Anda di halaman 1dari 4

Pengertian : perdagangan atau jual beli menurut bahasa : al ba’I atau al

tijarah.
Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan jual beli adalah :
1. menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan.
2. pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan
aturan Syara’
3. saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasarruf) dengan ijab
dan qobul, dengan cara yang sesuai dengan Syara’
4. tukar menukar benda dengan benda lain dengan cara yang khusus
(dibolehkan)
5. penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau
memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang
dibolehkan (barter).

Rukun jual beli ada tiga :


1. Akad (Ijab Kabul), ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli, jual beli
belum dikatakan sah sebelum ijab dan kabul dilakukan, ijab kabul
menujukkan kerelaan (keridlaan), pada dasarnya ijab kabul dilakukan
dengan lisan, tapi jika tidak mungkin, seperti bisu atau yang lainnya,
maka ijab boleh dilakukan dengan surat menyurat yang mengandung
arti ijab dan kabul.
2. Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli)
3. Benda yang diperjual belikan, syarat benda yang menjadi obyek akad
ialah :
1. suci.
2. memberi manfaat menurut syara’
3. jangan ditaklikkan, artinya dikaitkan dengan kepada hal-hal lain.
4. tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan kujual motor ini kepada
Sdr. selama 1 tahun.
5. dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat.
6. Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain dengan tidak
se – izin pemiliknya.
7. Diketahui (dilihat), barang yang diperjual belikan harus dapat
diketahui banyaknya, beratnya, takarannya atau ukurannya, maka
tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu fihak.

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi, ditinjau dari segi hukumnya, jual beli
ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum dan batal menurut hukum.
Ditinjau dari segi benda yang dijadikan obyek jual beli dapat dibedakan :
1. Jual beli benda yang kelihatan, ialah pada waktu melakukan akad jual
beli benda/barang yang diperjual belikan ada didepan penjual dan
pembeli, hal ini lazim dilakukan msyarakat banyak.
2. Jual beli yang disebutkan sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli
“salam” (pesanan). Biasanya jual beli salam adalah untuk jual beli yang
tidak tunai (kontan). Salam pada awalnya berarti meminjamkan barang
atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu.
3. Jual beli yang tidak ada serta tidak dapat dilihat, ialah jual beli yang
dilarang oleh agama Islam, karena barangnya tidak tentu atau masih
gelap, sehingga dikhawatirkan barang tsb diperoleh dari hasil curian
atau barang titipan yang berakibat kerugian salah satu fihak.

Jual beli yang dilarang dan batal hukumnya adalah sebagai berikut :
1. Barang yang dihukumkan najis oleh agama.
2. Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan
dengan betina, agar diperoleh keturunan yang baik.
3. Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya.
4. Jual beli dengan Muhaqalah, haqalah mempunyai arti tanah, sawah dan
kebun, maksudnya disini ialah menjual tanam-tanaman yang masih di ladang
atau di sawah, hal ini dilarang oleh agama, sebab ada persangkaan riba
didalamnya.
5. Jual beli dengan mukhadharah, yaitu menjual buah-buahan yang belum
pantas untuk dipanen, hal ini dilarang karena barang tsb masih samar.
6. Jual beli dengan muammassah, yaitu jual beli secara sentuh menyentuh.
7. Jual beli dengan munabadzah, yaitu jual beli secara lempar melempar.
8. Jual beli dengan muzahanah, yaitu menjual buah yang basah dengan buah
yang kering, seperti menjual padi yang kering membayar dengan padi yang
basah
9. Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjual belikan.
10. Jual beli dengan syarat.
11. Jual beli gharar, yaitu jual beli yang samar.
12. Jual beli dengan kekecualian sebagian dari benda yang dijual.

Ada beberapa macam jual beli yang dilarang oleh agama tetapi sah hukumnya :
1. menemui orang-orang desa sebelum mereka masuk ke pasar, dengan
harapan harganya murah.
2. Menawar barang yang sedang ditawar oleh orang lain.
3. Jual beli dengan Najasyi, yaitu menambah atau melebihi harga temannya.
4. Menjual diatas penjualan orang lain.

Dalam jual beli, menurut agama Islam dibolehkan memilih, apakah akan
meneruskan jual beli atau akan membatalkannya, disebabkan terjadinya sesuatu
hal, khiar ada 3 (tiga) macam, yaitu :
1. Khiar Majlis
2. Khiar Syarat
3. Khiar Aib.

Anda mungkin juga menyukai