONOROGO
Filia Icha Sukamto...........................................................................25-33
Sekretariat
Ns. Annisa Wuri Kartika., M.Kep FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA
NYERI DADA KARDIAKISKEMIK PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT
DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Ika Setyo Rini, Dini Widya Ayuningtyas, Retty Ratnawati..............34-41

FENOMENOLOGI : PENGALAMAN CARING PERAWAT PADA PASIEN


TRAUMA DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-
KALIMANTAN UTARA
Alamat Redaksi Merry Januar F., Retty Ratnawati, Retno Lestari............................42-56
Gedung Biomedik Lt. 2
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
Fakultas Kedokteran Universitas PADA PASIEN PRE OPERASI TERENCANA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR
Brawijaya MALANG
Jalan Veteran Malang 65145 Miftakhul Ulfa..................................................................................57-60
Telepon (0341) 551611, 569117,
567192 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN PADA PASIEN
Pesawat 126; CEDERA KEPALA YANG PERNAH DIRAWAT DI IGD RSUD DR. R. KOESMA
TUBAN
Fax (62) (0341) 564755
Moh. Ubaidillah Faqih, Ahsan, Tina Handayani Nasution..............61-73
Email: jik@ub.ac.id
Website: www.jik.ub.ac.id GAMBARAN PENGETAHUAN SAYUR ANAK USIA 5-12 TAHUN DI
YAYASAN ELEOS INDONESIA DESA SUKODADI KECAMATAN WAGIR
KABUPATEN MALANG
Ronasari Mahaji Putri, Susmini, Hari Sukamto Hadi.......................74-80

STUDI FENOMENOLOGI: POST TRAUMATIC GROWTH PADA ORANG


TUA ANAK PENDERITA KANKER
Zidni Nuris Yuhbaba, Indah Winarni, Retno Lestari.......................81-95

PERBEDAAN KEBERHASILAN TERAPI FIBRINOLITIK PADA PENDERITA


ST-ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION (STEMI) DENGAN DIABETES
DAN TIDAK DIABETES BERDASARKAN PENURUNAN ST-ELEVASI
Ni Made Dewi W., Djanggan Sargowo, Tony Suharsono..............96-102

www.jik.ub.ac.id
1
Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017
2
FENOMENOLOGI : PENGALAMAN CARING PERAWAT PADA PASIEN TRAUMA
DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-KALIMANTAN UTARA

Merry Januar F1., Retty Ratnawati2, Retno Lestari2


¹Mahasiswa Program Magister Keperawatan Peminatan Gawat Darurat
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
² Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Kondisi pasien yang mengalami trauma berat secara umum berada dalam kondisi kritis dan memerlukan
pertolongan segera. Sehingga caring menjadi tanggung jawab setiap perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.Tujuan penelitian ini mengidentifikasi makna caring perawat pada pasien
trauma dengan kondisi kritis (P1) di IGD RSUD Tarakan-Kalimantan Utara. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretifyang menekankan pada interpretasi
dan memahami makna.Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam (indepth
interview)berdasarkan pertanyaan semi terstrukturyang bersifat terbuka (open ended question). Analisa
data pada penelitian ini menggunakan analisa hermeunetik dari Diecklemann. Partisipanpenelitian ini ada
delapan orang perawat yang diambil melalui purposive sampling dan menghasilkan sembilan tema
meliputi: niat menolong dari hati, komunikasi sebagai kunci kepercayaan, penjelasan berkaitan segala hal
tentang pasien agar keluarga siap, dukungan spiritual kepada keluarga menurunkan kecemasan, peduli
mendengar keluh kesah pasien dan keluarga, mengalami perubahan emosi, cepat merespon dan memilah
kondisi pasien, upaya maksimal perawat melakukan tindakan yang terbaik, dan mementingkan kehadiran
keluarga agar bisa memberikan semangat pasien. Pemahaman terhadap nilai caring yang diterapkan
perawat pada pasien trauma dapat memberikan pengaruh besar terhadap kondisi selanjutnya.Oleh karena
itu perawat harus dapat bersikap profesional dengan segala hal yang terjadi selama merawat pasien.Perawat
harus memiliki niat kuat yang ditanamkan dalam dirinya untuk memberikan pertolongan sebagai upaya
untuk menghasilkan perawatan yang terbaik dan berkualitas kepada pasien.Sehingga pihak rumah sakit
harus memaksimalkan peran dan fungsi perawat IGD pada saat memberikan pelayanan kepada pasien.
Kata kunci: fenomenologi, caring, perawat, trauma, kondisi kritis.

ABSTRACT
The condition of patients who experienced severe trauma in general are in critical condition and require
urgent assistance. So caring is the responsibility of each nurse in a nursing action to the patient. The
purpose of this study identifies the meaning of caring nurses in trauma patients with critical conditions (P1)
in ER Tarakan Hospital North Borneo. This study used a qualitative research design with interpretive
phenomenological approach that emphasizes the interpretation and understanding of meaning. Collecting
data using indepth interviewsbased on semistructured questions that are open (opene ended
question).Analysis of the data in this study using analysis of Diecklemann hermeunetik. Participants of this
study were eight nurses who were taken through purposive sampling and produced nine themes include:
intention of helping from the heart, communication as the key beliefs, explanations relating everything
about the patient so that the family is ready, spiritual support to the families reduce anxiety, care to hear
complaints of patients and family, emotional changes, quick to respond and sort out the condition of the
patient, the nurse utmost efforts do best course of action, and the importance of the presence of the
family in order to give the spirit of the patient. Understanding of the value caring appliednurses in trauma
patients may provide a major influence on subsequent conditions. Therefore, nurses should be able to
behave professionally with all the things that occur during patient care. Nurses must have a strong
intention that instilled in him to deliver aid in an effort to produce the best quality of care to patients.
So that the hospitals should maximize the role and function of the ER nurses in providing services to
patients.
Keywords: phenomenology, caring,nurse, trauma, critical condition.

Jurnal Ilmu Keperawatan Vol. 5, No. 1, Mei 2017. Korespondensi: Merry Januar F. RSUD Tarakan-
Kalimantan Utara. Alamat: Jl. P. Irian No.1 Skip, Tarakan Tengah, Kota Tarakan. Kalimantan Utara.
Kode pos 77100. Email: merryfirstiana@gmail.com. No.Hp. 081334433767

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


42
PENDAHULUAN yang tidak seimbang juga dapat
berpengaruh pada proses caring yang
Ruang instalasi gawat darurat merupakan
dilakukan perawat. Perawat di IGD RSUD
tempat atau unit di rumah sakit yang
Tarakan pada saat ini harus bekerja ekstra
memiliki tim kerja dengan kemampuan
keras karena jumlah kunjungan pasien yang
khusus dan peralatan yang digunakan untuk
bertambah dua kali lipat dalam sehari
memberikan pelayanan pasien gawat
dibandingkan sebelumnya membuat
darurat. Perawat harus bertindak cepat
mereka sedikit kesulitan untuk menerapkan
dalam melakukan pengkajian dan
caring kepada pasien secara optimal.
penanganan pasien. Oleh karena itu,
Alasan lain diungkapkan karena perawat
perawat harus memiliki skill dan
yang merawat pasien trauma memiliki
pengetahuan yang baik saat merawat pasien
pengalaman untuk memberikan bantuan
trauma (Alzghoul, 2014). Perawat di ruangan
kepada pasien pada saat mereka
gawat darurat juga harus memiliki
membutuhkan (Alzghoul, 2014).
kepedulian yang lebih terhadap kondisi
pasien yang berbahaya dan mengancam Fenomena yang sering terjadi di IGD
kehidupan.Pada kondisi ini diperlukan RSUD Tarakan bahwa caring yang dilakukan
caring perawat ketika memberikan perawat masih belum bisa maksimal karena
perawatan kepada pasien karena mereka perawatan di IGD tidak seperti di ruangan
memerlukan perawatan total. Oleh sebab rawat inap.Sehingga pengkajian sering
itu, perawat harus mampu memberikan terfokus pada kebutuhan fisik dan jarang
perawatan secara menyeluruh kepada pasien menyentuh kebutuhan psikologis pasien
untuk mencapai kehidupan yang berkualitas dan keluarga. Oleh karena itu peneliti
(Jones & Bartlett, 2013). tergerak untuk mencari tahu dan ingin
menggali lebih dalam lagi tentang fenomena
Caring merupakan perilaku manusia
yang terjadi di RSUD Tarakan tentang
berupa kepedulian fisik, emosi, sosial, spiritual
pengalaman caring perawat pada pasien
dan moral (Hunter, 2006). Perawat harus
trauma dengan kondisi kritis (P1) di ruang
selalu menerapkan perilaku caring karena
IGD RSUD Tarakan.
merupakan ideal moral perawat dan bagian
dari bentuk kinerja perawat dalam merawat METODE
pasien.Perawat harus tetap mengutamakan Penelitian ini menggunakan pendekatan
nilai etik keperawatan dalam setiap fenomenologi interpretif dengan melibatkan
pelayanan yang diberikan. Sehingga delapan orang partisipan perawat IGD RSUD
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), Tarakan yang diambil melalui purposive
rasa simpati dan empati, rasa tanggung sampling sesuai dengan kriteria inklusi.
jawab, motivasi moral dan sikap (attitude) Pengumpulan data dilakukan dengan
perawat terhadap lingkungan tetap terjaga wawancara mendalam (indepth interview)
keharmonisannya (Lachman, 2012; Watson, 2010). menggunakan pedoman wawancara semi
Kuantitas pasien yang masuk ke ruang terstruktur bersifat terbuka (open ended
IGD dengan perbandingan jumlah perawat question). Selain wawancara, peneliti juga

www.jik.ub.ac.id
43
melakukan pencatatan (field notes) tentang Sub tema keinginan kuat untuk
kondisi selama proses wawancara menolong pasien diungkapkan oleh
berlangsung. Setelah data terkumpul partisipan berupa keinginan untuk
kemudian dianalisa menggunakan analisa memberikan pertolongan kepada pasien
hermeunetik berdasarkan tahapan analisa berasal dari dalam diri perawat karena
Diekelmann. adanya dorongan dan keinginan untuk
menyelamatkan nyawa pasien. Hal ini
diungkapkan oleh partisipan melalui
HASIL
wawancara sebagai berikut:
Hasil penelitian berdasarkan tujuan
“...niatnya menolong aja..supaya
penelitian mengidentifikasi makna caring
mereka itu kondisinya bisa lebih baik
perawat pada pasien trauma dengan kondisi
lagi seperti semula..” (P02)
kritis (P1) di ruang IGD RSUD Tarakan-
Kalimantan Utara didapatkan Sembilan tema Sub tema membayangkan keluarga
meliputi: Hasil penelitian ini didapatkan 9 sendiri dengan memikirkan kejadian yang
(sembilan) tema yang meliputi : (1) niat dialami pasien seolah-olah dialami oleh
menolong dari hati, (2) komunikasi sebagai keluarga. Partisipan mengungkapkan bahwa
kunci kepercayaan, (3) penjelasan berkaitan pada saat memberikan pertolongan, perawat
segala hal tentang pasien agar keluarga memperlakukan pasien seperti memberikan
siap, (4) dukungan spiritual dan semangat perawatan kepada keluarganya sendiri.
untuk kesembuhan pasien, (5) peduli Kutipan wawancara dengan partisipan
mendengar keluh kesah pasien dan keluarga, menyatakan sebagai berikut:
(6) mengalami perubahan emosi, (7) cepat
“jadi kita harus melayani dengan
merespon dan memilah kondisi pasien, (8)
sebaik mungkin, dan memperla-
upaya maksimal perawat melakukan
kukan mereka sebagaimana mereka
tindakan yang terbaik, (9) mementingkan
itu seandainya keluarga kita...” (P01)
kehadiran keluarga agar bisa memberikan
semangat pasien. Adapun tema-tema Sub tema ketiga penerapan nilai untuk

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. menolong pasien didasari adanya nilai yang
dianut oleh perawat dalam memberikan
Niat Menolong Dari Hati pelayanan terhadap pasien. Pernyataan dari
Tema niat menolong dari hati menjawab partisipan dapat dilihat dari kutipan hasil
tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi wawancara sebagai berikut:
sumber nilai caring dan mengeksplorasi
“...ketika merawat pasien itu
perasaan caring perawat yang diterapkan
ya..sosialnya sih... Karena itu yang
perawat pada pasien trauma dengan kondisi
lebih penting menurut saya sosialnya
kritis. Partisipan mengungkapkan bahwa
itu...Kadang pasien kita usahain...
adanya niat menolong tersebut berasal dari
e..misalnya tidak ada biaya, kan kita
hati yang diungkapkan melalui kepedulian
tanya, kerjaannya apa? kalau gak
perawat terhadap kondisi pasien.
ada, kalau misalnya sekiranya kurang

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


44
mampu, nanti kita hubungi dinas “tapi kalau untuk pasien tidak sadar
sosial atau BAZ...” (P07) kan..kita anu....kalau pasiennya tidak
sadar kan otomatis kan masih bisa
Pernyataan partisipan tersebut
mendengar...kita sapa pasiennya..”
mengandung makna bahwa perawat
(P05)
melakukan pertolongan kepada pasien
karena adanya nilai kemanusiaan dan nilai Bahkan perawat pernah melakukan
sosial yang telah ditanamkan dalam dirinya komunikasi dengan pasien dalam kondisi
agar dapat memberikan pelayanan terbaik tidak sadar, pada saat itu pasien sampai
bagi pasien. mengeluarkan air mata.

“saya ingat betul..pasien itu tidak


Komunikasi Menjadi Kunci Kepercayaan
sadar....koma...tapi saya ajak
Tema ini menjawab pertanyaan penelitian
ngobrol.. saya ajak ngobrol...
mengeksplorasi persepsi caring perawat sesuai
mungkin dia mendengar... pasien itu
dengan pengalamannya pada saat merawat
sampai mengeluarkan air mata..
pasien trauma dengan kondisi kritis.
makanya saya sedih (mata berkaca-
Komunikasi menjadi kunci utama dalam
kaca saat mengingat peristiwa
berinteraksi dengan pasien saat pertemuan
tersebut, suaranya pun agak parau)”
pertama kali untuk menumbuhkan kepercayaan.
(P03)
Pada sub tema pertama didukung oleh
sub-sub tema memberitahukan siapa dirinya Penjelasan Berkaitan Segala Hal Tentang
yang tersusun dari beberapa kategori dari Pasien Agar Keluarga Siap
hasil wawancara dengan partisipan sebagai Tema penjelasan berkaitan segala hal
berikut: tentang pasien agar keluarga siap ini
“yang pertama..dari mulai menjawab tujuan penelitian dalam
perkenalan nama, menjelaskan mengeksplorasipersepsicaring perawat pada
nama..seperti biasalah...kita jelaskan pasien trauma dengan kondisi kritis.
nama, disini kita petugas di Sub tema memberikan laporan ulang
sini...perkenalan nama pasien, nama tentang pasien ini berarti bahwa perawat
saya juga...”(P04) sering memberikan penjelasan berulang

Pada saat memberikan pelayanan pada keluarga pasien yang sama. Uraian

keperawatan kepada pasien langkah utama hasil wawancara dengan pasrtisipan dapat

yang harus dilakukan perawat adalah dilihat sebagai berikut:

membangun kepercayaan kepada pasien dan “...disini tuh rata2 keluarga yang
keluarga. Pada sub tema yang kedua yaitu satu dijelaskan, untuk kondisi pasien
melakukan kontak dengan pasien yang saat ini dan penanganan..kadang
didukung oleh sub-sub tema mengajak bicara keluarga lain yang baru datang itu
pasien tidak sadar yang tersusun dari tidak mau menerima penjelasan dari
beberapa kategori dari hasil wawancara keluarga yang udah dijelasin... kadang
sebagai berikut: minta penjelasan berulang” (P04)

www.jik.ub.ac.id
45
Sub tema memberikan penjelasan Sub tema memberikan keterangan
tindakan yang akan dilakukan ini berkaitan pengobatan dengan cara memberitahukan
dengan sub tema mencegah adanya jenis obat yang akan diberikan pasien. Hasil
tuntutan hukum dengan informed consent. wawancara dari partisipan yang berkaitan
Berikut ini adalah pernyataan partisipan: dengan memberikan penjelasan tentang
pengobatan dapat terlihat dari hasil
“tetap ditolong...tapi kalau untuk
wawancara dengan partisipan sebagai berikut:
tindakan besar, kita harus jelaskan
dulu ke keluarganya, biasanya di TTO “ya sudah kita mau masukkan obat-
kan..”(P02) obatan kan harus konfirmasi dulu
sama keluarga kalau dia..obatnya
Sub tema mencegah adanya tuntutan
beresiko gitu lo” (P01)
hukum dengan informed consent dilakukan
oleh perawat untuk menghindari adanya Pada sub tema memberitahu perkiraan
tuntutan. Pernyataan partisipan yang biaya yang diperlukan dengan cara
mendukung untuk mencegah adanya tuntutan memberikan perkiraan pengeluaran dan
hukum dengan informed consent terlihat pada memberikan solusi pencarian dana. Hasil
hasil wawancara sebagai berikut: kutipan wawancara tentang memberitahukan
perkiraan biaya dapat dilihat dari wawancara
“kita kasih inform consent ke
dengan partisipan sebagai berikut:
keluarga..Bu ini kondisinya
begini..kita akan lakukan tindakan “...karena untuk tindakan
ini..kira2 keluarga setuju apa penunjang...seperti rontgen, CT
nggak..kalau setuju ya mereka kita scan..kan...e..pemasangan kateter....
minta tanda tangan..kalau belum kita tetap butuh persetujuan
setuju ya sementara kita minta tanda keluarga...karena itu kan mahal
tangan penolakan, kalau nanti biayanya..”(P06)
keluarga semua setuju bisa tanda Perawat juga sering memberikan solusi
tangan lagi persetujuan untuk kepada keluarga untuk mencari dana melalui
dilakukan tindakan..”(P08) lembaga sosial. Hal ini dapat terlihat dari
Penjelasan yang diberikan kepada pernyataan partisipan sebagai berikut:
keluarga pasien terkadang menimbulkan “biasanya kita sarankan ngurus
hambatan ketika perawat akan melakukan jaminan, kalau umpamanya dia itu
tindakan. warga jauh..maksudnya dari luar
“kadang-kadang pasien keluarganya tarakan ya kita anjurkan diurus biar
ndak ada Mba..kadang-kadang nanti bisa ringan..atau kita suruh ke
kayak gitu..jadi kadang kita tuh mau BAZ...kasihan kan Mba kalau dia
tindakan susahnya disitu..baru kan nggak mampu..trus sakitnya perlu
karena pasien baru kita harus minta banyak biaya..”(P02)
soalnya mau ada persetujuan ini dan Sub tema menceritakan segala hal
lain-lain” (P01) tentang pasien sesuai kenyataan yang ada.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


46
Sub tema ini menjelaskan kondisi pasien mengeksplorasi persepsi caring perawat
dan mengatakan kondisi terakhir pasien. sesuai dengan pengalamannya pada saat
Partisipan mengatakan bahwa menjelaskan merawat pasien trauma dengan kondisi
kondisi pasien yang paling sering dilakukan kritis. Tema ini terbentuk dari dua sub tema
oleh dokter karena memiliki wewenang yang saling mendukung.
lebih besar terhadap pasien. Pernyataan Sub tema menganjurkan keluarga untuk
partisipan dapat dilihat dari hasil wawancara mendo’akan pasien diungkapkan oleh
berikut: partisipan sebagai upaya untuk menguatkan
“kalau untuk bantuan penjelasan keluarga ketika melihat pasien mengalami
kita minta dokternya untuk kondisi kritis. Sebagaimana dapat diihat dari
menjelaskan penyakit atau prognosis kutipan wawancara sebagai berikut:
penyakit pasiennya...karena mereka “...Ibu tenang dulu...Bapaknya
kan lebih berwenang kan..”(P08)
sementara kita tangani...tenang
Penyampaian informasi mengenai dulu...bawa berdo’a..bantu kita
kondisi terakhir pasien dilakukan secara jujur. dalam do’a untuk kita tangani
Penyampaian pernyataan partisipan dari sub keluarganya...”(P08)
tema ini dapat dilihat pada kutipan
Pernyataan partisipan tersebut
wawancara sebagai berikut:
mengandung makna bahwa perawat selalu
“Kalau saya sih Mba…saya harus menganjurkan keluarga untuk memberikan
kasih tau…dan dia harus tau..gak dukungan spiritual berupa do’a untuk
boleh ditutup-tutupi…”(P02) kebaikan pasien.

Apabila informasi yang disampaikan Sub tema mengurangi kecemasan


berupa perburukan kondisi pasien, maka dengan mengurangi kegelisahan yang
menjadi kabar duka bagi keluarga. Namun dirasakan keluarga pasien sebagai cara
secara professional perawat tetap untuk menenangkan kondisi keluarga ketika
menjelaskan kondisi pasien secara terus melihat pasien mengalami kondisi kritis. Hasil
terang. Berikut ini kutipan wawancara wawancara dengan partisipan didapatkan
dengan pasrtisipan yang mendukung kondisi pernyataan sebagai berikut:
tersebut:
“berusaha menenangkan kali Mba...
“tetep kita jelaskan...jujur...yang ya menenangkan dulu…” (P02)
penting keluarga pasien itu paham
Ketika keluarga mengalami kepanikan
kondisi saat ini...kondisinya buruk..”
menghadapi pasien yang sedang mengalami
(P04)
trauma, perawat selalu berusaha untuk

Dukungan Spiritual Kepada Keluarga menenangkan pasien.

Menurunkan Kecemasan “....jangan panik, ini sudah di RS


Tema dukungan spiritual menurunkan sudah ditangani sama tim medis-
kecemasan ini menjawab tujuan penelitian nya...” (P02)

www.jik.ub.ac.id
47
Perawat berusaha meyakinkan keluarga ini...kalau untuk asuransi kesehatan
pasien dengan memberikan penjelasan nih ya.. nggak ditanggung... jadinya
kepada keluarganya bahwa pasien sudah rata-rata mengeluh tentang
diberikan penanganan oleh tenaga medis di finansial...” (P04)
rumah sakit.
Sub tema tabah menghadapi karakteristik
“pasti mereka cemas juga kan sama pasien dan keluarga diungkapkan oleh
kondisi keluarganya...jadi kita lebih partisipan dengan sabar meghadapi pasien
menenangkan mereka aja...”(P05) dan keluarganya. Hal ini terlihat dari kutipan

Pernyataan partisipan di atas wawancara dengan partisipan sebagai berikut:

mengandung makna bahwa perawat “kadang dalam hati hanya bisa


memberikan kesempatan keluarga untuk bilang...sabaar.. jadi saya jelaskan lagi
lebih banyak berdo’a sebagai upaya untuk dengan hati2 supaya tidak terlihat
mengurangi kecemasan yang dihadapi. emosi saya kan...”(P02)

Peduli Mendengarkan Keluh Kesah Ungkapan partisipan tersebut berarti

Pasien Dan Keluarga bahwa perawat sering berhadapan dengan


berbagai macam permasalahan yang
Tema ini menjawab tujuan mengeks-
dihadapi dengan pasien dan keluarganya.
plorasi persepsi caring perawat pada pasien
trauma dengan kondisi kritis. Sub tema Sub tema penerimaan kondisi pasca
menjadi pendengar yang baik bagi pasien trauma ini didukung oleh sub-sub tema
diungkapkan oleh partisipan yang dapat nasehat perawat kepada pasien untuk dapat
dilihat dari kutipan wawancara berikut: menerima kondisinya pasca trauma yang
tersusun dari beberapa kategori yang
“minimal kalau pasiennya sadar.. ya
didapatkan dari hasil wawancara dengan
saya tanya bagaimana kondisinya
partisipan sebagai berikut:
saat ini.. apakah dia masih ada
keluhan..seperti itu sih..”(P02) “...ya, berharap kalau pasien trauma
itu kehidupannya akan lebih baik
Pernyataan partisipan tersebut berarti
lagi..bisa menerima kondisinya...jadi
bahwa perawat menanyakan kondisi pasien
dengan caring yang diberikan
untuk mengevaluasi tindakan yang telah
perawat pasien trauma ini bisa
dilakukan apakah ada perbaikan atau
selamatlah..gitu..”(P06)
bahkan terjadi perburukan kondisi. Keluhan
tentang masalah finansial untuk biaya Perawat harus dapat memberikan
perawatan pasien juga pernah diungkapkan semangat kepada pasien supaya dapat
oleh keluarga pasien kepada perawat, menerima kondisinya tersebut setelah
sebagaimana telah diungkapkan oleh kejadian trauma. Sehingga perawat perlu
pernyataan partisipan sebagai berikut: menanamkan rasa percaya diri kepada
pasien agar dapat menjalani kehidupan
“...kadang untuk pasien pasien
selanjutnya.
trauma itu kalau di...mohon maaf ya

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


48
“kalau misalnya pasien ini lanjutan. Kutipan hasil wawancara yang
mengalami kecacatan ya kita menyatakan hal tersebut adalah sebagai
motivasi supaya dia bisa menerima berikut:
kondisinya saat ini..”(P07)
“kita anjurkan control, ke fisioterapi
Sub tema membangkitkan keinginan mungkin..biasanya kalau pasien
untuk sembuh ini diungkapkan oleh perawat trauma kan habis kejadian tuh ada
dengan cara memberikan dorongan untuk rasa nyeri, atau bahkan lumpuh gitu
sembuh. Ungkapan perawat yang menyata- bisa jadi...jadi kita anjurkan untuk
kan hal tersebut dapat terlihat dari kutipan fisioterapi supaya kondisinya
wawancara sebagai berikut: membaik...bisa beraktivitas lagi”
“tetep harus motivasi..karena supaya (P07)
untuk kesembuhan perawatan Berdasarkan pengalaman perawat selalu
selanjutnya.. di ruangan gitu..” (P04) memberikan motivasi kepada pasien untuk
“memberi motivasi untuk melakukan terapi lanjutan setelah keluar
kesembuhan pasien...maksudnya, dari rumah sakit.
supaya dia bisa kembali seperti Sub tema mengetahui kondisi pasien
semula..” (P06) dengan sebenarnya didukung oleh dua sub-
Memotivasi untuk kesembuhan pasien sub tema yang saling berkaitan yaitu
selalu dilakukan oleh perawat supaya pasien memiliki ketertarikan untuk mengetahui
memiliki semangat dalam menjalani kondisi pasien dan mengenali kondisi pasien
kehidupan selanjutnya setelah kejadian secara menyeluruh. Berikut ini kutipan hasil
trauma. wawancara dengan partisipan:

“kita memberi semangat.. umpama- “ caring itu kepedulian.... kepedulian


nya, pasiennya diajak ngobrol...dan kita sebagai perawat..dengan kita
apa namanya...diajak berkomuni- memperhatikan pasien...” (P06)
kasi.. kalau bisa kita e..membantu...
Partisipan juga mengungkapkan bahwa
memotivasinya” (P04)
kepedulian perawat terhadap pasien
Memotivasi pasien dengan selalu dinyatakan dengan mengerti dan memahami
mengajak pasien berkomunikasi dan kondisi pasien. Hal tersebut diungkapkan
memberikan nasehat berkaitan dengan oleh partisipan pada hasil wawancara sebaai
kondisi kesehatannya dapat memberikan berikut:
wawasan tambahan bagi pasien agar dapat
“ bisamemahami kondisi pasien dan
menjalani aktivitasnya dengan baik setelah
keluarga..jadi kita lebih mudah kasih
mengalami trauma.
perawatan” (P02)
Sub tema menganjurkan melakukan
terapi lanjutan yang disampaikan oleh Perawat seharusnya memahami kondisi

partisipan dengan caramemberikan saran pasien lebih dalam baik secara fisik maupun

kepada pasien untuk menjalani terapi psikologis.

www.jik.ub.ac.id
49
Mengalami Perubahan Emosi Sub tema dorongan perasaan untuk
Tema ini menjawab tujuan penelitian menolong pasien diungkapkan melalui
mengeksplorasi perasaan caring perawat berbagai macam perasaan yang timbul saat
sesuai dengan pengalamannya pada saat memberikan pertolongan kepada pasien.
merawat pasien trauma dengan kondisi Partisipan mengungkapkan bahwa dorongan
kritis. Ungkapan sub tema merasa bahagia perasaan tersebut karena adanya rasa iba,
jika pasien membaik ini diungkapkan oleh rasa kasihan, rasa prihatin, rasa simpati dan
partisipan sebagai berikut: ikut merasakan sakit yang dialami pasien.
Ungkapan partisipan dapat dilihat dari
“senangnya kalau pasien itu bisa
kutipan wawancara berikut ini:
membaik kondisinya saat kita
rawat..”(P08) “..jadi perasaaan prihatin...kadang
kita tolong, kadang masalahnya
Perasaan senang yang diungkapkan oleh
kalau misalkan nggak ada biaya itu
partisipan tersebut menyatakan kepuasaan
gimana...” (P07)
karena melihat kondisi pasien yang membaik
setelah dilakukan perawatan. Perawat berusaha bersikap professional
dalam menghadapi kondisi psikologis yang
Sub tema merasakan kegelisahan yang
dihadapi selama bertugas.
diungkapkan oleh partisipan saat merawat
pasien karena setelah dilakukan tindakan
Cepat Merespon dan Memilah Kondisi
ternyata kondisi pasien tidak dapat
Pasien
diselamatkan. Hal ini menimbulkan kesedihan
Tema ini menjawab tujuan penelitian
bagi perawat ketika memberikan pertolong-
mengidentifikasi perilaku caring perawat
an. Ungkapan partisipan dapat dilihat dari
pada pasien trauma dengan kondisi kritis.
kutipan hasil wawancara sebagai berikut:
Terdiri dari tiga sub tema yaitu melakukan
“pasien trauma itu yang bikin sedih penilaian awal pada kondisi pasien,
itu kalau sampai lewat (meninggal) kesegeraan dalam bertindak, dan bergegas
padahal kita sudah berusaha menolong. Berikut ini pernyataan partisipan
maksimal..”(P08) yang mendukung sub tema tersebut adalah:
Perburukan kondisi yang dialami pasien “kalau pasien datang itu pasti kita
bahkan mengarah pada kematian membuat cek responnya dulu...cek respon
perawat ada yang merasa bersalah ketika kesadaran...ya kita liat ABCnya
memberikan pertolongan. Ungkapan itu dulu...kalau tahun berapa itu CAB
dapat dilihat dari pernyataan partisipan sudah ya...nah, kalau ada gangguan
sebagai berikut: di 3 itu pasti kita...ya kita tangani
“ya merasa bersalah, mungkin dulu...” (P08)
ngoreksi tindakan yang telah Sub tema kesegeraan dalam bertindak
dilakukan..sesuai prosedur apa gak, dilakukan oleh perawat melalui penilaian
sesuai instruksi apa nggak..”(P04) kegawatan pasien dengan akurat dengan

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


50
cara melakukan pemilahan kondisi pasien berusaha semaksimal mungkin..”
gawat secara cepat dan tepat untuk (P01)
menempatkan posisi pasien gawat pada Perawat selalu berusaha melakukan
prioritas pertama. Kutipan wawancara tindakan semaksimal mungkin dengan
partisipan sebagai berikut: mengerahkan segala kemampuannya untuk
“di ruang triase itu memang kita menyelamatkan nyawa pasien.
seleksi dulu sampai di prioritas Sub tema memberikan perawatan
apakah masuk ke prioritas yang terbaik yang dilakukan oleh perawat dengan
emang betul-betul masuk di prioritas cara melakukan tindakan pertolongan
1 atau 2...kalau traumanya masuk pertama dengan tujuan agar pasien dapat
prioritas 1 atau betul-betul gawat diselamatkan. Berikut hasil wawancara
darurat” (P04) dengan partisipan:

Sub tema ketiga yang mendukung tema “..kalau bisa tuh saya tolong yang
ini adalah bergegas menolong yang terbaik nih…terbaiknya tuh…harus

diungkapkan oleh partisipan dengan cara setidaknya tuh mengurangi rasa

peka terhadap keadaan pasien. Hal tersebut sakitnya itu na Mba” (P02)

dapat terlihat dari ungkapan partisipan dari Pernyataan lain dari partisipan yang
hasil wawancara sebagai berikut: mendukung untuk memberikan yang terbaik
berupa upaya menyelamatkan pasien
“..karena dengan cepat kita
terlebih dulu yang disampaikan oleh
merespon pasien, kita bisa cepat
partisipan sebagai berikut:
memberikan penanganan sesuai
kondisinya...” (P05) “...gimana caranya supaya bisa
diselamatkan dululah..gitu tok
Sub tema tersebut dapat dimaknai
aja...”(P01)
bahwa perawat segera merespon pasien
“...jadi kami...tindak dulu saja lah
untuk memberikan pertolongan ketika
yang penting itu pasien bisa
pasien datang ke IGD.
stabil..”(P08)
Upaya Maksimal Perawat Melakukan Pernyataan partisipan tersebut berarti
Tindakan Yang Terbaik niat perawat untuk memberikan
Tema ini menjawab tujuan penelitian pertolongan kepada pasien trauma dalam
mengidentifikasi perilaku caring perawat kondisi kritis untuk menyelamatkan nyawa
sesuai dengan pengalamannya pada saat pasien dan berharap kondisi pasien akan
merawat pasien trauma dengan kondisi membaik seperti sebelum kejadian trauma,
kritis. Pada sub tema totalitas dalam bahkan dapat terhindar dari kematian.
bertindakdapat dilihat dari pernyataan
Mementingkan Kehadiran Keluarga Agar
sebagai berikut:
Bisa Memberikan Semangat Pasien
“..kita juga berusaha..hasil akhirnya
Tema ini menjawab tujuan penelitian
kita nggak tau, setidaknya kita sudah
dari mengidentifikasi perilaku caring

www.jik.ub.ac.id
51
perawat sesuai dengan pengalamannya pada apalagi saat kondisi begitu ya..jadi
saat merawat pasien trauma dengan kondisi menurut saya...mereka itu penting
kritis. Sub tema melibatkan keluarga pada sekali ada saat itu...ya paling tidak
kondisi tertentu dapat dilihat dari hasil menenangkan hati pasiennya..” (P02)
wawancara dengan partisipan sebagai
Pernyataan partisipan tersebut berarti
berikut:
bahwa keberadaan keluarga pasien memang
“pasien penurunan kesadaran...ya, sangat diperlukan untuk memberikan
kadang mereka mau bantu...kita ketenangan secara psikologis.
fungsikan keluarganya...misalnya kita
kurang tenaganya..kita bisa minta
PEMBAHASAN
bantuan mereka..”(P03)
Keinginan perawat untuk memberikan
Berdasarkan pengalaman perawat di IGD
pertolongan kepada pasien didasari adanya
RSUD Tarakan bahwa keterlibatan keluarga
niat menolong yang berasal dari hati.
dalam proses perawatan sebagai salah satu
Keinginan atau niat yang dimiliki perawat
cara untuk melatih kemandirian keluarga
merupakan bentuk perilaku caring yang
pada saat merawat pasien selanjutnya di
berupa dorongan dalam dirinya untuk peduli
rumah.
terhadap kondisi pasien, memliki rasa ingin
“ada tipe keluarga yang berusaha menolong secara alamiah, adanya rasa
mengurus pasiennya sendiri...jadi kita kemanusiaan yang tinggi, memiliki keinginan
fasilitasi...kita libatkan keluarganya... untuk selalu berkorban, memiliki rasa
supaya mereka juga puas kan... tanggung jawab, melakukan tindakan
setidaknya sudah merawat keperawatan sebagai panggilan Tuhan, serta
keluarganya saat kondisi kritis itu” memiliki keinginan untuk menolong karena
(P06) adanya nilai moral yang dianut serta rasa
Pernyataan partisipan tersebut berarti cinta terhadap sesama manusia (Green,
bahwa ada beberapa keluarga pasien yang 2012;Runqvist et al, 2011; Watson, 2008;
memang menginginkan untuk membantu 2010).
merawat pasien saat kondisi kritis tersebut. Dalam berinteraksi dengan pasien dan
Sehingga perawat memfasilitasi apa yang keluarganya diperlukan keterampilan
diperlukan oleh keluarga pasien. berkomunikasi. Alzghoul (2014) menyatakan
Sub tema kehadiran keluarga bagi pasien bahwa komunikasi sebagai pendukung
yang diungkapkan oleh partisipan dengan dalam melakukan interaksi dengan orang
cara mengijinkan keluarga untuk lain dan selama proses tersebut diperlukan
mendampingi pasien selama proses keterampilan berkomunikasi yang baik
perawatan. Hasil wawancara dengan dengan pasien sebagai upaya untuk
partisipan sebagai berikut: melakukan proses pembelajaran. Pemberian

“kalau keluarga sih Mba..ya pastinya informasi terhadap hal ini harus selalu
pasien kan butuh mereka juga, diberikan baik oleh perawat ataupun dokter

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


52
kepada pasien dan keluarganya. pasien dan keluarga supaya mereka merasa
Sebagaimana diungkapkan oleh Okoye nyaman dengan keberadaan perawat.
(2012) bahwa pengaruh pemberian informasi Kepedulian kepada pasien yang diterapkan
(pembelajaran) akan berdampak besar perawat di IGD RSUD Tarakan tersebut
tehadap pasien dan keluarganya. Oleh sesuai dengan carative factor ketiga yang
karena itu, diperlukan lingkungan yang dicetuskan oleh Jean Watson yaitu
kondusif untuk memberikan pendidikan menumbuhkan sensitivitas pada diri sendiri
kesehatan dan menjelaskan informasi yang dan orang lain melalui kepedulian yang
diperlukan pasien terkait dengan diberikan kepada pasien.
penyakitnya secara ilmiah dan rasional Kepedulian terhadap pasien menimbul-
dengan bahasa yang mudah dipahami pasien kan rasa ingintahu, keinginan untuk
dan keluarga. mengerti, dan memahami kondisi pasien
Pada umumnya keluarga akan lebih mendalam. Sensitivitas yang dimiliki
mengalami kepanikan saat melihat pasien perawat didasari dari nilai spiritual yang
mengalami trauma meskipun kemungkinan dianut oleh perawat tersebut. Penanaman
hidup pasien lebih besar, dan dapat nilai spiritual yang kuat pada diri seseorang
melakukan fungsi kehidupan secara normal dapat memberikan kepekaan dalam
atau bahkan tidak mengalami komplikasi melakukan interaksi dengan orang lain,
setelah mengalami trauma. Namun hal itu selain itu dapat mengontrol ego dalam diri

perlu informasi yang jelas kepada keluarga dan membuka diri agar lebih peka terhadap

pasien untuk dapat menenangkan orang lain yang dapat membentuk

kondisinya (Bostrom et al, 2012). Doa diyakini kepedulian terhadap sesama (Watson, 2010).

sebagai kekuatan yang luar biasa dan Selama memberikan pelayanan kepada
memberikan pengaruh besar terhadap pasien, perawat sering mengalami
pasien.Hal ini merupakan bentuk caring perubahan emosi. Sebagai perawat harus
perawat sesuai dengan carative factor yang dapat mengelola emosinya dengan baik
ke sepuluh (Opening and attending to untuk menciptakan lingkungan yang
spiritual-mysterious and existential kondusif dan mendukung untuk proses
dimensions of one’s own life-death; soul perawatan pasien. Namun ternyata, secara
care for self and the one-being-cared-for). umum perasaan yang dialami tersebut

Bentuk dukungan kepada pasien dan sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada

keluarga untuk menghadapi kenyataan yang aktivitas keperawatan selanjutnya. Perawat

harus dihadapi agar dapat mencapai menyadari dalam hal ini mereka harus

kehidupan yang lebih berkualitas (Watson, bersikap professional menghadapi segala

2010; 2009). Kepedulian perawat terhadap kondisi yang terjadi selama bertugas.

pasien berupa kesiapan untuk mendengar Sebagaimana Alzghoul (2012) menyatakan

segala keluhan pasien dan keluarga. Hal ini bahwa perawat akan mengalami perubahan
dimaknai bahwa perawat harus lebih emosi selama menjalankan tugas dan harus
bersikap terbuka, bersikap hangat kepada dapat mengatasi kondisi emosi yang terjadi

www.jik.ub.ac.id
53
tersebut sebagai tantangan perawat dalam tindakan yang akan dilakukan terhadap
menghadapi pasien. pasien (Watson, 2010).
Kesegeraan perawat dalam merespon
kedatangan pasien dengan melakukan KESIMPULAN
penilaian awal terhadap kondisi dan Pengalaman saat merawat pasien trauma
melakukan pemilahan (triage) untuk dengan kondisi kritis dengan melakukan
menempatkan pasien sesuai kegawatannya. segala tindakan kepada pasien secara total
Sebagaimana Brabrand et al (2010) dan selalu memberikan dukungan moral,
menyatakan bahwa tujuan utama dilakukan spiritual, motivasi untuk kesembuhan dan
triage pada saat perawat bertemu dengan kebaikan pasien serta memberikan
pasien untuk menentukan dan mengelom- kesempatan keluarga untuk mendampingi
pokkan pasien dengan cepat sesuai tingkat pasien selama masa perawatan dapat
kegawatannya berdasarkan kebutuhan menciptakan kenyamanan serta ketenangan
perawatan pasien. bagi pasien. Selain itu selama masa merawat
pasien, perawat merasakan adanya
Perawat berusaha untuk memberikan
perubahan emosi baik itu sedih dan senang
bantuan kepada pasien secara maksimal
dalam memberikan perawatan.Hal ini
dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa
membuat perawat untuk dapat mengelola
pasien. Secara umum totalitas pelayanan yang
emosinya dengan baik dan bersikap
dilakukan perawat kepada pasien sebagai
professional dengan segala hal yang terjadi
cara untuk memberikan pelayanan yang
selama merawat pasien. Oleh karena perawat
maksimal sehingga dapat memberikan
harus memiliki niat kuat dari dalam dirinya
kepuasan kepada pasien dan keluarganya
untuk memberikan pertolongan kepada
(Fini et al, 2012). Upaya maksimal perawat
pasien sebagai upaya untuk menghasilkan
dalam memberikan tindakan terbaik bagi
perawatan yang terbaik dan berkualitas.
pasien dapat memberikan kepuasan
Saran yang diberikan yaitu Rumah sakit
pelayanan kepada pasien dan keluarganya.
sebaiknya memaksimalkan peran dan fungsi
Sebagaimana dinyatakan oleh Fini et al (2012)
perawat IGD pada saat memberikan
bahwa perbaikan kualitas caring keperawatan
pelayanan kepada pasien. Diperlukan
dapat dilakukan dengan meningkatkan
tambahan staf perawat untuk meningkatkan
kenyamanan pasien, menurunkan kecemasan
peran dan fungsinya secara maksimal agar
dan membangun rasa percaya antara perawat
dapat mewujudkan perilaku caring secara
dan pasien sehingga dapat meningkatkan
maksimal kepada pasien. Penelitian
kepuasan pelayanan.
selanjutnya dapat menggali pengalaman
Keberadaan keluarga pasien memang caring perawat pada pasien dengan kasus
sangat diperlukan terutama pada saat pasien trauma khusus (misalnya trauma abdomen,
tersebut berada dalam kondisi kritis. trauma pada anak) disertai dengan observasi
keterlibatan keluarga dalam proses secara langsung supaya dapat mengetahui
perawatan pasien ini dapat membantu secara pasti penerapan caring yang
perawat dalam mengambil keputusan dilakukan oleh perawat.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


54
DAFTAR PUSTAKA Ghony, M.D. & Almanshur F. (2012).

Adams, L. Y.& Maykut, C.A. 2015. Bullying: Metodologi Kualitatif. Yogyakarta: Ar

The Antithesis Of Caring Acknowledging Ruzz Media

The Dark Side If The Nursing Profession. Hunter LP. (2006) Women give birth and pizzas
International journal of caring sciences. are delivered: language and western
Vol.8 (3). 765 childbirth paradigms. Journal of Midwifery
Alzghoul, Manal M. (2014). The experience and Women’s Health 51(2): 119-24.
of nurses working with trauma patients Lachman, V.D.2012. Applying the ethics of
in critical care and emergency settings: A care to your nursing practice. Medsurg
qualitative study from Scottish nurses’ Nursing.21:122-116
perspective. International Journal of Merrill, A. S., Hayes, J. H., Loryclukey, D., &
Orthopaedic and Trauma Nursing, 18(1), Curtis, D. 2012. Do they really care? How
13-22.doi:http://dx.doi.org/10.1016/ trauma patients perceive nurses’ caring
j.ijotn.2013.04.004 behaviors. Journal of Trauma Nursing
Brabrand, M., Folkestad, L., Clausen, N., 19(1). p. 33-37.
Knudsen, T., Hallas, J., 2010. Risk scoring Okoye, N. 2012. Jean Watson’s Theory of
systems for adults admitted to the Human Caring: An Analysis of Nurses
emergency department: a systematic Caring About Themselves in Addition to
review. Scand. J. Trauma Resusc. Emerg.
Their Patients. University of Virginia
Med. 18, 8.
Polit D.F.& Beck, C. T. (2010). Essential of
Chan, K. (2012). Interpretive Phenomenologi
nursing Research Appraising evidence for
in Health Care Research. Sigma Theta
nursing practice. Philadelphia, Lippincot
Tau International, website @
William & Wilkins.
www.nursingknowledge.org.
___________________. 2012. Nursing Research;
Creswell, J. W. (2010). Research Design
Generating and Assessing Evidence for
Qualitative &Quantitative, and Mix
Nursing Practice. Wolter Kluwer.Lippincot
Methods Approaches. 3rd edition. Sage
William&Wikins
Publication, Inc. University of Nebraska,
Al-Obaid, Y. F., Bangash, F.N., Bangash,
Lincoln.
T. 2007. Trauma – An Engineering
_______. 2013. Research Design Qualitative
analysis with medical case study
& Quantitative, and Mix Methods
investigation. Springer. 843. ISBN: 978-3-
Approaches. 4th edition. Sage Publication,
540-36305-7
Inc. University of Nebraska, Lincoln.
Sumner, J. (2010) Reflection and moral
Fini, A. I., Mousavi Sadat, M.,Sabdani M. A,
maturity in a nurse’s caring practice: A
Hajbaghery M.A. 2012. Correlation
critical perspective. Nursing philosophy
between Nurse’s Caring behaviours and
[Online] 11(3). p. 159 -169.
patients satisfaction. Nursing and
midwifery studies journal.(1); 36-40. DOI: Unterschuetz, C., Hughes, P., Nienhauser, D.,
10.5812/nms.7901 Weberg, D., & Jackson, L. (2008).

www.jik.ub.ac.id
55
Caringfor innovation and caring for the Watson, J. 2010. Caring science and the next
innovator. Nursing Administration decade of holistic healing: transforming
Quarterly, 32(2), 133-141. self and system from the inside out.
Vatnøy, T.K., Fossum M., Smith, N., Slettebø Beginning spring
A°., 2013. Triage assessment of Wagner, D& Bear, M. 2008. Patietns Satisfaction
registered nurses in the emergency With Nursing Care: A Concept Analysis
department. International Emergency Within A Nursing Framework. Journal of
Nursing. 21, 89-96 advance nursing. Blackwell publishing Ltd.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 5, No. 1 Mei 2017


56

Anda mungkin juga menyukai