PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang pendahuluan karya tulis ilmiah yang
digunakan sebagai dasar penyusunan karya tulis ilmiahantara lain latar belakang, rumusan
pada masyarakat seperti gaya hidup kurang gerak dan makanan tinggi lemak(Herwati &
Sartika,2014). Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi persisten dengan tekanan sistolik
>140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg (Smeltzer, 2010 dalam Majdid, 2017).
Satu milyar orang atau sekitar 14% orang di dunia menderita hipertensi, 2/3
2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dan 1,5 juta kematian di Asia
Hipertensi menyebabkan sekitar 45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian
penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan
Jawa Barat (29,4%). Selain itu Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%),
1
2
umur 45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status
ekonominya, proporsi hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2%) dan
menengah (25,9%) (Riskesdas, 2013). Menurut data Sample Registration System (SRS)
Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian
nomor 5 (lima) pada semua umur (Riskesdas,2013). Prevalensi Hipertensi Kota Madiun
sebesar 29,16% atau sekitar 8.605 jiwa yang terdiri dari laki – laki sebesar 21,27% atau
sekitar 2.878 jiwa, sedangkan wanita sebesar 26,61% atau sekitar 5.187 jiwa (Dinkes
Madiun, 2014).
Pada lebih dari 90% kasus atau sekitar 900 juta penderita hipertensi di dunia
mempunyai penyebab hipertensi tidak jelas, yang disebut dengan hipertensi primer atau
esensial sedangkan kurang dari 10% kasus atau sekitar 100 juta penderita hipertensi di
dunia,bersifat sekunder akibat dari kondisi atau faktor yang telah diketahui (Aaronson &
Ward, 2010).
hiperaktivitas simpatis dan resistensi insulin; orang kulit hitam di negara barat lebih banyak
menderita hipertensi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibanding
orang kulit putih. Sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik.
Hipertensi lebih banyak diderita oleh pria dibanding perempuan pra-menopaus yang
natriuretik yang menghambat aktivitas sel pompa natrium (ATPase natrium-kalium) dan
mempunyai efek penekanan. Berdasarkan studi populasi, seperti Intersalt Study (1988)
diperoleh korelasi antara asupan natrium rerata dengan tekanan darah, dan penurunan
tekanan darah dapat diperoleh dengan mengurangi konsumsi natrium. Renin memicu
3
produksi angiotensin dan aldosteron. Beberapa studi telah menunjukkan sebagian penderita
hipertensi primer mempunyai kadar renin yang meningkat. Pada penderita hipertensi usia
muda. Katekolamin akan memacu produksi renin, menyebabkan konstriksi arteriol dan
vena, dan meningkatkan curah jantung. Keterkaitan hipertensi primer dengan resistensi
insulin telah diketahui terutama pada penderita dengan obesitas. Insulin berperan
gangguan endokrin, dan obat kontrasepsi oral; gangguan pada parenkim ginjal dapat
overekresi aldosteron, kortisol dan atau katekolamin. Kontrasepsi oral, yang dapat
menaikkan tekanan darah melalui aktivasi renin- angiotensin- aldosteron (Aaronson &
Ward, 2010).
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan perubahan – perubahan pada organ tubuh
seperti jantung, ginjal, dan otak; jantung mengalami hipertrofi ventrikel kiri meningkatkan
kekakuan dinding terhadap pengisian diastolik sistol atrium yang menonjol pada
ekokardiografi. Kerusakan ginjal secara perlahan juga sering ditemukan pada hipertensi
menahun, khususnya dengan kontrol tidak teratur. Hipertensi juga dapat beresiko terjadi
stroke dan serangan iskemik transien lebih sering ditemukan pada penderita hipertensi .
Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara akut. Resistensi vaskular serebaral
akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkina efek akut edema
serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat meningkatkan iskemia
(Lippincot & Lippincot 2008). Hipertensi kronik menyebabkan perubahan pada arteri, yang
serupa dengan perubahan akibat penuaan. Perubahan ini mencakup kerusakan endotel dan
arteriosklerosis, suatu penebalan dan peningkatan kandungan jaringan ikat dinding arteri
yang menurunkan komplians ateri. Perubahan pada struktur pembuluh darah yang
jantung koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan kerusakan ginjal (Aaronson & Ward, 2010).
Potensi terjadi arterosklerosis meningkat dua kali lipat dengan peningkatan tekanan
menimbulkan plak arterosklerotik yang umum ditemukan pada aorta, arteri carotis interna
selubung fibrosa dapat ruptur sehingga darah masuk ke dalam lesi dan terbentuk trombus.
yang dapat menurunkan aliran darah ke jantung atau perfusi miokard menurun (Aaronson
Perfusi miokard adalah aliran darah yang melalui arteri koroner (Dorland, 2014).
Aliran darah merupakan kebutuhan cairan yang termasuk kebutuhan dasar manusia untuk
bertahan hidup, kebutuhan cairan meliputi jumlah, jenis dan tranportasi. Penurunan perfusi
miokard dapat menyebabkan miokard menjadi kekurangan oksigen (iskemia), keadaan ini
ditandai dengannyeri dada yang menjalar ke lengan, rahang, atau leher, sesak napas
(dispnea), mudah lelah, perasaan cemas dan pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan
perubahan pola EKG seperti inversi gelombang T, depresi atau elevasi segmen ST. Luas
infark sebesar >20-25% pada ventrikel kiri, depresi fungsi pompa cukup untuk
5
hingga infark pada organ lain seperti paru - paru, otak, ginjal, dan hati. Luas infark yang
meliputi 40% dari ventrikel kiri dapat menyebabkan syok kardiogenik yang dapat
Peran perawat dalam pencegahan perfusi miokard tidak efektif yaitu sebagai
pemberi asuhan dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien meliputi edukasi, konsultasi,
yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Upaya pencegahan perfusi miokard
tidak efektifdapat dilakukan perawat yaitu : 1). meminimalisir kebutuhan oksigen oleh
tubuh dengan cara meminimalkan kegiatan pasien dan ditunjang dengan pemenuhan
oksigen apabila diperlukan, 2). memberikan arahan tentang pola hidup sehat seperti tidak
merokok dan istirahat sesuai dengan kebutuhan, 3). membatasi intake cairan dengan cara
memberikan batasan maksimal intake cairan dalam 24 jam ditunjang dengan pemberian
edukasi terkait tindakan yang dilakukan pada pasien untuk meningkatkan kepatuhan
menjalankan terapi, 4). menurunkan tekanan darah atau hipertensi dengan cara mengatur
pola makan dan diet pasien selain itu juga dapat dilakukan tindakan kolaboratif seperti
pemerian terapi obat golongan diuretik dan penghambat adrenegik (Bulechek et al, 2016).
sehat ,menurunkan tekanan darah dengan cara diet rendah garam lemak dan pemberian
obat antidiuretik ditujukan untuk mengurangi risiko penyakit arteri koroner (Doengoes et
all, 2015).
6
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan
judul “Upaya Pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Pasien Hipertensidi Ruang
Tidak Efektif Pada Pasien Hipertensi di Ruang Mawar RSUD Kota Madiun?”.
Mengetahui bagaimana upaya pencegahan perfusi miokard tidak efektif pada pasien
3) Mengevaluasi hasil upaya pencegahan perfusi miokard tidak efektif pada pasien
hipertensi terkait upaya pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif pada pasien
hipertensi.
Hasil Penulisan karya tulis ilmiah dapat menambah literatur yang dapat dijadikan
sebagai bahan karya tulis ilmiah lebih lanjut dalam perkembangan ilmu
Hasil karya tulis ilmiah dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan
perawat dalam upaya pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Pasien
Hipertensi.
Memberi dasar referensi bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang upaya pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif pada pasien
Hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka karya tulis ilmiah yang
digunakan sebagai dasar teoripenyususnan karya tulis ilmiah antara lain konsep dasar
kebutuhan fisiologis cairan dalam tubuh yang berupa darah, yang meyuplai oksigen dan
nutrisi pada seluruh tubuh khususnya pada jantung atau miokard. Pemenuhan kebutuhan
perfusi miokard tidak hanya mencegah terjadi penurunan perfusi miokard namun juga
menjaga kestabilan jumlah, jenis dan tekanan dalam darah (Asmadi, 2008).
Perfusi miokard adalah pergerakan darah yang mengalir menuju sel – sel jantung
Komponen utama untuk mengalirkan darah ke jantung terdiri dari jantung sebagai
alat pompa, pembuluh darah arteri dan vena koroner sebagai media penghantar, dan darah
1) Jantung
Jantung merupakan pompa otot yang kuat, tersusun dari otot involunter yang khas
dengan sel berlurik jarang yang hanya ditemukan di otot jantung. Berukuran sekitar
tiga per empat ukuran kepalan tangan. Jantung terletak pada rongga toraks di area
kolumna vertebra). Jantung berbentuk seperti kerucut yang sedikit datar dan tidak
beraturan. Titik inferior bawah adalah apeks yang dibentuk oleh ujung ventrikel kiri.
Jantung terbagi menjadi bagian kanan dan kiri dengan empat ruang; atrium kanan,
ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. Jantung juga mempunyai katup yang
mencegah alirah darah balik darah yang terdiri dari dua jenis katup; katup
atrioventrikuler (memisahkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, atrium kiri
dengan arteri pulmonal, dan ventrikel kiri dengan aorta) (Aaronson & Ward, 2010).
Arteri koroner kanan dan kiri bercabang ke aorta asenden untuk menyediakan darah
bagi otot jantung. Lubang (orifisium) arteri koroner terletak dibelakang dua kuspid
katup aorta. Arteri koroner kiri (left coronary artery) juga dikenal sebagi arteri utama
kiri, melintas disepanjang atrium kiri dan membagi menjadi dua cabang: cabang
interventrikuler anterior atau arteri desenden anterior kiri (left anterior descending) dan
artery)mempunyai cabang utama arteri koroner yang menyuplai sisi kanan jantung
disebut cabang marginal.Cabang yang menyuplai darah ke septum posterior ini disebut
masuk sistem vena melalui dua vena besar jantung, yang mengalirkan darah dari ke
jantung . Pembuluh darah ini membawa darah ke lubang yang disebut sinus koroner,
3) Darah
Darah merupakan cairan vaskular serbaguna dengan ciri lebih berat, lebih kental, lebih
liat daripad air. Tujuan utama darah adalah mempertahankan lingkungan yang konstan
darah, dan dengan kemampuanya untuk membawa zat terlarutdan bergerak ke semua
bagian tubuh. Darah berperan untuk transportasi oksigen, karbondioksida, zat gizi,
panas, produk sampah dan hormon ke dan dari sel tubuh. Darah juga mengatur pH,
suhu tubuh dan kandungan air sel. Hal tersebut berperan untuk proteksi dari
kehilangan darah dan invasi benda asing. Volume darah sirkulasi berbeda sesuai
dengan ukuran tubuh individu; akan tetapi, rerata tubuh orang dewasa mengandung
Arteri koroner kiri dan kanan merupakan percabangan dari aorta tepat di atas katup
aorta. Arteri koroner bercabang menjadi arteri sirkumfleksa kiri dan anterior desendens
yang terutama menyuplai ventrikel kiri dan septum.arteri koroner kanan menyuplai
ventrikel kanan. Drains vena ke jantung terutama (95%) terjadi ke dalam atrium kanan
melalui sinus koronarius dan vena kardiak anterior. Sejumlah kecil darah vena juga
memasuki semua rongga jantung melalui vena – vena thebesian dan koroner anterior.
Densitas kapiler yang tinggi dalam miokardium ( ̴ 1 kapiler per sel otot),
memungkinkan miokardium mengambil fraksi oksigen yang besar (sekitar 70%) dari
pasokan darah. Aliran darah ke jantung saat istirahat relatif tinggi, dan selanjutnya
meningkat kira – kira lima kali lipat selama olahraga berat. Aliran darah koroner kiri dan
kanan selama siklus jantung pada laju denyut jantung istirahat sebesar70x/menit.
11
Pada periode sistol, darah melewati cabang – cabang arteri koroner kiri yang
mengalami kompresi kuat oleh tekanan tinggi dalam ventrikel dan dindingnya, oleh sebab
itu aliran darah kororner kiri selalu menghilang selama sistol sehingga 85% aliran terjadi
selama diastol. Sebaliknya, laju arteri koroner kanan paling tinggi selama sistol (dari 80
hingga 120mmHg) dibandingkan tekanan ventrikel kanan yang melawan aliran (0 sampai
25 mmHg). Dengan laju denyut jantung 70x/menit, sistol dan diastol berlangsung masing –
masing selama 0,3 dan 0,55 detik. Namun demikian, saat denyut jantung meningkat selama
olahraga atau keadaan terangsang, selama durasi diastol memendek lebih daripada sistol.
Sebagai contoh pada laju 200x/menit, sistol dan diastol berlangsung selama 0,15 detik
untuk mengatasi kebutuhan oksigen jantung yang meningkat, yang terjadi bersamaan
dengan penurunan waktu yang disediakan untuk perfusi koroner kiri, arteri koroner
berdilatasi secara dramatis untuk memungkinkan peningkatan aliran darah yang bermakna.
Dilatasi disebabkan oleh faktor penyebab vasodilatasi seperti adenosin yang meningkat.
Hipoksia, dan K+ , sebagai hasil dari proses metabolisme jantung yang meningkat. Dengan
demikian jantung mengatur pasokan darahnya sendiri melalui hiperemia metabolik yang
Penurunan aliran darah pada koroner dapat memicu terjadi iskemi. Mekanisme dasar
iskemia yaitu dimulai berupa ruptur plak aterosklerosis (yang dapat dipicu oleh
kondisihipertensi) diikuti pembentukan trombosiss akut pada arteri koroner yang terlibat
aliran darah atau penurunan perfusi miokard (Dharma, 2015). Penderita dapat mengalami
nyeri dada yang menjalar ke lengan, rahang, atau leher, sesak napas (dispnea), mudah
12
lelah,perasaan cemas dan pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan perubahan pola
Perubahan pada pola EKG dapat dipengaruhi oleh jenis oklusi;oklusi arteri koroner
dan pasien mengalami sindrom kororner akut disertai elevasi segmen ST pada perekaman
EKG, sedangkan jika sumbatannya non oklusi (tidak oklusi total) akan menyebabkan
presentasi klinis sindrom koroner akut tanpa elevasi segmen ST pada perekaman EKG).
Daerah yang mengalami iskemia tidak dapat membentuk energi untuk repolarisasi sehingg
arah gelombang T akan bergerak menjauh meninggalkan daerah iskemia. Pada EKG
keadaan iskemia tersebut dapat dilihat berupa inversi gelombang T maupun depresi segmen
ST, tergantung berat iskemia serta timing perekaman EKG. Spesifisitas perubahan segmen
ST pada iskemia tergantung morfologinya. Diduga terdapat iskemia miokard, jika depresi
segmen ST lebih dari 0,5 mm (setengah kotak kecil) terletak dibawah garis isoelektris dan
0,04 detik dari J point serta dijumpai di dua atau lebih sadapan yang berhubungan.
Sedangkan inversi gelombang T bermakna apabila lebih dari 0,02 mV (lebih dari dua kotak
Keadaan iskemia tersebut dapat berkembang menjadi infark miokard. Luas infark
sebesar >20-25% pada ventrikel kiri, depresi fungsi pompa cukup untuk menyebabkan
gagal jantung.Keadaan gagal jantung tersebut dapat mengakibatkan iskemia hingga infark
pada organ lain seperti paru - paru, otak, ginjal, dan hati. Luas infark yang meliputi 40%
dari ventrikel kiri dapat menyebabkan syok kardiogenik. Ruptur dinding ventrikel kiri
secara bebas hampir selalu fatal. Ruptur septum ventrikel dapat menyebabkan kebocoran
darah antarventrikel. Ruptur miokardium yang mendasari otot papilaris, atau yang lebih
jarang ruptur otot papilaris itu sendiri, dapat menyebabkan regurgitasi mitral. Aritmia pada
fase akut mencakup denyut ektopik ventrikuler, takikardia ventrikuler, atau fibrilasi
13
Bradiaritmia juga umum terjadi, mecakup sinus bradikardi, dan blokade AV derajat satu,
Faktor yang berhubungan terjadinya perfusi miokard tidak efektif yaitu: agen
Menurut Price (2006) dalam Nurarif & Kusuma (2015) hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg.Kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan Diastolik lebih dari 90
Penyebab hipertensi menurut Nurarif dan Kusuma (2015), dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Hipertensi primer (esensial) adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Lebih
dari 90% penderita hipertensi termasuk jenis hipertensi primer. Banyak pakar menduga
terjadinya hipertensi primer seperti konsumsi alkohol, obesitas dan kurang olahraga.
2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.Sekitar 10%
a) Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang 90 mmHg, jadi
b) Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah karena tekanan darah
berada diatas 210/120 mmHg sehingga apabila tidak diobati akan menimbulkan
a) Hipertensi emergensi adalah hipertensi ditandai dengan tekanan sistolik lebih dari
200 mmHg dan diastolik lebih darisama120 mmHg disertai dengan kerusakan
organ.
b) Hipertensi urgensi adalah hipertensi ditandai dgaengan tekanan sistolik lebih dari
200 mmHg dan diastolik lebih dari 120 mmHg tanpa disertai kerusakan organ.
Tabel 2.2
Standar Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7
Faktor resiko hipertensi adalah keadaan seseorang yang lebih rentan terserang
1) Faktor genetik
hipertensi primer. Jika dalam keluarga ada yang hipertensi, terdapat 25% kemungkinan
2) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria usia dewasa karena dipengaruhi oleh hormon
dan gaya hidup namun lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun. Hal ini
3) Usia
4) Psikis
Faktor psikis seperti stress berat yang tidak terkendali berpengaruh terhadap timbulnya
hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga melalui aktivitas
saraf parasimpatis.
5) Gaya hidup
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan berlemak secara
merokok, kualitas tidur yang rendah serta kurang melakukan aktifitas fisik.
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer, karena tubuh
membutuhkan aliran darah melalui pembuluh darah yang ditentukan oleh kekuatan pompa
jantung (cardiac output) dan tahanan perifer. Keduanya dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang saling berinteraksi yaitu natrium, obesitas, stress, genetik, dan faktor risiko hipertensi
2013):
1) Jantung memompa darah lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detik.
2) Kelenturan arteri hilang dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang saat
darah yang melalui arteri tersebut. Darah melewati pembuluh darah yang sempit dan
menyebabkan tekanan darah menjadi naik. Penebalan dan kekakuan dinding arteri
terjadi karena adanya arteriosklerosis. Tekanan darah juga meningkat ketika terjadi
3) Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat meningkatkan tekanan darah. Hal tersebut
dapat terjadi karena terdapat kelainan padafungsi ginjal yang tidak mampu menyaring
natrium dan air dalam tubuh sehingga volume darah dalam tubuh meningkat. Ginjal
juga dapat meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim renin yang
dilepaskan.
perubahan akibat penuaan. Perubahan ini mencakup kerusakan endotel dan arteriosklerosis,
suatu penebalan dan peningkatan kandungan jaringan ikat dinding arteri yang menurunkan
komplians (compliance) arteri. Perubahan pada struktur pembuluh darah yang dikombinasi
darah jantung menjadi lebih sempit, yang dapat menurunkan alirah darah dalam jantung
Beberapa tanda gejala klien menderita hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun
Menurut Nuarif & Kusuma (2015) tanda gejala pada hipertensi dibagi menjadi:
1) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
18
Gejala lazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan klien yang
1) Organ jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja keras akibat hipertensi berupa penebalan pada otot
jantuing kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga
jantung akan semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan
adanya gangguan pembuluh darah jantug akan menimbulkan kekurangan oksigen pada
otot jantung dan menimbulkan nyeri. Apabila kondisi ini dibiarkan terus – menerus
2) Sistem ginjal
padaorgan ginjal , sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat – zat racun bagi tubuh
tidak berfungsi dengan baik. Akibat dari gagalnya sistem ginjal akan terjadi
penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain
terutama otak.
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina dan sistem saraf otak. Pada retina
terdapat pembuluh – pembuluh darah tipis yang akan menjadi lebar saat terjadi
Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama (>6 bulan) dapat
menimbulkan komplikasi pada pelbagai organ seperti jantung, otak, ginjal dan pembuluh
perifer. Proses pemulihan dan pencegahan kerusakan lebih lanjut pada hipertensi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; 1) lama waktu menderita hipertensi, 2)
melakukan perubahan gaya hidup sehat dan mematuhi pengobatan memiliki prognosis
berikut:
1) Pemeriksaan Laboratrium
a) Hemoglobin /Hematokrit : untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume
cairan dan dapat mengindikasi faktor resiko seperti hipokoagulabilitas dan anemia.
pada ginjal.
d) Urin : darah, protein, glukosa pada urin menunjukkan adanya disfungi ginjal.
3) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas dan peninggian gelombang P
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
a) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah restriksi garam secara
moderat dari 10gr/hr menjadi 5gr/hr, diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak
b) Latihan Fisik
Olahraga yang dianjurkan adalah aerobik, selama minimal 30 menit per hari dan
harus dilakukan sekurang – kurangnya 4- 5 hari dalam seminggu secara rutin dan
c) Edukasi Psikologis
Rileksasi tubuh dapat dilakukan dengan tehnik napas dalam dan tehnik imajinasi
terbimbing.
2) Penatalaksanaan farmakologis
Obat - obat anti hipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur dengan
obat lain. Obat – obatan ini dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu diuretik,
blocker)(Muttaqin, 2009).
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan pada klien Hipertensi dengan Risiko Perfusi
2.3.1 Pengkajian
Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara,
1) Karakteristik klien
Karakteristik klien hipertensi meliputi semua umur namun pada umumnya terjadi pada
usia lanjut, dan pada usia dewasa lebih banyak diderita oleh laki – laki namun pada usia
lanjut lebih banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan karena pengaruh hormon
pendidikan rendah, dan lingkungan dengan pemicu stress yang tinggi (Asmadi,2008).
2) Riwayat Perawatan
Klien penderita hipertensi biasa mengeluhkan susah tidur dikarenakan sakit kepala,
lemas, dan mual dalam perawatan penyakit sekarang biasanya klien kesulitan
beraktifitas karena sesak nafas, selain itu umumnya klien pernah menderita hipertensi
3) Pemeriksaan Fisik
Proses pemeriksaan adalah proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna menentukan
penyakit yang didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik dan laboratrium.. Pendekatan
pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe) dan pendekatan
berdasarkan sistem tubuh (review of system (Carol V.A ,1999 dalamAsmadi, 2008).
a) Keadaaan umum
Pada penderita hipertensi dapat ditemui keadaan sakit kepala, kelelahan, dan
b) Sistem respirasi
Penderita hipertensi dapat mengalami sesak nafas dan napas menjadi lebih cepat
c) Sistem Sirkulasi
pembuluh darah jantung hingga gagal jantung (Aaronson & Ward, 2010).
Penderita hipertensi dapat mengalami sakit kepala yang menurunkan nafsu makan
e) Sistem Eliminasi
Terjadi kerusakan dan gagal ginjal secara perlahan sering ditemukan pada
g) Sistem neurosensori
23
vaskular serebaral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga
kemungkinan efek akut edema serebral atau enselfalopati serebral, dan reduksi
Diagnosa keperawatan prioritas pada proposal karya tulis ilmiah ini adalah Risiko
Perfusi Miokard Tidak Efektif. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung adalah rentan
meliputi tujuan, kriteria hasil dan rencana kegiatan perawatan selama 5 x 24 jam pada
klien.
Tujuan yang diharapkan dari upaya pencegahan perfusi miokard tidak efektifyaitu
keadekuatan volume darah melalui pembuluh darah koroner untuk mempertahankan fungsi
1) Menunjukkan perfusi koroner adekuat (tanda – tanda vital dalam batas normal,
rencana diet).
Rencana tindakan menurut Bulechek, et al. (2016), Pada risiko perfusi miokard
darah klien.
terhadap terapi.
2) Terapi Oksigen
a. Atur posisi semifowler ;posisi setengah duduk dengan kepala di tempat tidur
Rasional :memastikan tidak ada pengahalang atau sumbatan jalan napas yang
kebutuhan oksigen.
a. Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan status pernafasan setiap 24 jam sekali
b. Monitor capillary refill time,kulit pucat dingin, irama dan tekanan jantung
4) Manajemen cairan
tekanan darah
5) Pendidikan Kesehatan
a. Tekankan manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari gaya hidup sehat
klien.
d. Edukasi klien dan keluarga gaya hidup sehat terkait penyakit hipertensiseperti
f. Informasikan klien tentang diet dan mencegah stress untuk menurunkan tekanan
darah.
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk
2009).
kondisi bedrest.
27
2) Terapi Oksigen
a. Melakukan pengecekan tekanan darah , nadi, suhu dan status pernafasan setiap
8 jam sekali.
nadi
4) Manajemen cairan
darah
c. Mengobservasi outpur cairan tubuh seperti cairan urin menggunakan gelas ukur
dalam 24 jam.
5) Pendidikan Kesehatan
a. Menekankan manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari gaya hidup sehat.
28
klien bersama keluarga dan meminta support keluarga dalam perawatan klien.
tekanan darah
S : Subyektif
O :Obyektif
Tanda – tanda vital dalam batas toleransi normal (TD: Dewasa 120/80-140mmHg,
A : Assessment
P : Planning
29
Padabab ini akan menguraikan metode karya tulis ilmiah yang digunakan untuk
menjawab tujuan penulisan berdasarkan masalah yang ditetapkan antara lain rancangan
karya tulis ilmiah, sumber data, lokasi dan waktu, etika, metode pengumpulan data, analisa
Karya tulis ilmiah ini menggunakan rancangan jenis karya tulis ilmiah dengan metode
pemberian intervensi pada sebuah kasus untuk menganalisa kesenjangan antara fakta
Pada karya tulis ilmiah penulis melaksanakan karya tulis ilmiah dalam judul “Upaya
Pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Pasien Hipertensi di Ruang Mawar RSUD
Kota Madiun”.
Sumber data dalam karya tulis ilmiah ini diperoleh dari data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh penulis dari hasil pengukuran dan
pengamatan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
Sumber data primer pada karya tulis ilmiah ini adalah klien berumur lebih dari 50 tahun
Sumber data sekunder pada karya tulis ilmiah ini didapat dari sumber dokumentasi
Lokasi pengambilan karya tulis ilmiah adalah di RSUD Kota Madiun Ruang Mawar.
Waktu karya tulis ilmiahdimulai pada 21 Desember 2017 sampai dengan penyusunan hasil
karya tulis ilmiah pada 31 Juli 2018 dengan perencanaan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Pengambilan Karya Tulis Ilmiah
Bulan- Tahun
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Pengajuan
1
judul
Penyusunan
2
proposal
3 Uji proposal
Revisi
4
Proposal
Pengambilan
5
kasus
Penyusunan
6 laporan karya
tulis ilmiah
Uji karya tulis
7
ilmiah
32
3.4 Etika
Karya tulis ilmiah yang menggunakan manusia sebagai subjek pengamatan harus
mengikuti aturan etik berupa lembar persetujuan (informed consent) dari pihak dari
memberikan penjelasan tentang tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah dan meminta
kesediaan untuk berpartisipasi dalam karya tulis ilmiah. Calon responden/klien yang
bersedia menjadi responden/klien maka penulis tetap menghormati hal itu (Nursalam,
2008).
Nama subjek tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data untuk menjaga
kerahasiaan responden (Setiadi, 2007). Karakteristik pribadi respons dari subjek juga
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
pengumpulan data tergantung dari desain penelitian dan teknik instrumen yang
Bahan/instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan
laboratorium, radiologi, EKG, CT-Scan, MRI) atau dokumen yang relevan (rekam medik
pasien).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cara yang digunakan untuk
1. Wawancara (anamnesa)
pekerjaan, pola diet, olahraga dan koping stress,riwayat penyakit sekarang, riwayat
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
karya tulis ilmiah ini yaitu dengan mengamati perubahan keadaan fisik klien meliputi
tekanan darah, nadi, respirasi rate, pola EKG, warna membran mukosa, dan nyeri dada.
34
3. Pemeriksaan fisik pada klien hipertensi dengan risiko perfusi miokard tidak efektif
dilakukan dengan menggunakan empat metode, yakni inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
a. Inspeksi
fisik (misal berjalan), gerakan tangan dan ekspresi wajah untuk mengamati respon
b. Palpasi
Palpasi atau periksa raba adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba atau
dilakukan dengan meraba dan menekan pada arteri vena radialis untuk memeriksa
kekuatan dan frekuensi nadi, meraba dada (thoraks) untuk menentukan irama dan
letak ictus cordis dan menekan bagian ekstremitas untuk memeriksa edema.
c. Perkusi
Perkusi atau periksa ketuk adalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk
secara pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk menentukan posisi,
ukuran, dan konsistensi struktur suatu organ tubuh. (Asmadi, 2008). Pemeriksaan
perkusi dapat dilakukan pada bagian dada (thoraks) klien untuk memeriksa suara dari
ketukan yang menunjukkan konsistensi struktur organ (misal adanya cairan dalam
paru – paru), dan perkusi batas jantung relatif dan absolut. Batas jantung relatif
dalam linea mid-clavicula, batas kanan di linea para sternal kanan, batas absolut
d. Auskultasi
memungkinkan pemeriksa mendengar bunyi yang keluar dari tubuh pasien (Asmadi,
4. Studi dokumentasi.
Dengan mengumpulkan dan mempelajari beberapa dokumen-dokumen kesehatan milik
1. Mengurus ijin karya tulis ilmiah dan meminta surat pengantar kepada Direktur Akademi
2. Mengurus ijin penelitian dan persetujuan pada lokasi tempat pengambilan karya tulis
3. Berkoordinasi dengan perawat ruangan untuk menentukan pasien yang akan dijadikan
dengan kesiapan pencegahan perfusi miokard tidak efektif, lalu memberikan penjelasan
tentang tujuan dari penulisan dan memohon kesediaan untuk berpartisipasi dalam
penulis akan melakukan bina hubungan saling percaya dengan tujuan untuk
menyakinkan informan, dan apabila calon responden tetap tidak bersedia maka penulis
saat wawancara, penulis dapat melakukan observasi pada klien. Kegiatan wawancara
dan respirasi) dan studi dokumentasi dari rekam medis klien. Alat-alat yang digunakan
pada pengumpulan data adalah alat tulis, buku format pengkajian keperawatan medikal
bedahdan alat pemeriksaan fisik (nursing kit). Penulisan prosedur pengumpulan data
dilakukan secara rinci untuk menggambarkan urutan kegiatan, alat dan metode
pengumpulan data.
3.6Analisa Data
Pada analisa data penulis membandingkan kesenjangan antara fakta dan teori melalui
observasi data sebelum dan sesudah tindakan keperawatan untuk mengetahui perubahan
dan faktor yang memperngaruhi masalah. Prinsip dalam analisadata karya tulis ilmiah
adalah proses mencari, menyusun dan menganalisis secara sistematis kesenjangan data
antara teori dengan fakta yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik maupun
Kesenjangan dapat ditemukan dengan cara membandingkan antara teori dan fakta
dalam suatu table, kemudian diinterpretasikan secara jelas sehingga mudah dipahami
temuannya dan dapat diinformasikan ke orang lain (Sugiyono, 2011). Berdasarkan data
pencegahan perfusi miokard tidak efektif pada pasien hipertensi dengan hasil analisa
Tabel 3.2
Analisis Data
2011).
kenyataan yang terjadi. Kredibilitas ini dapat dilihat dari kemampuan penulis
mengeksplorasi masalah sesuai konteks, yaitu tentang masalah pencegahan perfusi miokard
tidak efektif pada pasien dengan hipertensi, pemilihan pasien sesuai dengan masalah yaitu
pasien yang membutuhkan pencegahan perfusi miokard tidak efektif pada pasien
pada subjek yang lain dengan kriteria yang sama. Dalam artian bahwa asuhan keperawatan
yang dilaksanakan pada karya tulis ilmiah upaya pencegahan perfusi miokard tidak efektif
dapat diterapkan pada pasien lain dengan masalah keperawatan yang sesuai dan dapat
permasalahan dan mencapai tujuan penulisan yang diinginkan, (Sugiyono, 2011). Prinsip
dependability pada karya tulis ilmiah dapat dipenuhi melalui proses bimbingan tentang
metode karya tulis ilmiah dengan fenomena yang menjadi fokus karya tulis ilmiah yaitu
masalah keperawatan risiko perfusi miokard tidak efektif pada pasien hipertensi, dan
penulis melakukan ujian proposal karya tulis ilmiah untuk mendapatkan penilaian dan
karya tulis ilmiah dari pihak-pihak lain terhadap pandangan, pendapat dan penemuan
seseorang. Kondisi ini dapat diperoleh melalui proses bimbingan yang telah mencapai
kesepakatan antara pembimbing satu danpembimbing dua dilanjut dengan ujian proposal
untuk mendapatkan penilaian dan kritik. Prinsip ini juga dapat diperoleh melalui upaya
Apiyanti, Maya. (2013). Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat bagi Penderita
Darah Tinggi. Yogyakarta:Penerbit Pustaka Baru Press.
Dinas Kesehatan Kota Madiun .(2014). Profil Kesehatan Kota Madiun. (online)
(www.dinkesmadiun.go.id, diakses pada 06 Januari 2018 ).
Gray, H Huon et all. Lecture Note Kardiologi. Terjemahan oleh Azwar Agoes dan
Asri Dwi.2005. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan: Situasi
Kesehatan Jantung. (Online). www.depkes.go.id/ /infodatin/infodatin-
jantung.pdf. (diakses pada 2 Maret 2018).
Rosdahl, Caroline B & Kowalski, Mary T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
41
Lampiran 1
Kepada :
Yth. Calon
Informan
Ditempat
Dengan hormat,
Dengan ini saya, Faizal Adi Saputra mahasiswa Akademi Keperawatan dr.
Soedono Madiun bermaksud akan mengadakan studi kasus dengan judul “Upaya
Pencegahan Perfusi Miokard Tidak Efektif Pada Pasien Hipertensi di Ruang
Mawar RSUD Kota Madiun“ yang merupakan tugas akhir sebagai syarat
kelulusan di Akademi. Saya akan menjamin kerahasiaan data dan informasi dari
informan.
Hormat saya
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Nama (inisial) :
Alamat :
Umur :
Pendidikan :
Madiun,
Peneliti Informan
Lampiran 3
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identitas Umum
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Agama :
5. Pekerjaan :
6. Status Perkawinan :
7. Suku/ bangsa :
8. Alamat :
9. Penanggung jawab :
10. Sumber informasi :
11. Diterima dari :
12. Cara datang :
13. Tanggal dan jam masuk rumah sakit :
14. Tanggal dan jam pengkajian :
Riwayat Perawatan
Sirkulasi
1. Keluhan :..............................................................................................................
2. Tekanan darah :…. Distensi vena jugularis..........................................................
3. Bunyi jantung : S1…; S2…., frekuensi….x/mnt; irama…, murmur...................
4. Lokasi ictus cordis…. Frekuensi bunyi jantung...................................................
5. Nadi : frekuensi...., irama...., kualitas..., gap auskultatori....................................
6. Tekakan vena juguler : normal/meningkat...........................................................
7. Suhu... nadi...x/mnt (kuat/lemah/teratut/tak teratur); respirasi rate….x/mnt.......
8. Kulit : Tugor…., cyanosis/ icterus/ pucat/ lembab/ kering, varises/ gatal/
keringat berlebihan; hiperemi : lokasi….., edema di…., varices di…., gatal
di…., memar di…, lesi di
..............................................................................................................................
9. Kuku: warna: normal/ sianosis/ pucat, hangat/dingin: bentuk: normal/jari
tabuh…, lesi di…., pengisisan kapiler…., lain-lain
..............................................................................................................................
10. Kelenjar limfe : membesar/tak ada pembesaran/nyeri tekan/kemerahan.............
11. Tekanan vena jugularis : normal/meningkat........................................................
Nutrisi dan Cairan
1. Pengetahuan dan sikap terhadap makanan/minuman...........................................
2. Diet/suplemen khusus.... Jumlah porsi makan/minum...../...................................
3. Nafsu makan : normal/meningkat/menurun.........................................................
4. Penurunan sensasi kecap/mual/muntah/stomatitis...............................................
5. Kesulitan mengunyah/menelan : ya/tidak: makanan padat/cair...........................
6. Alergi makanan....................................................................................................
7. Kemampuan makan/minum : mandiri, dibantu orang; bantuan alat....................
8. Perubahan berat badan:........................................................................................
9. Penampilan…. Tinggi badan…. Berat badan…. Postur tubuh............................
10. Rambut: tipis/tebal; alopesia sebagian/total; tekstur: halus/kasar/mudah rontok
11. Mulut :
a. Bibir & lidah : skizis/ merah/ pucat/ sianosis/ kering/ lembab/ kotor/
bersih/ radang/ luka.
b. Gusi & Gigi : Normal/ plak putih/ lesi/ berdarah/ gigi palsu/ karat nikotin :
caries, lain
........................................................................................................................
c. Lidah : sianosis/ kotor/ bersih/ radang/ luka/ kering/ galur lidah jelas; lain-
lain
........................................................................................................................
12. Kelenjar tiroid : membesar/ normal; lain-lain......................................................
13. Abdomen : kembung/ tugor/ distensi/ nyeri/ pembesaran hepar/ asites/ massa,
lokasi...., bising usus..../mnt, hernia....hemorroid
..............................................................................................................................
Eliminasi
46
Neurosensori
1. Status mental: orientasi baik, disorientasi (waktu/ tempat/ orang); mengantuk
apatis, stupor, koma, GCS
..............................................................................................................................
2. Kepala: Vertigo, migrain, nyeri, frekuensi...........................................................
3. Penglihatan: normal/ terganggu kanan/kiri; buta kanan/ kiri, mata palsu kanan/
kiri
a. Mata: berair/ cowong/ nystagmus/ strabismus/ jatuh ke bawah; lain-lain
........................................................................................................................
b. Sklera: putih/ kemerahan/ icterus/ jernih/ keruh; pterigium, lain-lain
........................................................................................................................
c. Kornea : jernih/ keruh/ kemerahan
........................................................................................................................
d. Pupil : sama/ tak sama; jernih/ keruh; reaksi terhadap cahaya..../.....
........................................................................................................................
47
Integritas Ego
1. Kesadaran terhadap diri : kekuatan dan kelemahan.............................................
2. Kesadaran terhadap kedudukan............................................................................
3. Penerimaan terhadap kondisi badan :...................................................................
4. Pencetus stress terakhir..............................tingkat stress....................................
5. Cara menangani stress..........................................................................................
6. Pandangan terhadap masa depan :........................................................................
7. Status emosi :Tenang/ Cemas/ takut/ marah/ menarik diri/ euforik/ mudah
tersinggung/ putus asa.
8. Tingkat ansietas/takut : ringan/ sedang/ berat/ panik.
9. Perilaku cemas :...................................................................................................
10. Pantangan keagamaan b/d dengan kesehatan : ada /tidak ada
11. Hamabatan pelaksanaan ritual agama :................................................................
48
Relasional
1. Pelaksanaan peran dalam keluarga.......................................................................
2. Kepuasan menjalankan peran...............................................................................
3. Sistem pendukung pasien.....................................................................................
4. Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di rumah sakit..........................
5. Hubungan dengan orang lain...............................................................................
6. Kemampuan bicara : jelas/ tak jelas/afasia reseptif/afasia ekspresif/gagap.........
Keamanan dan Pembelajaran
1. Persepsi & pengetahuan penyakit sekarang :.......................................................
2. Pengetahuan tentang perawatan penyakit sekarang.............................................
3. Perlindungan kesehatan (pemeriksaan diri, pencegahan dan peningkatan
kesehatan):
..............................................................................................................................
.
4. Faktor risiko kesehatan : tembakau/ alkohol/ alergi/ lingkungan.......................
5. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan......................................................
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, foto, USG, Rontgen dan pemeriksaan lain yang berkaitan.
Program Terapi
..............................................................................................................................
Lampiran 4
Hari / tanggal :-
Waktu : 50 menit
IV. Materi
Gaya hidup sehat
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
VI.Media
Leaflet: Gaya hidup sehat
Madiun
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
A. Pengertian
Gaya hidup sehat adalah adalah suatu pilihan yang sangat tepat untuk
kelangsungan hidup kita, sedangkan pola hidup sehat adalah jalan yang harus
ditempuh untuk memperoleh fisik yang sehat secara jasmani maupun rohani. Jadi
gaya hidup sehat adalah proses untuk mencapai pola hidup sehat.
Merasa tenteram, aman dan nyaman Memiliki rasa percaya diri, hidup
seimbang, tidur nyenyak, berpenampilan lebih sehat dan ceria, menikmati kehidupan
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dijalani untuk mencapai pola
hidup sehat, diantaranya adalah konsumsi makanan, olah raga, istirahat, tidak
1. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan yaitu makanan yang harus
makanan, bahkan banyak makanan yang berbahaya bagi kesehatan sangat diminati,
2.Olahraga
Olahraga yang teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti
kanker, mengurangi stress dan depresi, dan juga akan memberikan kebugaran.
Istirahat yang cukup diperlukan untuk memulihkan diri dari kelelahan dan
memberikan cukup waktu bagi tubuh untuk mengembalikan tenaga yang telah
dipakai. Di sini jelas terdapat perbedaan yang sangat menonjol, kita di masa kini
lebih sering bekerja hingga lupa waktu untuk istirahat, bahkan minum penambah
energi (suplemen).
4. Tidak Merokok
pemicu kanker dan pneumonia. Sehingga tidak merokok merupakan perilaku hidup
sehat yang perlu dilakukan. Bagi pecandu roko dapat melakukan terapi mengurangi
Stress pikiran yang tinggi dapat memicu terjadi hipertensi, peningkatan asam
lambung yang dapat memicu magh hingga tukak lambung. Stress berlebih dalam
Lampiran 5
LEAFLET GAYA HIDUP SEHAT
54
Lampiran 6
55