Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Technopreneurship adalah sebuah wirausaha/ inkubator bisnis berbasis
teknologi, model materi ini merupakan strategi terobosan baru untuk mensiasati
masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat.

Inkubator bisnis merupakan wadah atau tempat mahasiswa dan pekerja


belajar membuat perusahaan, disana mereka dapat belajar, membuat jaringan dan
alat untuk membuat kesuksesan usaha. Inkubator bisnis sendiri didefinisikan
sebagai “proses dukungan bisnis untuk menjadi lebih cepat mencapai kesuksesan”.

Tujuan dari inkubator bisnis adalah melahirkan perusahaan sukses yang


dapat meninggalkan program bantuan keuangan dan mampu berdiri sendiri, lulusan
incubator bisnis akan melahirkan wirausahawan yang mampu menciptakan
lapangan kerja, mengkomersialisasikan teknologi dan penguatan ekonomi local dan
nasional.

Menurut Dedeng Abdul Gani A Globalisasi, inovasi teknologi dan


persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah
cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perusahaan-
perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada sumber daya (resources-
based business) menuju knowledge based business/company (bisnis berdasarkan
pengetahuan), dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan. Ketika pencapaian
utama perusahaan adalah sustainable competitive advantage atau pencapaian daya
saing bisnis berkelanjutan, maka manajemen perusahaan akan didorong pada proses
pencapaian dan pengembangan pengetahuan sebagai strategi bersaing perusahaan.
[

Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas


yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan. Komunitas ini memiliki
kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi.
Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih mengandalkan knowledge dalam
mempertajam daya saingnya, hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya
investasi yang dialokasikannya untuk physical capital, sementara untuk modal
intelektual mendapat alokasi investasi yang semakin besar.

Competitiveness juga didorong oleh perkembangan teknologi yang


semakin canggih dan cepat, ketertinggalan dalam penguasaan teknologi akan
berdampak pada kesulitan untuk memenangkan persaingan, baik itu di level negara
atau organisasi. Persaingan antar negara ditandai dengan peningkatan skala
produksi yang dapat dihasilkan, investasi langsung yang dating dari luar negeri dan
peningkatan standar hidup masyarakat. Merujuk pada hasil pertemuan Word

1
Economic Forum (WEP), keunggulan kompetitif negara dihasilkan oleh dua factor
utama yaitu kompetitif dalam pertumbuhan dan kompetitif pada mikroekonominya.
keunggulan kompetitif ini dihasilkan oleh factor penguasaan teknologi, peran
instutusi publik dan sumber daya makroekonomi.

Selain menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
Dan Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) pada 3 November 2014 lalu juga telah menandatangani
Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.

Dalam Perpres ini disebutkan, untuk mempercepat penanggulangan


kemiskinan, Pemerintah menetapkan program perlindungan sosial, yang meliputi:
a. Program Simpanan Keluarga Sejahtera; b. Program Indonesia Pintar; dan c.
Program Indonesia Sehat.

“Dalam pelaksanaan program perlindungan sosial sebagaimana dimaksud,


Pemerintah menerbitkan kartu identitas bagi penerima program perlindungan
sosial, yaitu: a. Kartu Keluarga Sejahtera untuk penerima Program Simpanan
Keluarga Sejahtera; b. Kartu Indonesia Pintar untuk penerima Program Indonesia
Pintar; dan Kartu Indonesia Sehat untuk penerima Program Indonesia Sehat,” bunyi
Pasal 4 Ayat (1,2) Perpres tersebut.
Disebutkan dalam Perpres No. 166/2014 itu, untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, Pemerintah membentuk Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Pembentukan Tim, tugas dan fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Tim
sebagaimana dimaksud akan ditetapkan dengan Peraturan Presiden tersendiri.

“Pendanaan bagi pelaksanaan program percepatan penanggulanan kemiskinan


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, dan sumber pendanaan lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan,” bunyi Pasal 6 Peraturan Presiden
Nomor 166 Tahun 2014.

Disebutkan, pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, segala kegiatan


perlindungan sosial tetap dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan atau disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.

“Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Perpres
yang diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly pada 10
November 2014 itu

2
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
menyatakan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan terus bertambah akan
menjadi beban pemerintah terkait pemenuhan kebutuhan mereka. Jumlah penduduk
Indonesia diproyeksikan bertambah menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035.

“Bertambah dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun,
maka jumlah penduduk Indonesia 2035 akan jauh melampaui 300 juta jiwa. Tentu
akan menjadi beban pemerintah dalam pemenuhan hak-hak kebutuhan,” kata
Agung dalam acara peluncuran buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-
2035 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/1/2014).
Menurut Agung, pertambahan jumlah penduduk akan mengakibatkan timbulnya
permasalahan terkait lingkungan karena daya dukung alam yang semakin tidak
ideal.

Undang-undang republic Indonesia nomor 14 tahun 1969 tentang ketentuan


ketentuan pokok mengenai tenaga kerja denga rahmat tuhan yang maha esa
presiden republic indonesia, Menimbang: a. bahwa tenaga kerja merupakan modal
utama serta pelaksana dari pada pembangunan masyarakat Pancasila; b. bahwa
tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan
rakyat, termasuk tenaga kerja; c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana
pembangunan harus jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya
gunanya; d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja. Mengingat: 1. Pasal 5
ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-undang Dasar
1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No.
XXII/MPRS/1966, No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan 14 No.
XXVIII/MPRS/1966 pasal 2. Dengan Persetujuan: dewan perwakilan rakyat
gotong royong memutuskan:menetapkan,undang-undang tentang ketentuan
ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.

BAB I PENGERTIAN DAN AZAS Pasal 1 Tenaga kerja adalah tiap-tiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasal
2 Dalam menjalankan undang-undang ini serta peraturan-peraturan pelaksanaan
tidak boleh diadakan diskriminasi.

BAB II PENYEDIAAN PENYEBARAN DAN PENGGUNAAN TENAGA


KERJA Pasal 3 Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak
bagi kemanusiaan. Pasal 4 Tiap tenaga kerja bebas memilih dan atau pindah
pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Pasal 5 (1) Pemerintah
mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. (2)
Pemerintah mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa sehingga memberi

3
dorongan ke arah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan efektif. (3) Pemerintah
mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif untuk mencapai
kemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan menggunakan prinsip "Tenaga kerja
yang tepat pada pekerjaan yang tepat".

BAB III PEMBINAAN KEAHLIAN DAN KEJURUAN Pasal 6 Tiap tenaga


kerja berhak atas pembinaan keahlian dan kejuruan untuk memperoleh serta
menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi dan daya kreasinya
dapat diperkembangkan dalam rangka mempertinggi kecerdasan dan ketangkasan
kerja sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari pembinaan bangsa. Pasal 7
Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja disesuaikan dengan perkembangan
teknik, teknologi dan perkembangan masyarakat pada umumnya. Pasal 8
Pemerintah mengatur keahlian dan kejuruan tersebut pada pasal 6 dan pasal 7.
BAB IV PEMBINAAN PERLINDUNGAN KERJA Pasal 9 Tiap tenaga kerja
berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama. Pasal 10 Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja; 2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan; 3.
Norma kerja; 4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada tahun 2017 telah terjadi
kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04
juta orang pada Agustus 2017 dari Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pertambahan jumlah pengangguran


tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja di Indonesia.

"Setahun terakhir, pengangguran bertambah 10.000 orang menjadi 7,04 juta di


Agustus 2017," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017).

Meski mengalami peningkatan, Suhariyanto menjelaskan, jika dilihat dari


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus ini turun 0,11 poin dari 5,61
di Agustus 2016 menjadi 5,50 di periode yang sama tahun 2017.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN


1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA,

4
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, penghasilan dari transaksi penjualan
saham merupakan Objek Pajak Penghasilan; b. bahwa orang pribadi atau badan
yang menerima atau memperoleh penghasilan dari transaksi penjualan saham wajib
melunasi Pajak Penghasilan atas penghasilan tersebut; c. bahwa untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Pajak
Penghasilan tersebut dan berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, dipandang perlu untuk mengatur
pemungutan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di
bursa efek dengan Peraturan Pemerintah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang


Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3262), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3566); 3. Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran
Negara Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3263),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994 (Lembaran Negara Nomor 60 Tahun 1994, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3567); MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


TENTANG PAJAK PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN
SAHAM DI BURSA EFEK. Pasal 1 (1) Atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek
dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final. (2) Besarnya Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Untuk semua transaksi penjualan
saham sebesar 0,1% (satu perseribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan; b.
Untuk transaksi penjualan saham pendiri, kecuali saham pendiri perusahaan
pasangan usaha yang dimiliki oleh perusahaan modal ventura, ditambah dengan 5%
(lima persen) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Pasal 2 (1) Penyelenggara
bursa efek wajib memungut Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 yang terutang untuk setiap transaksi penjualan saham. (2) Penyelenggara bursa
efek wajib menyetor seluruh pajak yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) sekali sebulan kepada bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak. (3) Penyelenggara bursa efek wajib
menyampaikan laporan pemungutan dan penyetoran Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) kepada Direktur Jenderal Pajak.

5
Pasal 3 Penyelenggara bursa efek yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pasal 4 Ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Pasal 5 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995. Agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 23 Desember 1994 PRESIDEN REPUBLIK


INDONESIA, ttd S O E H A R T O Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 23
Desember 1994 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK
INDONESIA, ttd M O E R D I O N O PENJELASAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK U M U M Pelaksanaan pembangunan
membutuhkan dana yang semakin meningkat. Sumber pendanaan tersebut dapat
berasal dari tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat melalui pasar modal.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994, penghasilan yang diterima atau diperoleh dari transaksi penjualan
saham merupakan Objek Pajak Penghasilan. Dalam rangka mendorong
perkembangan pasar modal dan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, maka
dipandang perlu untuk mengatur ketentuan tersendiri tentang pengenaan Pajak
Penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham tersebut. Sesuai
dengan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1994, ketentuan tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari
transaksi penjualan saham di bursa efek diatur dengan Peraturan Pemerintah. Yang
dimaksud dengan bursa efek termasuk pula bursa paralel. Untuk memberikan
kepastian hukum, kesederhanaan dan kemudahan bagi wajib pajak, atas
penghasilan dari penjualan saham di bursa efek yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Ayat (1) Setiap orang pribadi atau badan yang
melakukan transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut pajak penghasilan atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dari transaksi tersebut. Pemungutan
Pajak Penghasilan tersebut bersifat final dan oleh karena itu apabila Wajib Pajak
menerima atau memperoleh penghasilan yang berasal dari transaksi penjualan
saham di bursa efek, penghasilan tersebut tidak perlu digabung dengan penghasilan
lainnya dalam penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang dalam pengisian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Demikian pula Pajak

6
Penghasilan yang telah dipotong tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan
yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Ayat
(2)Mengingat terdapat 2 (dua) jenis saham yang dijual-belikan di bursa efek, yaitu
saham pendiri dan saham bukan pendiri, yang tingkat penghasilannya sangat
berbeda, maka besarnya Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan dari
transaksi penjualan saham tersebut ditetapkan sebagai berikut : a. atas semua
transaksi penjualan saham, baik saham pendiri ataupun saham bukan pendiri,
dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (satu perseribu) dari jumlah bruto nilai
transaksi penjualan ; b. atas transaksi penjualan saham pendiri dikenakan tambahan
Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan. Penentuan besarnya Pajak Penghasilan tersebut dengan
mempertimbangkan pengenaannya yang bersifat final dan dengan berpegang pada
prinsip untuk mengembangkan kegiatan pasar modal di Indonesia. Pengenaan
tambahan Pajak Penghasilan sebesar 5% (lima persen) tidak berlaku apabila saham
yang dijual tersebut milik perusahaan modal ventura selaku pendiri dari badan
pasangan usahanya. Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Pajak Penghasilan yang
dipungut oleh bursa efek atas setiap transaksi penjualan saham wajib disetorkan ke
bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.
Berhubung transaksi penjualan saham di bursa tersebut berlangsung sangat cepat
maka untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan dan tidak menghambat
kegiatan transaksi di pasar modal, penyetoran Pajak Penghasilan dimaksud
dilakukan sekali setiap bulan atas Pajak Penghasilan yang dipungut selama satu
bulan sebelumnya. Ayat (3) Pelaksanaan pemungutan dan penyetoran Pajak
Penghasilan atas transaksi penjualan saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) wajib dilaporkan secara berkala oleh bursa efek kepada Direktur
Jenderal Pajak. Pasal 3 Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan
bahwa sanksi-sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku akan diterapkan terhadap bursa efek yang lalai
melaksanakan kewajiban pemungutan, penyetoran, dan pelaporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2. Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3574
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN
1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN
DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya
kegiatan perdagangan saham di bursa efek serta akan dilaksanakannya perdagangan
saham tanpa warkat, pengenaan Pajak Penghasilan atas saham yang
diperdagangkan di bursa efek, khususnya atas saham pendiri, perlu lebih
ditingkatkan agar dapat berlangsung secara lebih efektif; b. bahwa sehubungan

7
dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan
Pemerintah tentang pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan dari transaksi
penjualan saham pendiri di bursa efek dengan Peraturan Pemerintah; Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 (Lembaran Negara
Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566); 3. Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Tahun
1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3263), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3567); 4.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas


Penjualan Saham di Bursa Efek (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 70,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3574); MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA
EFEK. Pasal I Mengubah beberapa ketentuan dan menambah ketentuan baru dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994, sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal
1 ayat (2) diubah seluruhnya, sehingga menjadi berbunyi sebagai berikut : "Pasal 1
(2) Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 0,1%
(satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan." 2. Menambah
ketentuan baru di antara Pasal 1 dan Pasal 2 yang dijadikan Pasal 1A, yang berbunyi
sebagai berikut : "Pasal 1A (1) Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak
Penghasilan sebesar 0,5% (setengah persen) dari nilai saham perusahaan pada saat
penutupan bursa diakhir tahun 1996. (2) Dalam hal saham perusahaan
diperdagangkan di bursa efek setelah 1 Januari 1997, maka nilai saham
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebesar harga saham pada saat
penawaran umum perdana." 3. Menambah ketentuan baru di antara Pasal 2 dan
Pasal 3 yang dijadikan Pasal 2A, yang berbunyi sebagai berikut : "Pasal 2A
Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan atas saham pendiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1A dilakukan oleh pemilik saham pendiri: a. selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini, apabila saham
perusahaan telah diperdagangkan di bursa efek sebelum Peraturan Pemerintah ini
ditetapkan; b. selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut
diperdagangkan di bursa, apabila saham perusahaan baru diperdagangkan di bursa
efek pada saat atau setelah Peraturan Pemerintah ini ditetapkan." 4. Menambah
ketentuan baru di antara Pasal 3 dan Pasal 4 yang dijadikan Pasal 3A, yang berbunyi

8
sebagai berikut : "Pasal 3A Wajib Pajak yang memilih untuk memenuhi kewajiban
Pajak Penghasilannya tidak berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2A, atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak
Penghasilan sesuai dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1994." Pasal II Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 1997 PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA ttd S O E H A R T O Diundangkan di Jakarta pada
tanggal 29 Mei 1997 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK
INDONESIA ttd M O E R D I O N O LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1997 NOMOR 45 PENJELASAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1994
TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK I. UMUM
Perkembangan perdagangan saham di bursa efek dari tahun ke tahun terus
meningkat. Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut penyelenggara bursa efek
merencanakan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan perdagangan saham
dengan cara perdagangan tanpa warkat (scriptless trading). Apabila perdagangan
tanpa warkat tersebut dilaksanakan, penyelenggara bursa efek akan sulit
membedakan perdagangan saham biasa dan saham pendiri. Hal ini berakibat
ketentuan pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di
bursa yang tarifnya berbeda untuk saham biasa dan saham pendiri akan menjadi
semakin sulit untuk diawasi. Sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 dengan Peraturan Pemerintah. Pokok-
pokok perubahan atau penyempurnaan tersebut adalah : a. Setiap transaksi
penjualan saham di bursa efek akan dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 0,1%
(satu per seribu) baik untuk saham biasa maupun saham pendiri. b. Tambahan Pajak
Penghasilan untuk transaksi penjualan saham pendiri yang sebelumnya dikenakan
sebesar 5% (lima persen) pada saat penjualan saham dilakukan, diubah menjadi
dikenakan sebesar 0,5% (setengah persen) dari nilai jual saham. c. Bagi perusahaan
yang telah menjual sahamnya di bursa sebelum 1 Januari 1997, nilai jual saham
pendiri ditetapkan sebesar nilai saham pada saat perdagangan saham di bursa
ditutup pada akhir tahun 1996 (tanggal 30 Desember 1996). Sedangkan bagi
perusahaan yang menjual sahamnya di bursa setelah 1 Januari 1997, nilai jual
saham pendiri ditetapkan sebesar nilai jual saham perusahaan pada saat penawaran
umum perdana. d. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi

9
kewajiban pajaknya berdasarkan perhitungan sendiri sesuai dengan ketentuan di
atas. Dalam hal ini, pemilik saham pendiri untuk kepentingan perpajakan dapat
menghitung final atas dasar anggapannya sendiri bahwa sudah ada penghasilan.
Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memanfaatkan kemudahan tersebut,
maka penghitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak
Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. II. PASAL DEMI PASAL PASAL I
Angka 1 Pasal 1 Ayat (2) Cukup jelas. Angka 2 Pasal 1A Ayat (1) dan ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pendiri" adalah orang pribadi atau badan yang namanya
tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam
Anggaran Dasar Perseroan Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang
diajukan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam rangka
penawaran umum perdana ("initial public offering") menjadi efektif. Termasuk
dalam pengertian "pendiri" adalah orang pribadi atau badan yang menerima
pengalihan saham dari pendiri karena : a. warisan; b. hibah yang memenuhi syarat
Pasal 4 ayat (3) huruf a angka 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994; c. cara lain yang tidak dikenakan Pajak Penghasilan pada saat
pengalihan tersebut. Yang dimaksud dengan "saham pendiri" adalah saham yang
dimiliki oleh mereka yang termasuk kategori "pendiri" sebagaimana dimaksud di
atas. Termasuk dalam pengertian "saham pendiri" adalah: a. saham yang diperoleh
pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan setelah penawaran
umum perdana ("initial public offering"); b. saham yang berasal dari pemecahan
saham pendiri. Tidak Termasuk dalam pengertian "saham pendiri" adalah : a. saham
yang diperoleh pendiri yang berasal dari pembagian dividen dalam bentuk saham;
b. saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran umum perdana ("initial public
offering") yang berasal dari pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih dahulu (right
issue), waran, obligasi konversi dan efek konversi lainnya; c. saham yang diperoleh
pendiri perusahaan Reksa Dana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, atas saham
pendiri yang dimiliki pemilik saham pendiri dan belum dialihkan sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini dikenakan tambahan Pajak Penghasilan
sebesar 0,5% (setengah persen) dari nilai saham. Yang dimaksud dengan nilai
saham adalah nilai saham pada saat penutupan bursa di akhir tahun 1996 atau
tanggal 30 Desember 1996. Dalam hal pada saat penutupan bursa per 30 Desember
1996, saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di bursa efek maka nilai
saham sebagai dasar pengenaan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah harga saham pada saat penawaran umum perdana. Angka 3 Pasal
2A Kepada pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memilih tarif dan
tata cara penyetoran tambahan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam

10
Pasal 1A berdasarkan perhitungannya sendiri sebagai berikut : a. Bagi pemilik
saham pendiri dari perusahaan yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa efek
sebelum Peraturan Pemerintah ini ditetapkan, Pajak Penghasilan harus sudah
disetor dalam jangka waktu selambat-lambatnya dari 6 (enam) bulan setelah
ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini. b. Dalam hal saham perusahaan tersebut
belum diperdagangkan di bursa efek pada saat Peraturan Pemerintah ini ditetapkan,
pemilik saham pendiri tersebut harus menyetor tambahan Pajak Penghasilan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham perusahaan tersebut pertama kali
diperdagangkan di bursa efek. c. Dalam hal pemilik saham pendiri memilih untuk
tidak menggunakan kemudahan dalam penyetoran kewajiban Pajak Penghasilannya
sebagaimana dimaksud dalam huruf a atau huruf b, maka terhadapnya dikenakan
Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. Angka 4
Pasal 3A Cukup jelas. Pasal II Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3689

Kesejahteraan masyarakat Indonesia diharapkan semakin meningkat dengan


adanya Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Dalam PP
tersebut, terdapat aturan yang memastikan upah pekerja naik setiap tahun dengan
upah minimum tahun berjalan, tingkat inflasi dan angka pertumbuhan ekonomi
nasional sebagai dasar kenaikan. Perusahaan juga berkewajiban membuat struktur
dan skala upah yang menjadi basis dialog bipartit antara pekerja dan pengusaha
dalam suatu perusahaan.

Aturan ini memberikan banyak kepastian yang menguntungkan pekerja, calon


pekerja, maupun pengusaha. Namun, ada beberapa pihak yang secara politis tidak
rela jika pemerintah berhasil mengatasi pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan. Oleh sebab itu, ada sejumlah aksi unjuk rasa menolak PP
Pengupahan tersebut, termasuk pada (23/10/2015) lalu.

"Luar biasa. Sejak era reformasi, baru di era sekarang ini berhasil disusun formula
pengupahan yang menguntungkan pekerja, calon pekerja dan pengusaha, sekaligus
mendorong dialog sosial pekerja-pengusaha melalui forum bipartit", ungkap
pengamat ekonomi Universitas Indonesia Dr. Padang Wicaksono.

Menurut Padang, kecil kemungkinan buruh menolak aturan ini, kecuali karena telah
terjadi politisasi terhadap pemerintah. Dia mensinyalir ada pihak-pihak tertentu
yang mengolah isu upah ini untuk kepentingan non-buruh. Kalau aturan ini ditolak,
jelasnya, pengangguran akan makin bertambah banyak dan ketidakpastian
merajalela.

11
Dengan adanya aturan baru ini, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri optimis
pengupahan akan berjalan baik karena menguntungkan buruh dan melindungi
semua pihak. Penolakan yang muncul merupakan dinamika demokrasi yang biasa.
Menurutnya, pemerintah tidak mungkin menyenangkan semua orang tetapi yang
pasti pemerintah telah mengambil keputusan terbaik untuk semua.

Ditemui di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri-menteri Tenaga


Kerja Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang ketiga di Jakarta, Hanif
menyampaikan aturan pengupahan baru mendapatkan apresiasi dari banyak negara.
Beberapa negara bahkan menyampaikan keinginannya untuk mempelajari
kebijakan pengupahan Indonesia yang dianggap sebagai terobosan strategis bagi
penciptaan hubungan industrial yang sehat dan produktif.

"Alhamdulillah aturan pengupahan dapat apresiasi dari negara-negara anggota OKI


karena jadi terobosan strategis bagi penciptaan hubungan industrial yang sehat dan
produktif. Beberapa negara malah sudah sampaikan keinginan mereka untuk
mempelajari kebijakan pengupahan di sini," ungkapnya.

Indonesia juga masih menghadapi tantangan serius mengenai kelebihan supply


tenaga kerja. Dengan kebijakan pengupahan yang baru diharapkan akan mendorong
penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan akan mengurangi jumlah
pengangguran.

Setelah tersedianya lapangan kerja, pemerintah juga terus memacu peningkatan


kompetensi tenaga kerja dan calon-calon tenaga kerja. Pengangguran nasional
masih didominasi oleh lulusan SD dan SMP yang harus mendapatkan peningkatan
kompetensi. Selain perbaikan akses dan mutu pendidikan formal, pengingkatan
dapat dilakukan dengan skema pelatihan yang perlu digalakkan melalui balai-balai
latihan kerja (BLK).

Pengangguran kita masih didominasi oleh lulusan SD dan SLTP. Ini harus diberi
perhatian, bukan saja oleh pemerintah tetapi juga semua komponen masyarakat.
Akses dan mutu pendidikan formal harus ditingkatkan, demikian halnya dengan
pelatihan berbasis kompetensi melalui BLK yang harus terus digenjot," kata mantan
Sekjen PKB ini.

Oleh karena itu, lanjut Hanif, kementerian ketenagakerjaan mengembangkan


program percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja agar SDM
bangsa unggul dan memiliki daya saing. Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh
Indonesia juga direvitalisasi baik sarana-prasarana, sistem pelatihan, standar
kompetensi, instruktur, maupun sertifikasi tenaga kerja terlatihnya.

12
Dengan mengikuti BLK yang disediakan oleh kementerian ketenagakerjaan,
masyarakat Indonesia yang masih menganggur dipastikan dapat menjadi tenaga
kerja yang memenuhi kriteria perusahaan. Dan setelah menjadi tenaga kerja yang
handal, tenaga kerja Indonesia tidak akan kalah bersaing di era Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang segera akan berjalan

Baru-baru ini pada pemerintahan Presiden Jokowi meluncurkan beberapa


kebijakan ekspansi dibidang ekonomi. Presiden Jokowi meluncurkan tiga paket
kebijakan ekonomi untuk menstabilisasi perekonomian domestic ditengah tekanan
ekonomi global. Pada September 2015 pemrintah Indonesia meluncurkan paket
kebijakan ekonomi tahap pertama yaitu:

1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi dan


debirokrasi. Ada 89 peraturan yang dirubah dari 154. Sehingga diharapkan
dapat menghilangkan duplikasi, bisa memperkuat dan memangkas
peraturan yang tidak relevan atau menghambat industri nasional.
2. Mempercepat proyek strategis nasional termasuk penyediaan lahan dan
penyederhanaan izin serta pembangunan infrastruktur
3. Meningkatkan investasi dibidang property dengan mendorong
pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari beberapa paket kebijakan diatas, pemerintah memang sedang gencar-


gencarnya terfokus pada pengembangan infrastruktur. Alasannya biaya transport
yang mahal memicu inflasi yang tinggi. Harapannya apabila infrastruktur telah
dibenahi, harga bahan pokok terutama) akan lebih murah sehingga menekan
inflasi dan mendorong daya beli masyarakat.
Untuk membangun infrastuktur tersebut dibutuhkan dana yang besar. Namun dana
yang besar tersebut ternyata memberatkan defisit APBN, sehingga untuk
meminimalisir pembengkakan, pemerintah menetapkan kebijakan pengampunan
pajak. Tax amnesty (pengampunan pajak) adalah pengurangan pajak terhadap
properti yang dimiliki oleh perusahaan yang akan segera diatur dalam undang-
undang Pengampunan Nasional. Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa
pengampunan pajak adalah penghapusan pajak terutang, penghapusan
sanksi pidana pada bidang perpajakan maupun sanksi pidana tertentu yang
diharuskan membayar dengan uang tebusan.
Berbicara tentang pengangguran, apakah kebijakan pemerintah selalu dapat
menanggulangi pengangguran disamping tujuan dibuatnya kebijakan itu sendiri
adalah untuk memperbaiki stabilitas perekonomian? Jawabannya bisa.
Keberhasilan kebijakan pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

13
suatu negara. ketika perekonomian suatu negara menjadi maju, maka banyak
lapangan pekerjaan akan dibuka sehingga akan menyerap banyak tenaga kerja dan
mengurangi pengangguran.

Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990-an lalu, krisis
tersebut merusak pembangunan ekonomi Indonesia (untuk sementara) dan
menyebabkan angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi lebih dari 20
persen dan angka tenaga kerja yang harus bekerja di bawah level kemampuannya
(underemployment) juga meningkat, sementara banyak yang ingin mempunyai
pekerjaan full-time, hanya bisa mendapatkan pekerjaan part-time.
Sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah perkotaan
karena krisis moneter pindah ke pedesaan dan masuk ke dalam sektor informal
(terutama di bidang pertanian). Walaupun Indonesia telah mengalami
pertumbuhan makro ekonomi yang kuat sejak tahun 2000-an dan boleh dikatakan
Indonesia sekarang telah pulih dari krisis pada akhir tahun 1990-an itu, sektor
informal ini – baik di kota maupun di desa – sampai sekarang masih tetap
berperan besar dalam perekonomian Indonesia. Walau agak sulit untuk
menentukan jumlahnya secara pasti, diperkirakan bahwa sekitar 55 sampai 65
persen pekerjaan di Indonesia adalah pekerjaan informal. Saat ini sekitar 80
persen dari pekerjaan informal itu terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di
sektor konstruksi dan pertanian.

Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu
dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di
Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap
tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar bagi
pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya
pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus
bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus
kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang
cepat.

Dengan jumlah total penduduk sekitar 255 juta orang, Indonesia adalah
negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika
Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda
karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun.
Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang
memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih
besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja
dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

14
Tabel di bawah ini memperlihatkan angka pengangguran di Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir. Tabel tersebut menunjukkan penurunan yang
terjadi secara perlahan dan berkelanjutan, khususnya angka pengangguran wanita.
Pengangguran wanita berkurang secara drastis, bahkan mulai mendekati angka
pengangguran pria. Meskipun demikian, masalah persamaan gender, seperti di
negara-negara lain, masih menjadi isu penting di Indonesia. Meski sudah ada
kemajuan dalam beberapa sektor utama (seperti pendidikan dan kesehatan),
wanita masih cenderung bekerja di bidang informal (dua kali lebih banyak dari
pria), mengerjakan pekerjaan tingkat rendah dan dibayar lebih rendah daripada
pria yang melakukan pekerjaan yang sama.
Pengangguran di Indonesia

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2

Pengangguran
(% dari total tenaga 10.3 9.1 8.4 7.9 7.1 6.6
kerja)

Pengangguran Pria
(% dari total tenaga
8.5 8.1 7.6 7.5 6.1 –
kerja
pria)

Pengangguran
Wanita
(% dari total tenaga 13.4 10.8 9.7 8.5 8.7 –
kerja
wanita)

Sumber: Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik


Keberhasilan kebijakan pemerintah dalam memajukan perekonomian negara telah
terbukti menyerap banyak tenaga kerja. Program pengampunan pajak juga
berpengaruh pada investasi property dan investasi lainnya di Indonesia. Ketika
investasi semakin naik, dan suku bunga turun, maka banyak pengusaha akan

15
memperluas kinerja usahanya. Tentunya untuk memajukan usaha memerlukan
tenaga kerja. Ketika lapangan pekerjaan baru mulai bermunculan karena para
pengusaha melakukan perluasan pada usaha mereka, pengangguran dapat diserap
dan akan berkurang. Data dibawah ini menunjukkan bahwa jumlah pengangguran
di Indonesia yang semakin turun dari tahun ke tahun.
Tenaga Kerja Indonesia

dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga
116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8
Kerja

– Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8


8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0
Menganggur

Sumber: BPS
Sejauh ini tax amnesti yang ditetapkan pemerintah telah memperlihatkan indikasi
adanya keberhasilan. Dana yang telah masuk dari deklarasi harta sudah mencapai
83% dari 4000 triliun rupiah yang ditargetkan. Harapannya, jika dana dari
pengampunan pajak telah mencukupi untuk pengeluaran pemerintah di bidang
infrastruktur, lapangan pekerjaan akan terus bertambah sehingga angka
pengangguran akan semakin berkurang. Pelatihan dan sosialisasi tentang bisnis
juga perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak terpaku dan terbentuk untuk
menjadi “pencari kerja” (job seeker) melainkan dapat termotivasi menjadi
pengusaha/ pencipta lapangan kerja (job founder)

Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki


karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase
jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan
limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung
beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar,
0,63% Ca, 0,22% P ( Sudaryanto,1998).

16
[[Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik,
anorganik, dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam
sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara
alami.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat
membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan
dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat. Misalnya
saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir
di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak ongkos yang
harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur
antara sampah organik dan anorganik.

Padahal, dengan mengelola sampah besar ditingkat lingkungan terkecil


seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak
volume sampah dapat dikurangi. Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan
menjadi limbah rumah tangga padahal banyak bermanfaat yang didapat dari kulit
singkong
Dampak Limbah Kulit Singkong terhadap Lingkungan
Walaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan
dapat diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi bukan berarti limbah ini
tidak memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang dapat timbul adalah jika kita
membakar sampah asal-asalan karena dapat mengganggu kesehatan. Masalah lain
dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembabannya. Sampah basah
mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar beterbangan juga berakibat
terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak
terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.

Asam Sianida (HCN)


Glikosida sianogenetik merupakan senyawa yang terdapat dalam bahan
makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat terurai dan
mengeluarkan hidrogen sianida. Hidrogen sianida dikeluarkan bila komoditi
tersebut dihancurkan, dikunyah, mengalami pengirisan, atau rusak. Glikosa
sianogenetik terdapat pada berbagai tanaman dengan nama senyawa yang berbeda
seperti amigladin pada biji almond, aprikot dan apel, dhurin pada biji shorghum,
dan linamarin pada kara (lima bean) dan singkong. Nama kimia bagi amigladin
adalah glukosida benzaldehida sianohidrin; dhurin; glukosida p-hidroksida-
benzaldehida sianohidrin; linamarin; glukosida aseton sianohidrin (Winarno F.G,
2004).
Zat glikosida ini diberi nama limanarin yang berasal dari aseton sianidrin yang

17
bila dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa, aseton, dan HCN. Rumus molekul
limanarin C10H17O6N dan mempunyai sifat yang mudah larut dalam air
(Sosrosoedirdjo, 1993).
Asam sianida disebut juga hidrogen sianida (HCN), biasanya terdapat dalam
bentuk gas atau larutan dan terdapat pada pula dalam garam-garam alkali seperti
potasium sianida. Sifat-sifat HCNmurni mempunyai sifat tidak berwarna, mudah
menguap pada suhu kamar, dan mempunyai bau khas. HCN mempunyai berat
molekul yang ringan, sukar terionisasi, mudah berdifusi dan lekas diserap melalui
paru-paru,saluran cerna, dan kulit (Depkes RI, 1987 ).
HCN dikenal sebagai racun yang mematikan. HCN akan menyerang langsung dan
menghambat sistem antar ruang sel, yaitu menghambat sistem cytochroom
oxidase dalam sel-sel, hal ini menyebabkan zat pembakaran (oksigen) tidak dapat
beredar ke tiap-tiap jaringan sel-sel dalam tubuh. Dengan sistem keracunan ini
maka menimbulkan tekanan dari alat-alat pernafasan dan jika tidak tertolong akan
menyebabkan kematian. Bila dicerna, HCN sangat cepat terserap oleh alat
pencernaan masuk ke dalam saluran darah. Tergantung jumlahnya HCN dapat
menyebabkan sakit hingga Kematian (dosis yang mematikan 0,5-0,35 mg
HCN/kg berat badan) ( Winarno, F.G, 2004).
Tabel 3. Kadar HCN dalam Beberapa Jenis/ Varietas Singkong
No Jenis / Varietas Rasa Kadar HCN mg/kg
Umbi Daun
1 Mangi (di tanah subur ) Enak 32 136
2 Mangi (di tanah kering) Pahit 289 542
3 Betawi Enak 33 146
4 Valenka Enak 39 158
5 Singapura Enak 60 201
6 Basiaro Agak pahit 82 230
7 Bogor Agak pahit 90 324
8 Tapi kuru Pahit 130 230
9 SPP Pahit 206 468
Sumber: Rahmat Rukmana, 1997

Cara Mengurangi Kadar HCN


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan HCN yang
terdapat dalam singkong, yaitu dengan cara perendaman, pencucian, perebusan,
pengukusan, penggorengan, atau pengolahan lain. Dengan adanya pengolahan
dimungkinkan dapat mengurangi kadar HCN sehingga bila singkong dikonsumsi
tidak akan membahayakan bagi tubuh (Sumartono,1987).
Pengolahan secara tradisional dapat mengurangi bahkan menghilangkan

18
kandungan racun. Pada singkong, kulitnya dikupas sebelum diolah, direndam
sebelum dimasak dan difermentasi selama beberapa hari. Dengan perlakuan
tersebut linamarin banyak yang rusak dan hidrogen sianidanya ikut terbuang
keluar sehingga tinggal sekitar 10-40 mg/kg (Winarno, F.G, 1993).
Asam biru (HCN) dapat larut di dalam air maka untuk menghilangkan asam biru
tersebut cara yang paling mudah adalah merendamnya di dalam air pada waktu
tertentu.

Analisis Kadar HCN


Ada 2 macam analisa yang dapat digunakan dalam pengujian asan sianida, yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif yang dipergunakan dalam pengujian sianida , prinsip
pengujiannya yakni HCN → larut dalam air, dalam suasana panas dan asam HCN
akan menguap, lalu uap HCN akan beraksi dengan asam pikrat membentuk warna
merah.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
spektrofotometri dan titrimetri.
a. Metode spektrofotometri
Prinsip kerja metode ini adalah cianida dalam sampel diubah menjadi cianogen
chlorida (CNCI) karena bereaksi dengan khloramin T pada pH kurang dari 8
terhidrolisa menjadi cianat. Setelah bereaksi secara sempurna, CNCI membentuk
warna merah biru dengan masa barbiturat dalam piridin dan warna yang terjadi
dibaca pada panjang gelombang 578 nanometer

Pemberdayaan limbah singkong, dalam mengolah menjadi keripik kulit


singkong, merupakan salah satu bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong.
Jika selama ini kita telah mengetahui bahwa umbi singkong merupakan
sumber energi yang kaya karbohidrat, demikian juga dengan daun singkong yang
telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan kita karena mengandung protein dan
zat besi. Lalu bagaimana dengan kulit singkong? Bagian dari kulit singkong (bukan
kulit ari) sering kali disepelekan dan dianggap sebagai limbah dari tanaman
singkong, padahal kulit singkong ini juga masih memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi.
Kulit singkong ini termasuk dalam kategori sampah organik, karena sampah
ini dapat terdegradasi (membusuk atau hancur) secara alami. Untuk pengolahan
limbah singkong selama ini biasanya dimanfaatkan sebagai kompos, makan ternak,
dan sebagai bio energi. Pemanfaatan tersebut dikarenakan kulit singkong yang
memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan karena kandungan inilah maka
dapat juga dikonsumsi oleh manusia.

19
Kita tidak perlu melakukan studi banding seperti sering dilakukan oleh
anggota DPR RI, jika ingin menanam singkong. Hampir seluruh kawasan (darat)
Indonesia subur untuk tanaman singkong. Kita bisa dapat informasi penyuluhan
dari Kementerian Pertanian atau beli buku-buku pertanian terbitan Trubus.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2015, Indonesia menghasilkan


lebih 24 juta ton singkong per tahun. Tahun 2016, diperkirakan produksi nasional
sekitar 27 juta ton. Indonesia termasuk dari 3 (tiga) negara penghasil singkong
terbesar di dunia—setelah Nigeria dan Thailand.

Indonesia pun berpeluang menjadi negara penghasil singkong terbesar di


dunia—asalkan diversifikasi budidaya singkong kita lakukan secara intensif dan
terus-menerus. Beberapa perusahaan telah mengekspor ubi kayu ke China, Korea,
dan Eropa. Sekadar contoh, tahun 2011, Indonesia mengekspor 125.260
ton singkong senilai US$57.865 sementara volume impor pada tahun yang sama
mencapai 98.023 ton setara US$53.496.

Pada tahun 2015, petani Indonesia mengekspor 16.755 ton ubi kayu senilai
US$8,7 juta. Akan tetapi, BPS mencatat Indonesia masih mengimpor ubi kayu dari
Vietnam (Maret 2016) sebanyak 987,5 ton atau senilai US$191.093. Artinya,
permintaan singkong di dalam negeri kian meningkat sementara kapasitas produksi
tidak meningkat secara signifikan.

Singkong atau ubi kayu (manihot utilissima pohl) merupakan salah satu
sumber karbohidrat yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.
Tanaman tersebut merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah
menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri atas kadar
air sekitar 60% , pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 3%, kadar lemak 0,5%
dan kadar abu 1%, dan merupakan sumber karbohidrat dan serat pakan, namun
sedikit kandungan proteinnya. Singkong segar mengandung senyawa glikosida
sianogenik dan bila terjadi proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan
dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna
biru, akan menjadi toksik (racun). Produktivitas singkong di Indonesia sebesar
24.558.778 ton. Sedangkan untuk di wilayah Sumatera Selatan, produksi singkong
sebesar 203.920 ton dengan luas panen 10.870 ha (Badan Pusat Statistik, 2014).
Kulit singkong merupakan limbah kupasan dari pengolahan tapioka, gaplek,
keripik, tape dan pangan berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit singkong
di Indonesia sangat melimpah, seiring eksistensi Negara ini sebagai salah satu
pengahasil singkong terbesar di dunia (Cock, 1985) dan terus mengalami
peningkatan produksi disetiap tahunnya (BPS, 2008). Dari setiap berat singkong
akan dihasilkan limbah kulit singkong sebesar 16% dari berat tersebut (Supriyadi,
1995).

20
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari
umbi hingga daunnya, umbi singkong biasanya hanya diambil dagingnya dan untuk
digoreng atau direbus. Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau dijadikan
makanan untuk hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering
disepelekan dan dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong. Jika kita pandai
memanfaatkannya, kulit singkong mempunyai manfaat yang lebih.

Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki


karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase
jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan
limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung
beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar,
0,63% Ca, 0,22% P ( Sudaryanto,1998).
Berdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik,
anorganik, dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam
sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara
alami.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat
membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan
dengan efisien dan efektif karena pengelolahan sampah bersifat terpusat. Misalnya
saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir
di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Dapat dibayangkan begitu banyak ongkos yang
harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur
antara sampah organik dan anorganik.
Keripik merupakan sejenis makanan ringan berupa irisan tipis yang
berasal dari umbi-umbian, buah-buahan, atau sayutan yang digoreng di dalam
minyak nabati. Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya
pengolahan keripik dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah
tertentu. Secara umum keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula
dengan hanya melalui penjemuran, atau pengeringan. Keripik dapat berasa dominan
asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan dari kesemuanya.
Keripik biasanya dijadikan camilan saat berkumpul bersama keluarga. Untuk itu,
ibu-ibu rumah tangga biasa membuat makanan ringan sendiri. Selain harganya yang
lebih murah, kebersihan juga dapat dijaga lebih higienis, dan dapat membuat
makanan ringan yang bebas dari bahan pengawet dan bahan pewarna buatan yang
berbahaya bagi kesehatan.

B. Rumusan Masalah

21
Berdasarkan latar belakang diatas,kami merumuskan masalah yang akan dibahas
dalam karya tulis ini, antara lain :
1. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari pengolahan limbah kulit singkong ?
2. Bagaimana cara pengolahan kulit singkong menjadi keripik yang lezat, bergizi,
dan menyehatkan ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuannya yaitu:
1. Memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi makanan keripik.
2. Mengenalkan kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah kulit
singkong menjadi makanan ringan keripik.
3. menambah pilihan makanan ringan di masyarakat

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari karya tulis ini adalah :
1. Penulis
a) Memberi pengetahuan tentang manfaat tanaman singkong.
b) Mengetahui nutrisi yang terkandung dalam tanaman singkong.
c) Memberi wawasan tentang pengolahan tanaman singkong sehingga tiak
terbuang percuma.
2. Masyarakat
a) Memberi solusi alternatif dalam cara pemanfaatan tanaman singkong.
b) Meningkatkan harga jual di pasar.
c) Menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi angka pengangguran.
d) Mengurangi limbah sampah organik di sekitar lingkungan.
e) Menumbuhkan wirausaha baru.
3. Pemerintah
a) Menggugah kesadaran pemerintah untuk lebih membudidayakan tanaman
singkong, karena selain bisa dikonsumsi (memiliki karbohidrat tinggi), tanaman
singkong juga memiliki banyak manfaat lain.
b) Meningkatkan nilai tambah tanaman singkong, baik untuk konsumsi skala
keluarga maupun skala industri.

22
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Tanaman Singkong

A. Definisi Singkong

Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata
bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang
ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong
tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan
ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang
bersifat racun bagi manusia.
Umbi singgkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun
sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun
singkong karena mengandung asam amino metionin.

Dalam ilmu taksonomi tumbuhan, tanaman ini di klasifikasikan sebagai


berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

23
B. Asal – Usul dan Penyebaran

Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan


kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-
bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh
liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas
M. esculenta dapat dibudidayakan. Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai
184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1
juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia. Singkong
ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada
sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-
16 ke Nusantara dari Brasil.

Morfologi Singkong
a. Batang
Pada bagian batang singkong berbentuk berkayu, bulat panjang dan berbuku-buku
dengan pertumbuhan memanjang. Pertumbuhan batang tanaman singkong ini
dapat tumbuh 2 – 3 meter panjangnya. Akan tetapi, ukuran besar dan warna
batang singkong berbeda-beda tergantung dari jenis varietas yang ditanam.

b. Ubi
ubi singkong memiliki bentuk bulat panjang dengan berat 500 gram bahkan lebih.
Pada bagian ubi ataupun umbi dilapisi oleh kulit setebal 2 – 3 mm. Bagian dalam
ubi bewarna putih dan bagian kulit bewarna kecoklatan dan meiliki tekstur keras.

c. Daun

24
Daun Tanaman Singkong
Daun Singkong berbentuk jari dengan jumlah 5 – 9 helai jari perdaun. Daun
berbentuk lonjong dengan tepi daun rata serta tiap jari daun memiliki garis. Pada
bagiang ujung jari daun berbentuk meruncing tiap jarinya. Warna daun yaitu
bewarna hijau tua dan ada juga hijau kekuning-kuningan.

C. Manfaat Tanaman Singkong


Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari
umbi hingga daunnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
A. KESEHATAN
 Singkong merupakan umbi yang banyak sekali mengandung Insoluble Fiber
atau Serat yang tidak larut dalam Air. Serat jenis ini berfungsi
memperlancar proses buang air besar, serta mampu menyerap dan
membuang toksin dalam usus, sehingga pencernaan tubuh Anda menjadi
sehat.
 Singkong dapat mengatasi sakit kepala. Caranya mudah, ambil daun
singkong kemudian ditumbuk lalu gunakan untuk kompres.
 Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka atau tepung singkong yang
dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap
alergi.
 Sebagai Obat luka karena terkena benda panas ataupun luka bekas
garukan, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan beberapa saat
hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka.

25
 Untuk mengatasi penyakit beri-beri, Caranya; ambil 200 gram daun
singkong lalu dimakan sebagai lalap.
 Untuk meningkatkan stamina, ambil 100 gram singkong, 25 gram
kencur, dan lima butir angco yang telah dibuang bijinya, diblender dengan
menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu dan diminum.
Sejarah Budidaya dan Penyebarannya
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian
dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10
ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan
dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang
liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun
demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di
kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 192 juta ton pada
tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dgn 52,4 juta ton,
disusul Brasil dgn 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dgn 24,1 juta
ton, diikuti Thailand dgn 21,9 juta ton (FAO, 2004[1]) Sebagian besar produksi
dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan
Karibia.
Di Hindia Belanda
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia
Belanda) pada sekitar tahun 1810[2], setelah sebelumnya diperkenalkan
orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam
Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh
Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai
kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu seringkali disebut
sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.[butuh rujukan]
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa.
Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa
Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan
contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan
mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen
dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.[butuh rujukan]
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir
di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875,
singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa,
tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini
mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan

26
dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van
Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru
pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya
juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.[butuh
rujukan]

Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau


Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan
penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,”
tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah
Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan
pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia,
singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.[butuh
rujukan]

Pabrik Tapioka Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan &
Co, Cirebon, Jawa Barat (tahun tidak diketahui)

Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil


tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2
pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tetapioka. Seperti dalam
buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9%
produksi tetapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang,
lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya
tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen
karet, industri tekstil dan furniture.[butuh rujukan]
Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi
kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayusecara luas. Nama "ketela"
secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca
"kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis
[butuh rujukan]
dan Castilla (Spanyol).

Pengelolahan
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan
sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama
bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam
sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih
banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif
menurunkan kadar racun.[butuh rujukan]

27
Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).

Penggunaan[sunting

Singkong segar

Singkong kupas

Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam
masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung
singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk
pengidap alergi gluten.

Kadar gizi[sunting | sunting sumber]


Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:[3]

 Kalori 121 kal


 Air 62,50 gram
 Fosfor 40,00 gram
 Karbohidrat 34,00 gram
 Kalsium 33,00 miligram
 Vitamin C 30,00 miligram
 Protein 1,20 gram
 Besi 0,70 miligram
 Lemak 0,30 gram

28
 Vitamin B1 0,01 miligram
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan
Sunda dan masakan Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:[4]

Nutrisi Satuan Kadar

Protein Gram 6.8

Kalsium Mg 165

Fosfor Mg 54

Besi Mg 2.0

Vitamin A IU 11000

Vitamin C Mg 275

Varietas tanaman singkong[sunting | sunting sumber]


Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam
hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50
miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar.Saat ini tersedia 10 varietas
ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri.
Varietas untuk pangan adalah

 N1 Mekarmanik
 Adira 1
 Malang 1
 Malang 2
 Darul Hidayah.
Sedangkan untuk ubi industri adalah

29
 N1 Mekarmanik
 Adira 2
 Adira 4
 Malang 4
 Malang 6
 UJ 5
 UJ 3.
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN <
50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar
untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per
kilogram
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian
antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang
4 maupun Malang 6.

Etimologi dan sinonim[sunting | sunting sumber]


Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi
kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela"
secara etimologi berasal dari kata "castilla" (dibaca "kastilya"), karena tanaman ini
dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).[butuh rujukan]
Dalam bahasa lokal, bahasa Jawa menyebutnya pohung, bahasa
Sangihe bungkahe, bahasa Tolitoli dan Gorontalo kasubi, dan bahasa
[butuh rujukan]
Sunda sampeu.

Produksi sedunia[sunting | sunting sumber]

Produksi singkong dunia (2008) [5]

Banyaknya
Posisi Negara
Ton

1 Nigeria 52.403.500

2 Brasil 25.441.700

30
3 Indonesia 24.009.600

4 Thailand 21.912.400

5 Republik Demokratik Kongo 15.569.100

6 Angola 14.333.500

7 Ghana 14.240.900

8 Vietnam 9.875.500

9 India 8.076.000

10 Mozambik 6.267.160

Dunia

B. KECANTIKAN
· Singkong sebagai Diet alami. Karena singkong merupakan bahan makanan yang
memiliki kandungan karbohidrat lebih rendah dari nasi dan roti. Serat yang tinggi
membuat perut tetap terasa kenyang dalam waktu yang lama.

D. Nutrisi yang Terkandung Dalam Singkong

¤ Kandungan nutrisi dalam ubi singkonng : kalsium, fosfor, protein, lemak, kalori,
hidrat arang, zat besi, vitamin B, vitamin C dan alium.
¤ Kandungan nutrisi dalam daun singkong : hidrat arang, vitamin A, vitamin B1,
vitamin C, kalsium, zat besi, lemak, fosfor dan kalori

31
¤ Kandungan nutrisi dalam kulit singkong : tannin, enzim peroksidase, kalsium oksalat
dan glikosida

II. Keripik

A. Definisi Keripik
Keripik atau kripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari
umbi-umbian, buah-buahan atau sayuran yang digoreng di dalam minyak nabati.
Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah biasanya dicampur dengan adonan
tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Secara umum keripik dibuat melalui
tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan hanya melalui penjemuran, atau
pengeringan. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau
paduan dari kesemuanya.
Beberapa contoh keripik misalnya:

B. Pembuatan Keripik
1. Kulit Singkong
Dalam memilih kulit singkong yang bagus kita bisa melihatnya dari kualitas
singkong itu sendiri, apabila singkongnya bagus/tidak pahit maka kulitnya juga
enak/tidak pahit sehingga bisa diolah menjadi keripik kulit singkong. Namun
apabila anda memiliki limbah kulit singkong yang kurang bagus anda tidak perlu
khawatir karena kulit tersebut masih dapat diolah menjadi bahan makanan ternak,
dan lainnya. Setelah mendapatkan kulit singkong, segera cuci dan bersihkan dari
kulit luarnya(yang berwarna coklat) sehingga tersisa kulit dalamnya. Lalu potong
dadu kulit singkong tersebut.

2. Perebusan
Setelah didapatkan potongan kulit singkong yang bersih dilakukan perebusan
dengan memasukan potongan kulit singkong ke panci yang diberi air garam. Proses

32
perebusan kulit singkong dilakukan di kompor dengan api sedang dan dengan air
secukupnya. Tunggu hingga mendidih kemudian angkat kulit singkong dan tiriskan.

3. Perendaman dengan bumbu


Sebelum direndam buat bumbunya dulu, yaitu haluskan garam, bawang putih,
ketumbar, penyedap rasa lalu beri sedikit air untuk merendam kulit singkong.
Masukkan bumbu dalam baskom dan masukan potongan kulit singkong ke baskom
tersebut.

4. Penjemuran
Jemur potongan kulit singkong di baskom dibawah terik matahari hingga kering.

5. Penggorengan
- Ambil potongan kulit singkong yang sudah kering kemudian rendam dengan air
hangat 2 menit untuk menghilangkan debu saat dijemur, lalu tiriskan.
- Tumbuk hingga halus garam, bawang putih, ketumbar, sedikit penyedap rasa
dan beri seikit air.
- Lumuri potongan kulit singkong dengan bumbu yang sudah dibuat biarkan 2
menit.
- Angkat dan lumurkan potongan kulit singkong dengan tepung sajiku hingga
merata. Ulangi hingga 2 kali.
- Goreng potongan kulit singkong dengan minyak yang cukup dan api sedang.
Penggorengan dilakukan hanya sebentar hingga matang.
- Goreng seluruh potongan kulit singkong yang sudah kering.

33
UNDANG-
UNDANG
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 14
TAHUN 1969
TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
MENGENAI TENAGA KERJA

DENGAN
RAHMAT TUHAN
YANG MAHA
ESA

PRESIDEN
REPUBLIK
INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari


pada pembangunan masyarakat Pancasila;

b. bahwa tujuan terpenting dari pada pembangunan masyarakat


tersebut adalah kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja;

c. bahwa tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus jamin


haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya;

d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan undang-undang yang

34
memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang tenaga kerja.

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) , Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-
undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No.


XXII/MPRS/1966, No. XXII/MPRS/1966 pasal-pasal 6, 8, 9, 10 dan
14 No. XXVIII/MPRS/1966 pasal 2.

Dengan
Persetujuan:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


GOTONG ROYONG,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK


MENGENAI TENAGA KERJA

BAB 1
PENGERTIAN DAN AZAZ
Pasal 1

Tenaga kerja adalah tiap-tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di

35
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pasal 2

Dalam menjalankan undang-undang ini serta peraturan-peraturan pelaksanaan


tidak boleh diadakan diskriminasi.

BAB II

PENYEDIAAN PENYEBARAN DAN


PENGGUNAAN TENAGA KERJA

Pasal 3

Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan.

Pasal 4

Tiap tenaga kerja bebas memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai dengan bakat
dan kemampuannya.

Pasal 5

(1) Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai.

(2) Pemerintah mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa


sehingga memberi dorongan ke arah penyebaran tenaga kerja yang

36
efisien dan efektif.

(3) Pemerintah mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif
untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan prinsip "Tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang
tepat".

BAB III

PEMBINAAN
KEAHLIAN DAN
KEJURUAN

Pasal 6

Tiap tenaga kerja berhak atas pembinaan keahlian dan kejuruan untuk
memperoleh serta menambah keahlian dan keterampilan kerja sehingga potensi
dan daya kreasinya dapat diperkembangkan dalam rangka mempertinggi
kecerdasan dan ketangkasan kerja sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan
dari pembinaan bangsa.

Pasal 7

Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja disesuaikan dengan


perkembangan teknik, teknologi dan perkembangan masyarakat pada umumnya.

Pasal 8

Pemerintah mengatur keahlian dan kejuruan tersebut pada pasal 6 dan pasal 7.

37
BAB IV

PEMBINAAN
PERLINDUNGAN
KERJA

Pasal 9

Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,


kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.

Pasal 10

Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:

1. Norma keselamatan kerja;

2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;

3. Norma kerja;

4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan


kerja.

38
Sebelum membuka suatu usaha harus ada izin usaha, menurut ketentuan
undang- undang sebagai berikut:

UNDANG – UNDANG TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

Dalam mendirikan sebuah usaha, hal yang tidak boleh dilewatkan adalah
melengkapi perizinan usaha, salah satu diantaranya adalah Perizinan Usaha
Perdagangan (SIUP).

Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan


No.289/MPP/Kep/10/2001 tentang Ketentuan Standar Pemberian SIUP, setiap
Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

A. Ketentuan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


SIUP adalah Ijin usaha yang dikeluarkan instansi pemerintah melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota/wilayah sesuai domisili
perusahaan. SIUP digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang
Perdagangan barang/jasa di Indonesia.

Kewenangan pemberian Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) berada


pada Bupati atau Wali Kota. Khusus untuk Kawasan Perdagangan Bebas
dan pelabuhan Bebas, Bupati atau Wali Kota melimpahkan kewenangan
kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas di wilayah setempat.

1. Jenis-jenis Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

39
Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah
dan bangunan atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan,
maka penggolongan SIUP dibedakan menjadi 3(tiga) yaitu :
• SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan
kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA
PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas Rp.500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah).
• SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki
modal dan kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA
PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas Rp.200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
• SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan
kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA
PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai dengan
Rp.200.000.000- (dua ratus juta rupiah).

Flowchart Jenis Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

2. Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) diterbitkan berdasarkan tempat
kedudukan (domisili) Perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah republik

40
Indonesia. SIUP berlaku selama Perusahaan yang bersangkutan masih
menjalankan kegiatan Usaha Perdagangan.

Flowchart Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

3. Tujuan Pembuatan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Secara umum, tujuan diterbitkanya SIUP adalah :
 Sebagai alat pengesahan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
memperlancar masalah perizinan tempat usaha.
 Mencegah terjadinya masalah yang dapat mengganggu kelancaran
usaha di kemudian hari
 Memperlancar kegiatan perdagangan ekspor impor.
 Memperlancar dalam kegiatan lelang karena SIUP merupakan salah
satu syarat untuk melakukan pelelangan secara legal
4. Pengecualian

41
Berdasarkan pasal 9 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
No.289/MPP/Kep/10/2001, perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban
memperoleh SIUP adalah :

1. Cabang/Perwakilan Perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan


Usaha Perdagangan mempergunakan SIUP Perusahaan Pusat.
2. Perusahaan Kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut : tidak berbentuk Badan Hukum atau Persekutuan, dan
diurus/dijalankan/dikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan
mempekerjakan anggota keluarganya/kerabat terdekat.
3. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau
pedagang kaki lima.

5. Larangan, Pembekuan, dan Pencabutan Surat Ijin Usaha


Perdagangan (SIUP)
a. Larangan
SIUP dilarang digunakan untuk melakukan kegiatan:
1. Yang tidak sesuai dengan kelembagaab dan/atau kegiatan usaha
yang dicantumkan di dalam SIUP;
2. Menghimpun dana dari masyarakat dengan menawarkan janji
keuntungan yang tidak wajar;
3. Perdagangan barang dan/atau jasa dengan sistem penjualan
langsung (single level marketing atau multi level marketing);
4. Perdagangan jasa survey;
5. Perdagangan berjangka komoditi.

b. Pembekuan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) suatu Perusahaan yang
bersangkutan dibekukan apabila :
1. Tidak mengindahkan peringatan dan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku tentang kepemilikan SIUP.

42
2. Melakukan kegiatan usaha yang patut diduga merugikan
konsumen dan tidak sesuai dengan bidang usaha, kegiatan usaha,
dan jenis barang/jasa dagangan utama yang tercantum dalam
SIUP yang telah diperoleh.
3. Sedang diperiksa di sidang pengadilan karena didakwa
melakukan pelanggaran HKI dan atau melakukan tindak pidana
lainnya.
Selama SIUP Perusahaan yang bersangkutan dibekukan,
perusahaan tersebut dilarang untuk melakukan kegiatan usaha
Perdagangan. Jangka waktu pembekuan SIUP bagi Perusahaan
adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak dikeluarkan penetapan
pembekuan SIUP, berlaku sampai dengan adanya Keputusan
Badan Peradilan yang telah berkekuatan tetap. Pembekuan SIUP
dilakukan oleh Pejabat atau yang berwenang menerbitkan SIUP.
SIUP yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apanila
Perusahaan yang bersangkutan :
1. Telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan
dan melaksanakan kewajibannya.
2. Dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran HKI dan atau
tidak melakukan tindak pidana sesuai Keputusan Badan Peradilan
yang telah berkekuatan tetap.
c. Pencabutan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Berdasarkan Pasal 27 Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No.289/MPP/Kep/10/2001 Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) dapat dicabut apabila :
1. SIUP yang diperoleh berdasarkan keterangan/data yang tidak
benar atau palsu dari Perusahaan yang bersangkutan.
2. Perusahaan yang bersangkutan tidak melakukan perbaikan
setelah melampaui batas wktu pembekuan.

43
3. Perusahaan yang bersangkutan telah dijatuhi hukuman
pelanggaran HKI dan atau pidana Badan Peradilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
4. Perusahaan yang bersangkutan melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan yang memuat sanksi pencabutan SIUP.
Pencabutan SIUP ini dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
menerbitkan SIUP yang bersangkutan.

B. Prosedur Pengurusan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)


Untuk permohonan SIUP Menengah dan SIUP Kecil permohonan SIUP
beserta persyaratannya diajukan melalui Kantor Dinas Perindustrian &
Perdagangan. Sedangkan untuk permohonan SIUPBESAR diajukan melalui
Kanwil Perindustrian dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili
perusahaan.
Pengurusan berbagai surat izin usaha dapat dilakukan dikantor dinas
perindustrian setiap daerah kabupaten/kota.
1. Persyaratan Administrasi
Berkas-berkas yang harus dilengkapi untuk mengurus pembuatan SIUP
tergantung pada jenis atau bentuk usaha yang dijalankan.

a. Perseroan Terbatas

 Foto kopi akta pendirian PT yang disahkan oleh menteri Hukum


dan HAM.
 Foto kopi surat keputusan pengesahan badan hukum dari
Menteri Hukum dan HAM.
 Foto kopi KTP direktur utama atau penanggung jawab
perusahaan atau pemegang sahamnya.
 Foto kopi NPWP.
 Surat keterangan domisili atau SITU
 Surat izin gangguan/HO
 Izin prinsip

44
 Neraca perusahaan
 Foto penanggung jawab/direktur utama/pemilik perusahaan
ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar.
 Materai senilai Rp. 6.000,-
 Foto kopi kartu keluarga jika penanggung jawabnya seorang
perempuan.
 Izin teknis dari instansi terkait jika diperlukan.

b. Koperasi

 Foto kopi akta pendirian koperasi yang telah mendapatkan


pengesahan dari instansi yang berwenang.
 Foto kopi KTP dewan pengurus dan dewan pengawas koperasi.
 Susunan dewan pengurus dan dewan pengawas.
 Foto kopi NPWP.
 Foto kopi SITU dari pemerintah daerah.
 Neraca koperasi.
 Meterai senilai Rp. 6.000.-
 Foto penanggung jawab/direktur utama/pemilik perusahaan
ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar.
 Izin-izin lain yang terkait (Badan Pengendalian Dampat dengan
Lingkungan Daerah) usaha yang dijalankan, misalnya jika usaha
kita menghasilkan limbah, kita harus memiliki izin AMDAL
dari Bapedalda setempat.

c. Perusahaan Perorangan

 Foto kopi KTP pemegang saham perusahaan.


 Foto kopi NPWP.
 Surat keterangan domisili atau SITU.
 Neraca perusahaan.
 Meterai senilai Rp. 6.000,-

45
 Foto penanggung jawab/direktur utama/pemilik perusahaan
ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar.
 Izin-izin lain yang terkait usaha yang dijalankan.

d. Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)

 Foto kopi SIUP sebelum menjadi perseroan terbuka.


 Foto kopi akta notaris pendirian dan perubahan perusahaan dan
surat persetujuan status perseroan tertutup menjadi perseroan
terbuka dari departemen hukum dan HAM.
 Surat keterangan dari badan pengawas pasar modal bahwa
perusahaan yang bersangkutan telah melakukan penawaran
umum secara luas dan terbuka.
 Foto kopi kartu tanda penduduk (KTP) penanggung
jawab/direktur utama/pemilik perusahaan.
 Foto kopi surat tanda penerimaan laporan keuangan tahunan
perusahaan (STP-LKTP) tahun buku terakhir.
 Foto penanggung jawab/direktur utama/pemilik perusahaan
ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar.

e. CV dan FIRMA
 Fotokopi Akta Pendirian yang telah didaftarkan pada
Pengadilan Negeri.
 Fotokopi KTP Direktur/Penanggung jawab.
 Fotokopi NPWP.
 Neraca Terakhir Perusahaanbermaterai Rp. 6.000,-
 Susunan Pengurus.
 Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan, diketahui
kecamatan.
 Pas foto warna ukuran 4x6 dua lembar.

Untuk setiap berkas permohonan dilengkapi dengan :

46
 Surat domisili usaha
 Denah lokasi usaha
 Susunan pengurus (kecuali Perusahaan Perorangan).
 Legalisir SIUP Pusat (jika perusahaan berupa cabang).

2. Prosedur Pengurusan SIUP


Cara mendapatkan SIUP sebagai berikut.

a. Pemilik perusahaan atau melalui kuasa yang sudah dikuasakan


dapat mengurus langsung ke kantor dinas perdagangan setempat
atau kepala kantor pelayanan perizinan selaku pejabat penerbit
SIUP di wilayah kerjanya.
b. Kemudian mengambil formulir pendaftaran atau surat permohonan
yang sudah disediakan oleh kantor dinas perdagangan yang
dilengkapi dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Surat
permohonan tersebut harus di tandatangani diatas meterai cukup
pemilik/direktur utama/penanggung jawab perusahaan.
c. Pihak ketiga yang mengurus untuk mendapatkan SIUP, wajib
melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan
ditandatangani oleh pemilik/direktur utama/penanggungjawab
perusahaan.
d. Membayar sesuai dengan peraturan daerah masing-masing.

47
BAB V
PEMBAHASAN

A. Manfaat yang Dihasilkan dari Kulit Singkong


Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai
limbah dari tanaman singkong. Padahal, kulit singkong ini memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi yang dapat dikonsumsi pula oleh manusia. Presentase
jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar
dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%.
Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena
sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
Pengolahan limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai:
a. Kompos
Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut
sebagi pupuk kompos. Menurut penelitian (Ankabi, 2007) kompos kulit singkong
bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai
insektisida tumbuhan.
b. Pakan ternak
Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang
mengandung karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
c. Bio energi
Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bioetanol yang digunakan
sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah
kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu
alternatif dalam rangka mendukung program pemerintah tentang penyediaan bahan
bakar non migas yang terbarukan yaitu BBN ( bahan bakar nabati ) sebagai
pengganti bensin.

d. Olahan kuliner
Kulit singkong dapat menjadi olahan kuliner yaitu keripik kulit singkong, yang tak
kalah sedap dengan umbi singkong itu sendiri. Bahan dasarnya lebih murah, namu
rasa tak mau kalah.

B. Pembuatan Keripik dari Bahan Kulit Singkong


Pembuatan keripik dari bahan kulit singkong sama seperti pembuatan
keripik lainnya. Pengolahan ini hanya membutuhkan alat-alat sederhana, dan kami

48
yakin semua orang pasti bisa mempraktekkannya. Berikut adalah proses
pembuatannya :
1. Kulit Singkong
Dalam memilih kulit singkong yang bagus kita bisa melihatnya dari kualitas
singkong itu sendiri, apabila singkongnya bagus/tidak pahit maka kulitnya juga
enak/tidak pahit sehingga bisa diolah menjadi keripik kulit singkong. Namun
apabila anda memiliki limbah kulit singkong yang kurang bagus anda tidak perlu
khawatir karena kulit tersebut masih dapat diolah menjadi bahan makanan ternak,
dan lainnya. Setelah mendapatkan kulit singkong, segera cuci dan bersihkan dari
kulit luarnya(yang berwarna coklat) sehingga tersisa kulit dalamnya. Lalu potong
dadu kulit singkong tersebut.

2. Perebusan
Setelah didapatkan potongan kulit singkong yang bersih dilakukan perebusan
dengan memasukan potongan kulit singkong ke panci yang diberi air garam. Proses
perebusan kulit singkong dilakukan di kompor dengan api sedang dan dengan air
secukupnya. Tunggu hingga mendidih kemudian angkat kulit singkong dan tiriskan.

3. Perendaman dengan bumbu


Sebelum direndam buat bumbunya dulu, yaitu haluskan garam, bawang putih,
ketumbar, penyedap rasa lalu beri sedikit air untuk merendam kulit singkong.
Masukkan bumbu dalam baskom dan masukan potongan kulit singkong ke baskom
tersebut.
4. Penjemuran
Jemur potongan kulit singkong di baskom dibawah terik matahari hingga kering.

5. Penggorengan
- Ambil potongan kulit singkong yang sudah kering kemudian rendam dengan air
hangat 2 menit untuk menghilangkan debu saat dijemur, lalu tiriskan.
- Tumbuk hingga halus garam, bawang putih, ketumbar, sedikit penyedap rasa
dan beri seikit air.
- Lumuri potongan kulit singkong dengan bumbu yang sudah dibuat biarkan 2
menit.
- Angkat dan lumurkan potongan kulit singkong dengan tepung sajiku hingga
merata. Ulangi hingga 2 kali.
- Goreng potongan kulit singkong dengan minyak yang cukup dan api sedang.
Penggorengan dilakukan hanya sebentar hingga matang.
- Goreng seluruh potongan kulit singkong yang sudah kering.

49
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan :
Technopreneurship adalah sebuah wirausaha/ inkubator bisnis
berbasis teknologi, model materi ini merupakan strategi terobosan baru untuk
mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat.

Selain menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
Dan Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) pada 3 November 2014 lalu juga telah menandatangani
Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan maka secara umum
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tanaman singkong memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Umbinya meng
andung karbohidrat, daunnya mengandung protein dan zat besi, bahkan
kulitnyapun masih mengandung karbohidrat yang cukup tinggi.
Kulit singkong memiliki banyak manfaat, diantaranya : sebagai bahan untuk
kompos, bio energi, pakan ternak, dan olahan kuliner seperti keripik.
dengan mengolah kulit singkong menjadi berbagai alternatif yang bermanfaat,
penumpukan sampah organik di lingkungan sekitar bisa berkurang.

B. Saran :
1. Masyarakat :
a. Dengan terciptanya alternatif baru dalam pengolahan kulit singkong, maka
masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan semua bagian dari suatu tanaman
semaksimal mungkin
b. Masyarakat harus bisa membuat ide-ide kreatif untuk mengolah sampah, terutama
sampah organik untuk dijadikan berbagai alternatif yang bermanfaat.
2. Pemerintah :
Agar lebih peduli terhadap masalah sampah di daerah, terutama area perkotaan.
Dengan menciptakan berbagai alternatif yang menguntungkan dari sampah-sampah
organik maupun nonorganik, diharapkan masalah penumpukan sampah bisa
dikurangi.
3. Dunia pendidikan :
Memberi pengetahuan tentang kandungan nutrisi dan cara pengolahan semua
bagian dari tanaman singkong sehingga bisa menjadi hasil olahan yang bernilai
guna.

50
51

Anda mungkin juga menyukai