Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil


Secara harfiah/luhghowi, baitulmaal berati rumah dana dan baitul tamwil berarti
rumah usaha. Baitulmaal berfungsi sebagai pengumpulan dana dan mentasyarufkan
untuk kepentingan sosial. Sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga yang bermotif
keutungan (laba). Jadi, baitul maal wa tamwil adalah lembaga yang bergerak dibidang
sosial, sekaligus juga bisnis yang mencari keuntungan.
Menurut Ensiklopedi Hukum Islam , baitul maal adalah lembaga euangan negara
yang bertugas menerima, menyimpan dan mendistribusikan uang negara sesuai
dengan aturan syariat. Sementara menurut Harun Nasution, baitul maal biasa diartikan
sebagai perbendaharaan (umum atau negara).
Menurut Arif Budiharjo, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah “Kelompok
swadaya masyarakatyang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningktkan kualitas ekonomi pengusaha
kecil-bawah dalam pengentasan kemiskinan.”
Pengertian lain dikemukakan oleh Amin Azis bahwa BMT adalah “Balai usaha
mandiri terpadu yang dikembangkan dari konsep Baitul Maal wat Tamwil. Dari segi
baitulmal, BMT menerima titipan bazis dari dana zakat, dan sedekah
memanfaatkannya untuk kessejahteraan masyarakat kecil, fakir, miskin. Pada aspek
Baitul tamwil-BMT mengembangkan usaha-usaha produktif untuk meningkatkan
pendapatan usaha kecil dan anggota.”1
Baitul maal wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua
istilah, yaitu baitulmaal dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumpulan danayang nonprofit, seperti : zakat,infaq, dan sedekah.
Adapun baitu tamwil sebagai usha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.
Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan islam. Lembaga ini
didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak
terjangkau oleh pelayanan Bank Islam atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan
atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah). karena itu meskipun
mirip dengan bank islam, BMT memiliki pangsa pasar sendiri.2

B. Tujuan Baitul Maal Wa Tamwil


Adapun tujuan didirikan BMT adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi
untuk kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya. BMT
berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat,
diharapkan dengan menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf
hidup melalui usahanya. Dengan modal yang diharapkan para peminjam dapat
mendirikan ekonomi yang dikelolanya. BMT bersifat usaha bisnis,tumbuh dan
berkembang secara swadaya dan dikelola secara profesional. Baitulmaal
1

2
dikembangkan untuk kesejahteraan anggota terutama penggaangan dana dari zakat,
infak, sedekah, wakaf dan lain-lain secara halal.3
Pengertian tersebut diatas juga dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada
upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus
diberdayakan (empowering) supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya, tidak dapat
dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi sangat tergantung pada BMT.
Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat memandirikan ekonomi para
peminjam. Dalam pelemparan pembiayaan BMT harus dapat menciptakan suasana
keterbukaan, sehingga dapat mendeteksi berbagai kemungkinan yang timbul dari
pembiayaan.
BMT berbeda dengan BPR Syariah (BPRS) atau Bank Umum Syariah (BUS).
BMT berbadan hukum koperasi, secara otomatis dibawah pembinaan Departemen
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, sedangkan BPRS atau BUS terikat dengan
peraturan Departemen Keuangan dan juga dari Bank Indonesia. Sehubungan dengan
hal ini maka, baik BMT maupun BPRS harus bekerja sama yang baik, sebab
sama-sama mempunyai kelebihan yaitu mempunyai lokasi dekat dengan nasabahnya,
sehingga bisa mengetahui tentang kondisi dari nasabahnya.4

C. Asas dan Landasan BMT


BMT berasaskan dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip syariah islam, keimanan,
keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan
profesionalisme.
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan legal.
Sebagai lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip
Syari’ah. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbh dan
berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukes di
dunia dan akherat juga keterpaduan anatara sisi maal dan tanwil (sosial dan bisnis).
kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut
diraih secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidk dapat hidup hanya dengan
bergantung pada uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari
meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pula pengelolanya
harus profesional.

D. Prinsip Utama BMT


Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh pada prinsip utama
sebagai berikut :
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikannya
pada prinsip-prinsip Syari’ah dan muammalah Islam ke dalam kehidupan nyata
3

4
2. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakan dan mengarahkan
etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif, dan berakhlak mulia.
3. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi. Semua pengelola pada setiap tingkatan, pengurus dan semua lininya serta
anggota dibangun rasa kekeluargaan, ssehingga akan tumbuh rasa saling
melindungi dan menanggung.
4. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-citaantar semua elemen
BMT. Antara pengelola dengan pengurus harus memiliki satu visi dan
bersama-sama anggota untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial.
5. Kemandirian, yaki mandiri diatas semua golongan politik. Mandiri berati juga
tidak bergantung dengan dana-dana pinjaman dan bantuan tetapi senantiasa
proaktif untuk menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.
6. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi (amalus sholih/ahsanu amala),
yakni dilandasi dengan dasar keimanan. Kerja yang tidak berorientasi pada
kehidupan dunia saja, tetapi juga kenikmatan dan kepuasan ruhanibdan akherat.
Kerja keras dan cerdas yang dilandasi dengan bekal pengetahuan (knowladge)
yang cukup, keterampilan yang terus ditingkatkan (skill) serta niat dan ghairah
yang kuat (attitude). semua itu dikenal dengan kecerdasan emosional,spriitual dan
intelektual. Sikap profesionalisme dubangun dengan semangat utnuk terus belajar
demi mencapai tingkat standar kerja yang tertinggi.
7. Istiqomah : konsisten, komsekuen, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan
tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap
berikutnya dan hanya kepada Allah SWT kita berharap.

E. Fungsi BMT
Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi :
1. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan
mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota, kelompok
anggota muamalat (Pokusma) dan daerah kerjanya.
2. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi lebih profesional dan
islami sehingga semakin utuh dan tanffuh dalam menghadapi persaingan global.
3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan anggota.
4. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara agniya sebagai
sohibul maal dengan du’afa sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial
seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah, dll.
5. Menjadi perantara keuangan financial (financial intermediary), antara pemilik
dana (shohibul maal), baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan
pengguna dana (mudhorib) untuk pengembangan usaha produktif.

Anda mungkin juga menyukai