Anda di halaman 1dari 39

A.

Definisi Operasional Berbagai Jenis Kemampuan Matematik


1. Pemahaman Matematik
Terdapat dua macam pemahaman matematik, yakni:
a) Pemahaman tingkat rendah
Adapun pemahaman tingkat rendah ini meliputi, pemahaman mekanikal yang
dicirikan oleh kegiatan mengingat dan menerapkan rumus secara rutin dan menghitung
secara sederhana; pemahaman induktif yakni menerapkan rumus atau konsep dalam
kasus sederhana atau dalam kasus serupa; pemahaman instrumental yaitu hafal konsep
atau prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya, dapat menerapkan rumus dalam
perhitungan sederhana dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik; kemudian
pemahaman komputasional yakni menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan
mengerjakan perhitungan secara algoritmik (Sumarmo, 1987).
b) Pemahaman tingkat tinggi
Pemahaman tingkat tinggi meliputi, pemahaman rasional yakni membuktikan
kebenaran suatu rumus dan teorema, pemahaman intuitif yakni memperkirakan
kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut,
pemahaman relasional yakni mengaitkan suatu konsep/prinsip dengan konsep atau
prinsip lainnya, dan pemahaman fungsional yaitu mangaitkan suatu konsep/prinsip
dengan konsep atau prinsip lainnya, dan menyadari proses yang dikerjakan(Sumarmo,
1987).
Dalam pembelajaran matematika pemahaman tingkat rendah sudah dilatihkan
selama pembelajaran sehingga dalam tes, kemampuan tersebut tidak di evaluasi lagi.
Dengan kata lain tes pemahaman matematik dipusatkan pada pemahaman tingkat tinggi
saja.
2. Koneksi Matematik
Menurut NCTM (1989), ada dua tipe umum koneksi matematis yaitu modeling dan
mathematical connections. Modeling connections merupakan hubungan antara situasi
masalah yang muncul di dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan representasi
matematiknya, sedangkan mathematical connections adalah hubungan antara dua
representasi yang ekuivalen dan antara proses penyelesaian dari masing-masing
representasi. Selain itu, ketika siswa mampu mengkoneksikan ide matematik maka
pemahamannya terhadap matematika lebih mendalam dan tahan lama. Siswa dapat
melihat bahwa koneksi sangat berperan dalam topik-topik matematika, dalam konteks
yang menghubungkan matematika dan pelajaran lain, dan dalam kehidupannya. Melalui
pembelajaran yang menekankan keterhubungan ide-ide dalam matematika, siswa tidak
hanya belajar matematika namun juga belajar menggunakan matematika.
Suherman (2008) mengemukakan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah
kemampuan untuk mengaitkan konsep/aturan matematika yang satu dengan yang
lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada dunia nyata. Selanjutnya,
Suherman (2008) juga mengemukakan indikator kemampuan koneksi matematis
meliputi: mencari hubungan, memahami hubungan, menerapkan matematik,
representasi ekuivalen, membuat peta konsep, keterkaitan berbagai algoritma, dan
operasi hitung, serta membuat alasan tiap langkah pengerjaan matematik.
Sejalan dengan hal tersebut, Sumarmo (2015) mengemukakan indikator dari
kemampuan koneksi matematis sebagai berikut:
a) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur
b) Memahami dan menggunakan hubungan di antara topik matematika dan dengan
topic bidang studi lain
c) Mencari koneksi satu prosedur dengan prosedur lain dalam representasi yang
ekuivalen
d) Menerapkan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari
e) Memahami representasi ekuivalen suatu konsep yang sama
3. Komunikasi Matematik
Kata komunikasi berasal dari kata communication yang dalam Kamus Inggris-
Indonesia (John dan Shadily, 2000: 131) berarti hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi secara konseptual yaitu memberitahukan
dan menyebarkan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan maksud
untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama.
Abdul Halim Fathoni (2005) menyebutkan bahwa komunikasi atau hubungan dapat
terjadi dalam matematika, diantaranya dalam:
a. Dunia nyata, antara lain ukuran dan bentuk lahan dalam dunia pertanian (geometri),
banyaknya barang dan nilai uang logam dalam dunia bisnis dan perdagangan
(bilangan), ketinggian pohon dan bukit (trigonometri).
b. Struktur abstrak dari suatu sistem, antara lain struktur sistem bilangan (grup, ring),
struktur penalaran (logika matematika), struktur berbagai gejala dalam kehidupan
manusia (pemodelan matematika).
c. Matematika sendiri yang merupakan bentuk komunikasi matematika yang
digunakan untuk pengembangan diri matematika.
Hari Suderadjat (2004: 44) berpendapat bahwa komunikasi matematika memegang
peranan penting dalam membantu siswa membangun hubungan antara aspek-aspek
informal dan intuitif dengan bahasa matematika yang abstrak, yang terdiri atas simbol-
simbol matematika, serta antara uraian dengan gambaran mental dari gagasan
matematika. Komunikasi matematika ini meliputi persoalandalam skala kecil, yaitu
penggunaan simbol dengan tepat dan persoalan dalam skala besar, yaitu menyusun
argumen suatu pernyataan secara logis (Gerald Folland, 2001).
Menurut Utari Sumarmo yang dikutip oleh Gusni Satriawati (2003: 110),
kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan
dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk:
a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit,
dan grafik.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merurnuskan definisi, dan generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.

4. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses yang digunakan untuk menyelesaikanmasalah.
Pada tahun 1983, Mayer mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatuproses
banyak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubunganantara
pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinyadan
kemudian bertindak untuk menyelesaikannya (Kirkley, 2003 dalam Widjayanti, 2009).
NCTM (2000) menyebutkan bahwa memecahkan masalah bukan sajamerupakan
suatu sasaran belajar matematika, tetapi sekaligus merupakan alat utamauntuk
melakukan belajar itu.Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalahmenjadi fokus
pembelajaran matematika di semua jenjang, dari sekolah dasar hinggaperguruan tinggi.
Dengan mempelajari pemecahan masalah di dalam matematika, parasiswa akan
mendapatkan cara-cara berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan, sertakepercayaan
diri di dalam situasi-situasi tidak biasa, sebagaimana situasi yang akanmereka hadapi di
luar ruang kelas matematika. Di kehidupan sehari-hari dan duniakerja, menjadi seorang
pemecah masalah yang baik bisa membawa manfaat-manfaatbesar.
Langkah pemecahan masalah matematika yang terkenal dikemukakan oleh G.
Polya, dalam bukunya ”How to Solve It”. Empat langkah pemecahan
masalahmatematika menurut G. Polya tersebut adalah: ” (1) Understanding the problem,
(2) Devising plan, (3) Carrying out the plan, (4) Looking Back” (Alfeld, 1996). Hall
(2000)juga membuat iktisar dari buku G Polya tersebut, dan merinci bahwa: (1)
Memahamimasalah, meliputi memberi label dan mengidentifikasi apa yangditanyakan,
syarat-syarat, apa yang diketahui (datanya), dan menentukan solubilitymasalahnya, (2)
Membuat sebuah rencana, yang berarti menggambarkanpengetahuan sebelumnya untuk
kerangka teknik penyelesaian yang sesuai, danmenuliskannya kembali masalahnya jika
perlu, (3) Menyelesaikan masalah tersebut,menggunakan teknik penyelesaian yang
sudah dipilih, dan (4) Mengecek kebenarandari penyelesaiannya yang diperoleh dan
memasukkan masalah dan penyelesaiantersebut kedalam memori untuk kelak digunakan
dalam menyelesaikan masalahdikemudian hari.

Indikator kemampuan pemecahan masalah yang digunakan (Sumarmo):


1. Mengidentifikasi data yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan data untuk
pemecahan masalah
2. Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh
3. Menyelesaikan model matematika disertai alasan
4. Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh
5. Analogi
Kemampuan analogi matematis adalah kemampuan membandingkan dua hal yang
berlainan berdasarkan kesamaan memahami konsep, prinsip, sifat, atau prosedur
disertai dengan penarikan kesimpulan. Indicator kemampuan ini adalah:
a. membuat relasi ekuivalen
b. mengorespondensikan objek matematika dengan objek di luar matematika
c. mengorespondensikan dua hal yang berlainan berdasarkan persamaan prinsip
d. mengorespondensikan dua hal yang berlainan berdasarkan persamaan prosedural
6. Generalisasi
Kemampuan generalisasi matematis adalah kemampuan untuk mempersepsi
(menyatakan pola), menentukan struktur, data, gambar, atau suku berikutnya, dan
memformulasikan keumuman secara simbolis. Indikator kemampuan generalisasi
matematika adalah sebagai berikut:
a. Mengenal sebuah aturan/ pola
b. Menguraikan sebuah aturan atau pola, baik numerik maupun verbal
c. Menghasilkan sebuah aturan dan pola umum
d. Menerapkan aturan atau pola dari berbagai persoalan
e. Memformulasikan keumuman secara simbolik.
7. Penalaran Proporsional
Penalaran proporsional merupakan bagian dari penalaran deduktif. Sendiri
Kemudian penalaran deduktif itu sendiri adalah penarikan kesimpulan berdasarkan
aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar
atau salah dan tidak kedua-duanya bersama-sama. Salah satu indikator penalaran
proporsional adalah menarik kesimpulan berdasarkan proporsi yang sesuai.
Untuk mengetahui sejauh mana penalaran mengenai situasi proporsional, Langrall
dan Swafford (2000) membuat empat level penalaran proporsional, yaitu level 0, 1, 2,
dan 3, dimana pada tiap-tiap level memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pada level
0, siswa belum bisa menggunakan penalaran proporsional, karena mereka masih terpaku
dengan cara menebak-nebak atau menggunakan bantuan visual. Pada level 1, siswa
menggunakan gambar, manipulasi, atau model matematika yang sesuai dengan masalah
yang diberikan. Siswa juga dapat membuat perbandingan kualitatif yaitu
melipatgandakan masing-masing nilai yang membentuk suatu rasio. Pada level 2, siswa
dapat memanipulasi situasi perbandingan menggunakan bilangan. Untuk memecahkan
masalah perbandingan, siswa level 2 mampu menggunakan kombinasi tiap-tiap unit,
menemukan dan menggunakan nilai satuan per unit, mengidentifikasi atau
menggunakan faktor skalar, menggunakan bantuan tabel, menggunakan pecahan senilai,
dan membangun kedua ukuran. Pada level 3, siswa dapat menetapkan suatu proporsi
dengan menggunakan variabel dan memecahkan variabel tersebut dengan menggunakan
aturan perkalian silang. Siswa juga sepenuhnya mengerti hubungan kovarian dan
invarian.
Menurut Langrall dan Swafford (2000), invarian merupakan hubungan antara dua
kuantitas yang memiliki nilai tetap sama, sedangkan kovarian yaitu dua ukuran pada
tiap-tiap rasio bervariasi bersama-sama. Adapun indikator penalaran proporsional
adalah melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan/rumus tertentu.
8. Penalaran Kombinatorial
9. Penalaran Probabilitas
Penalaran probabilitas terjadi pada saat seseorang menggunakan informasi untuk
memutuskan apakah suatu kesimpulan benar atau tidak. Indikator dari penalaran ini
adalah anak dapat membedakan hal–hal yang pasti dan hal-hal yang mungkin terjadi
dari perhitungan peluang
10. Berfikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan satu kemampuan dasar matematis yang
esensial dan perlu dimiliki oleh siswa yang belajar matematika. Dalam berpikit kritis,
seseorang tidak dengan mudah menerima sesuatu yang diterimanya, tanpa mengetahui
asalnya, namun ia dapat mempertanggung jawabkan pendapatnya disertai dengan alasan
yang logis. Adapun indikator berpikir kritis, antara lain:
a. Memusatkan pada satu pertanyaan
b. Memeriksa kebenaran argument, pernyataan dan proses solusi
c. Bertanya dan menjawab disertai alasan
d. Mengamati dengan kriteria, mengidentifikasi asumsi, memahami dengan baik,
mengidentifikasi data relevan dan tidak relevan
e. Mendeduksi dan menginduksi
f. Membuat pertimbangan, menilai secara menyeluruh
g. Mencari alternatif
11. Berfikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan berpikir original dan
refleksif serta menghasilkan sesuatu yang kompleks termasuk mensintesiskan gagasan-
gagasan, memunculkan ide-ide baru, menentukan efektivitas suatu gagasan, mampu
membuat keputusan dan memunculkan generalisasi. Berpikir kreatif matematik adalah
kemampuan yang meliputi empat komponen yaitu (1) berpikir lancar (fluency)
membuat berbagai ide; (2) Berpikir luwes (flexibility) menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
berbeda; (3) Berpikir orisinal (originality) melahirkan gagasan,ungkapan yang baru dan
unik; (4) elaborasi (elaboration) membangun sesuatu dari ide-ide lainnya. Munandar
(dalam Hendriana, 2017, hlm. 43) merinci ciri-ciri keempat komponen berpikir kreatif
antara lain :
a. Berpikir lancar(fluency)
a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian maslah atau jawaban.
b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban
b. Berpikir luwes(flexibility)
a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
c) Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda.
d) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran
c. Berpikir orisinal(Originality)
a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b) Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.
c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau
unsur-unsur.
d. Berpikir Elaboratif(Elaboration)
a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk
b) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi
menjadi lebih menarik
12. Penalaran Deduktif (Pembuktian dengan Induksi Matematik)
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari
pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian dalam penalaran deduktif, konsep dan teori merupakan kata kunci
untuk memahami suatu gejala.
Salah satu jenis penalaran deduktif adalah induksi matematika. Induksi matematika
atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan
yang menyangkut bilangan-bilangan asli. Pembuktian cara induksi matematika ingin
membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar untuk semua bilangan asli atau semua
bilangan dalam himpunan bagiannya. Caranya ialah dengan menunjukkan bahwa sifat
itu benar untuk n = 1 (atau S(1) adalah benar), kemudian ditunjukkan bahwa bila sifat
itu benar untuk n = k (bila S(k) benar) menyebabkan sifat itu benar untuk n = k + 1 (atau
S(k + 1) benar). Adapun indicator induksi matematika adalah
B. Kisi-Kisi dan Butir Tes

No. Jenjang Sekolah Materi Soal


1. SMA XII Peluang Kejadian Majemuk Indikator Kemampuan Koneksi :
Menggunakan konsep peluang kejadian majemuk dalam kehidupan
sehari-hari

Kelas XII MIA 2 memiliki jumlah siswa sebanyak 25 orang. Dari


keseluruhan siswa tersebut, terdapat 10 orang yang menyukai pelajaran
matematika, 8 orang yang menyukai pelajaran fisika, dan 6 orang yang
menyukai keduanya. Jika dipilih 1 orang secara acak, tentukan peluang:
a. Orang tersebut tidak menyukai pelajaran matematika dan fisika
b. Orang tersebut hanya menyukai pelajaran matematika
c. Orang tersebut menyukai pelajaran matematika atau fisika
2. SMA XI Turunan Pemahaman Konsep
Indikator Kemampuan:
Menerapkan konsep turunan pertama suatu fungsi untuk menentukan nilai
minimum fungsi.
No. Jenjang Sekolah Materi Soal
Biaya proyek sebuah perusahaan per harinya dinyatakan oleh fungsi f(x)
– 3x +1200/x – 60 (dalam juta rupiah). Tentukan total biaya produksi
selama x hari agar diperoleh biaya minimum!
3. SMP VII Pertidaksamaan linear satu Komunikasi
variable Indikator Kemampuan: Menyusun model matematika dari peristiwa
Indikator: sehari-hari tentang pertidaksamaan linear satu variable dan
Siswa mampu mengubah masalah menyelesaikannya
yang berkaitan dengan
pertidaksamaan linear satu variable Pak Hibat memiliki sebuah mobil box pengangkut barang dengan daya
menjadi model matematika. angkut tidak lebih dari 1000 kg. Berat badan Pak Hibat adalah 60 kg dan
dia akan mengangkut kotak barang yang setiap kotak beratnya 20 kg.
a. Buatlah model matematika dari permasalahan di atas
b. Hitunglah banyak kotak maksimal yang dapat diangkut oleh Pak
Hibat dalam sekali pengangkutan.
4. SMP VIII Bangun Ruang Sisi Datar Pemecahan Masalah
Indikator : Indikator Kemampuan: Merencanakan penyelesaian dan
Siswa mampu menyelesaikan menyelesaikan masalah sesuai
masalah yang berkaitan dengan luas Pak Ari berencana membuat sebuah akuarium dari kaca. Akuarium
permukaan balok. tersebut berbentuk balok dengan ukuran panjang 90 𝑐𝑚, lebar akuarium
No. Jenjang Sekolah Materi Soal
1 2
dari ukuran panjang, dan tinggi akuarium 3 dari ukuran panjang.
2

Berapa luas kaca yang dibutuhkan Pak Ari untuk membuat akuarium?
5. SMP IX Barisan dan Deret Aritmetika Analogi
Indikator : Siswa dapat Indikator: Penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan proses/data
menentukan suku ke-n dari suatu
barisan aritmetika Perhatikan gambar berikut!

Tentukan banyak daerah yang terbentuk pada gambar ke-15! (P adalah


titik pusat lingkaran)
6. SMA XI Barisan dan Deret Generalisasi
Indikator: Indikator Kemampuan: Menarik kesimpulan umum berdasarkan
Mampu menarik kesimpulan secara proses/konsep matematik yang terlibat
umum untuk menentukan jumlah
maksimum lingkaran kecil pada
pola ke-n berdasarkan lingkaran
kecil yang diketahui
No. Jenjang Sekolah Materi Soal
Suatu bulatan disusun berdasarkan gambar di bawah ini.
Pola: P1 P2 P3 P4 ... Pn

Banyaknya bulatan: 1, 5, 13, 25, . . .


Jika proses diteruskan, banyaknya bulatan pada Pn adalah . . . .
7. SMP VII Perbandingan Penalaran Proporsional
Indikator Kemampuan: Menarik kesimpulan berdasarkan proporsi
Indikator: Menyelesaikan
yang sesuai
masalah yang berkaitan dengan
perbandingan (proporsi)
Lussy ingin merayakan ulang tahunnya di sebuah caffe dan mengundang
18 temanya. Di caffe tersebut terdapat dua jenis meja. Meja yang terbesar
mampu menampung sepuluh orang. Sedangkan meja yang lebih kecil
menampung delapan orang. Di meja yang besar sudah disajikan 4 liter air
soda dan meja yang lebih kecil disajikan 3 liter air soda. Air soda dibagi
rata untuk di setiap meja. Apakah yang duduk di meja yang lebih kecil
No. Jenjang Sekolah Materi Soal
mendapatkan bagian yang sama seperti siswa yang duduk di meja yang
lebih besar? Jelaskan alasanmu.
8. SMA X Trigonometri Berpikir Kritis
Indikator: Indikator Kemampuan: Mengidentifikasi yang diketahui, ditanyakan
Menggunakan perbandingan dan kecukupan unsur dalam soal, membuat model matematika,
trigonometri dalam menentukan merencanakan penyelesaian, dan menyelesaikan model matematika
besar sudut segitiga siku-siku
Seorang tukang pembersih jendela gedung mempunyai tangga yang dapat
memanjang hingga mencapai tingkat dua dari gedung tersebut. Untuk
membersihkan jendela di tingkat pertama, tangga itu harus mencapai 2√2
meter. Untuk tingkat kedua, tangga itu harus mencapai 6√2 meter. Jarak
bawah tangga dengan dinding selalu 6 meter. Tukang pembersih jendela
ingin mengetahui besar sudut antara tangga dan tanah, jika tangga itu
digunakan untuk membersihkan jendela di tingkat dua. Periksa cukupkan
data yang diketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut? Kalau cukup
selesaikan disertai dengan penjelasan, kalau tidak cukup lengkapi datanya
dan kemudian selesaikan.

9. SMA XI Peluang Penalaran Kombinatorik


Indikator: Siswa mampu
No. Jenjang Sekolah Materi Soal
menyelesaikan masalah yang Indikator Kemampuan : Melaksanakan perhitungan berdasarkan
berkaitan dengan aturan kombinasi beberapa variable.
penjumlahan, aturan perkalian, Seorang peternak ingin membeli sapi dan kambing untuk diternakkan.
permutasi, dan kombinasi Peternak pergi ke pedagang hewan, peternak memilih 4 sapi dan 2
kambing dari pedagang yang memiliki 6 sapi dan 5 kambing. Berapa cara
peternak tersebut dapat memilih ternak-ternak yang diinginkan ?
10. SMA X Sistem persamaan linear tiga Berpikir Kreatif
variable (SPLTV) Indikator Kemampuan: Jawaban yang bervariasi (kelenturan)
Indikator:
Sebuah kios menjual bermacam-macam buah di antaranya jeruk, salak,
Siswa mampu menyelesaikan
dan apel. Ibu Ratna membeli 1 kg jeruk, 3 kg salak, dan 2 kg apel harus
SPLTV dalam masalah kontekstual
membayar Rp125.000,00. Ibu Susi membeli 2 kg jeruk, 1 kg salak, dan 1
kg apel harus membayar Rp95.000,00. Ibu Yanti membeli 1 kg jeruk, 2
kg salak, dan 3 kg apel harus membayar Rp120.000,00. Jika Bu Annsa
memiliki uang Rp. 110.000,00 berapa kilogram masing-masing jeruk,
salak, dan apel yang dapat di peroleh Bu Annisa ?

11. SMA XII Statistika Inferensial Penalaran Probabilistik


Indikator Kemampuan: Melaksanakan perhitungan distribusi peluang
binomial suatu percobaan (acak) berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
No. Jenjang Sekolah Materi Soal

20% dari produk makanan tergolong dalam kategori Kualitas Sangat


Enak. Sebuah sampel produk makanan yang berukuran 30 telah diambil
secara acak. Berapa peluang sampel produk makanan tersebut berisikan
semua kategori Kualitas Sangat Enak?
12. SMA XI Induksi Matematik Penalaran Deduktif (Pembuktian dengan Induksi Matematik)
Indikator: Indikator Kemampuan: Membuktikan dengan induksi matematik
Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan induksi Buktikan bahwa 𝑟 3 − 𝑟 dapat dibagi habis oleh 3, untuk setiap 𝑟 bilangan
matematika dalam pembuktian asli. Buktikan dengan menggunakan induksi matematika!
keterbagian dengan induksi
A. Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran

Jenis Kemampuan
Penyelesaian Skor
Matematik
1. Koneksi Cara 1 (dengan menggunakan diagram venn)
Diketahui:
𝑛(𝑆) = 25
𝑛(𝑀) = 10
𝑛(𝐹) = 8
𝑛 (𝑀 ∩ 𝐹) = 6
Berdasarkan yang diketahui, dapat dibuat diagram venn seperti berikut:

0-3

a. Peluang orang tersebut tidak menyukai pelajaran matematika dan fisika


Berdasarkan diagram venn diperoleh:
Banyak siswa yang tidak menyukai matematika dan fisika adalah 13 orang dan
𝑛(𝑆) = 25, sehingga:
𝑃(𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑢𝑘𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎) 0-2
𝐶113
= 25
𝐶1
13!
= 12! 1!
25! 0-1
24! 1!
13
=
25
b. Peluang orang tersebut hanya menyukai pelajaran matematika
Berdasarkan diagram venn diperoleh:
Banyak siswa yang hanya menyukai matematika adalah 4 orang dan 𝑛(𝑆) = 25,
sehingga:
0-2
𝑃(𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑢𝑘𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎)
𝐶14
=
𝐶125
4!
= 3! 1!
25!
24! 1! 0-1
4
=
25
c. Peluang keduanya menyukai pelajaran matematika atau fisika
Berdasarkan diagram venn diperoleh:
0-2
Banyak siswa yang menyukai matematika atau fisika adalah 12 orang dan 𝑛(𝑆) =
25, sehingga:
𝑃(𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑢𝑘𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎)
𝐶112
=
𝐶125
12! 0-1
= 11! 1!
25!
24! 1!
12
=
25

Total Skor 0-12

Cara 2 (tanpa menggunakan diagram venn)


Diketahui: 𝑛(𝑆) = 25, 𝑛(𝑀) = 10, 𝑛(𝐹) = 8, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 (𝑀 ∩ 𝐹) = 6
𝑛(𝑀 ∪ 𝐹) = 𝑛(𝑀) + 𝑛(𝐹) − 𝑛(𝑀 ∩ 𝐹)
= 10 + 8 − 6 = 12
Jadi diperoleh:
𝑛(𝑀) 10
𝑃(𝑀) = =
𝑛(𝑆) 25
𝑛(𝐹) 8
𝑃(𝐹) = =
𝑛(𝑆) 25
𝑛(𝑀 ∩ 𝐹) 6
𝑃(𝑀 ∩ 𝐹) = =
𝑛(𝑆) 25 0-3
𝑛(𝑀 ∪ 𝐹) 12
𝑃(𝑀 ∪ 𝐹) = =
𝑛(𝑆) 25
a. Peluang orang tersebut tidak menyukai pelajaran Matematika dan Fisika
𝑃(𝑀′ ∩ 𝐹 ′ ) = 𝑃(𝑀 ∪ 𝐹)′ 0-2

= 1 − 𝑃(𝑀 ∪ 𝐹)
12
= 1−
25
13 0-1
=
25
b. Peluang orang tersebut hanya menyukai pelajaran Matematika
0-2
𝑃(𝑀 − 𝐹) = 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹′)
= 𝑃(𝑀) − 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹)
10 6
= −
25 25
4 0-1
=
25
c. Peluang orang tersebut menyukai pelajaran Matematika atau Fisika
𝑃(𝑀 ∪ 𝐹) = 𝑃(𝑀) + 𝑃(𝐹) − 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹) 0-2
10 8 6
= + −
25 25 25
12
= 0-1
25

Total Skor 0-12

Cara 3 (dengan menggunakan aturan papan catur)


Diketahui: 𝑛(𝑆) = 25, 𝑛(𝑀) = 10, 𝑛(𝐹) = 8, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 (𝑀 ∩ 𝐹) = 6
Berdasarkan yang diketahui, dibuat papan catur sebagai berikut:
M ̅
𝑀 Total M ̅
𝑀 Total
F 6 8 F 6 2 8 0-3

𝐹̅ 𝐹̅ 4 13 17
Total 10 25 Total 10 15 25

Keterangan:
M = Banyak siswa yang suka Matematika
̅ = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎
𝑀
F = Banyak siswa yang suka Fisika
𝐹̅ = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎
a. Peluang orang tersebut tidak menyukai pelajaran Matematika dan Fisika
̅ ∩ 𝐹̅ )
𝑛(𝑀 0-2
̅ ∩ 𝐹̅ ) =
𝑃(𝑀
𝑛(𝑆)
13 0-1
=
25
b. Peluang orang tersebut hanya menyukai pelajaran Matematika
0-2
𝑛(𝑀 ∩ 𝐹̅ )
𝑃(𝑀 ∩ 𝐹̅ ) =
𝑛(𝑆)
0-1
4
=
25
c. Peluang orang tersebut menyukai pelajaran Matematika atau Fisika
𝑃(𝑀 ∪ 𝐹) = 𝑃(𝑀) + 𝑃(𝐹) − 𝑃(𝑀 ∩ 𝐹)
0-2
10 8 6
= + −
25 25 25
12 0-1
= 25

Total Skor 0-12

2. Pemahaman
Konsep
Diketahui:
Biaya Produksi per x hari 0-2

 1200 
 3x   60 
 x 
x
1200 60
3 2 
x x
 3x  60 x  1200
2

Ditanya: total biaya produksi selama x hari agar diperoleh biaya minimum
Jawab:
Agar biaya minimum, maka nilai stationer = 0 atau f’(x) = 0
Sehingga diperoleh
0-2
f ' ( x)  6 x  60
0  6 x  60
6 x  60
60
x 
6
x  10
Maka, total biaya minimum produksi terjadi pada 10 hari.
Selanjutnya, biaya minimum per hari adalah
1200 0-2
f ( x)  3 x   60
x
1200
f (10)  3(10)   60
10
 30  120  60
 90
Maka, biaya minimum per hari adalah 90 juta rupiah
Sehingga total biaya minimum produksi selama 10 hari adalah
= 90 juta rupiah x 10 hari 0-2
= 900 juta rupiah.
Maka diperoleh bahwa biaya minimum produksi selama 10 hari adalah 900 juta rupiah.

Total Skor 0-6

3. Komunikasi a. Diketahui: 0-

Berat badan pak hibat 60 kg


Daya angkut mobil tidak lebih dari 1000 kg
Setiap kotak beratnya 20 kg
Ditanya:
Banyak kotak maksimal yang mampu di angkut?
Penyelesaian:
Misalkan: x = banyaknya kotak barang yang diangkut dalam mobil box. Sehingga,
pertidaksamaan dari situasi tersebut adalah sebagai berikut.
Banyak kotak dikali berat tiap kotak ditambah berat Pak Hibat tidak lebih dari daya
angkut mobil.
x × 20 + 60 ≤ 1000 0-2
Jadi, pertidaksamaan dari situasi Pak Hibat adalah 20 x + 60 ≤ 1000
b. Untuk menentukan banyak kotak paling banyak yang dapat diangkut oleh mobil box
0-3
Pak Hibat adalah dengan menentukan selesaian pertidaksamaan.
20 x + 60 ≤ 1000
20 x + 60 − 60 ≤ 1000 – 60
20 x ≤ 940
x ≤ 47
x paling besar yang memenuhi pertidaksamaan x ≤ 47 adalah 47.
Jadi, banyak kotak maksimal yang dapat diangkut Pak Hibat dalam sekali
0-1
pengangkutan paling banyak 47 kotak.

Total Skor 0-7


4. Pemecahan Diketahui:
Masalah
Akuarium berbentuk balok dengan ukuran,
Panjang = 90 cm,
1
Lebar = 2 dari ukuran panjang
2
Tinggi = dari ukuran panjang, 0-2
3

Ditanya:
Luas kaca yang dibutuhkan Pak Ari untuk membuat akuarium.
Dijawab:
Misalkan,
Panjang = p
Lebar = l
Tinggi = t 0-2
Sehingga,
 𝑝 = 90 𝑐𝑚
1
 𝑙 = 2 x 90 =45 cm
2 0-3
 𝑡 = 3x 90 =60 cm

Luas permukaan akuarium, = (𝑝 × 𝑙)+ 2(𝑝 × 𝑡)+ 2(𝑡 × 𝑙)


= (90 × 45)+ 2(90 × 60)+ 2(60 × 45)
0-3
= 4050 + 10800 + 5400
= 20250 𝑐𝑚2
Jadi, luas kaca yang dibutuhkan Pak Ari membuat akuarium yaitu 20250 𝑐𝑚2.

Total Skor 0-10

5. Analogi Diketahui :
Gambar 1 : Tali busur 1 maka daerah yang terbentuk 2
Gambar 2 : Tali busur 2 maka daerah yang terbentuk 4
Gambar 3 : Tali busur 3 maka daerah yang terbentuk 6
Ditanya : Gambar ke- 15 ?
2, 4, 6, …

U1 U2 U3

Merupakan barisan aritmetika dengan: 0-2


𝑈1 = 𝑎 = 2
𝑏𝑒𝑑𝑎 = 𝑏 = 𝑈2 − 𝑈1 = 4 − 2 = 2
𝑃𝑜𝑙𝑎 𝑘𝑒 15 = 𝑈15 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 0-2
= 2 + (15 − 1)2
= 2 + (14) 2
= 30 0-2
Jadi, banyaknya daerah yang terbentuk pada pola ke 15 yaitu 30

Total Skor 0-6

6. Generalisasi Diketahui: pola bulatan 1, 5, 13, 25, …Pn


Ditanyakan: Tentukan Pn
Penyelesaian:
Cara I
Konsep yang digunakan dalam soal tersebut adalah barisan bilangan. Barisan tersebut
adalah 1, 5, 13, 25, . . . .
Untuk menentukan banyaknya bulatan pada Pn, kita dapat memisalkan 𝑃𝑛 = 𝑎𝑛2 +
𝑏𝑛 + 𝑐 dengan n adalah bilangan asli.
𝑛 = 1 → 𝑃1 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
1 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 ….. (1)
𝑛 = 2 → 𝑃2 = 4𝑎 + 2𝑏 + 𝑐
5 = 4𝑎 + 2𝑏 + 𝑐 ……(2)
𝑛 = 3 → 𝑃𝑛 = 9𝑎 + 3𝑏 + 𝑐
13 = 9𝑎 + 3𝑏 + 𝑐 . . . . . (3)
Dari (1) dan (2) dapat kita eliminasi menjadi
4𝑎 + 2𝑏 + 𝑐 = 5
𝑎+𝑏+𝑐 =1 −
3𝑎 + 𝑏 = 4 . . . . . (4) 0-2
Dari (2) dan (3)
9𝑎 + 3𝑏 + 𝑐 = 13
4𝑎 + 2𝑏 + 𝑐 = 5 −
5𝑎 + 𝑏 = 8 . . . . . (5)
Dari (4) dan (5)
5𝑎 + 𝑏 = 8
3𝑎 + 𝑏 = 4 −
2𝑎 = 4
𝑎=2
Substitusi a ke persamaan (4) 0-2

3(2) + 𝑏 = 4
𝑏 = −2
Substitusi a dan b ke persamaan (1)
2 + (−2) + 𝑐 = 1
0-2
𝑐=1
Setelah diperoleh a, b, dan c. kemudian kita dapat menentukan banyaknya bulatan pada
Pn, dengan pemisalan 𝑃𝑛 = 𝑎𝑛2 + 𝑏𝑛 + 𝑐.
Sehingga banyaknya bulatan pada Pn adalah 𝑃𝑛 = 2𝑛2 − 2𝑛 + 1 atau dapat ditulis 0-2
𝑃𝑛 = 2𝑛(𝑛 − 1) + 1

Total Skor 0-8

Diketahui: pola bulatan 1, 5, 13, 25, …Pn


Ditanyakan: Tentukan Pn
Penyelesaian:
Cara II
Konsep yang digunakan dalam soal tersebut adalah barisan bilangan. Barisan tersebut
adalah 1, 5, 13, 25, . . . .
Untuk menentukan banyaknya bulatan pada Pn, kita dapat menggunakan deret
aritmatika tingkat 2, yaitu:
𝑏(𝑛 − 1) 𝑐(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 0-2
𝑃𝑛 = 𝑎 + +
1! 2!
1 5 13 25
4 8 12
4 4
0-2
Diperoleh 𝑎 = 1, 𝑏 = 4, 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 4. Sehingga, dengan mensubstitusi nilai a,b, dan c ke
𝑃𝑛 diperoleh:
𝑏(𝑛 − 1) 𝑐(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)
𝑃𝑛 = 𝑎 + +
1! 2!
4(𝑛 − 1) 4(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)
𝑃𝑛 = 1 + +
1! 2!
4𝑛 − 4 4(𝑛2 − 3𝑛 + 2)
𝑃𝑛 = 1 + +
1 2
𝑃𝑛 = 1 + 4𝑛 − 4 + 2𝑛2 − 6𝑛 + 4 0-4

𝑃𝑛 = 2𝑛2 − 2𝑛 + 1
Sehingga banyaknya bulatan pada Pn adalah 𝑃𝑛 = 2𝑛2 − 2𝑛 + 1 atau dapat ditulis
𝑃𝑛 = 2𝑛(𝑛 − 1) + 1

Total Skor 0-8

7. Penalaran Tidak. 0-2


Proporsional 4
Setiap siswa yang duduk di meja besar mendapatkan air soda liter sedangkan setiap
10
3 0-2
siswa yang duduk di meja yang lebih kecil mendapatkan air soda 8 liter.
4 3
Oleh karena 10 liter lebih besar dari 8 liter. 0-2
Dapat disimpulkan bahwa siswa yang duduk di meja yang besar mendapatkan bagian
yang lebih besar daripada siswa yang duduk di meja yang lebih kecil. 0-2
Total Skor 0-8

8. Penalaran 6! 6!
Banyak cara memilih sapi = 𝐶46 = 4!(6−4)! = 4!2! = 15 cara 0-3
Kombinatorial 5! 5!
Banyak cara memilih kambing =𝐶25 = = 2!3! = 10 cara
2!(5−2)!

Jadi, peternak tersebut memiliki pilihan sebanyak = 15×10 = 150 cara 0-3

Total Skor 0-6

9. Penalaran Diketahui: Jumlah sampel (n)= 30


Probabilistik 2
Peluang makanan termasuk Kualitas Sangat Enak (p) : 20% = 0,20
Ditanya: Peluang sampel produk makanan tersebut berisikan semua Kualitas Sangat
Enak. 2
Jawaban:

. p x 1  p 
n! n x
P( x)  2
x!(n  x)!
2

Karena yang ingin ditentukan adalah peluang sampel produk makanan tersebut berisikan
semua Kualitas Sangat Enak, maka nilai (x)= 30, sehingga diperoleh 2
.0,20 30 1  0,20
30! 3030
P ( x  30) 
30!(30  30)!

.0,20 30 0,80 
30!
P( x) 
0

30!(0)!
 0,20 30
Jadi, peluang sampel produk makanan tersebut berisikan semua Kualitas Sangat Enak
adalah sebesar 0,2030

Totak Skor 10

10. Berfikir Kritis

3
Cara 1
Diketahui: Untuk membersihkan jendela tingkat 1, tangga harus mencapai 2√2 m Untuk
membersihkan jendela tingkat 2, tangga harus mencapai 6√2 m
Jarak bawah tangga dengan dinding = 6 m 3

Ditanya: Besar sudut antara tangga dan tanah untk mencapai lantai 2 .........?
3

Karena yang diketahui adalah sisi miring dan sisi samping a, maka untuk mencari besar
sudut a digunakan perbandingan cosinus. Sehingga,

𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔
cos 𝛼 = 𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
3
6
=
6√2
1
= √2
2
1
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 cos √2
2
𝛼 = 45°
Kesimpulan : besar sudut antara tangga dan tanah untuk mencapai lantai 2 adalah 45o.

Total Skor 12
Cara 2

Untuk mengetahui sisi lainnya, digunakan phytagoras:


Diketahui:Untuk membersihkan jendela tingkat 1, tangga harus mencapai 2√2 m Untuk
membersihkan jendela tingkat 2, tangga harus mencapai 6√2 m
Jarak bawah tangga dengan dinding = 6 m
Ditanya: Besar sudut antara tangga dan tanah untk mencapai lantai 2 .........? 3

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖
= √(𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑒 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔)2 − (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑒 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔)2
2
= √(6√2) − 62

= √72 − 36 2
= √36
=6
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
sin 𝛼 = 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
6
= 6√2 2
1
= 2 √2
1
𝛼 = 𝑎𝑟𝑐 sin 2 √2
2

Total Skor 12

11. Berpikir Kreatif Misalkan harga per kilogram jeruk x, harga per kilogram salak y, dan harga per
kilogram apel z. Berdasarkan persoalan di atas, diperoleh sistem persamaan linear tiga
variabel berikut.
x + 3y + 2z = 115.000
2x + y + z = 95.000 2
x + 2y + 3z = 120.000
Untuk menyelesaikan SPLTV tersebut, kita akan menggunakan metode campuran yaitu
sebagai berikut.
● Eliminasi variabel x pada persamaan 1 dan 2
x + 3y + 2z = 115.000 |×2| → 2x + 6y + 4z = 230.000

2x + y + z = 95.000 |×1| → 2x + y + z = 95.000 − 2


5y + 3z = 135.000

● Eliminasi variabel x pada persamaan 2 dan 3


x + 3y + 2z = 115.000
2
x + 2y + 3z = 120.000

y–z = −5.000

y = z −5.000

Subtitusikan y = z − 5.000 ke persamaam 5y + 3z = 135.000 sehingga diperoleh:


⇒ 5y + 3z = 135.000
⇒ 5(z −5.000) + 3z = 135.000
⇒ 5z − 25.000 + 3z = 135.000
⇒ 8z − 25.000 = 135.000
⇒ 8z = 135.000 + 25.000
⇒ 8z = 160.000 2
⇒z=20.000
Subtitusikan nilai z = 20.000 ke persamaan y = z – 5.000 sehingga diperoleh nilai y
sebagai berikut.
⇒ y = z – 5.000
⇒ y = 20.000 – 5.000 2
⇒ y = 15.000
Terakhir subtitusikan nilai y = 15.000 dan nilai z = 20.000 ke persamaan x + 3y + 2z =
115.000 sehingga diperoleh nilai x sebagai berikut.
⇒ x + 3y + 2z = 115.000
⇒ x + 3(15.000) + 2(20.000) = 115.000
⇒ x + 45.000 + 40.000 = 115.000
⇒ x + 85.000 = 115.000
⇒ x = 115.000 – 85.000 2

⇒ x = 30.000
Dengan demikian, harga 1 kg jeruk adalah Rp30.000,00; harga 1 kg salak adalah 2

Rp15.000,00; dan harga 1 kg apel adalah Rp20.000,00.


Bu Annisa , memiliki uang Rp110.000,00 , maka kemungkinan masing-masing buah
yang dapat diperoleh bu Annisa yaitu
NO 1Kg Jeruk = 1Kg Salak = 1 Kg Apel = Harga 4
Rp.30.000, Rp. 15.000 Rp. 20.000
1 1kg = 30.000 4kg = 60.000 1 kg = 20.000 110.000
2 2 kg = 60.000 2 kg = 30.000 1 kg = 20.000 110.000
Jadi, kemungkinan buah yang dibeli Bu Annisa dengan uang Rp.110.000 yaitu 1 kg
jeruk, 1 kg salak, dan 1 kg apel atau 2 kg jeruk,1 kg salak, dan 1 kg apel.

Total Skor 18

12. Pembuktian Diketahui: 𝑛3 − 𝑛, untuk setiap n bilangan asli


Ditanyakan: Buktikan bahwa 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 3
Penyelesaian:
 Langkah 1
Untuk 𝑛 = 1 maka 13 − 1 = 0 habis dibagi 3
Untuk 𝑛 = 2, maka 23 − 2 = 6 habis dibagi 3 2
 Langkah 2
Asumsikan benar untuk 𝑛 = 𝑘
Untuk 𝑛 = 𝑘 maka 𝑘 3 − 𝑘 = 0 habis dibagi 3. 3
Akan ditunjukkan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
Untuk 𝑛 = 𝑘 + 1, maka
(𝑘 + 1)3 − (𝑘 + 1) = (𝑘 3 + 3𝑘 2 + 3𝑘 + 1) − (𝑘 + 1)
= 𝑘 3 + 3𝑘 2 + 3𝑘 + 1 − 𝑘 − 1
= 𝑘 3 − 𝑘 + 3𝑘 2 + 3𝑘
= 𝑘 3 − 𝑘 + 3(𝑘 2 + 𝑘) 4
Karena 𝑘 3 − 𝑘 habis dibagi 3 (menurut asumsi awal) dan 3(𝑘 2 + 𝑘) jelas habis
dibagi 3, maka (𝑘 + 1)3 − (𝑘 + 1) juga habis dibagi 3.
Jadi, terbukti benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1
Kesimpulan: Jadi, terbukti bahwa 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 3 3

Total Skor 12

Anda mungkin juga menyukai