Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Kasus

TINEA CRURIS ET CORPORIS

Oleh:

Anusha G Perkas, S.Ked

Pembimbing:

Prof. dr. Theresia L.T, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

BAGIAN/DEPARTEMEN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN

Diskusi Kasus

Tinea Cruris et Corporis

Oleh:
Anusha G Perkas, S.Ked
04084821719243

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 19 Februari
– 25 Maret 2018.

Palembang, Februari 2018

Pembimbing,

Prof. dr. Theresia L.T, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan diskusi kasus dengan judul “Tinea Cruris et Corporis”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Theresia L.T, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV selaku
pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan
laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga diskusi kasus ini dapat
berguna bagi banyak orang dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, Februari 2018

Penulis

I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. AS

3
Usia : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Tukang ojek
Agama : Islam
Suku : Palembang
Alamat : Jl Kemang Manis, Lr Damai, Rt 3/93
No. RM : 1048615
Kunjungan pertama ke poliklinik Dermatologi dan Venereologi RSMH Palembang,
tanggal 22 Februari 2018 pukul 9.30 WIB.

II. ANAMNESIS (autoanamnesis, tanggal 22 Februari 2018 pukul 9.30 WIB)


Keluhan utama:
Bercak merah di perut bagian bawah, pinggul dan kedua paha bertambah berat sejak 2
bulan lalu.
Keluhan tambahan:
Gatal
Riwayat perjalanan penyakit :
Kisaran 6 bulan lalu, timbul bercak merah di pinggul sebelah kanan, beberapa buah,
seukuran biji jagung. Bercak merah terasa gatal ketika pasien berkeringat. Pasien tidak
berobat
Kisaran 2 bulan lalu, timbul bercak merah di paha sebelah lateral, beberapa buah,
seukuran uang logam Rp 100. Bercak merah terasa gatal terutama saat pasien
berkeringat. Pasien mengoleskan salep kalpanax® 1x/hari, bercak masih ada namun
gatal sedikit berkurang. Pasien tidak berobat.
Kisaran 1 bulan lalu, bercak merah berubah jadi kehitaman dan sebagian ditutupi
sisik putih. Bercak semakin bertambah dan melebar ke bagian perut bagian bawah.
Terasa gatal terutama saat berkeringat. Pasien mengoles bercak dengan Pi Kang
Shuang® 3x sehari selama 1 pekan. Keluhan bercak dan gatal tidak berkurang. Pasien
tidak berobat.
Kisaran 1 pekan yang lalu bercak kemerahan semakin meluas. Terasa gatal ketika
pasien berkeringat. Pasien mengeluh bahwa tiada bercak kemerahan di bawah ketiak,
sela-sela jari kaki atau pada daerah kelamin.

4
Kisaran 1 hari yang lalu, bercak semakin gatal dan mengganggu. Pasien berobat ke
poliklinik Dermatologi dan Venereologi RS Mohammad Hoesin Palembang.

Riwayat penyakit dahulu


- Penyakit darah tinggi dan kencing manis disangkal
- Bercak merah bersisik disertai gatal saat berkeringat sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Bercak merah bersisik disertai gatal saat berkeringat sebelumnya disangkal.

Riwayat Higienitas dan Kebiasaan


Pasien jarang mengganti pakaian ketika berkeringat. Pasien mandi 1 kali sehari.
Kesan: higienitas dan kebiasaan kurang baik.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama istri dan dua anak. Pasien bekerja sebagai tukang gojek dengan
penghasilan Rp. 2.500.000/bulan istrinya sebagai ibu rumah tangga.Pasien tinggal di
sebuah bedeng ukuran 12m x 4m

Kesan: status sosioekonomi menengah ke bawah

III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 22 Februari 2018 pukul 09.30 WIB)


Status generalikus
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,50 C
Pernafasan : 20x/menit
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 70 kg
IMT : 28,8 (overweight)

Keadaan spesifik
Wajah
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
5
Hidung : Tidak ada sekret.
Telinga : Meatus akustikus eksternus lapang.
Mulut : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1.
Thorak
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, murmur
dan gallop tidak ada.
Paru-paru :
Suara napas vesikuler, ronkhi dan
wheezing tidak ada.
Abdomen : Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba,
bising usus normal.
Extremitas
Superior dextra et sinistra : Tidak edema.
: Tidak edema.
Inferior dextra et sinistra
KGB : Pada inspeksi dan palpasi tidak
ditemukan pembesaran KGB di regio
colli dextra et sinistra, axilla dextra et
sinistra, dan inguinal dextra et sinistra.
Genitalia : Tidak ada kelainan.

Status dermatologikus
 Regio Lumbalis sinsitra et dextra
Inspeksi: Plak eritem – hiperpigmentasi multipel polisiklik numular-plakat,
dengan adanya skuama putih kering sedang selapis mudah dilepaskan

6
1a 1b

Gambar 1.(a-b). Regio lumbalis sinistra et dextra

 Regio Inguinalis sinistra


Inspeksi: Plak eritem – hiperpigmentasi multipel polisiklik numular-plakat,
dengan adanya skuama putih kering sedang selapis mudah dilepaskan

2a 2b 2c

Gambar 2.(a-b-c). Regio Inguinalis sinistra

 Regio glutea dextra et sinistra


Inspeksi: Plak eritem – hiperpigmentasi multipel polisiklik numular-plakat,
dengan adanya skuama putih kering sedang selapis mudah dilepaskan

Gambar 3. Regio glutea dextra et sinistra

7
 Regio femur dextra et sinistra
Inspeksi: Plak eritem – hiperpigmentasi multipel polisiklik numular-plakat,
dengan adanya skuama putih kering sedang selapis mudah dilepaskan

4a 4b

Gambar 4(a,b). Regio femur dextra et sinistra

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan dengan Lampu Wood
Dilakukan pemeriksaan lesi patch eritem di regio inguinalis sinistra dengan
menggunakan lampu Wood dalam ruangan gelap.
Hasil: tidak tampak fluoresensi warna apapun.

8
Gambar 5. Hasil pemeriksaan lesi di regio inguinalis sinistra dengan menggunakan lampu Wood.

Pemeriksaan spesimen kerokan kulit dengan penambahan larutan KOH 10%


Dilakukan pengerokan kulit pada pinggir lesi di regio lumbal dextra et sinistra
kemudian dilakukan penambahan larutan KOH 10% dan diperiksa menggunakan
mikroskop pembesaran okuler 10x dan objektif 40x.
Hasil: pada regio lumbal dextra et sinistra ditemukan hifa panjang bersekat.

Gambar 6. Hasil pemeriksaan spesimen kerokan kulit di regio lumbal dextra et sinistra menggunakan
larutan KOH10%

V. RESUME
Tn. AS, laki-laki, 29 tahun, dengan bercak merah di perut bagian bawah, pinggul
dan kedua paha yang bertambah berat sejak 2 bulan lalu. Kisaran 6 bulan lalu, timbul
bercak merah di pinggul sebelah kanan, beberapa buah, seukuran biji jagung. Bercak
merah terasa gatal ketika pasien berkeringat. Kisaran 2 bulan lalu, timbul bercak merah
di paha sebelah lateral, beberapa buah, seukuran uang logam Rp 100. Pasien
mengoleskan salep kalpanax® 1x/hari, bercak masih ada namun gatal sedikit berkurang.

9
Kisaran 1 bulan lalu, bercak merah berubah jadi kehitaman dan sebagian ditutupi sisik
putih. Bercak semakin bertambah dan melebar ke bagian perut bagian bawah. Pasien
mengoles bercak dengan Pi Kang Shuang® 3x sehari selama 1 pekan. Keluhan bercak
dan gatal tidak berkurang. Kisaran 1 pekan yang lalu bercak kemerahan semakin
meluas. Pasien mengeluh bahwa tiada bercak kemerahan di bawah ketiak, sela-sela jari
kaki atau pada daerah kelamin. Kisaran 1 hari yang lalu, bercak semakin gatal dan
mengganggu. Pasien berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venereologi RS
Mohammad Hoesin Palembang. Pada pemeriksaan fisik, status dermatologikus regio
lumbalis sinsitra et dextra,inguinalis sinistra, glutea dextra et sinistra dan femur dextra
et sinistra mendapatkan Plak eritem – hiperpigmentasi multipel polisiklik numular-
plakat, dengan adanya skuama putih kering sedang selapis mudah dilepaskan.
Pemeriksaan spesimen kerokan kulit di regio lumbal dextra et sinistra dengan
penambahan larutan KOH 10% menggunakan pembesaran okuler 10x dan objektif 40x
didapatkan hifa panjang bersekat.

VI. DIAGNOSIS BANDING


- Tinea cruris et corporis
- Kandidosis
- Eritrasma

VII. DIAGNOSIS KERJA


Tinea cruris et corporis

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Sabbaroud Dextrose Agar untuk biakan jamur

IX. PENATALAKSANAAN
 Komunikasi, informasi, dan edukasi:
- Menjelaskan kepada pasien bahwa bercak merah di pinggang kiri, lipat
paha kiri, dan perut kanan disebabkan oleh jamur.
- Menjelaskan kepada pasien untuk mengganti pakaian jika lembab dan
menggunakan baju menyerap keringat. Menjelaskan kepada pasien untuk
membawa pakaian lebih supaya mudah untuk menukar

10
- Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi
2 x sehari.
- Menjelaskan kepada pasien tentang cara penggunaan obat yang diberikan
Khusus
 Topikal
- Krim ketokonazole 2%, dioleskan pada lesi tiap 12 jam selama 2 pekan.
 Sistemik
- Tablet itrakonazole 2 x 200 mg tiap 12 jam selama 2 pekan
- Tablet cetirizine 1x10 mg tablet tiap 24 jam selama 10 hari

X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

1. Pemeriksaan KOH 10-20% untuk mengetahui spora, hifa atau pseudohifa


Sampel : kerokan kulit, rambut (dicabut), kerokan kuku atau apusan dari discar pada
dinding vagina

Cara pengambilan sampel :

- Sampel diambil dari kerokan skuama diambil dari bagian tepi lesi yang lebih
eritem dan berskuama pada kasus dermatofitosis, atau psudomembran
(membran berarna putih) pada kasus kandidiasis kutis. Selanjutnya hasil
kerokan dioleskan/langsung diletakkan di atas gelas obyek dan ditutup dengan
gelas penutup.
- Discar pada dinding lateral vagina diusap dengan lidi kapas steril, selanjutnya
dioleskan pada gelas obyek.
Cara pemeriksaan :
11
 Teteskan KOH 10% 1 tetes, pada bagian tepi gelas penutup dan biarkan cairan KOH
menyebar ke seluruh permukaan sampel yang ditutup.
 Tunggu 5-10 menit (kulit), 15-30 menit (rambut), 1-2 hari (kuku)
 Lihat di bawah mikroskop, apakah tampak hifa, atau spora dengan psedohifa

2. Penggunaan lampu Wood tidak memerlukan keahlian khusus, namun memerlukan


beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari hasil
positif palsu. Persiapan yang harus diperhatikan sebelum penggunaan lampu Wood
antara lain ruangan pemeriksaan harus sepenuhnya gelap (ruangan tanpa
jendela) dan pemeriksa harus beradaptasi terlebih dahulu pada kegelapan agar
dapat melihat kontras dengan jelas. Lampu sebaiknya dipanaskan terlebih dahulu
selama lima menit. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memberitahu kepada
pasien untuk tidak menggunakan obat topikal, kassa, dan residu sabun karena dapat
menimbulkan fluoresensi. Sumber cahaya sebaiknya berjarak 10-15 cm dari lesi dan
sebaiknya tidak membersihkan daerah yang akan diperiksa karena dapat menimbulkan
negatif palsu akibat dilusi pigmen

12

Anda mungkin juga menyukai